Ridho Rinaldi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

45 EKSPLOITASI ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG DAN KABUPTEN CIAMIS JAWA BARAT Dwi Yuliani; Ridho Rinaldi; Hafidz Fattahurrahman Pramadia
Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial (Biyan) Vol 4 No 1 (2022): BIYAN
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isu eksploitasi terhadap anak jalanan masih menjadi fenomena yang serius untuk diteliti, sebab anak jalanan mengalami resiko eksploitasi yang lebih besar, masalah semakin beragam dan kompleks. Fenomena anak jalanan yang awalnya hanya ditemukan diperkotaan, kini kian meluas sampai ke wilayah perdesaan. Kota Bandung yang sejak lama menjadi kota tujuan bagi anak anak jalanan, menyebabkan masalah ini tidak mudah untuk diatasi. Sedangkan Kabupaten Ciamis yang pada awalnya tidak pernah ada anak jalanan, pada tahun 2016 mulai nampak ada fenomena ini, baik anak “punk”, pengamen, dan anak dengan kostum badut. Penelitian ini menggunakan motode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi. Sebelas informan dari berbagai pihak berkepentingan dipilih melalui teknik purposive. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan diantaranya; 1) bentuk eksploitasi di Kota Bandung lebih beragam dan kompleks dibandingkan diKabupaten Ciamis, 2) Ada cara baru dan berbahaya yang dilakukan oleh orang dewasa pengguna obat kepada anak jalanan yaitu dijadikan perantara untuk membeli obat-obatan terlarang ke pengedar. 3) ditemukan fenomena yang berbeda antara anak jalanan di Kota Bandung dan Kabupaten Ciamis. Teori mekanisme kelangsungan hidup, teori konstruksi sosial, teori stuktural fungsional digunakan untuk menganalisis temuan penelitian.
KONDISI PSIKOSOSIAL ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KOTA PANGKAL PINANG Ridho Rinaldi; Dwi Yuliani
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 19 No 2 (2020): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v19i2.333

Abstract

Kondisi psikososial merupakan produk interaksi antara sistem biologis, psikologis, dan sosialyang dapat mempengaruhi perkembangan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memperolehgambaran kondisi psikososial anak yang berkonflik dengan hukum yang sedang menjalanimasa pembinaan di LPKA Kelas II Kota Pangkal Pinang yang meliputi: 1) karakteristikResponden, 2) kondisi biologis responden, 3) kondisi psikologis responden, dan 3) kondisisosial responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatankuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Jumlahpopulasi sebanyak 22 orang anak dan semuanya dijadikan sampel atau responden. Uji validitas alatukur yang digunakan adalah uji validitas isi dan disertai dengan uji keterbacaan. Teknik analisisdata menggunakan analisis data kuantitatif, data-data yang dikumpulkan kemudian dituangkankedalam tabel untuk dideskripsikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi psikososialanak yang berkonflik dengan hukum yang sedang menjalani masa pembinaan masuk dalamkategori sedang dengan perolehan skor 3289. Aspek biologis masuk dalam kategori sedang dengan perolehan skor 1190, aspek psikologis masuk dalam kategori sedang dengan perolehan skor 1035,dan aspek sosial masuk dalam kategori sedang dengan perolehan skor 1065. Mayoritas respondenmengalami masalah gatal-gatal, merasa sedih berada di LPKA, merasa khawatir dengan masadepan, dihantui rasa takut atas perbuatannya, jarang berkomunikasi dengan orang tua, dan jarangdijenguk oleh teman dan kerabat dekatnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan danmeningkatkan kesejahteraan kondisi psikososial anak yang berkonflik dengan hukum yangmengalami masalah psikososial dapat dilakukan melalui program layanan dukungan psikososial.