Wadi, Hopizal
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Dekonstruksi Tafsir Ayat-Ayat Berbasis Gender Dalam Perspektif Pemikiran Feminisme Barat Dan Islam Dozan, Wely; Wadi, Hopizal; Jaswadi, Jaswadi
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 15, No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-wardah.v15i1.377

Abstract

Akhir-akhir ini, diskursus terhadap kajian gender merupakan persoalan penting untuk digali dalam berbagai perspektif khususnya dalam pemikiran barat dan Islam. Gender selama ini marak berkembang, lebih-lebih mendapatkan perhatian penting sehingga kemudian gender mengalami dinamika yang cukup signifikan untuk dirumuskan melalui upaya kesungguhan para cendekiawan-cendekiawan Muslim dan pemikiran barat untuk menguarikan kembali terhadap isu gender sekaligus pembelaan terhadap perempuan. Fokus penelitian ini melihat beberapa aspek mendasar yang menjadi pokok-pokok permasalahan yang dikaji adalah dekonstruksi tafsir ayat-ayat gender dalam perspektif pemikiran feminisme barat dan Islam yang dianalisis sebagai pembahasan sekaligus menjawab problematika penelitian tersebut. Jenis penelitian adalah pendekatan studi pustaka (library research) yaitu menganalisis data dalam berbagai keragaman yang termuat berbagai jurnal, buku, artikel sebagai bahan mendukung dalam merumuskan jawaban penelitian ini. Secara garis besar yaitu konsep gender merupakan peran penting untuk melindungi perempuan dalam aspek posisi perempuan untuk merealisasikan keadilan berbasis gender. Dekonstruksi tafsir ayat-ayat berbasis gender dilakukan sebagai upaya penting untuk menghilangkan budaya partriarkhi, karena perempuan statusnya sebagai mahluk yang utuh memiliki peran dalam sejarah peradaban manusia. (Objektivis Netral Gender) semata-mata melindungi perempuan baik dari aspek biologis, perbedaan, psikologis, untuk memperjuangkan keadilan dan kesataraan gender. Sehingga feminisme sebagai jalan alternatif untuk berjuang menyuarakan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan kemudian tidak menyebabkan ketimpangan dan diskriminasi terhadap perempuan.