Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KESULITAN BELAJAR MAHASISWA BARU PADA MASA PEMBELAJARAN DARING Muhammad Bagas F; Kurniawan Sinaga; Amirudin
Algebra : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Sains Vol 1 No 2 (2021): Algebra : Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Sains
Publisher : Yayasan Amanah Nur Aman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.184 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan belajar pada Mahasiswa Baru. Sebanyak 93 Mahasiswa baru Angkatan 2020 Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Tjut Nyak Dhien Medan. Instrumen yang digunakan adalah skala kesulitan belajar dan skala motivasi belajar. Analisis data yang digunakan adalah uji asumsi dan uji hipotesis. Hasilnya menunjukkan : 1) berdasarkan uji asumsi data penelitian terbukti secara normalitas, homogenitas dan linieritas; 2) terdapat hubungan positif dan ada pengaruh yang siginifikan Antara Motivasi Belajar Terhadap Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada Saat Pembelajaran Daring yaitu sebesar 51,4%. Kata Kunci : Motivasi Belajar; Kesulitan Belajar dan Mahasiswa Baru.
PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI BAHASA INGGRIS GURU DALAM PEMBELAJARAN BILINGUAL MELALUI METODE PPP (PRESENTATION, PRACTICE AND PRODUCTION) PADA SD IMELDA MEDAN Edi Suprayetno; Fitry Wahyuni; Abdi Sugiarto; Kurniawan Sinaga; Emmy Syafitri
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2021): JPKM
Publisher : LPPM STKIP AL MAKSUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelatihan peningkatan kompetensi berbahasa Inggris guru dalam pembelajaran bilingual melalui metode PPP (Presentation, Practice and Production) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Bahasa Inggris para guru SD Imelda Medan dalam mengajar kelas berbasis bilingual. Kegiatan Pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh para guru mengingat masih rendahnya kemampuan guru dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Melalui kegiatan pelatihan ini para guru diberikakan metode belajar dan mengajar Bahasa Inggris dengan menggunakan metode PPP. Kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap perencanaan dilakukan analisis kebutuhan mitra diperolah informasi tentang masalah – masalah yang dihadapi mitra serta kebutuhannya terkait dengan kemampuan guru dalam menggunakan Bahasa Inggris.Pada pelaksanaan dilakukan pre-test untuk mengukur kemapuan awal mitra, kemudian nara sumber melakukan brainstorming sebelum memberi penjelasan materi tentang metode PPP. Diakhir penjelasan peserta pelatihan diarahkan untuk membentuk kelompok dan melakukan praktek penggunaan Bahasa Inggris secara oral dengan melakukan percakapan secara berpasangan. Pada tahap evaluasi peserta mengerjakan soal post-test yang berkaitan dengan materi pelatihan dengan hasil terdapat peningkatan nilai post-test dengan nilai peningkatan 66% dimana hasil rata-rata nilai post-test meningkat menjadi 85,00 dari nilai rata-rata pre-test 50,00 sehingga dapat disimpukan bahwa hasil Pelatihan ini secara signifikan dapat meningkatkan kompetensi guru SD Imelda Medan dalam berbahasa Inggris.
PELATIHAN ICE BREAKING DALAM UPAYA OPTIMALISASI KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN DI KELAS PADA GURU-GURU SMA NEGERI 1 GEBANG Edi Suprayetno; Abdi Sugiarto; Kurniawan Sinaga; Fernando De Napoli; Supriadi; Neneng Sri Lestari; Rosmen
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2021): JPKM
Publisher : LPPM STKIP AL MAKSUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian aplikasi Ice Breaking dalam pembelajaran inibertujuan untuk membekali guru-guru SMA Negeri 1 Gebang agar dapat kreatif dalam merancang kegiatan awal pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pelatihan melalui tiga tahapan yaitu : praperencanaan program melalui kegiatan survey awal untuk mengidentifikasi masalah mitra, analisis, dan solusi pemecahan masalah. Tahap perencanaan dengan melakukan disain kegiatan dan tahap kegiatan pelatihan dalam bentuk workshop aplikasi hasil perencanaan. Solusi pemecahan masalah mitra yang dilakukan pada kegiatan ini adalah transfer knowledge melalui penyajian materi tentang teknik-teknik Ice Breaking serta aplikasi dalam kegiatan awal pembelajaran. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa program dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kinginan mitra serta memiliki manfaat yang positif bagi mitra serta terlaksana sesuai rencana program. Hal ini terlihat dengan antusias mitra dalam mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir serta hasil angket kuisioner kepuasan mitra yang menyatakan bahwa 83,2% peserta ingin kembali dilibatkan dalam kegiatan sejenis serta meningkatnya hasil nilai post-test sebesar 58,93% dari nilai pre-test, yang artinya materi yang disampaikan tentang Ice Breaking dapat dipahami dengan baik oleh mitra dan akan diaplikasikan oleh mitra dalam kegiatan awal pembelajaran di kelasnya. Saran yang dapat diberikan adalah agar mengoptimalkan kegiatan sejenis secara bekala dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Kata Kunci: Pelatihan, Ice Breaking, SMA Negeri 1 Gebang. ABSTRACT This Community Service activity aims to motivate the teachers of SMA Negeri 1 Gebang to be creative in designing the pre-learning activities. The method carried out in this activity was a training method which consist of three stages, namely: pre-planning program by doing survey in order to identify and analysis the partner’s problem as well as the problem solving solutions. The second stage was planning where the timdesigned, then the last stage was conducting training activities in the form of workshop. The partner’s problem solving solution carried out in this activity was by doing transfer of knowledge to the participants by presenting the materials related to Ice Breaking techniques and its applications on pre-learning activities. The results of this activity indicated that the program could be implemented properly in accordance with the partner’s need and had positive infact to the partners. It could be seen from the enthusiasm of partners in participating in activities from beginning to end and the results of the partner’s satisfaction questionnaire was 83.2% of participants wanted to be involved again in similar activities in the future. It was also found that post-test scores increase 58.93% from the pre-test scores, which means that the material presented could be well understood by the partners and will be applied by partners on pre-learning activities in their class. It was suggested that the similar activities should be periodically conducted in order to improve the learning quality. Keywords: Workshop, Ice Breaking, SMA Negeri 1 Gebang.
PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS BAGI GURU SD IT TAMAN CAHAYA SIANTAR Dian Armanto; Edi Suprayetno; Kurniawan Sinaga; Abdi Sugiarto
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.832 KB) | DOI: 10.46576/rjpkm.v2i2.1225

