Abstraksi: Karbon adalah salah satu penyumbang Gas Rumah Kaca (GHG/Green-house Gases) yang signifikan. Peningkatan jumlah karbon di udara menyebabkan peningkatan suhu global dan perubahan iklim yang terjadi. Industri adalah salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, termasuk di dalamnya industri perumahan yang menghasilkan emisi karbon yang besar mulai dari tahapan pra-konstruksi, konstruksi hingga pasca-konstruksi. Rumah tipe-45 merupakan tipikal rumah cukup diminati di Kota Palangka Raya. Lahan gambut merupakan salah satu penyimpan karbon terbesar di dunia . Kebutuhan perumahan di Kota Palangka Raya sebagian besar mengalihfungsikan lahan gambut menjadi permukiman. Proses pengeringan lahan gambut melepaskan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer. Penelusuran literatur, pengamatan lapangan dan analisis perhitungan pada subyek tunggal dilakukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa emisi karbon selama proses pra konstruksi sebesar 13,33 kgCO2 atau sebesar 0,05 %, emisi konversi lahan gambut sebesar 1.182,50 kgCO2 atau sebesar 2,54% emisi karbon selama tahapan konstruksi adalah 22.179,01 kgCO2 atau sebesar 92,24 %, dan emisi karbon dalam tahapan pasca-konstruksi adalah sebesar 2413,47 kgCO2 atau sebesar 5,19 %. Setelah penggunaan bangunan selama 25 tahun, terjadi perubahan proporsi emisi karbon secara signifikan pada tahapan konstruksi (menjadi 41,08%) dan pasca konstruksi (menjadi 57,78%).Kata kunci: jejak karbon, emisi karbon, rumah tipe 45, konversi lahan gambut, perubahan iklimTitle: Analysis of Carbon Emissions for Type-45 Houses in Palangkaraya City with Single-Subject ExperimentalAbstract: Carbon is a significant contributor to Greenhouse Gases (GHG). The increase of carbon concentration in the air causes an increase in global temperature and promoting climate change. The industry is one of the most significant contributors to carbon emissions, including the housing industry, which produces significant carbon emissions from pre-construction to post-construction stages. The type-45 house is a typical house that is quite popular in Palangka Raya City. Peatlands are one of the largest carbon stores in the world. Most of the housing needs in Palangka Raya City have converted peatlands into settlements. The process of draining peatlands releases large amounts of carbon into the atmosphere. Literature search, field observation, and calculation analysis on a single subject were carried out in this study. In this study, the results showed that carbon emissions during the pre-construction process were 13.33 kgCO2 or 0.05%, peatland conversion emissions were 1,182.50 kgCO2 or 2.54% carbon emissions during the construction stage were 22,179.01 kgCO2 or amounted to 92.24%, and carbon emissions in the post-construction stage amounted to 2413.47 kgCO2 or 5.19%. After using the building for 25 years, there was a significant change in the proportion of carbon emissions at the construction stage (to 41.08%) and post-construction (to 57.78%).Keywords: carbon footprint, carbon emission, type-45 house, peatland conversion, climate change