Yefi Marliandiani
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

The Effect of Anxiety on Pregnant Women during the Covid-19 Pandemic Solichatin; Yefi Marliandiani
EMBRIO Vol 13 No 1 (2021): EMBRIO (MEI 2021)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.v13i1.3649

Abstract

Pregnant mothers typically will experience both physical and psychological changes that naturally come alongside their physical and hormonal changes. The spread and transmission of SARS-CoV-2 is very rapid such that it is now considered as a pandemic. This pandemic force government to release several policies such as mask-mandate, handwashing-mandate, and crowd limitation to reduce the spread of the virus on everyone, including expecting mothers. Due to the pandemic, a lot of social interaction must be limited, including the routine pregnancy medical examination. In other hand, expecting mothers tends to be more easily anxious due to many reasons that can compromise their fetus and their own health. The objective of this research is to obtain a qualitative description of mothers’ anxiousness in relation to the COVID-19 pandemic situation. Google forms filled by the respondents were mainly used as tool to collect descriptive data in this research. The data was collected at Restu Pregnancy Clinic at Pakis Malang. 30 respondents who were doing ante-natal-care (ANC) are chosen by total sampling technique from the clinic. The data collected was then analyzed by frequency table and percentage. The instrument used was the perinatal anxiety screening scale (PASS). The result obtained indicated that most of the expecting mothers in the Restu Pregnancy Clinic are having light-medium level of anxiety level during COVID-19 pandemic situation.
HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR yefi marliandiani; krisnamurti -
EMBRIO Vol 7 (2015): EMBRIO (AGUSTUS 2015)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.938 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol7.no.a3

Abstract

Program Keluarga Berencana yang sudah dijalankan sejak tahun 1970-an mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Menurut BKKBN dalam data statistik Indonesia periode tahun 2007 tentang pemakaian kontrasepsi di Indonesia yaitu 33,10% menggunakan kontrasepsi suntik, 13,50% menggunakan kontrasepsi pil, 5,20% menggunakan IUD, 2,70% menggunakan kontrasepsi implant dan 2,60% menggunakan kontrasepsi mantap sedangkan sisanya sebesar 42,9% menggunakan metode kontrasepsi lainnya. Dari akseptor KB tersebut yang paling rendah adalah penggunaan Kontrasepsi AKDR, ini dikarenakan tidak dilakukannya konseling tentang metode kontrasepsi dan pelayanan kontrasepsi yang diberikan oleh petugas kesehatan hanya berdasarkan permintaan calon akseptor. Jenis penelitian ini Observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi 50 akseptor KB pada bulan september 2011 di RSIA Prima Husada. Pengambilan sampel dengan total sampling sejumlah 50 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data digunakan adalah uji chisquare yaitu didapatkan hasil signifikan, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pelayanan konseling dengan cakupan AKDR (p = 0,179). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar bidan dalam melakukan pelayanan KB melakukan konseling secara menyeluruh (80%), cakupan AKDR di RSIA Prima Husada sebesar 20%, dan tidak ada hubungan antara pelayanan konseling dengan cakupan AKDR
Pengaruh Ekstrak Daun Kersen (Muntinigia Calabura) Terhadap Penyembuhan Luka Perineum retno setyo iswati; Yefi Marliandiani
EMBRIO Vol 9 (2017): EMBRIO (NOVEMBER 2017)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.277 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol9.no1.a695

