Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERLAWANAN TOKOH SRI NINGSIH TERHADAP STEREOTIP PEKERJAAN PEREMPUAN DALAM NOVEL TENTANG KAMU KARYA TERE LIYE: KAJIAN FEMINISME DAN IMPLEMENTASINYA DI SMA Fikha Nada Naililhaq; Yulia Esti Katrini; Dzikrina Dian Cahyani
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2019): REPETISI Volume 2 Nomor 1
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi maraknya perempuan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat dan memerlukan banyak tenaga untuk melakukannya. Pekerjaan tersebut biasanya dilakukan oleh laki-laki, dan banyak masyarakat yang menganggap miring pekerjaan tersebut apabila dikerjakan oleh perempuan. Hal tersebut juga terjadi pada tokoh Sri Ningsih dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye. Tujuan penelitiannya adalah untuk menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan. Mengungkapkan perlawanan tokoh Sri Ningsih terhadap stereotip pekerjaan perempuan yang terkandung dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye. Mengimplementasi perlawanan tokoh Sri Ningsih terhadap stereotip pekerjaan perempuan yang terkandung dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye sebagai bahan ajar di SMA. Dalam penelitian tentang perlawanan tokoh Sri Ningsih terhadap stereotip pekerjaan perempuan, menggunakan metode pungumpulan data studi pustaka, dengan teknik, membaca, menandai, dan mengklarifikasi data. Sedangkan metode analisis datanya menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, di dalam novel Tentang Kamu karya Tere liye tokoh Sri Ningsih melakukan perlawanan stereotip pekerjaan perempuan dengan melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki, yaitu 1) mencari teripang, kerang, dan bulu babi; 2) mengambil air bersih di pulau seberang; 3) kuli serabutan di pasar; 4) bisnis makanan menggunakan gerobak dorong; 5) bisnis rental mobil; 6) pengawas pabrik; 7) bisnis sabun mandi; 8) cleaning service; danĀ  9) sopir bus. Serta cara pandang tokoh perempuan terhadap macam-macam pekerjaan yang dijalaninya. Penelitian ini juga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di SMA, sesuai dengan kurikulum 2013 kelas XII pada KD 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel dan KD 4.9 Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan.Kata Kunci : Perlawanan, Stereotip, Pekerjaan, Feminisme, Pembelajaran
INTERTEKSTUAL DALAM NOVEL RAHVAYANA: ADA YANG TIADA KARYA SUJIWO TEJO Fikha Nada Naililhaq
Basastra Vol 9, No 2 (2020): Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bss.v9i2.19691

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeksripsikan bentuk intertekstual dalam novel Rahvayana karya Sujiwo Tejo dengan Ramayana karya P. Lal. Kedua karya tersebut dipilih karena mempunyai konsep intertekstual. Intertekstual merupakan kajian tentang perbandingan dua teks yang mempunyai kesamaan, satu karya sebagai karya hipogram dan karya lainnya menjadi karya transformasi. Dari penelitian ini, ditemukan bentuk intertekstual melalui karakter tokoh Rahwana, Sinta, dan Rama. Rahwana dan Sinta merupakan tokoh sentral yang memiliki perbedaan karakter dengan teks hipogramnya. Sementara Rama digambarkan dengan karakter yang sama terhadap teks hipogramnya. Selain itu, juga terdapat kebaruan dalam novel Rahvayana yang berhubungan dengan makna filosofisnya.
SEMIOTIKA PEIRCE DALAM SAJAK PUTIH DAN SIA-SIA KARYA CHAIRIL ANWAR Fikha Nada Naililhaq
Pena Literasi Vol 3, No 2 (2020): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.3.2.70-78

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna dari puisi Chairil Anwar yang berjudul Sajak Putih dan Sia-sia dengan menggunakan kajian Semiotika Peirce. Konsep semiotika Peirce disebut sebagai trikotomi, yaitu terdiri dari ikon, indeks, dan simbol. Sajak Putih dan Sia-sia dipilih sebagai kajian karena kedua puisi tersebut banyak menggunakan makna kiasan dan majas sehingga tepat jika dikaji menggunakan teori semiotika. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedua puisi tersebut terdapat ketiga unsur semiotika di dalamnya. Pada Sajak Putih unsur semiotik yang paling dominan adalah indeks, sementara pada puisi Sia-sia unsur semiotik yang paling dominan yaitu simbol.Kata Kunci : ikon, indeks, simbol, semiotika, Peirce