Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP MENGGUNAKAN MIKROTIK UNTUK KEBUTUHAN REMOTE ACCESS Vicky Phang; Endah Setyaningsih
Power Elektronik : Jurnal Orang Elektro Vol 10, No 2 (2021): POWER ELEKTRONIK
Publisher : Politeknik Harapan Bersama Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/polektro.v10i2.2573

Abstract

Abstract  Internet has become an essential requirement for communication. By using the internet, it is possible for someone to get information anytime and anywhere. The internet is also used in local networks. The local network connects personal devices and workstations in an organization for the use of shared resources. The local network cannot be accessed from outside carelessly. A Virtual Private Network (VPN) allows devices outside the local network to connect using a public network anywhere on the condition that the device is connected to the internet. Therefore, in this journal a VPN network with a Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP) is designed using a MikroTik router. The PPTP protocol adds data security in these networks. A VPN network is designed to connect a total of two computers, one in the local network and one outside the local network. The VPN account that is created is for one device only. Computers on the local network use the Windows 10 operating system while computers outside the network use the Windows 7 operating system. Devices on the local network are connected using a straight type UTP cable with an RJ45 connector. The router used is the MikroTik hAP lite RB941-2nd router. The router is connected to a public network with an IP address of 103.83.174.25. The media used to configure the MikroTik router is WinBox version 3.27 (64-bit).
Perancangan Sistem Keamanan Parkir Sepeda Berbasis Radio Frequency Identification Nurawan Rodiansyah; Hadian Satria Utama; Endah Setyaningsih
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 20, No 2 (2018): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.734 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v20i2.5049

Abstract

These day, bicycle parking is available in many places, but many people still feel the lack of security in the parking area of the bicycle. The lack of security in the bicycle parking area available today can lead to the lack of bicycle users especially in Jakarta. To re-awaken bicycle users, some bicycle parking lots are made as safe as possible so that people are interested to park their bikes in a bicycle parking area. Bicycle parking spaces are designed to lock and unlock automatically and include a messaging system using GSM module to bicycle users containing SMS messages, As well as an alarm system that emits sound. Furthermore, when users want to take the bike, users need to attach RFID card to RFID Reader. Based on the test done, the LCD display "Please Take Your Bicycle" indicates locking conditions are not locked and equipped with a delivery system in the form of SMS messages to the owner of the bike "Lock your bike burglarized, check immediately" if there is the occurrence of bicycle theft. Based on the overall test, the tool is considered to meet the design objectives of bicycle parking security system. This system can help the public to make security when the bicycle is in the bike parking area.  Jaman sekarang ini, parkir sepeda sudah tersedia diberbagai tempat, namun banyak masyarakat yang masih merasakan kurangnya keamanan ditempat parkir sepeda.Kurangnya keamanan ditempat parkir sepeda yang tersedia saat ini dapat menimbulkan kurangnya pengguna sepeda khususnya di Jakarta. Untuk menyadarkan kembali pengguna sepeda, beberapa tempat parkir sepeda dibuat seaman mungkin agar masyarakat tertarik untuk parkir sepedanya ditempat parkir sepeda.Tempat parkir sepeda yang dirancang dapat mengunci dan membuka secara otomatis dan dilengkapi sistem pengiriman pesan menggunakan modul GSM ke pengguna sepeda yang berisi pesan SMS,serta dilengkapi sistem alarm yang mengeluarkan bunyi.Selanjutnya, ketika pengguna ingin mengambil sepedanya, pengguna perlu menempelkan kartu RFID ke RFID Reader. Bedasarkan pengujian yang dilakukan, pada tampilan LCD “Silahkan Ambil Sepeda Anda” menandakan kondisi pengunci sudah tidak mengunci dan dilengkapi dengan sistem pengiriman dalam bentuk pesan SMS kepada pemilik sepeda ”Kunci sepeda anda dibobol, periksalah segera” jika ada terjadinya pencurian sepeda. Bedasarkan pengujian keseluruhan, alat dinilai dapat memenuhi tujuan perancangan sistem keamanan parkir sepeda. Sistem ini dapat membantu masyarakat untuk membuat keamanan saat sepedanya berada di area parkir sepeda.
ALAT INTERKOM MELALUI JALA-JALA LISTRIK PADA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TARUMANAGARA Robin S; Endah Setyaningsih; Tony Winata
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 15, No 1 (2013): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.199 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v15i1.267