Abstract

Infeksi nifas merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pada masa nifas.Untuk mencegah komplikasi selama masa nifas diperlukan perawatan luka perineum dan pengobatan yang tepat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kersen (Muntingia calabura) terhadap penyembuhan luka perineum di BPM Sugiati Surabaya. Metode penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan post test only control group design, terdiri dari kelompok perlakuan yaitu ibu nifas yang diberi ekstrak daun kersen pada luka perineumnya dan kelompok kontrol yaitu ibu nifas dengan luka perineum tanpa pemberian ekstrak daun kersen. Sampel penelitian yaitu ibu nifas dengan luka perineum periode bulan Mei – bulan September 2017 di BPM Sugiati Surabaya yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi ekstrak daun kersen sebanyak 9 orang mengalami proses penyembuhan yang cepat (45%), dan 1 orang mengalami proses penyembuhan yang lambat (5%). Pada kelompok yang tanpa pemberian ekstrak daun kersen terdapat 3 orang yang mengalami proses penyembuhan yang cepat (15%) dan 7 orang mengalami proses penyembuhan yang lambat (35%). Hasil analisis menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p = 0.02 (p < 0.05).Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kersen terhadap penyembuhan luka perineum
Hubungan Antara Teknik Meneran Dengan Ruptura Perinium Pada Ibu Bersalin Yang Selama Kehamilan Mengikuti Senam Hamil (Studi Kasus Di Bpm Ny. Wiwik S. Aengsareh Sampang) Safrita Arlina Alfiani; Yefi Marliandiani
EMBRIO Vol 3 (2013): EMBRIO (AGUSTUS 2013)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.056 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol3.no0.a1122

Abstract

Penyebab robekan perineum umumnya terjadi pada faktor predisposisi salah satunya faktor ibu yaitu teknik meneran. Namun ibu dapat melakukan teknik meneran dengan benar dengan mengikuti senam hamil. Salah satu manfaat senam hamil, ibu dapat melakukan teknik mengejan dengan baik .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teknik meneran dengan ruptur penineum pada ibu bersalin yang selama kehamilan mengikuti senam hamil. Dalam penelitian ini digunakan metode analitik dan menggunakan purposive sampel yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel ibu bersalin yang pada waktu hamil mengikuti senam hamil sebanyak 30 responden.Instrumen yang digunakan adalah dengan observasi menggunakan ceklis,baik pada teknik meneran maupun pada ruptur perineum.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dari 30 responden, melakukan teknik meneran dengan benar pada kala II sebagian besar tidak terjadi rupture perineum yaitu sebanyak 77%, dan responden dengan teknik meneran yang salah pada kala II yang terbanyak mengalami rupture perineum sebanyak 82%, dan dari hasil chi-square didapatkan Ho ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara teknik meneran dengan ruptur perineum pada ibu bersalin yang selama kehamilan mengikuti senam hamil. Dengan kolerasi salahnya meneran pada ibu bersalin yang selama kehamilan mengikuti senam hamil tidak rutin maka terjadi ruptur perineum semakin banyak. Oleh sebab itu bidan disarankan untuk melakukan pemantauan pada ibu-ibu yag mengikuti senam hamil untuk melihat benar tidaknya latihan meneran, latihan pernafasan dan relaksasi, penguatan otot panggul dan perut saat diadakan latihan senam hamil.
Hubungan antara Usia, Paritas Dengan Persalinan Kala II Lama (Studi Kasus di RSUD dr. Moch. Soewandhie Surabaya) yefi marliandiani
EMBRIO Vol 2 (2013): EMBRIO (JANUARI 2013)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.829 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol2.no0.a1151

