Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M Djamil Padang Tahun 2010. Rahmat Hidayat; Syaiful Azmi; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.574

Abstract

AbstrakAnemia merupakan salah satu masalah utama pada pasien penyakit ginjal kronik. Tinggi rendahnya laju filtrasi glomerulus mempengaruhi kejadian anemia pada penyakit ginjal kronik. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan kejadian anemia dengan penyakit ginjal kronik pada pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam tahun 2010. Penelitian yang dilakukan merupakan survei analitik dengan menggunakan design penelitian cross sectional study. Penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari sub bagian Rekam Medik (Medical Record) RSUP dr. M Djamil Padang dari Juni–Desember 2012 dengan jumlah sampel adalah 67 pasien penyakit ginjal kronik. Ditemukan angka kejadian anemia pada pasien penyakit ginjal kronik sebesar 98,5% dengan rata-rata kadar Hb sebesar 7,3 g/dl dan rata-rata laju filtrasi glomerulus adalah 8,81 ml/menit/1.73m2. Dari hasil uji korelasi Pearson diperoleh hasil adanya hubungan kejadian anemia dengan penyakit ginjal kronik di RSUP dr M Djamil Padang  dengan p = 0,00 (p < 0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah semakin rendah laju filtrasi glomerulus menunjukkan semakin rendah juga kadar hemoglobin pada pasien penyakit ginjal kronik.Kata kunci: anemia, penyakit ginjal kronik, laju filtrasi glomerulus AbstractAnemia is one of the major problems in patients with chronic kidney disease. High and low glomerular filtration rate affect the incidence of anemia in chronic kidney disease. The objective of this study was to identify the relationship  of anemia on patients with chronic kidney disease in the Internal Medicine. The type of this research was analytic studies using a cross sectional study research design from June–December 2012 . This study used secondary data taken from Medical Record department of dr. M. Djamil hospital  with  samples of the entire medical record is 67 persons chronic kidney disease patients in 2010. The result found the incidence of anemia in chronic kidney disease patients was 98.5%, with an average hemoglobin level at 7.3 g/dl and mean glomerular filtration rate was 8.81 ml /min/1.73m2. Pearson correlation of test results obtained by the result of the relationship of anemia on patients with chronic kidney disease at dr M Djamil Padang Hospital with p = 0.00 (p <0,05). The low rate of glomerular filtration rate also showed by the low level of hemoglobin in patients with chronic kidney disease    Keywords: anemia, chronic kidney disease, glomerular filtration rate
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Merokok Pada Pelajar SMPN 1 Pariaman Doppy Andika; Oea Khairsyaf; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.522

Abstract

AbstrakIndonesia menempati urutan kelima negara pengkonsumsi rokok terbanyak dan urutan ketiga negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Kelompok usia <15 tahun terjadi peningkatan  jumlah perokok, peningkatan tertinggi pada kelompok usia 10-14 tahun. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi prilaku merokok pada remaja adalah tingkat pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara pengetahuan tentang rokok dan kejadian merokok pada pelajar SMPN 1 Pariaman. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional di SMPN 1 Pariaman dari Mei 2013 hingga Januari 2014. Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner kepada seluruh sampel. Uji statistik dilakukan  menggunakan chi-square dengan derajat kepercayan 95%. Hasil penelitian pada 228 orang didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebesar 60% dan kejadian merokok sebesar 1%. Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang rokok dan kejadian merokok pada pelajar SMPN 1 Pariaman.Kata kunci: pengetahuan, kejadian merokok, pelajar AbstractIndonesia ranks the fifth country with the highest cigarette consuming and the third country with the largest number of smokers in the world. The age group <15 years increase in the number of smokers, the highest increase in the age group 10-14 years. One of the main factors that influence smoking behavior in adolescents is knowledge level. The objective of this study was to determine the relationship between the knowledge about cigarette and the smoking incidence on students at  SMPN 1 Pariaman. This research was a cross-sectional analytic study in  SMPN 1 Pariaman that was conducted in Mei 2013 until January 2014. The data was collected from primary data using questionnaires to the entire sample. Statistical test was performed by chi-square with confidence level 95%. The results obtained on 228 respondents with good knowledge level by 60% and the incidence of smoking by 1%. The conclusion from this result  show that  there is a relationship between the level of knowledge about cigarette and the smoking incidence on SMPN 1 Pariaman students.Keywords: knowledge, smoking incidence, students
Perbandingan Reaksi Zat Besi Terhadap Teh Hitam dan Teh Hijau Secara In Vitro dengan Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis Husnil Wardiyah; Yustini Alioes; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i1.25

