Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Inovasi Pendanaan E-Village dalam Pendekatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik: Studi Kasus Kabupaten Banyuwangi Indrawan, Jerry; Pratomo, Rizky Ridho; Ilmar, Anwar
Administratio Vol 12 No 1 (2021): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam beberapa penelitian sebelumnya tentang e-village budgeting di Banyuwangi, asas good governance belum diteliti secara utuh, namun masih secara parsial. Penggunaan good governance hanya sebagai kerangka konseptual semata. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai implementasi e-village budgeting dalam keselarasannya dengan asas-asas good governance. Penulis menggunakan pengertian dan asas good governance berdasarkan UNESCAP. Penulis membatasi penelitian dengan meneliti dari segi transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, rule of law dan equity and inclusiveness. Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelusuran studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi e-village budgeting ini memenuhi asas good governance sehingga dikatakan bahwa inovasi ini berdampak pada masyarakat. Penulis juga menemukan bahwa dasar pemikiran penerapan e-village budgeting adalah kebutuhan untuk menunjang pelayanan masyarakat yang lebih baik dalam sistem demokrasi yang telah terinstitusioalisasi dan menjadi norma yang berlaku dalam dunia global.
The Development of Fake News in the Post-Truth Age Muqsith, Munadhil Abdul; Pratomo, Rizky Ridho
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 8, No 5 (2021): September - Oktober
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v8i5.22395

Abstract

This study aims to provide a complete picture of the development of fake news during this post-truth era. Authors use a qualitative approach with a literature study method. Today's society uses social media for various needs and has considerable advantages. However, social media is also a mouthpiece for spreading fake news. Fake news today is a threat to society. In the post-truth era, people only believe in the truth of news based on belief, not objective facts. Society becomes polarized because of a relative definition of truth. This phenomenon is also supported by an algorithm that causes people to echo their own making. It is this echo that makes objective facts blurry and causes truth bias. Plus, with the development of technology, it is possible to make videos that resemble the original or deep fakes. Deep fakes become dangerous because people are becoming increasingly difficult to distinguish whether a video is real or fake. Many applications are able to create deep fakes video. This study concludes that fake news in this era is becoming increasingly dangerous. However, the public also plays a role in accelerating the development of fake news. Literacy skills, such as digital literacy, are very important to prevent the harmful effects of fake news.Keywords: Fake News; Digital Literacy; Deepfake; Post-Truth AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan berita palsu di era post-truth ini. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Masyarakat saat ini menggunakan media sosial untuk berbagai kebutuhan dan memiliki keuntungan yang cukup besar. Namun, media sosial juga menjadi corong penyebaran berita bohong. Berita palsu hari ini adalah ancaman bagi masyarakat. Di era post-truth, orang hanya percaya pada kebenaran berita berdasarkan keyakinan, bukan fakta objektif. Masyarakat menjadi terpolarisasi karena definisi kebenaran yang relatif. Fenomena ini juga didukung oleh algoritma yang menyebabkan orang menggemakan buatan mereka sendiri. Gema inilah yang membuat fakta objektif menjadi kabur dan menyebabkan bias kebenaran. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk membuat video yang menyerupai aslinya atau deep fakes. Kepalsuan yang dalam menjadi berbahaya karena orang semakin sulit membedakan apakah video itu asli atau palsu. Banyak aplikasi yang mampu membuat video palsu yang dalam. Studi ini menyimpulkan bahwa berita palsu di era ini semakin berbahaya. Namun, masyarakat juga berperan dalam mempercepat berkembangnya berita bohong. Keterampilan literasi, seperti literasi digital, sangat penting untuk mencegah efek berbahaya dari berita palsu.Kata Kunci: Berita Palsu; Literasi Digital; Palsu; Pasca-Kebenaran