Abstract

Komplikasi persalinan merupakan salah satu penyebab kematian ibu, termasuk persalinan Kala II Lama. Persalinan Kala II Lama merupakan penyumbang urutan kelima terjadinya mortalitas ibu di Indonesia setelah perdarahan, eklampsi, infeksi dan komplikasi nifas. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia, paritas dengan persalinan Kala II Lama. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah semua ibu bersalin di RSUD dr. Moch. Soewandhie Surabaya, sebanyak 625 ibu bersalin yang diambil dari buku register persalinan bulan Januari-Maret 2011. Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus , dengan jumlah sampel 240 ibu bersalin yang dipilih secara sampel random sampling. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (usia, paritas) dan variabel tergantung (persalinan kala II lama) dan istrumen yang digunakan adalah Rekam medik ruang bersalin RSUD dr. Moch. Soewandhie Surabaya. Analisis hubungan antara usia, paritas dan persalinan kala II lama digunakan analisis chi-square dengan taraf signifikan 0,05.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 240 ibu bersalin terdapat 17 ibu yang mengalami persalinan kala II lama. Dari ibu yang mengalami kala II lama sebagian besar adalah grande multi sebanyak 6 orang (2,50%) dan ibu yang berusia > 35 sebanyak 9 orang (4,17%). Hasil uji chi-square untuk usia didapatkan x2 = 124,110 dengan probabilitas (sig) = 0,000 dan uji chi-square untuk paritas didapatkan x2 = 86,259 dengan probabilitas (sig) = 0,000. Maka artinya probabilitas (sig) = 0,000 < 0,05. Maka hipotesis terbukti, artinya ada hubungan antara usia, paritas dengan persalinan kala II lama.
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada Ibu Bersalin di Rumah Bersalin Ny. Soegiarti Surabaya. yefi marliandiani
EMBRIO Vol 4 (2014): EMBRIO (MARET 2014)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.766 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol4.no0.a1247

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Rendahnya pengetahuan ibu, motivasi ibu dan sikap ibu yang kurang mendukung IMD menjadi faktor dari ibu bersalin terhadap kegagalan IMD. Pelaksanaan IMD dilakukan oleh Bidan yang memfasilitasi dan ibu harus saling mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan IMD pada ibu bersalin. Desain penelitian digunakan metode Deskriptif Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal di RB Ny. Soegiarti Surabaya. Sampel sebanyak 30 responden dengan kriteria inklusi yaitu ibu dan bayi yang dilaksanakan IMD. Teknik sampling purposive sampling. Variabel pada penelitian ini adalah Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, sedangkan Sub variabelnya adalah posisi bayi, upaya mencegah bayi kedinginan, bayi mencari putting susu, lamanya bayi menyusu. Teknik analisis data menggunakan statistic deskriftif persentase dengan instrument kuesioner. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 30 responden langkah-langkah pelaksanaan IMD yaitu bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu sebanyak 30 responden (100%) dilakukan dengan tepat, kulit bayi melekat dengan kulit ibu tanpa dialasi kain 26 responden (87%) dilakukan dengan tepat, upaya mencegah bayi kedinginan dengan kepala bayi dapat dipakaikan topi dan diselimuti pada daerah punggung bayi 20 responden (67%) dilakukan tepat, bayi dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya dan bayi tidak dipaksakan ke puting susu 9 responden (30%), bayi tetap dibiarkan dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai atau selama 1-2 jam 14 responden (47%). Pelaksanaan IMD di RB. Soegiarti kurang maksimal karena masih ada langkah yang kurang tepat. Pelaksanaan IMD harus lebih ditingkatkan. Diharapkan kepada para bidan agar meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang IMD dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar tentang IMD agar pelaksanaan IMD dapat dilaksanakan secara optimal dan terus-menerus.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI BPM HJ. SUPRIHATIN SIDOARJO yefi marliandiani
EMBRIO Vol 6 (2015): EMBRIO (MARET 2015)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.028 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol6.no.a1280

Abstract

Penelitian berjudul Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Progestin Dengan kenaikan Berat Badan di BPM Hj. Suprihatin Sidoarjo dilatar belakangi oleh banyaknya akseptor KB suntik Depo Progestin yang mengalami peningkatan berat badan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik depo progestin dengan kenaikan berat badan. Dalam penelitian ini digunakan metode Analitik Cross Sectional, dengan populasi 343 akseptor KB suntik depo progestin, sampel 103 akseptor. Teknik sampling menggunakan consecutive random sampling, alat penelitian menggunakan kuesioner, analisa data menggunakan uji Chi – Square. Hasil yang diperoleh yaitu pemakaian kontrasepsi suntik depo progestin di BPM Hj. Suprihatin pada September 2014 terbanyak yang menggunakan kontrasepsi suntik Depo Progestin ≥ 1 tahun sebanyak 78 orang (75,73%), akseptor yang mengalami peningkatan berat badan sebanyak 63 orang (61.17%), berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square dengan taraf signifikansi α 0.05 ada hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik depo progestin dengan kenaikan berat badan di BPM Hj. Suprihatin Sidoarjo. Kesimpulan penelitian, ibu yang menggunakan metode kontrasepsi suntik Depo Progestin mengalami peningkatan berat badan. Bidan meningkatkan system pendokumentasian agar tercatat dan terlaporkan semua efek samping yang terjadi pada klien. Dan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PERIKSA PADA PENDERITA KANKER SERVIKS (Studi Kasus di RSUD Sidoarjo) Yefi Marliandiani; Retno Setyo Iswati
EMBRIO Vol 7 (2015): EMBRIO (AGUSTUS 2015)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.8 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol7.no.a1330