Abstract

Interkom merupakan sebuah sistem komunikasi elektronik yang ditujukan untuk proses komunikasi yang terbatas. Interkom yang digunakan biasanya terdiri dari panel kontrol yang menggunakan banyak kabel. Menghindari permasalahan pengkabelan pada instalasi peralatan interkom dan dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan listrik rumah untuk pengiriman maka dirancanglah alat interkom melalui jala-jala listrik. Alat interkom melalui jala-jala listrik adalah interkom yang pengaplikasian jalur komunikasinya memanfaatkan kabel listrik PLN ( jala-jala listrik ). Pengiriman sinyal suara alat interkom ini menggunakan modulasi FM. Modulator FM menggunakan osilator komponen induktor dan kapasitor, demodulator FM menggunakan PLL. Jaringan listrik PLN 220 VAC menjadi sumber catu daya alat interkom dan saluran pengiriman sinyal suara. Sistem komunikasi interkom ini menggunakan sistem  half-duplex. Getaran frekuensi suara dibaca menggunakan microphone yang dikuatkan dengan penguatan dari transistor untuk dimodulasi menggunakan VCO. Keluaran dari VCO yang merupakan sinyal FM ditumpangkan pada jala-jala listrik melalui MF trafo sebagai pemisah tegangan 220VAC dengan rangkaian interkom. Sinyal FM pada jala-jala listrik akan diterima oleh PLL melalui MF trafo. Hasil demodulasi sinyal FM tadi diperkuat dengan Op-Amp agar suara yang dikirimkan dapat terdengar dengan jelas. Nada dering pada interkom dihasilkan dari level tegangan yang diberikan sinyal flip-flop hasil dari gabungan gerbang NOT, sehingga terdengar bunyi nada beep secara berulang dan dikirimkan menggunakan VCO seperti sinyal suara. Cara penggunaan alat interkom ini adalah dengan menghubungkan antar alat interkom pada jalur listrik yang sejalur (satu phasa). Bandwith sinyal alat interkom ini sebesar 11.090kHz, sehingga dapat dipastikan sinyal frekuensi suara yang dapat dihasilkan manusia dari 50-10kHz dapat terkirimkan. Kelemahan dari alat ini adalah munculnya feed back yang terjadi bila alat interkom diletakan berdampingan tanpa penghalang berupa tembok, kelemahan yang terjadi alat interkom ini perlu dipasang chasing sebagai shielding.
ALAT TRANSCEIVER AUDIO WIRELESS ANTARA MUSIC PLAYER DENGAN SPEAKER AKTIF MENGGUNAKAN GELOMBANG RADIO Aripin Aripin; Endah Setyaningsih; Tjandra Susila
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 15, No 2 (2013): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.36 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v15i2.322

Abstract

Musik adalah suara atau nada yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Musik merupakan salah satu karya seni dan budaya manusia. Alat untuk memutar musik dapat berupa CD player, telepon genggam, dan komputer. Sinyal suara yang dikirimkan dari music player ke speaker aktif pada umumnya menggunakan kabel audio. Perancangan alat ini bertujuan untuk membuat alat pengirim dan penerima audio nirkabel antara pemutar musik dengan speaker aktif menggunakan gelombang radio. Alat ini mempermudah pengguna pemutar musik untuk mengatur tata letak speaker aktif secara bebas pada posisi mana saja. Bagian pengirim alat ini menggunakan rangkaian loop fase terkunci dan memakai pengkodean stereo untuk mengirimkan sinyal audio stereo. Sistem modulasi gelombang radio yang dipakai pada alat ini menggunakan sistem modulasi frekuensi dan frekuensi yang dipakai adalah 82,5MHz. Jenis antena yang dipakai pada pemancar adalah antena omnidirectional sehingga arah pancaran ke segala arah. Sinyal radio yang diterima oleh penerima dilakukan proses demodulasi untuk mendapatkan kembali audio yang dipancarkan. Audio yang dihasilkan keluaran speaker aktif memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan audio yang diputar pemutar musik, terutama hingga jarak 35 meter. Namun, terjadi penurunan amplitudo sinyal yang diterima sebesar 50,67% pada jarak 5 meter hingga sebesar 69,66% pada jarak 50 meter.
Kendali Pencahayaan Ruangan Berdasarkan Adanya Orang Di Dalam Ruangan dan Pemantauan Jumlah Orang Joni Fat; Endah Setyaningsih; Henry Candra
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 20, No 2 (2018): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.32 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v20i2.3046