Abstract

AbstrakSalah satu permasalahan gizi yang dihadapi Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Defesiensi besi ini dapat disebabkan oleh asupan dan serapan yang tidak adekuat, seperti kebiasaan mengonsumsi zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti minum teh pada saat makan. Hambatan penyerapan ini disebabkan oleh polifenol yang terkandung di dalam teh, terutama tanin. Penelitian ini dilakukan pada teh hitam dan teh hijau yang banyak dikonsumsi masyarakat. Larutan teh hitam dan teh hijau dijadikan sebagai kontrol, kemudian diberikan perlakuan dengan meneteskan FeCl3 1% sebanyak lima tetes. Larutan tersebut dibaca besar absorbannya dengan spektrofotometer UV-Vis. Prosedur ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan independent sample t test untuk melihat perbedaan rata-rata pada dua kelompok sampel tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata besar absorban teh hitam kontrol 0,539 dan setelah diteteskan zat besi 0,30640. Absorban teh hijau kontrol 0,961 dan setelah diteteskan zat besi 0,65020. Hal ini berarti bahwa terjadi penurunan konsentrasi larutan tersebut. Penurunan absorban pada kontrol teh hitam dengan perlakuan adalah 43,15%, sedangkan pada teh hijau adalah 32,34%. Berdasarkan uji statistik, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara absorbansi teh hitam dan teh hijau.Kata kunci: Teh hitam, teh hijau, zat besi, absorban.AbstractOne of the nutritional problems faced by Indonesia is iron deficiency anemia. It is caused by inadequate intake and absorption. One of the causes of this inadequate absorption is eating habit to consume substances that can inhibit iron absorption like drinking tea while eating. This is caused by tea polyphenol compounds, especially tannins. Black tea and green tea were observed in this research since these are widely consumed by public. Solution of black tea and green tea were used as control and they were treated by giving five drops of 1% FeCl3. Absorbance of those solutions was read by using spectrophotometer UV-Vis. This procedure was done with five times repetition. The result of this research was processed by using independent sample t test to discern mean of two groups samples. The result showed that the absorbance mean of black tea control is 0.539 and the absorbance mean of black tea that has dripped by iron is 0.30640. As for the green tea control absorbance is 0.961 and absorbance mean after iron sheds is 0.65020. It means that there is a dilution and reduction of solution concentration. Based on these figures, it was concluded that the concentration of black tea with iron sheds is smaller than the concentration of green tea with iron sheds. Nevertheless, there is a greater reduction in black tea compare with green tea in the absorbance reduction. Absorbance reduction from black tea control group to treatment group is 43.15%, while absorbance reduction from green tea control group to treatment group is 32.34%. Based on statistical tests, it was concluded that there is a significant difference between the absorbance of black tea and green tea.Keywords: Black tea, green tea, iron, absorbance.
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Padang Yulia Efni; Rizanda Machmud; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.523

