Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Masculine and metrosexual: Indonesian actor’s clothing style on Instagram from the Foucauldian perspective Teguh Dwi Putranto; Rahma Sugihartati; Santi Isnaini; Suko Widodo
SIMULACRA: JURNAL SOSIOLOGI Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/sml.v3i2.7977

Abstract

This study seeks to explore the fashion styles of Indonesian actors on Instagram from Foucault’s perspective. Appearance is a demand that is not only aimed at women but also for men. Appearance is an important part, especially for men, so that also increases the metrosexual side. The enhancement of men’s appearance in clothing has increased metrosexuality. The metrosexual side has been viewed by society as indicating the waning masculine side of a man. Thus, some people believe that metrosexual men lose their identity entirely because excessive attention to appearance is associated with women identity. The method used in this study was the Krippendorff content analysis carried out on Joe Taslim’s Instagram account Instagram posts from October 2019 to February 2020. Joe Taslim, known as an Indonesian action actor, is a figure with a masculine appearance chosen in this study to represent a masculine men figure but still looks metrosexual. The results of this study indicate that Joe Taslim’s Instagram is used as a medium in creating fantasies about the men body metrosexual, which is run by the capitalist industry to create a masculine impression.
INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION STRATEGY FOR SME (SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES) OF TRADITIONAL HERBAL AND BEVERAGES Rani Sukma Ayu Suteja; Liestianingsih Dwi Dayanti; Angga Prawadika Aji; Santi Isnaini; Yayan Sakti Suryandaru; Titik Puji Rahayu; Andria Saptyasari; Irfan Wahyudi; Ratih Puspa; Nurul Ratna Sari; Dina Septiani; Nisa Kurnia Illahiati
Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements Vol. 3 No. 2 (2021): DECEMBER 2021
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1803.426 KB) | DOI: 10.20473/dc.V3.I2.2021.49-54

Abstract

Background: This program begins with observation on SME of traditional herbal and beverages in Kampung Genteng Candirejo Surabaya. Early observation shows difficulties faced by SME to market their products. Objective: This program is expected to provide information and education about marketing communication strategies for SME of traditional herbal and beverages in Kampung Herbal Candirejo Surabaya. Method: Early observation is to find problems, conducting seminar and workshop, and also evaluating community empowerment. Results: Audiences understand about the impotances of marketing communication and innovation. They also improve their skills in using integrated marketing communication to sell their products to customers. Conclusion: This community service program has achieved its goals.
PELATIHAN KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI MENTE DESA SOKET LAOK, KABUPATEN BANGKALAN, MADURA Rani Sukma Ayu Suteja; Santi Isnaini; Liestianingsih Dwi Dayanti; Yayan Sakti Suryandaru; Yuyun Wahyu Izzati Surya; Andria Saptyasari; Titik Puji Rahayu; Dina Septiani; Nisa Kurnia Illahiati; Angga Prawadika Aji; Igak Satrya Wibawa
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 4 No. 2 (2020): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v4i2.2020.312-317

Abstract

Desa Soket Laok adalah desa yang berada di Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan Madura yang memiliki sekitar 4173 jiwa penduduk. Desa Soket Laok masih dapat dibilang daerah yang tertinggal dan belum dapat memaksimalkan potensi desa untuk kesejahteraan warganya. Potensi besar dari desa Soket Laok adalah mente. Akan tetapi, petani mentenya sendiri kurang paham bagaimana mengolah dan menjual mente tersebut ke luar wilayah Soket Laok. Selain itu, kurangnya pemahaman dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi salah satu permasalahan. Oleh karena itu, Departemen Komunikasi FISIP UNAIR melaksanakan kegiatan pengadian masyarakat berjudul Pelatihan Komunikasi Pemasaran dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Petani Mente Desa Soket Laok, Kabupaten Bangkalan, Madura. Pelatihan ini meningkatkan pemahaman para peserta kegiatan tentang pentingnya komunikasi pemasaran.
PELATIHAN BRANDING DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI MENTE DESA SOKET LAOK, KABUPATEN BANGKALAN, MADURA Santi Isnaini; Dina Septiani; IGAK Satrya Wibawa; Rani Sukma Ayu Suteja; Irfan Wahyudi; Andria Saptyasari; Suko Widodo; Kristian Jaya Hamonangan Pasaribu
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 5 No. 2 (2021): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v5i2.2021.418-425

