Ayuningtyas, Vidya Hana Dwi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Laporan Kasus : INTENSE PULSED LIGHT (IPL) SEBAGAI TERAPI MELASMA TIPE EPIDERMAL: SUATU LAPORAN KASUS Ayuningtyas, Vidya Hana Dwi; Murlistyarini, Sinta
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 4 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.04.6

Abstract

Melasma adalah salah satu masalah kosmetik yang banyak ditemukan terutama pada wanita usia produktif. Faktor utama yang mencetuskan melasma adalah faktor genetik, paparan sinar UV kronis dan penggunaan kontrasepsi hormonal. Meski terapi topikal merupakan modalitas utama untuk mengatasi melasma, namun dengan lambatnya tingkat penyembuhan dan munculnya beberapa efek samping seperti eritema dan reaksi alergi, memicu para klinisi untuk menggunakan alternatif lain seperti laser dan intense pulsed light. Intense pulsed light adalah suatu modalitas yang memanfaatkan flashlamp untuk menyalurkan energi ke kulit dan dapat membidik berbagai macam chromophore dengan memanfaatkan rentang panjang gelombang yang lebar yakni antara 420 nm sampai 1400 nm. Pada kasus ini dilaporkan seorang wanita usia 41 tahun dengan keluhan bercak kecoklatan di area pipi kanan dan kiri sejak sekitar dua tahun yang lalu. Pasien terdiagnosa mengalami melasma tipe epidermal. Penggunaan terapi topikal sebelumnya didapatkan hanya memberikan kepuasan minimal. Pasien memiliki tipe kulit Fitzpatrick V. Pasien mendapatkan terapi intense pulsed light sebanyak satu kali dengan fluence 16.0 J/cm2 dan filter 590 nm. Fluence yang rendah diperlukan untuk menghindari risiko hiperpigmentasi yang lebih tinggi pada pasien dengan tipe kulit gelap. Penggunaan filter 590 nm dipilih untuk menghindari epidermal burn akibat terlepasnya gelombang cahaya yang tidak diperlukan. Hasil evaluasi tiga hari pasca tindakan menunjukkan penurunan skor modified Melasma Area and Severity Index (mMASI) dari 40,5 menjadi 36.Â