Abstract

Energy saving in a room is one way to support government programs. Examples and implementation of energy savings should be instilled in someone early. Through the design of this system students are shown one way to save energy, namely through space lighting control. The system made consists of hardware and software. The system hardware will use a processor in the form of a microprocessor and infrared light sensor installed on the door. In addition, it will also be connected to a server on the Internet so that the system can also be monitored through a web application. Display using a website and calculation results can be printed on a paper. This system design was applied to one of the classrooms, namely as a lighting level controller in the fo rm of igniting and on-off classroom lights automatically when there is and no students. Light control will be designed using a relay. This system is expected to not only have a real effect in reducing the use of electric power in the room that is applied, it can also be a tool to demonstrate the application of technology to teachers and students.Melakukan penghematan energi pada suatu ruangan, merupakan salah satu cara dalam mendukung program pemerintah. Contoh dan pelaksanaan penghematan energi sebaiknya ditanamkan kepada seseorang sejak dini. Melalui perancangan sistem ini siswa ditunjukkan salah satu cara hemat energi, yaitu melalui pengendalian pencahayaan ruangaan. Sistem yang dibuat terdiri dari hardware dan software. Hardware sistem akan menggunakan pemroses berupa mikroprosesor dan sensor cahaya infra merah yang dipasang di pintu. Selain itu, juga akan terhubung dengan server di Internet sehingga sistem juga dapat dimonitor melalui aplikasi web. Tampilan menggunakan sebuah website dan hasil penghitungan bisa dicetak pada sebuah kertas. Rancangan sistem ini diaplikasikan pada salah satu ruang kelas, yaitu sebagai pengendali tingkat pencahayaan berupa penyalaan dan mematikan (on-off) lampu ruang kelas secara otomatis pada saat ada dan tidak ada siswa. Kontrol lampu akan dirancang menggunakan sebuah relay. Sistem ini diharapkan selain dapat berefek nyata dalam penurunan pemakaian daya listrik dalam ruangan yang diaplikasikan, juga dapat menjadi alat untuk mendemonstrasikan aplikasi teknologi bagi para Guru dan siswa.
PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC DIMMING LIGHT PADA LABORATORIUM PENDIDIKAN Venny Venny; Endah Setyaningsih; Yohanes Calvinus
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 24, No 1 (2022): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tesla.v24i1.18444

Abstract

Lighting is one of the main aspects that has an important role in production activities, especially in the medium-scale industrial production process. To get optimal lighting performance, a light source is needed that can meet the needs of lighting levels in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) regarding lighting for medium-scale industrial workplaces or laboratory rooms of educational institutions. Based on the need for a good lighting system, a system in the form of Automatic dimming light was designed that can be programmed to meet the lighting standards according to SNI. The lamp has a controller design concept that automatically uses a 10 watt bulb which is able to provide 500 lux lighting at a distance of 40 cm from the table surface. Using the light intensity sensor module to read the light intensity value so that the lighting can be processed by Arduino Uno and then forwarded to the bulb. It aims to provide adequate lighting in accordance with the desired standard, which is 500 lux ABSTRAK:Kehidupan sehari-hari orang selalu membutuhkan pencahayaan yang bersumber pada lampu. Pencahayaan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peran penting dalam kegiatan produksi, terutama pada proses produksi industri skala menengah. Untuk mendapatkan kinerja pencahayaan yang optimal maka dibutuhkan suatu sumber cahaya yang dapat memenuhi kebutuhan tingkat pencahayaan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai pencahayaan tempat kerja industri skala menengah atau ruangan laboratorium lembaga pendidikan. Pencahayaan yang cukup untuk bidang laboratorium pendidikan menurut SNI adalah sebesar 500 lux. Atas dasar kebutuhan akan sistem pencahayaan yang baik ini, dirancanglah sebuah sistem berupa Automatic dimming light yang dapat diprogram untuk memenuhi standar pencahayaan sesuai SNI. Lampu ini memiliki konsep rancangan pengontrol secara otomatis menggunakan sistem dimmer yang mampu memberikan pencahayaan sebesar 500 lux pada jarak 40 cm terhadap permukaan meja ataupun dapat mengurangi tingkat pencahayaan jika sistem mendeteksi tingkat pencahayaan sudah cukup memenuhi standar menurut SNI. Sistem ini menggunakan input yang berupa sensor intensitas cahaya untuk pembacaan nilai intensitas cahaya agar pencahayaan. Sistem akan diproses oleh Arduino Uno untuk melanjutkan perintah kepada modul dimmer agar dapat bekerja menambahkan atau mengurangi tingkat pencahayaan hingga mencapai nilai yang telah ditetapkan sesuai dengan SNI. Hal tersebut akan diteruskan ke output yang berupa sebuah lampu. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan pencahayaan yang dikeluarkan sudah cukup sesuai dengan standar yang diinginkan yaitu 500 lux.
Sistem Pemantauan Inkubator Bayi Menggunakan Jaringan Wifi dan Berbasis Database Endah Setyaningsih; Tommy Tommy; Harlianto Tanudjaja
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 21, No 2 (2019): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.746 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v21i2.7186