Abstract

AbstractSoket Laok is a village located in Tragah District, Bangkalan Regency, Madura. This village has the greatest economic potential in agriculture because the majority of its residents, which are around 4000 people, work as farmers. However, the village, which is not far from the city of Surabaya, is still lagging behind and has not been able to properly utilize the village's potential for community empowerment. Cashew product is the greatest potential by the residents of Soket Laok Village, but the community does not understand how to create and design proper packaging for their cashew products. In addition, Soket laok community also has no experience and knowledge utilising information and communication technology to optimalise the marketing of the cashew products. Therefore, the Communications Department of FISIP Unair conducts a community service program entitled Branding Workshop for Economic Empowerment of the Cashew Farmer in Soket Laok Village, Bangkalan Regency, Madura. This program is an extended program that has been carried out in 2020. This community service focuses on creating and training to manage the community website, training on packaging and brands, as well as registration of brands and business license for their business.Keywords: Economic Potential, Marketing Communications, BrandingAbstrakSoket Laok merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tragah, Kabpupaten Bangkalan, Madura. Desa ini  memiliki potensi ekonomi terbesar di bidang pertanian karena mayoritas warganya yang berjumlah sekitar 4000 jiwa berprofesi sebagai petani. Meskipun demikian, desa yang berada tidak jauh dari Kota Surabaya tersebut masih tertinggal dan belum mampu memanfaatkan dengan baik potensi desa untuk pemberdayaan masyarakat. Produksi mente merupakan potensi terbesar yang dimiliki oleh warga Desa Soket Laok namun para petaninya sendiri belum mengerti cara mengemas produk mente untuk dipasarkan di luar daerah Soket Laok sesuai dengan standar yang berlaku. Ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman terkait penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi faktor kurang optimalnya pemasaran produk mente. Dengan berbagai alasan tersebut, Departemen Komunikasi FISIP Unair kembali mengadakan pengabdian masyarakat bertajuk Pelatihan Branding dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Petani Mente Desa Soket Laok, Kabupaten Bangkalan, Madura. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan pada tahun 2020. Pengabdian masyarakat kali ini berfokus pada pembuatan dan pelatihan mengelola website Desa Soket Laok, pelatihan membuat kemasan dan merek, serta pendaftaran merek dan perizinan usaha pada produk yang telah dihasilkan.Kata kunci: potensi ekonomi desa, komunikasi pemasaran, branding,
The Hegemony Practices of Indigenous Agencies in the Settlement of Violence against Women in Sigi Regency Fadhliah Fadhliah; Musta’in Musta’in; Santi Isnaini
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 1 (2020): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research seeks to uncover the thegemony practices of indigenous agencies in the settlement of violence against women in Sigi District. Customary institutions are the people's choice in solving social problems, especially violence against women. This shows that the control or hegemony of adat institutions is so strong in influencing decisions or functioning as a mediator in problem solving. In addition, the use of interpersonal communication strategies that are practiced in the implementation of the hegemony of traditional institutions in resolving cases of violence against women. This study uses a qualitative method based on a critical ethnographic approach. The findings of this research are, first, the practice of traditional institution hegemony proved effective in resolving social cases, especially violence experienced by women. The adat institution functions as a mediator like a community without going through a normative judicial process. Second, the Pabbisara Ada Adat Institution 'has significant strength in solving interpersonal problems in the Sigi region through interpersonal communication. This research implies that through interpersonal communication tools, hegemonic practices are persuasively persecuted. This means that this form of communication has a very significant role in realizing the harmony of communication between people of different ethnic backgrounds. Hegemony is achieved because adat institutions work effectively both directly and indirectly, aimed at evaluating problematic social realities. The practice of hegemony with the interpersonal communication approach is considered effective for resolving violence
Virtual Communication: Muslim Foodgram Participation Culture Afifatur Rohimah; Rahma Sugihartati; santi Isnaini; Lukman Hakim
Jurnal Komunikasi Vol 13, No 2 (2021): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v13i2.10106

