Masalah pokok dalam tulisan ini adalah kemampuan anak berkomunikasi belum berkembang sesuai harapan. Upaya mengatasi masalah tersebut,dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh metode bercerita terhadap kemampuan anak berkomunikasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, subjek seluruh anak di kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Palu Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore yang berjumlah 16 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik presentase. Data sebelum menggunakan metode bercerita kemampuan menyebutkan kosakata 1 anak (6%) kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), 4 anak (25%) kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 7 anak (44%) kategori Mulai Berkembang (MB), 4 anak (25%) kategori Belum Berkembang (BB). Kemampuan menjawab pertanyaan 1 anak (6%) kategori BSB, 3 anak (19%) kategori BSH, 9 anak (56%) kategori MB, 3 anak (19%) kategori BB. Bercerita sederhana 1 anak (6%) kategori BSB, 2 anak (16%) kategori BSH, 6 anak (38%) kategori MB, 7 anak (44%) kategori BB. Setelah menggunakan metode bercerita, menyebutkan kosakata terdapat 4 anak (25%) kategori BSB, 7 anak (44%) kategori BSH, 4 anak (25%) kategori MB, dan 1 anak (6%) kategori BB. Kemampuan menjawab pertanyaan 4 anak (25%) kategori BSB, 9 anak (56%) kategori BSH, 2 anak (13%) kategori MB, 1 anak (6%) kategori B. Bercerita sederhana 4 anak (25%) kategori BSB, 7 anak (44%) kategori BSH, 4 anak (25%) kategori MB, 1 anak (6%) kategori BB. Disimpulkan bahwa ada pengaruh metode bercerita terhadap kemampuan anak berkomunikasi. Terbukti adanya peningkatan kemampuan anak berkomunikasi setelah menggunakan metode bercerita rata-rata BSB 25%, BSH 48%, MB 21%. Kata Kunci : Metode Bercerita, Kemampuan Berkomunikasi