Abstract

Baby incubator is very important to keep the newborn’s body temperature especially for premature babies. Premature babies is the babies that born less than 37 weeks and has less than 2500 grams body weight. Baby incubator is designed to have a lenght of 70 cm, a width of 40 cm, and a height of 60 cm. The system of baby incubator will automatically turn on or turn off the fan, heater or humidifier in accordance with the range of temperature and humidifier that has been set. The range of humidifier inside the baby incubator is 40% - 60%. The range of temperature can be set in a Graphical User Interface (GUI). At GUI, user can fill and show babies profile, babies activity, level of baby’s bilirubin, and the range of temperature. Those Datas are saved in a database’s tables. GUI can show the temperature and humidity of babies incubator in form of graph. Babies monitoring can be done by wireless. There is a monitoring device that can buzz if the baby is crying. This system has a database that can store incubator room temperature-humidity data, baby’s temperature, sound counters, biodata, activity, bilirubin and incubator temperature regulation. Can also provide information about the incubator's humidity and baby's temperature on the LCD and GUI and can save the record of the activities carried out by the baby, as well as keep a record of the baby's bilirubin value and turn on the lights automatically according to the bilirubin value inputABSTRAK:Inkubator bayi sangat berperan penting untuk menjaga suhu tubuh bayi baru lahir khususnya bagi bayi prematur. Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 37 minggu dan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram. Inkubator bayi yang dirancang memiliki ukuran ruang panjang 70 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm. Sistem dari inkubator bayi ini akan secara otomatis menyalakan atau mematikan kipas, heater atau humidifier sesuai dengan batas suhu dan kelembaban yang telah diatur. Batas kelembaban udara di dalam inkubator bayi adalah sebesar 40% sampai 60%. Batas suhu inkubator bayi diatur sesuai dengan umur dan berat badan bayi. Pengaturan batas suhu inkubator bayi dapat diatur pada sebuah Graphical User Interface (GUI). Pada GUI, pengguna dapat mengisi dan menampilkan biodata bayi, aktivitas bayi, tingkat bilirubin bayi dan batas suhu inkubator yang diinginkan. Data-data tersebut disimpan pada tabel-tabel yang berada pada sebuah basis data. GUI juga dapat menampilkan suhu dan kelembaban inkubator bayi dalam bentuk grafik. Pemantauan bayi dapat dilakukan secara wireless. Terdapat sebuah alat pemantau yang akan berbunyi apabila bayi menangis. Sistem ini memiliki database yang dapat menyimpan data suhu-kelembaban ruang inkubator, suhu tubuh, counter suara, biodata, aktivitas, bilirubin dan pengaturan temperatur inkubator. Juga dapat memberikan informasi mengenai suhu-kelembaban inkubator dan suhu tubuh bayi pada LCD dan GUI dan dapat menyimpan record aktivitas yang dilakukan bayi, serta menyimpan record nilai bilirubin bayi dan menyalakan lampu secara otomatis sesuai dengan nilai bilirubin yang di­-input.
Analisis Penempatan Evolved Node B Area DKI Jakarta Dengan Menggunakan Algoritma Genetika Dan Evolutionary Programming Riza Buddy Septyanto; Endah Setyaningsih; Fahraini Bacharuddin
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 19, No 2 (2017): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.44 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v19i2.2694

