Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kelas yang dikenai pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan Problem Posing (PP) dapat mencapai ketuntasan klasikal dan untuk mengetahui manakah kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik antara siswa yang diberi pembelajaran CPS, PP, dan pembelajaran langsung/Direct Instruction (DI). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2013/2014. Dengan teknik purposive sampling diperoleh dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen 1 diberi pembelajaran CPS, kelas eksperimen 2 diberi pembelajaran PP, sedangkan kelas kontrol diberi DI. Pengumpulan data untuk membandingkan kemampuan pemecahan masalah siswa dilakukan dengan metode tes. Data tersebut dianalisis dengan uji Anava, uji lanjut, uji t dan uji proporsi. Hasil penelitian diperoleh bahwa (1) kelas eksperimen 1 belum mencapai ketuntasan klasikal, (2) kelas eksperimen 2 mencapai ketuntasan klasikal, (3) terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol. Simpulan yang diperoleh yakni dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, pembelajaran PP lebih baik daripada CPS dan DI, sedangkan pembelajaran CPS lebih baik daripada DI.