Claim Missing Document
Check
Articles

The Hepatoprotective Effects of Basil Leaf (Ocimum sanctum L.) Extract on Paracetamol Induced Liver Damage in Male Rat Panggabean, Ronaldo; Nofita; Ade Maria Ulfa
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2021): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bji.v7i2.518

Abstract

Basil leaf have antioxidants such as flavonoids, so it is thought to have a hepatoprotective effect. This study aims to investigate the effect of basil leaf extract on SGOT and SGPT levels in male rats induced by paracetamol. Basil leaf extract was carried out by the percolation method using ethyl acetate solvent, Some 20 male sprague dawley rats were randomly divided into 5 groups. Basil leaf extract (400 mg/kgBB and 600 mg/kgBB) and sylimarin (100 mg/kgBB) were carried out every day for 28 days, paracetamol was induced 24 hours after giving the last day of basil leaf extract. The parameters measured were SGOT and SGPT level to assess the effect of basil leaf extract on liver damage caused by paracetamol. The results showed that basil leaf extract (400 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB) showed that the activities of SGOT and SGPT levels were statistically significant (p<0,05) to negative control. Basil leaf extract shows the effect of hepatoprotector on liver induced by paracetamol, however the effect given was not able to equate with positive control.
The Formulation and Physical Evaluation Tests of Ethanol in Telang Flower (Clitoria ternatea L.) Extract Losio Form as Antioxidant Jayanti, Merly; Ade Maria Ulfa; Angga Saputra Yasir
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 3 (2021): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bji.v7i3.543

Abstract

Background. Antioxidants are defined as compounds that are able to delay, slow down, or inhibit oxidation reactions. One of the plants that has the potential as natural antioxidants is the telang flower. The purpose of this study was to determine whether the ethanol extract of telang flower (Clitoria ternatea L.) can be formulated in a losion form that meets the requirements of the physical evaluation test and to determine the ethanol extract of telang flower (Clitoria ternatea L.) has antioxidant activity. Methods. The extraction using maceration techniques with 96% ethanol solvent. The yield obtained from the maceration technique was 29.16%. Phytochemical analysis of telang flowers contains alkaloids, flavonoids, polyphenols, saponins and tannins. Determination of the levels of flavonoids obtained levels of 10.05% and for polyphenols of 15.33%. Results. Telang flower extract (Clitoria ternatea L.) can be formulated into losions and meets the requirements of the physical evaluation test in the extract concentration of 0.1%. The losion of telang flower extract (Clitoria ternatea L.) with a concentration of 0.1% telang flower extract has very strong antioxidant activity because it has an IC50 value <50 ppm, and the IC50 yield of a losion with a concentration of 0.1% telang flower extract (Clitoria ternatea L.) of 37.92 ppm which means that it has very strong antioxidant activity. Conclusion. The formula of the telang flower extract lotion has strong antioxidant activity and protects the skin from free radicals.
ANALISIS SGOT DAN SGPT PADA TIKUS JANTAN YANG DI INDUKSI PARASETAMOL UNTUK MENETAPKAN AKTIVITAS EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTIF Nofita Nofita; ade maria ulfa; davit muhamad muslim
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.089 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.3018

Abstract

Enzim SGOT dan SGPT berhubungan dengan sel parenkim hati yang dikeluarkan akibat kerusakan sel hati. Pengaruh Punica granatum pada enzim hati dapat dirujuk ke pada efektivitas antioksidan yang kuat dari senyawa aktifnya yang dapat berinteraksi dengan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan aktivitas hepatoprotektif ekstrak buah delima terhadap hepatotoksisitas yang diinduksi parasetamol. Hepatotoksisitas diinduksi pada tikus jantan Sprague Dawley dengan pemberian oral parasetamol dosis 2000 mg/kg berat badan pada hari ke 9, 2 jam setelah pemberian ekstrak buah delima dan silymarin. Ekstrak dari buah delima diberikan secara oral dengan dosis 200 mg/kg dan 400 mg/kg BB dan silymarin diberikan secara oral dengan dosis 100 mg/kg setiap hari selama 9 hari. Beberapa penanda seperti SGOT dan SGPT diukur untuk menilai efek ekstrak pada kerusakan hati yang disebabkan oleh parasetamol. Sampel darah dari tikus yang diberi ekstrak buah delima 200 mg / kg BB dan 400 mg / kg BB memberikan kadar SGOT dan SGPT yang lebih rendah di bandingkan kontrol negatif (paracetamol) menunjukkan efek ekstrak dalam mencegah kerusakan akibat hepatoksin, akan tetapi efek yang diberikan belum mampu menyamai kontro positif pada kadar SGOT. Silymarin digunakan sebagai obat kontrol positif. Sehingga perlu adanya penambahan waktu pemberian dan dosis dari ekstrak buah delima sehingga efek yang dihasilkan lebih baik. Kata Kunci : Buah Delima, Hepatoprotektif, SGOT, SGPT, Parasetamol
IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM SABUN PEMBERSIH WAJAH YANG BEREDAR DI TOKO ONLINE (ONLINE SHOP) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Annisa Primadiamanti; Ade Maria Ulfa; Putri Anggraini
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 2 (2018): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i2.2782