Abstract

Demand of higher data speed communication must be supported by good system and precise Evolved Node B allocation to give a good service quality. In the future especially Indonesia telecommunication network keep growing, data traffic with effective perfomance keep developed by mobile operator (service provider). Mobile telecomunication networking need cell planning with aim to meet cell coverage which is showed by number of base station, with minimal allocation but can meet the requirement of traffic capacity and coverage area.Chance to develope Long Term Evolution (LTE) Technology is at frequenies 1200 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz and 2300 MHz. eNode B Allocation uses genetic algorithm and evolutionary programming. In Genetic Algorithm and evolutionary programming, searching technique is done by analyzing the size of the the population. Individual in one population is called by the term of chromosome. This chromosome is one of solution in the shape of symbol. In the beginning, population developed randomly, next population will be result of chromosomes evolution by iteration which is called by the term of generation. This eNode B allocation generates the best cell radius, observed by number of generations and eNode B allocation uses by using genetic algorithm and evolutionary programming which generate same cell radiusKebutuhan akan komunikasi membutuhkan kecepatan data yang semakin tinggi sehingga harus didukung oleh sistem yang handal dan penempatan Evolved Node B yang tepat agar dapat memberikan kualitas layanan dengan baik. Dimasa depan khususnya di Indonesia jaringan telekomunikasi terus berkembang, lalu lintas data dengan performansi yang efektif terus dikembangkan oleh operator seluler (service provider). Jaringan komunikasi seluler membutuhkan perencanaan sel dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pencakupan sel yang ditunjukkan oleh jumlah base station, dengan penepatan seminimal mungkin tetapi dapat memenuhi kapasitas trafik dan coverage area yang dibutuhkan. Peluang untuk membangun teknologi Long Term Evolution (LTE) yaitu difrekuensi 1200 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz dan 2300 MHz. Penempatan eNode B menggunakan algoritma genetika dan evolutionary programming. Pada algoritma genetika dan evolutionary programming teknik pencarian dilakukan dengan menganalisa banyaknya populasi. Individu yang terdapat dalam satu populasi disebut istilah kromosom. Kromosom ini merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Penempatan eNode B ini menghasilkan jari-jari sel yang terbaik dilihat dari banyaknya generasi yang ditentukan dan penempatan eNode B menggunakan algoritma genetika dan evolutionary programming menghasilkan nilai jari-jari sel yang sama.
Pengaruh Single Tuned Filter Terhadap Frekuensi Harmonik ke-3 Pada Beban Rumah Tangga 2200 VA Randy Randy; Endah Setyaningsih; Tjandra Susila
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 19, No 2 (2017): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.809 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v19i2.2710

Abstract

 Home load 2200 VA is one of the non-linear loads that contains harmonic distorted waves. Harmonics is the integer multiplication periodically to the fundamental frequency. The resulting harmonics can aggravate the quality of the non-linear load, one consequence is to shorten the non-linear load life due to overheating. The resulting harmonics can be calculated with Total Harmonic Distortion. This research discusses the influence of Single Tuned Filter on 3rd harmonic frequency at 2200 VA Home load to reduce 3rd harmonic frequency value. Tests conducted in this research is testing the positive effect of decreasing the 3rd harmonic frequency on the values of and  to the value of power factor. Based on the results of the tests that have been done, decreasing the 3rd harmonic frequency on the values of  and  have a positive influence on the value of power factor. Values  and before filter fitted have significant differences than values  and  after fitted filter. The power factor value before filtering has a significant difference over the power factor value after it has been filtered. Beban Rumah Tangga 2200 VA adalah salah satu beban non-linier yang menggambarkan gelombang yang terdistorsi yang mengandung harmonik. Harmonik adalah perkalian integer secara periodik terhadap frekuensi fundamental. Harmonik-harmonik yang timbul tersebut dapat memperburuk kualitas dari Beban non-linier tersebut, salah satu akibatnya adalah memperpendek umur beban non-linier tersebut karena overheating yang terlalu berlebihan. Harmonik-harmonik yang timbul tersebut dapat dihitung dengan Total Harmonic Distortion. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh Single Tuned Filter terhadap Frekuensi harmonik ke-3 pada Beban Rumah Tangga 2200 VA untuk mereduksi nilai frekuensi harmonik ke-3. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian pengaruh positif penurunan frekuensi harmonik ke-3 pada nilai THDV dan THDI terhadap nilai faktor daya. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan penurunan nilai frekuensi harmonik ke-3 pada nilai THDV dan THDI memiliki pengaruh positif terhadap nilai faktor daya. Nilai THDV dan THDI sebelum dipasangi filter memiliki perbedaan yang signifikan daripada Nilai THDV dan THDI sesudah dipasangi filter. Nilai faktor daya sebelum dipasangi filter memiliki perbedaan yang signifikan daripada nilai faktor daya sesudah dipasangi filter.
Simulasi Pencahayaan Terowongan Tomang Siang Hari Menggunakan Lampu LED Endah Setyaningsih; Jeanny Pragantha; Rizki A. Mangkuto
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 20, No 1 (2018): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.677 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v20i1.2815