Abstract

The rapid development of the digital age has led humans to adapt new habits in communication. Communication activities are even very easy to do through digital platforms such as Instagram social media. Virtual communication activities conducted through halal culinary content are considered capable of creating information exchange. It is this exchange of information that makes participation happen virtually. Participation can not be considered as an activity without meaning, but when participation is done repeatedly, then the participation activity becomes a form of culture that has a certain meaning and interest. This research reveals virtual communication conducted by Muslim Instagram users who are actively producing kulier (Muslim foodgram) content through halal culinary content. The virtual ethnographic method was used by researchers to examine Henry Jenkins' theory of participation culture combined with smith's concept of researcher meaning. Based on the results of the study conducted for approximately eight months, researchers obtained data that virtual communication activities conducted by Muslim foodgrams are divided into several forms of participation such as affiliation, expression, collaboration, and circulation. not only a form of participation, researchers found that participation activities carried out by Muslim foodgrams through virtual communication occur continuously to form a culture. Participation culture formed from virtual communication activities include participation based on appreciation, participation based on existence, participation based on pleasure. The establishment of a culture of participation in virtual communication turns out to contain several meanings such as reputational interests, self-image, awards, hobbies, to careers.Perkembangan era digital yang semakin pesat telah membawa manusia pada adaptasi kebiasaan baru dalam berkomunikasi. Aktifitas komunikasi bahkan dengan sangat mudah dilakukan melalui platfoam digital seperti media sosial Instagram. Aktifitas komunikasi virtual yang dilakukan melalui konten kuliner halal dianggap mampu menciptakan pertukaran informasi. Pertukaran informasi inilah yang membuat adanya partisipasi terjadi secara virtual. Partisipasi tidak bisa dianggap sebagai aktifitas tanpa makna, tapi ketika partisipasi dilakukan berulang kali, maka aktifitas partisipasi menjadi bentuk budaya yang memiliki makna dan kepentingan tertentu. Penelitian ini mengungkap komunikasi virtual yang dilakukan oleh para pengguna Instagram muslim yang aktif memproduksi konten kulier (foodgram muslim) melalui sebuah konten kuliner halal. Metode etnografi virtual digunakan peneliti untuk mengkaji teori budaya partisipasi Henry Jenkins yang dikombinasikan dengan konsep makna peneliti dari Smith. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih delapan bulan, peneliti mendapatkan data bahwa aktifitas komunikasi virtual yang dilakukan oleh foodgram muslim terbagi menjadi beberapa bentuk partisipasi seperti affiliation, expression, collaboration, dan circulation. tidak hanya bentuk partisipasi, peneliti menemukan bahwa aktifitas partisipasi yang dilakukan oleh foodgram muslim melalui komunikasi virtual terjadi terus-menerus hingga membentuk budaya. Budaya partisipasi yang terbentuk dari aktifitas komunikasi virtual meliputi participation based on appreciation, participation based on existence, participation based on pleasure. Terbentuknya budaya partisipasi dalam komunikasi virtual ternyata mengandung beberapa makna seperti kepentingan reputasi, citra diri, penghargaan, hobi, hingga karir.
DISCOURSE OF INDONESIAN MEN’S BODY FIGHT IN MEN’S FITNESS CONTEST Teguh Dwi Putranto; Rahma Sugihartati; Santi Isnaini; Suko Widodo; Erica Monica Abao Garcia
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2021): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v7i1.2336

Abstract

The men body is not only seen as a body. Currently the men body has been exploited by capitalism which rivals the popularity of the women body which is usually exploited through beauty contests. The men body, which is disciplined by fitness products, has now ventured into men's fitness contests, one of which is The New L-Men of The Year which has been transformed from L-Men of The Year. This is one of the annual fitness contests for Indonesian men which was stopped in 2014, and then re-held in 2018. This research seeks to unravel the discourse behind The New L-Men of The Year using critical discourse analysis method by van Dijk. The unit of analysis for this research is online news on fimela.com related to the fitness contest The New L-Men of the Year 2018 period. The results showed that the discourse that emerged in the men's fitness contest through The New L-Men of The Year was a discourse on a healthy lifestyle. This healthy lifestyle is transmitted by the winner of The New L-Men of The Year as a health influencer who does not always highlight his six pack, but has the ability to communicate and understand the digital world as a form of persuasion of a healthy lifestyle.
Menata Strategi Pembelajaran Tinggi HUMAS di Era Physical Distancing Santi Isnaini
Communicator Sphere Vol. 1 No. 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Bhayangkara Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.021 KB) | DOI: 10.55397/cps.v1i1.10

Abstract

Kondisi pandemik membuat profesi Public Relations harus memiliki strategi yang berbeda. Tulisan ini dibuat untuk memaparkan bagaimana dengan adanya physical distancing di saat pandemi Covid-19 berkaitan erat dengan perubahan strategi pembelajaran pendidikan tinggi untuk mencetak praktisi-praktisi Humas. Untuk itu, tulisan ini dibagi menjadi empat bagian.  Pertama, pengertian tentang Humas Sebagai Sebuah Profesi untuk menjelaskan bagaimana Humas saat ini telah bisa diterima sebagai sebuah profesi; Kedua, Kompetensi dan Kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi praktisi Humas; Ketiga, Tuntutan Pembelajaran Humas yang memaparkan bagaimana situasi dan kondisi pandemi saat ini ditambah dengan faktor-faktor lain menuntut suatu cara pembelajaran khususnya untuk pendidikan tinggi bagi profesi Humas.
AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA WISATA BROMO TENGGER SEMERU DALAM PENGGUNAAN PROTOKOL KESEHATAN BERBASIS CHSE Santi Isnaini; Ruth Christien Pniel Angelia
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 6, No 1 (2022): PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.009 KB) | DOI: 10.24853/pk.6.1.1-12

