Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH ENSO TERHADAP VARIASI TAHUNAN PARTIKULAT HALUS (PM2,5) Nani Cholianawati; Haries Satyawardhana; Dessy Gusnita; Waluyo Eko Cahyono
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36754/jmkg.v7i1.216

Abstract

PM2,5 is a particle that is very small (diameter <2.5 μm) and tends to last long enough in the air. If the particles are inhaled, humans can endanger the respiratory system. One of the main sources of PM2.5 is burning of vegetation. This study analyzes the annual variation of PM2,5 in the Indonesian region and studies the effect of ENSO on the variation of PM2,5. Besides that, it was also studied the relation of ENSO to these variations. For 17 years (1999 to 2015), PM2.5 showed the highest annual average in 2015 in Indragiri Hulu Regency (Riau Province) of 81 µg / m3 far compared to Indonesia's annual PM2.5 standard of 15 μg / m3. The occurrence of land fires is a source of PM2.5 in the eastern part of Sumatra (Riau Province, South Sumatra, and Jambi) and central Kalimantan. The north coast of Java also has PM2.5 which is high every year. The locations with the highest PM2.5 in the region are in Indramayu Regency, around 17 to 28 μg / m3. During El Nino (2002, 2006 and 2015), annual PM2.5 concentrations increased significantly, while during La Nina (1999, 2007, 2010), PM2.5 concentrations decreased.
Penyebaran Pencemar Udara di Kota Yogyakarta Waluyo Eko Cahyono
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.482 KB)

Abstract

Pencemaran udara di kota–kota besar telah menyebabkan menurunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Untuk mengetahui penyebaran pencemar udara di kota Yogyakartatelah dilakukan pengkuran di permukaan dan pemantauan dengan satelit sebagai pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengontrol seberapa besar pencemar udara yang terjadi di kota Yogyakarya bila dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarya (DIY). Pencemar udara yang dianalisis meliputi konsentrasi sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida(NO2) periode 2006-2015 hasil pengukuran BLH DIY serta data satelit OMI 2008 dan2015 dari NASA.Analisis yang dilakukan adalah analisis non-parametrik. Nilai konsentrasi SO2 yang diperoleh dari 21 lokasi di kota Yogyakarta selama Maret 2006 hingga Agustus 2015, tertinggi berada di Perempatan Mirota Kampus dengan nilai mencapai 0,026 ppm. sedang nilai terendah di Simpang lima Karang Nongko Wates, Kulon Progo dengan nilai sebesar 0,004ppm. Konsentrasi NO2nilai tertinggi berada di Depan Ruko Janti dengan nilai mencapai 0,033 ppm, sedangkan nilai terendah berada di Simpang lima Karangnongko Wates, Kulon Progo dengan nilai sebesar 0,013 ppm.Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 masih dalam batas aman ( dibawahbakumutu). Konsentrasi NO2 dari satelit OMI pada Maret 2008 dan Maret 2015 di kota Yogyakarta menunjukkan konsentrasi NO2 pada Maret 2015 relatif lebih tinggi dibandingkan Maret 2008.