Abstract

Tunnel lighting during the day is very dependent on sunlight, especially access zones and threshold zones. The intensity of light in the zone must be able to compensate for the intensity of sunlight in front of the tunnel. For that artificial lighting will be placed in the access zone and the threshold zone must be arranged according to the presence of sunlight in front of the tunnel. At night, the threshold zone up to the exit zone must have the same illumination and luminance, and the value is not much different from the illumination and luminance that is on public roads before and after the tunnel. But in the daytime each zone must have different illuminations and luminance. This study took data from the Tomang tunnel, this tunnel consists of tunnels in the direction of Tangerang with an estimated average vehicle speed of 60 km / hour. The tunnel length is 120 m, width 7 m, height 4 m. The research in the form of this simulation uses LED lights, according to which currently there are 15 pieces installed, previously using 250 Watt HPS lights, as many as 20 pieces, with a distance between 6 m lights. The results showed that the lighting of the Tomang tunnel is currently not appropriate for daylight, because the lighting threshold zone is less able to meet the sun's luminance. As a result, during the day the threshold zone appears dark (there is a black hole phenomenon). While at night it produces excess illuminance and luminance, namely 104 lux illumination and 9.96 cd / m2 luminance greater than SNI standard 20 lux - 25 lux and 2 cd / m2. The use of LED lights produces higher luminance with less power, than HPS lamps. Pencahayaan terowongan pada siang hari sangat tergantung pada cahaya matahari, khususnya zona akses dan zona ambang. Intensitas cahaya pada zona tersebut harus dapat mengimbangi intensitas cahaya matahari di muka terowongan. Untuk itu pencahayaan buatan yang akan ditempatkan di zona akses dan zona ambang harus di tata sesuai adanya cahaya matahari di muka terowongan. Pada malam hari, zona ambang sampai dengan zona exit harus mempunyai iluminansi dan luminansi yang sama, dan nilainya tidak jauh berbeda dengan iluminansi dan luminansi yang ada pada jalan umum sebelum dan sesudah terowongan. Namun pada siang hari setiap zona harus mempunyai iluminansi dan luminansi yang berbeda. Penelitian ini mengambil data dari terowongan Tomang, terowongan ini terdiri dari terowongan ke arah Tangerang dengan perkiraan kecepatan rata-rata kendaraan sebesar 60 km/jam. Panjang terowongan 120 m, lebar 7 m, tinggi 4 m. Penelitian yang berupa simulasi ini menggunakan lampu LED, sesuai yang saat ini terpasang sejumlah 15 buah, sebelumnya menggunakan lampu HPS 250 Watt, sebanyak 20 buah, dengan jarak antar lampu 6 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan terowongan Tomang saat ini kurang tepat untuk siang hari, karena pada zona ambang pencahayaannya kurang dapat memenuhi luminansi cahaya matahari. Akibatnya pada siang hari zona ambang nampak gelap (terjadi adanya black hole phenomena). Sementara pada malam hari menghasilkan iluminansi dan luminansi yang berlebih, yaitu iluminansi 104 lux dan luminansi 9,96 cd/m2 yang lebih besar dari standar SNI 20 lux - 25 lux dan 2 cd/m2. Penggunaan lampu LED menghasilkan luminansi lebih tinggi dengan daya lebih minimal, dari pada lampu HPS.