Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Senyawa Tanin Pada Daun Kemuning (Murraya panicullata L. Jack) Dengan Berbagai Jenis Pelarut Pengekstraksi Kusumo, Galuh Gondo; Ferry Fernanda, M.A. Hanny; Asroriyah, Heppy
Journal of Pharmacy and Science Vol. 2 No. 1 (2017): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v2i1.63

Abstract

ABSTRAKKemuning (Murraya paniculata L. Jack) adalah salah satu kekayaan alam yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tanin merupakan salah satu metabolit sekunder dari kemuning yang dapat digunakan sebagai anti diare dan pelangsing. Ekstrak kemuning didapatkan dari maserasi menggunakan tiga pelarut berbeda, yaitu metanol, etanol dan etil asetat. Tannin kemudian dipisahan dari ekstrak dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan berbagai jenis pelarut. Hasil nalisis menunjukkan bahwa pelarut terbaik untuk mengekstraksi tanin adalah metanol dengan perolehan 23,6989 g (31,59%). Skrining fitokimia yang dilakukan menggunakan dua reagen yang berbeda menunjukkan hasil yang positif mengandung tanin. Eluenterbaik untuk analisa tanin pada penelitian ini adalah dengan n-heksan-etil asetat (6 : 4) dengan nilai Rf sebesar 0,62.Kata Kunci : kemuning (Murraya paniculata L. Jack), tannin, kromatografi lapis tipis (KLT)ABSTRACTOrange Jessamine (Murraya paniculata L. Jack) is one of the natural treasures which has many benefits for human life. Tannin is one of secondary metabolite of orange jessamine that can be used as antidiarrhoeal and body slimming. It was obtained by maceration using 3 different solvents, such as : methanol, ethanol, and ethyl acetate. Tannins was separated from crude extract using thin layer chromatography (TLC) in different type of eluent. The analysis showed that the best solvent to extract tannin is methanol that produce of 23.6989 g (31.59%). The phytochemical screening test of the two reagents shows positif result contain tannin compound. The best eluent in this study aimed is n-hexane: ethyl acetate (6 : 4) with tannin Rf value of 0.62.Keywords: Orange jessamine (Murraya paniculata L. Jack), tannin, maceration, thin layer chromatography
Anealisis Uji Pendahuluan Aktivitas Antikanker Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L) dengan Metode BSLT Ulfa, Ninik Mas; Kusumo, Galuh Gondo; Zulfa, Ilil Maidatuz
Journal of Pharmacy and Science Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v4i1.122

Abstract

ABSTRAKTumbuhan pepaya (carica papaya L) merupakan tumbuhan tropis yang banyak terdapat di Indonesia. Tumbuhan ini mempunyai banyak manfaatnya mulai dari buah, biji, hingga daunnya. Penelitian pendahuluan menyebutkan buah pepaya mengandung alkaloid dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antikanker. Senyawa BenzylIsothiocyanat diketahui banyak terdapat pada biji dan buah pepaya yang sudah matang. Kandungan BenzylIsothiocyanat mempunyai khasiat sebagai antikanker. Pemanfaatan limbah biji pepaya pada penelitian ini untuk membuktikan aktivitas Benzyl-Isothiacyanat yang berkhasiat sebagai antikanker. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk menganalisis aktivitas antikanker dari Ekstrak kental biji pepaya dengan menggunakan metode BSLT. Konsentrasi ekstrak kentak yang digunakan yaitu 100 ppm, 200 ppm dan 300 ppm masing-masing diujikan pada 10 larva udang dalam air laut. Diperoleh hasil rata-rata kematian pada konsentrasi 100 ppm adalah 4,3, 200 ppm adalah 5,3 dan 300 ppm adalah 6,7. Hasil regresi linearitas menunjukkan aktivitas antikaker pada uji BSLT dari Ekstrak kental biji pepaya dengan LC50 sebesar 163,89 ppm. Dengan demikian ekstrak kental biji pepaya tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan antikanker alamiKata kunci: Aktivitas antikanker, Carica papaya, metode BSLT.ABSTRACTPapaya plant (carica papaya L) is a tropical plant that is widely found in Indonesian. This plant has many benefits ranging from fruit, seeds, to leaves. Preliminary research says papaya fruit contains alkaloids andflavonoids which are efficacious as anticancer. Benzyl-Isothiocyanat compounds are known to be widely found in ripe papaya seeds and fruit. The content of Benzyl-Isothiocyanat has properties as an anticancer. The use of papaya seed waste in this study is to prove the activity of Benzyl-Isothiacyanat which is efficacious as an anticancer. This research is a preliminary study to analyze the anticancer activity of thick papaya seeds using the BSLT method. The concentrations of used fart extracts were 100 ppm, 200 ppm and 300 ppm each tested on 10 shrimp larvae in seawater. The results of the average mortality at concentrations of 100 ppm were 4.3, 200 ppm were 5.3 and 300 ppm was 6.7. The linearity regression results showed the anticaker activity in the BSLT test from the thick extract of papaya seeds with LC50 of 163.89 ppm. Thus the thick extract of papaya seeds has the potential to be developed as a natural anticancer material.Key Words : Anticancer activity, BSLT method, Carica papaya.
Conjact Glucomannan Flour Extraction From Porang Tube (Amorphophallus muelleri Blume) with Differents Simplicia- Solvent Ratio (Subject were obtained from the Klagon Village of Saradan District): Ekstraksi Tepung Konyak Glukomanan dari Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume) pada Berbagai Perbandingan Simplisia-Pelarut (sampel didapatkan dari desa Klangon Kabupaten Saradan) Kusumo, Galuh Gondo
Journal of Pharmacy and Science Vol. 6 No. 2 (2021): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v6i2.215

Abstract

This study aimed to determine the best simplicia-solvent comparison to extract Konyak Glucomannan (KGM) flour from porang tubers (Amorphophallus muelleri Blume) that obtained from Klangon Village, Saradan District. Extraction was carried out by water solvent with solvent-simplicia comparison of 1: 100; 1: 200; 1: 300; 1,5: 100; 1,5: 200; and 1,5: 300. The extraction was carried out at a temperature of 45oC and 55oC for 60 minutes. The results showed that the extraction of Konjac Glucomannan (CGM) flour, was optimally extracted with a 1: 300 simplicia-solvent ratio at 55oC for 60 minutes.