Daun singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman yang sering digunakan masyarakat untuk mengobati luka bakar, luka bernanah, atau luka baru. Daun singkong mengandung metabolit sekunder yang beraktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri. Kuersetin merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang banyak terkandung pada daun singkong yang memiliki kemampuan menghambat radikal bebas. Antioksidan dari senyawa kuersetin mampu memicu kolagen dan peningkatan vaskular endothelia growth factor (VEGF), sebagai parameter kesembuhan luka bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka bakar dari ekstrak daun singkong. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan: kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif (vaselin flavum), dan ekstrak air daun singkong dengan konsentrasi 2,5%, 5% serta 7,5%. Hasil pengukuran diameter kesembuhan luka bakar menunjukkan adanya aktivitas penyembuhan luka dengan perbedaan yang nyata (p < 0,05) pada tiap perlakuan terhadap kontrol negatif. Konsentrasi terbaik terdapat pada konsentrasi 7,5% dengan presentase kesembuhan 82,18% dan diikuti dengan konsentrasi 5% serta 2,5%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun singkong telah menunjukan aktivitas penyembuhan luka bakar pada konsentrasi terendah yaitu 2,5%. Kata Kunci: Ekstrak Air, Daun Singkong, AUC, Penyembuhan Luka Bakar Cassava leaf (Manihot esculenta) is a plant that is often used by the community to treat burns, festering wounds or new wounds. Cassava leaves contain compounds of alkaloids, flavonoids, tannins, phenolics and saponins which act as anti-inflammatory, antioxidant and antibacterial. Quercetin is one of the flavonoid groups contained in cassava leaves which has the ability to inhibit free radicals. Antioxidants from quercetin compounds are able to trigger collagen and increase vascularity endothelia growth factor as a burn wound healing parameter. The purpose of this study was to determine the burn healing activity of cassava leaf extract. This study was an experimental study using a completely randomized design (CRD) method consisting of 5 treatment groups: positive control (Bioplacenton), negative control (vaseline flavum) and water extract of cassava leaves with a concentration of 2.5%, 5%, 7.5 %. Based on the results of measuring the diameter of the burn wound healing showed a significant difference in each treatment given to the negative control, which indicated the presence of wound healing activity in each treatment. The best concentration is 7.5% with a cure percentage of 82.18%. Followed by a concentration of 5% and 2.5%. It can be concluded that cassava leaf extract has shown burn healing activity at the lowest concentration of 2.5%.