Abstract

Intrumen penilaian pembelajaran yang berkualitas merupakan alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa. Pelatihan penyusunan instrumen penilaian berbasis HOTS ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para guru SD IT Taman Cahaya Siantar dalam menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS. Kegiatan Pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh para guru dikarenakan masih rendahnya kompetensi guru dalam mendesain instrument penilaian sesuai standar kurikulum. Melalui kegiatan ini para guru diberikan wawasan sekaligus kemampuan secara teknis dalam menyusun instrumen penilaian. Kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi lima bagian, yaitu kegiatan pre-test, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan post-test. Pada tahap pre-test para peserta mengerjakan soal yang berkaitan dengan penilaian berbasis HOTS, pada tahap eksplorasi narasumber melalukan brainstorming kepada peserta yang berkaitan dengan penilaian berbasis HOTS. Setelah melakukan brainstorming narasumber melakukan kegiatan elaborasi, yaitu penjelasan materi tentang penyusunan instrumen penilaian berbasis HOTS. Pada tahap konfirmasi, peserta pelatihan diarahkan untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi dalam menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS. Tahap selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelompok lainnya. Pada tahap post-test peserta mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi pelatihan dengan hasil terdapat peningkatan nilai post-test dengan nilai peningkatan 59,52% dimana hasil rata-rata nilai post-test meningkat menjadi 74,60 dari nilai rata-rata pre-test 44,40 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pelatihan ini secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan guru SD IT Taman Cahaya Siantar dalam mendesain instrumen penilaian berbasis HOTS
Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Bagi Guru – Guru SD Taman Cahaya Pematang Siantar Edi Suprayetno; Eduard; Abdi Sugiarto; Kurniawan Sinaga; Heryanto
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): April 2022
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v1i3.28

Abstract

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan pilihan bagi pendidik dari mulai jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi karena dianggap dapat mendukung pembelajaran kontekstual yang menarik dan kreatif. Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para guru SD Taman Cahaya Siantar dalam mendisain dan mempersiapkan proses pembelajaran yang kreatif, menarik dan berpusat pada siswa. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode pelatihan yang dibagi menjadi tiga bagian kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hasil kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran secara kreatif. Selain itu juga antusias dan minat peserta dalam kegiatan ini sangat tinggi terlihat dari hasil angket tanggapan mitra diperoleh 80% dari seluruh jumlah peserta sangat setuju dan tertarik untuk dilibatkan kembali pada kegiatan yang sama dimasa mendatang. Diharapkan kepada mitra untuk dapat secara berkesinambungan melaksanakan pelatihan – pelatihan peningkatan kualitas pengajaran guru untuk peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Kata Kunci : Pelatihan, Model Pembelajaran Kooperatif, SD Taman Cahaya
PENGARUH FERMENTASI TEPUNG KULIT KOPI OLEH Aspergillus niger DENGAN PENAMBAHAN DUA VARIASI KONSENTRASI UREA DAN AMONIUM SULFAT MENGGUNAKAN DUA TEKNIK FERMENTASI TERHADAP SERAT KASAR Salman Salman; Kurniawan Sinaga; Meutia Indriana; Sri Maharani
Journal of Pharmaceutical And Sciences Vol 5 No 2 (2022): JPS Volume 5 Nomor 2 (2022)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v5i2.111

Abstract

The volume of waste coffee's extensive remains has not been used optimally by farmers. All the time coffee has skied has just been wasted in the garbage and pollution. Innovation is needed to process waste to be valuable and worthwhile research aims to lose the fermented rough fibres of the coffee (Coffea sp.) using Aspergillus niger mushroom. It is hoped that the research results may be helpful for fodder, fish feed, and prebiotic drink and improve the nutritional value. This study used experimental and crude fibre testing methods using the Wendee method with fermentation times of 24, 48, and 72 hours and placing the fermentation medium in a solid and wet place, observing the growth of fungus test sample was carried out visually. After the fermentation, a crude fibre reduction test was created using The Wendee method. Based on the study results, fermentation of coffee husk flour (Coffea sp.) using Aspergillus niger with urea, ammonium sulphate, and mineral can reduce crude fibre. Differences in fermentation media on wet resulted in decreasing crude fibre than fermentation with solid media. Solid state fermentation of coffee husks can reduce natural fibre at N1 by 0.23 grams (23%) and N2 by 0.21 grams (21%), while on wet media, it results in a decrease in crude fibre by) 0.15 grams (15%). The results showed that the more Aspergillus niger inoculum used, the faster the degradation process of lignocellulose and the more fibres formed. Meanwhile, differences in test media and humidity levels significantly affect the lag-time phase.