Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KELAYAKAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) LITERASI SAINS PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK Nur Khikmah; Endang Susantini
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penerapan literasi sains dalam pembelajaran materi sistem pencernaan digunakan untuk membangun peserta didik yang mengerti akan sistem pencernaan dan hubungannya dengan masalah kontekstual, tidak hanya penguasaan konsep saja melainkan kemampuan berpikir juga, salah satunya berpikir kritis. Berpikir kritis sebagai proses berpikir untuk mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan bukti dan permasalahan yang dihadapi serta konsep yang berhubungan sangat dibutuhkan di abad ke-21 sehingga perlu dilatihkan dalam pembelajaran melalui bahan ajar seperti lembar kegiatan peserta didik (LKPD) literasi sains.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD literasi sains pada materi sistem pencernaan untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis yang layak secara teoritis dan empiris. LKPD dikembangkan menggunakan model pengembangan 4D (define, design, develop, and disseminate), namun tahap disseminate tidak dilakukan. Penelitian ini diujicobakan secara terbatas kepada 16 peserta didik kelas XI MIPA 1 SMA Negeri Jogoroto Jombang. Kelayakan teoritis ditinjau dari hasil validasi, sedangkan kelayakan empiris ditinjau berdasarkan keterlaksanaan aktivitas peserta didik saat menggunakan LKPD literasi sains, respon peserta didik, dan ketuntasan indikator pembelajaran yang memuat aspek berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, eksplanasi, dan inferensi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi, lembar observasi keterlaksanaan aktivitas peserta didik, lembar tes, dan angket respon peserta didik. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (a) LKPD literasi sains yang dikembangkan dinyatakan layak secara teoritis dengan perolehan skor validasi sebesar 3,89, (b) LKPD literasi sains layak secara empiris berdasarkan keterlaksanaan aktivitas peserta didik, ketuntasan indikator pembelajaran, dan respon peserta didik dengan perolehan persentase skor berturut-turut sebesar 91,07%, 85,76%, dan 96,15%. Simpulan dari penelitian ini adalah LKPD literasi sains yang dikembangkan layak digunakan untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Kata Kunci: LKPD, literasi sains, berpikir kritis, sistem pencernaan.
Peningkatan Kedisiplinan Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X IIS Semester I SMAN 2 Pati nur khikmah
Empati-Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 1 (2016): Empati
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/empati.v3i1 April.987

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah ini adalah menjelaskan proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dan untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan belajar melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X IIS semester 1 SMA Negeri 2 Pati tahun 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan agustus sampai desember 2015, bertempat di SMA Negeri 2 Pati.Subyek penelitian adalah 8 siswa kelas X IIS. Prosedur penelitian menggunakan penelitian tindakan bimbingan konseling yang terdiri dari 2 siklus.Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, 4) refleksi, setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan.Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa berhasil dengan kriteria layanan baik, (2) Adanya peningkatan kedisiplinan belajar dalam mengumpulkan?é?á tugas tepat waktu pada siswa berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru mata pelajaran terdapat penurunan jumlah pelanggaran setelah BKp siklus I sebesar 32 dan setelah BKp siklus II sebesar nol atau tidak ada pelanggaran sama sekali. Hasil tes skala kedisiplinan belajar meningkat sebesar 24,14%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Kata kunci: Kedisiplinan Belajar, Bimbingan Kelompok.
Uji antibakteri teh hitam dan teh hijau kombucha pada methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Cyrilla Angelica Andhika Pramesti; Nur Khikmah; Nunung Sulistyani
Jurnal Biologi Udayana Vol 26 No 1 (2022): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2022.v26.i01.p12

Abstract

Kombucha tea has antibacterial activities against Gram-negative, Gram-positive bacteria, and antibiotic resistant bacteria. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a strain of Staphylococcus aureus bacteria that has resistance to antibiotics. MRSA is the main cause of nosocomial infections and various clinical syndromes. This study aimed to determine the antibacterial of kombucha tea and the difference in antibacterial effect between kombucha green tea and kombucha black tea in inhibiting MRSA. Kombucha green tea and kombucha black tea were made by fermenting liquid. The kombucha tea antibacterial test on MRSA was determined using well diffusion method. The antibacterial differences between kombucha black tea and kombucha green tea were analyzed by using t-test. Kombucha green tea has a higher total acid content with a lower pH than black kombucha tea. Kombucha black tea and kombucha green tea antibacterial activities on MRSA were shown by an irradiance zone, with a diameter of 14 ± 0,85 mm and 17 ± 0,93 mm. Irradical zone shows that the activities of kombucha black tea and kombucha green tea is categorized as weak. Therefore, kombucha tea has not been effective as an antibacterial against MRSA. The results of t-test showed that there were differences in antibacterial activities between kombucha green tea and kombucha black tea against Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).