Masa sekolah merupakan periode dimana remaja memperluas jangkauan kehidupan sosialnya bersama teman sebayanya yang tidak diperoleh remaja dari lingkungan keluarganya. Namun pada masa ini tidak semua remaja melewatinya dengan mudah, beberapa remaja yang memiliki masalah dalam pergaulan dengan teman sebayanya salah satunya adalah remaja yang terisolir. Salah satu penyebab remaja terisolir diantaranya adalah kurangnya minat bersosial dan kurangnya kemampuan remaja menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Masalah yang dimiliki oleh remaja terisolir adalah kurangnya keasertifan pada remaja sehingga mengakibatkan semakin terasingkannya remaja dari pergaulan teman sekelasnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana menngatasi perilaku terisolir remaja menggunakan konseling behavior dengan teknik assertive training. Hasil penelitian perilaku terisolir remaja sebelum diberikan konseling behavior dengan teknik latihan asertif menunjukkan bahwa minat bersosial remaja terisolir tergolong sedang, kemampuan menyesuaikan diri, kepercayaan diri, respon saat kegiatan, kemampuan bertenggang rasa, kemampuan sportif serta perlakuan teman juga tergolong sedang. Sedangkan kategori tinggi hanya dicapai pada aspek penampilan. Setelah remaja terisolir diberikan konseling behavior dengan teknik latihan asertif, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, diantaranya adalah minat bersosial meningkat 15%, kemampuan bersosial meningkat 7%, kepercayaan diri meningkat 4%, kemampuan bertenggang rasa meningkat 5%, dan perlakuan teman meningkat sebanyak 2%. Simpulan dari penelitian ini adalah konseling behavior dengan teknik latihan asertif dapat digunakan untuk mengatasi masalah perilaku terisolir remaja.