Abstract

AbstrakAda beberapa faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian pneumonia di negara berkembang yaitu: kurangnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kurangnya imunisasi campak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Kelurahan Air Tawar Barat, Kota Padang. Penelitian ini menggunakan desain case control study, sampel terdiri dari 27 case dan 27 control. Data dikumpulkan dengan wawancara terpimpin serta melihat data rekam medik dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian  mendapatkan balita pada kelompok kasus yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (81,5%), paparan asap rokok (74,1%), riwayat bayi berat lahir rendah (3,7%), tidak mendapatkan imunisasi campak (40,7%) dan gizi kurang (25,9%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian pneumonia (p=0,022; OR=9,1; 95%CI=1,034-80,089), sedangkan pemberian ASI eksklusif, paparan asap rokok, riwayat bayi berat lahir rendah dan imunisasi campak tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap pneumonia.Kata kunci: balita, faktor risiko, pneumonia AbstractPneumonia in developing countries are associated to the risk factors such as: lack of exclusive breastfeeding, malnutrition, indoor air pollution, low birth weight and lack of measles vaccinations. The objective of this study was to determine the risk factors associated on the occurrence of pneumonia among the children under five years of age in Air Tawar Barat district, Padang City. This study used case control study  to the 27 cases and 27 control. The data were collected by guided interview and the medical records, than was analyzed by chi-square.test. The results of this study obtanined in the group of cases based on the low exclusive breastfeeding rates (81.5%), exposure to cigarette smoke (74.1%), a history of low birth weight (3.7%), did not get measles vaccinations (40.7%) and malnutrition (25.9%). The result of bivariate analysis shows the significant relationship between nutritional status on the occurrence of pneumonia (p=0.022; OR=9.1; 95% CI=1.034-80.089). The exclusive breastfeeding, exposure to cigarette smoke, a history of low birth weight and measles vaccinations are not significantly related to the occurrence of pneumonia. Keywords: children under five years of age, risk factors, pneumonia
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Antara Tikus Putih (Rattus Novergicus) yang Mendapat Asupan Susu Sapi dan Susu Kambing Segar Hadi Oktafiano; Husnil Kadri; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.597

Abstract

AbstrakSusu adalah hasil ternak yang dikenal sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Sebagian masyarakat menganggap susu sapi segar dan susu kambing segar berpengaruh terhadap kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan glukosa darah tikus putih antara yang mendapat asupan susu sapi segar dan susu kambing segar. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test only group design. Sampel penelitian ini adalah 10 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok susu sapi segar dan susu kambing segar. Kedua kelompok diberikan diet susu dengan dosis setara 1 gelas susu (3,6 ml) selama 4 minggu (28 hari). Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan blood glucose test meter. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar glukosa kelompok susu sapi segar sebelum (151,20 + 15,28 mg/dl), setelah (97,40 + 7.16 mg/dl), sedangkan rerata kadar glukosa kelompok susu kambing segar sebelum (133,80 + 5.80 mg/dl), setelah (97,80 + 7.88 mg/dl). Uji statistik dengan t-test menyimpulkan terdapat perbedaan bermakna rerata kadar glukosa darah tikus putih sebelum dengan setelah mendapat asupan susu sapi segar dan susu kambing segar, tetapi  tidak terdapat perbedaan bermakna rerata kadar glukosa darah tikus putih antara kelompok susu sapi segar dengan susu kambing segar setelah perlakuan.Kata kunci: susu sapi segar, susu kambing segar, glukosa darah AbstractMilk is the result of cattle known as a food of high nutritional value. Some people think fresh cow's milk and  fresh goat's milk effect on blood glucose levels. The objective of this study was to determine the differences in blood glucose levels of white rat (Rattus norvegicus) between that received fresh cow's milk and fresh goat's milk. This research was an experimental design with pre and posttest only group design. The sample was 10 male white rats (Rattus novergicus) divided into 2 groups:fresh cow's milk and goat's milk fresh. Both groups were given a diet of milk to equal 1 cup milk dose (3.6 ml) for 4 weeks (28 days). Measurement of blood glucose levels using a blood glucose test meter. The results showed a mean glucose level before fresh cow's milk group (151.20 + 15.28 mg / dl), after (97.40 + 7:16 mg / dl), whereas the mean glucose levels before the fresh goat milk group (133.80 + 5.80 mg / dl), after (97.80 + 7.88 mg / dl). The t-test results concluded that there is a significant difference in mean blood glucose levels before the white rat after receiving fresh cow's milk intake and fresh goat's milk, but there was no significant difference in mean blood glucose levels between groups of white rats fresh cow's milk with fresh goat's milk after treatment.Keywords:  fresh cow milk, fresh goat's milk, blood glucose
Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota Padang Tahun 2012 Mahaputri Ulva Lestari; Gustina Lubis; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.83