Abstract

Carcinoma Cervix adalah keganasan dari sel-sel neoplasma servix yang timbul di batas antara epitel yang melapisi endoservix (porsio dan endoserviks) yang disebut Squamo Columnar Juction. Pada awal perkembangan Carcinoma Cervix tidak memberi tanda-tanda dan keluhan. Penyakit ini bermula sebagai proses dysplasia pada sambungan squamosa kolumnar. Kemajuan yang berlangsung dari dysplasia berat dan karsinoma Insitu memakan waktu bertahun-tahun. Sebagian pasien mengalami tranformasi cepat dan sebagian pasien displasianya akan menghilang tanpa pengobatan. Waktu rata-rata yang diperlukan untuk berkembang menjadi kanker invasif sejak awal mengalami dysplasia adalah 10-20 tahun. Penelitian ini bertujuan mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Periksa Pada Penderita Kanker Serviks. Dalam penelitian digunakan metode deskriptif dengan desain penelitian yang pengambilan sampelnya dilakukan secara non probability sampling dan tipe yang digumakan adalah porposive dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dari 30 responden, sebagian besar 16 orang (53,33%) memiliki pengetahuan kurang. sebagian besar 14 orang (46,67 %) tergolong pendapatan rendah. Maka dapat disimpulkan faktor yang lebih mempengaruhi adalah pengetahuan. Oleh sebab itu perlu adanya penyuluhan tentang kanker serviks, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendapatan dengan kanker serviks dengan menggunakan uji chi-square dengan taraf signifikan  = 0,05
PERAN AKUPRESUR TERHADAP KADAR HAEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA Nyna Puspita Ningrum; Setiawandari Setiawandari; Yefi Marliandiani
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol 11 No 1 (2022): Al-Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences)
Publisher : STIKes Al-Insyirah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.382 KB) | DOI: 10.35328/kebidanan.v11i1.2150

Abstract

Adolescent are nation's assets, young women who experience anemia are at risk of becoming pregnant women with anemia. The high prevalence of iron anemia in adolescent girls in Indonesia requires collaborative interventions. The intervention that has been launched by the government is giving blood tablets (TTD) once a week and once a day for women of childbearing age who are menstruating. The acupressure method is an alternative effort to increase hemoglobin levels in adolescent girls with anemia. In addition to increasing hemoglobin levels, it is also useful in maintaining the immune system. The purpose of this study was to analyze the role of acupressure on hemoglobin levels in adolescent girls with anemia. This research is a true experimental design research using a pre post test control group design. Subjects were divided into 2 groups. In 2 months, Group A received acupressure once a day, Group B received TTD once a week. Before and after the intervention, hemoglobin levels were measured. The degree of anemia is divided into mild anemia (hB 8 g/dl – hB 9.9 g/dl), moderate anemia (hB 6 g/dl – Hb 7.9 g/dl) and severe anemia (hB < 6 g/dl). Almost all of the population had normal hemoglobin levels (86.1%) and only 5 people (13.8%) had mild anemia. After the data collected, it was known that p > ​​0.05. The results of the T test analysis obtained were p = 0.606, it was concluded that there was no significant difference in hemoglobin levels between each group.