Abstract

Aktivitas komunikasi pemerintah desa menjadi penting untuk ditelusuri mengingat pariwisata menjadi sektor paling terpuruk pasca pandemi COVID-19. Penerapan protokol kesehatan yang telah terstandarisasi merupakan upaya bersama dalam penanganan dan pemulihan ekonomi nasional pada sektor vital, seperti pariwisata. Kebijakan protokol kesehatan berbasis CHSE merupakan sebuah budaya baru yang perlu diperkenalkan kepada pelaku wisata sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Sebagai pejabat setempat, pemerintah desa di wilayah Bromo Tengger Semeru bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan protokol kesehatan berbasis CHSE sehingga pemulihan ekonomi desa wisata dapat berjalan dengan aman di tengah pandemi COVID-19.  Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pemerintah desa wisata di wilayah BTS (Bromo Tengger Semeru) mengkomunikasikan penggunaan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) selama pandemi COVID-19. Karena penelitian ini berfokus menggali dan mengidentifikasi pengalaman dari bagaimana pejabat desa wisata di wilayah Bromo Tengger Semeru dalam mengkomunikasikan protokol kesehatan berbasis CHSE pada masa pandemi COVID-19 kepada pelaku wisata setempat maka metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dengan tipe penelitian eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan dalam aktivitas komunikasi pemerintah desa di wilayah Bromo Tengger Semeru berfokus pada strategi pengembangan protokol CHSE. Pemerintah desa di wilayah Bromo Tengger Semeru juga mempertimbangkan ketersediaan sumber informasi yang kredibel, mengurangi perasaan negatif akibat ketidakpastian, persuasi terhadap tindakan mitigasi, dan konsistensi penyampaian pesan.  Aktivitas komunikasi tersebut merupakan langkah awal sehingga tercapai kualitas penyelenggaraan wisata yang telah beradapatasi dengan era new normal pasca pandemi COVID-19. Di mana dalam aktivitas komunikasi diperlukan pertimbangan dalam implementasi komunikasi publik sehingga masyarakat setempat dapat menerima kebijakan baru yang diperkenalkan.
AKTIVITASKOMUNIKASIPEMERINTAHDESAWISATABROMO TENGGERSEMERUDALAMPENGGUNAANPROTOKOLKESEHATAN BERBASISCHSE Santi Isnaini; Ruth Christien Pniel Angelia
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 6, No 1 (2022): PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pk.6.1.1-13

Abstract

Aktivitas komunikasi pemerintah desa menjadi penting untuk ditelusuri mengingat pariwisata menjadi sektor paling terpuruk pasca pandemi COVID-19. Penerapan protokol kesehatan yang telah terstandarisasi merupakan upaya bersama dalam penanganan dan pemulihan ekonomi nasional pada sektor vital, seperti pariwisata. Kebijakan protokol kesehatan berbasis CHSE merupakan sebuah budaya baru yang perlu diperkenalkan kepada pelaku wisata sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Sebagai pejabat setempat, pemerintah desa di wilayah Bromo Tengger Semeru bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan protokol kesehatan berbasis CHSE sehingga pemulihan ekonomi desa wisata dapat berjalan dengan aman di tengah pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pemerintah desa wisata di wilayah BTS (Bromo Tengger Semeru) mengkomunikasikan penggunaan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) selama pandemi COVID-19. Karena penelitian ini berfokus menggali dan mengidentifikasi pengalaman dari bagaimana pejabat desa wisata di wilayah Bromo Tengger Semeru dalam mengkomunikasikan protokol kesehatan berbasis CHSE pada masa pandemi COVID-19 kepada pelaku wisata setempat maka metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dengan tipe penelitian eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan dalam aktivitas komunikasi, pemerintah desa di wilayah Bromo Tengger Semeru berfokus pada strategi pengembangan protokol CHSE. Pemerintah desa di wilayah Bromo Tengger Semeru juga mempertimbangkan ketersediaan sumber informasi yang kredibel, mengurangi perasaan negatif akibat ketidakpastian, persuasi terhadap tindakan mitigasi, dan konsistensi penyampaian pesan. Aktivitas komunikasi tersebut merupakan langkah awal sehingga tercapai kualitas penyelenggaraan wisata yang telah beradapatasi dengan era new normal pasca pandemi COVID-19. Dimana dalam aktivitas komunikasi, diperlukan pertimbangan dalam implementasi komunikasi publik sehingga masyarakat setempat dapat menerima kebijakan baru yang diperkenalkan.