Abstract

AbstrakMakanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan padat yang mengandung nutrien lengkap yang diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan disamping ASI eksklusif untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara usia pemberian MP-ASI dan jenis MP-ASI dengan status gizi. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei-November 2012 pada anak usia 1-3 tahun yang berdomisili di Kota Padang. Pengumpulan data karakteristik responden, usia pemberian MP-ASI, dan jenis MP-ASI dilakukan dengan wawancara terpimpin. Pengukuran status gizi dilakukan berdasarkan BB/TB Z-score. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 200 anak, 51% anak diberi diberi MP-ASI sesuai jadwal dengan jenis MP-ASI buatan pabrik. Status gizi kurang, lebih banyak didapatkan pada anak yang diberi MP-ASI dini (33%). Tidak ditemukan anak dengan status gizi buruk.Terdapat hubungan antara usia pemberian MP-ASI dengan status gizi p= 0,001 (P < 0,05) dan tidak ada hubungan antara jenis MP-ASI dengan status gizi p= 0,456 (p > 0,05).Kata kunci: MP-ASI, Status gizi, Anak usia 1-3 tahunAbstractComplementary feeding is a solid and nutrient dense foods that contain complete given to infants from 6 months of age are exclusively breastfed in addition to achieve optimal growth and development. The research objective was to determine the relationship between the age of complementary feeding and provision of complementary feeding types with nutritional status. This study is a cross-sectional study that was conducted in May-November 2012 on children aged 1-3 years who live in Padang. The characteristics of the respondents, aged giving complementary feeding, and the type of complementary feeding by the guided interview. Measurement of nutritional status is based on weight / height Z-score.The statistical analysis used was chi square test. The results showed that of 200 children, 51% children were given complementary feeding schedule. The type was given is complementary feeding of factory. Nutritional status is much less than was found in children who were given complementary feeding early (33%). There are no children with poor nutritional status. There is a significant association between age of Complementary feeding with nutritional status p = 0.001 (P < 0.05) and there was no significant association between the type of Complementary feeding with nutritional status p = 0.456 (p >0.05).Keywords:Complementary feeding, nutritional status, children aged 1-3 years
LAYANAN PURNA JUAL PRODUK ELEKTRONIK DENGAN GARANSI Dian Pertiwi; Ketut Sudiarta
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.217 KB)

Abstract

Judul dari penelitian ini adalah layanan purna jual produk elektronik dengan garansi. Pelaku usaha memberikan layanan purna jual dengan jaminan garansi pada setiap pembelian produk elektronik. Jaminan garansi produk hanya berlaku dalam jangka waktu tertentu sehingga apabila masa berlaku garansi berakhir secara otomatis tanggung jawab pelaku usaha beralih sepenuhnya kepada konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggung jawab pelaku usaha terhadap produk elektronik dengan garansi dalam layanan purna jual dan untuk mengetahui regulasi layanan purna jual produk elektronik di Indonesia. Metode penulisan yang digunakan adalah jenis penelitian normatif. Tanggung jawab pelaku usaha terhadap produk elektronik dengan garansi dalam layanan purna jual bersifat tanggung jawab mutlak atau tanggung jawab tanpa kesalahan. Regulasi layanan purna jual produk elektronika di Indonesia ditandai dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 19/M-DAG/PER/5/2009 Tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Garansi Purna Jual dalam Bahasa Indonesia bagi Produk Telematika dan Elektronika.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYULUHAN KESEHATAN PADA LANJUT USIA DI NAGARI SUMANIAK Aisyah Elliyanti; Dian Pertiwi; Arina Widya Murni; Zelly Dia Rofinda; Yulistini Yulistini; Afriwardi Afriwardi; Eti Yerizel; Siti Nurhajjah; Elmatris Sy; Elizabeth Bahar
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.872 KB) | DOI: 10.25077/jhi.v2i1.354

