Abstrak. Penerapan INA-CBGs (Indonesia Case Base Groups) di era JKN mendorong penyedia layanan kesehatan, untuk menghitung biaya yang dikeluarkan agar tidak merugi. Pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani hemodialisis, prevalensi anemia cukup tinggi, sehingga diberikan eritropoetin (EPO). Dibutuhkan penelitian untuk mengetahui dari beberapa jenis EPO, mana yang lebih cost-effective. Penelitian deskriptif non-eksperimental dilakukan di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Persahabatan. Efektivitas terapi ditentukan oleh peningkatan kadar hemoglobin (Hb) setelah 3 (tiga) bulan berturut-turut mendapatkan terapi EPO yang sama. Analisis efektivitas-biaya diperoleh dengan menghitung nilai CER (Cost-Effectiveness Ratio). Hasil menunjukkan penggunaan Neorecormon® memiliki efektivitas yang lebih tinggi dengan persentase jumlah pasien yang mengalami peningkatan Hb sebesar 56,41% dibandingkan Hemapo® (54%) dan Epotrex® (52,63%). Total biaya pengobatan rata-rata dengan Hemapo® , Epotrex® dan Neorecormon® masing-masing Rp. 32.552.117, Rp. 34.787.487 dan Rp. 32.866.969. Hasil perhitungan nilai CER dalam penggunaan Neorecormon® untuk pasien yang mengalami peningkatan Hb adalah Rp 58.264.437, lebih kecil daripada Hemapo® (Rp. 60.281.698) and Epotrex® (Rp. 66.098.208). Berdasarkan nilai CER dan tabel efektivitas-biaya, menunjukkan bahwa Neorecormon® adalah pilihan terapi yang lebih cost-effective daripada Hemapo® dan Epotrex®.Kata-kata kunci: Analisis efektivitas-biaya, hemodialisis, eritropoetinAbstract. INA-CBGs (Indonesia Case Base Groups) in JKN era, encourages health care providers to calculate costs incurred so as not to lose money. In Chronic Renal Failure (CRF) patients who undergo hemodialysis, anemia prevalence is high enough to require administration of erythropoietin (EPO). Its necessary to investigate the therapeutic treatment from several types of EPO, which is more cost-effective. Descriptive non-experimental research conducted in the Hemodialysis Unit in Persahabatan Hospital. The effectiveness determined by an increased in hemoglobin (Hb) levels after three (3) months earned the same EPO therapy. Cost-effectiveness analysis is obtained by calculated the CER (Cost-Effectiveness Ratio). The results shows that Neorecormon® have a higher effectiveness with the percentage of patients whose Hb level increase by 56.41% comparing to Hemapo® (54%) and Neorecormon® (52.63%). The average total cost with Hemapo®, Epotrex® and Neorecormon® each successive Rp. 32.552.117, Rp. 34.787.487 and Rp. 32.866.969. The CER value of Neorecormon® show cost-effectiveness of Rp 58.264.437 for a patient with an increase in Hb, smaller than Hemapo® (Rp. 60.281.698) and Epotrex® (Rp. 66.098.208). Based on CER value and cost effectiveness grid, shows that Neorecormon® is the choice that is more cost-effective than Hemapo® and Epotrex®. Keywords : Cost effectiveness analysis, hemodialysis, erythropoetin