Abstract

Pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia (lansia) perlu mendapatkan perhatian khusus, karena lansia rentan terhadap penyakit Tujuan: Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit dan memberikan penyuluhan pada kelompok lanjut usia di Kenagarian Sumanik. Metode: Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan lanjut usia dan pengkajian psikologis dengan menggunakan kuisioner DASS 42. Selanjutnya dilakukan penyuluhan kesehatan dengan harapan meningkatkan pengetahuan para lansia sehingga mampu mengidentifikasi tanda bahaya dan mendapat pertolongan lebih awal. Hasil: Kegiatan dihadiri oleh 63 orang warga, 31 orang diantaranya di atas usia 60 tahun. Hasil pemeriksaan ditemukan 22 orang mengalami hipertensi stadium 2, dan 5 orang menderita diabetes yang sebelumnya sudah diketahui akan tetapi kontrol tidak teratur. Pada pemeriksaan mata terdapat 25 orang menderita gangguan refraksi, 5 orang ekstensi lensa dan dirujuk ke RSUD melalui Puskesmas. Dari kajian psikologis didapatkan 5 orang memiliki gejala depresi, 15 orang dengan ansietas dan 48 orang mengalami stress-psikologis. Kesimpulan: Penyuluhan kesehatan sangat diperlukan terutama kelompok lanjut usia supaya lansia dapat mengenal tanda-tanda penyakit sehingga dapat pelayanan kesehatan lebih dini. Aktivitas fisik seperti berolahraga diperlukan namun lansia perlu mengetahui jenis olah raga yang tepat sesuai dengan usia.
PEMERIKSAAN BUTA WARNA, GOLONGAN DARAH DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI NAGARI SUMANIAK Aisyah Elliyanti; Dian Pertiwi; Arina Widya Murni; Zelly Dia Rofinda; Hendriati Hendriati; Julizar Julizar; Rahmat Syawqi; Husnil Wardiyah
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v3i2.199

Abstract

The growth and development of children disturbance is a health problem that often is found in the community. Anemia and colour blindness are also health conditions that can affect the quality of growth and development of children, which parents rarely realize. The blood type of children is seldom defined in early ages by the parents. This activity aims to conduct health counselling, the examination of colour blindness, blood type, and hemoglobin levels in school-age children in Sumanik village. Methods: Activities were health education on how to wash hands properly and be aware of internet content. The activities were continued by a health examination, such as examining colour blindness, hemoglobin levels, and blood type. Testing of blood type on 76 children, two of 79 children has partial colour blindness. We found From 28 children (36.4%) having anemia, with hemoglobin levels 9.2-11.9 gr / dL, and one child has a blood type B rhesus (-). From this activity, it can be concluded that the low level of knowledge of school-age children in Kenagarian Sumaniak about how to wash hands properly and correctly, even children do not know the adverse effects associated with adult content on the internet. In addition, it appears that children with anemia are still relatively high. For this reason, continuous health promotion is needed. For disorders that can not be overcome at the time of activity, it is recommended to get treatment to the nearest health care centre.
Pengaruh Sikap, Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Dian Pertiwi; Iing Lukman; Indah Lia Pupsita
Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen Malahayati Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 Nomor 1
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.146 KB) | DOI: 10.33024/jeram.v6i1.2132

Abstract

Income taxes are one state revenues significantly affect development in Indonesia.Taxes are one source of financing development in order to improve society. There aredifferent types of taxes to the community however, from some of which tax on land andbuilding is a type of tax and strategic potential as a source of state revenue in order to financethe implementation of government and development. This study aims to determine the effectof attitudes, Services, Awareness and Knowledge of Taxation Taxpayer Against TaxpayerCompliance In Pay Tax And Building. The analytical method used in this research is multiplelinear regression analysis using SPSS Version 20. The population in this study is a mandatoryproperty tax registered at the district office Bangko Merangin regency, Jambi. The number ofcompulsory tax on land and buildings by 5117 taxpayers in 2015. The sample in this studywere 100 respondents with incidental Sampling methods. The findings in this study indicatethat the attitude of the taxpayer, the taxpayer awareness and knowledge of taxation have asignificant impact on tax compliance in paying property taxes as well as tax service factors donot significantly influence taxpayer compliance in paying property taxes.