Abstract

Kosmetik termasuk sediaan farmasi yang digunakan untuk mempercantikwajah.Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari berbagai macamsenyawa kimia misalnya hidrokuinon.Penggunaan hidrokuinon menurut peraturanBPOM termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resepdokter, hidrokuinon dilarang digunakan tanpa resep dokter karena memiliki efeksamping berbahaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapathidrokuinon pada sabun pembersih wajah yang beredar melalui Toko Online (Onlineshop).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 12 merk sabun pembersihwajah yang beredar melalui toko online (online shop).Teknik pengambilan sampeldilakukan secara populative sampling.Zat hidrokuinon ini diidentifikasi denganmenggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis.Prinsip Kromatografi Lapis Tipis yaitupemisahan senyawa multi komponen dengan menggunakan dua fase yaitu fase diamdan fase gerak.Fase diam yang digunakan yaitu Silika Gel GF 254 nm dan fase gerakyang digunakan yaitu toluen dan asam asetat glasial (8:2). Diperoleh hasil dari 12sampel didapat 6 sampel teridentifikasi mengandung zat hidrokuinon dengan warnabercak ungu untuk sampel, baku pembanding dan sampel ditambah baku sertadiperoleh hasil harga Rf untuk masing-masing sampel yaitu sampel E = 0,05, F =0,05, G = 0,03, H= 0,05,J] = 0,03,L = 0,01.
VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) PADA PEMISAHAN AMBROKSOL HCL DALAM SEDIAAN OBAT SIRUP MEREK X Ade Maria Ulfa; Diah Astika Winahyu; Resmawati Resmawati
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.842 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1163

Abstract

Ambroksol HCl merupakan metabolit aktif dari bromheksin. Zat ini banyak ditemukan pada obat batuk ekspektoran sebagai agen mukolitik yang berfungsi menurunkan viskositas mucus. Validasi metode menurut United States Pharmacopeia (USP) dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Parameter yang digunakan pada validasi metode kali ini yaitu linearitas, selektivitas,  akurasi, dan presisi. Kondisi KCKT yang digunakan adalah fase terbalik dengan kolom ODS (C18) dengan panjang gelombang 310 nm dan fase gerak metanol:bufer fosfat (8:2 v/v), laju alir 1,0 mL/min dengan volume penyuntikan 4µg/mL. Pada validasi metode ambroksol HCl memperlihatkan nilai lineritas yang baik  r = 0,996,  selektivitas larutan standar 6,542 dan sampel 7,044 tidak memenuhi persyaratan karena rentang perbedaan waktu retensi lebih dari ±5%, presisi yang didapat 1,69 (%RSD)  memenuhi persyaratan yaitu ±2%, sedangkan pada uji akurasi kadar yang didapat yaitu 75-79 % tidak memenuhi  persyaratan yaitu 97-103%. Jika salah satu dari parameter tersebut tidak memenuhi persyaratan maka diperlukan validasi ulang, terjadinya kesalahan pada saat validasi bisa disebabkan karena kondisi perubahan sintesis bahan aktif obat, perubahan komposisi obat dan perubahan prosedur analisis, kemungkinan lain juga bisa dikarenakan variasi fase gerak yang berbeda. Jika tidak dilakukan validasi ulang maka validasi metode tidak bisa digunakan untuk penetapan kadar. Kata kunci: HPLC, ambroxsol HCl sediaan sirup, validasi metode
ANALISA KADAR NIKOTIN PADA TEMBAKAU DENGAN PERLAKUAN DALAM BENTUK ROKOK LINTINGAN DAN ROKOK KRETEK DI PASAR MANDALA, LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Ade Maria Ulfa; Diah Astika Winahyu; Desti Galuh Anggraini
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.38 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1154

Abstract

Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Indonesia. Kegunaan utama tembakau adalah sebagai bahan baku pembuatan rokok sigaret kretek, rokok filter, rokok lintingan dan biasa juga digunakan sebagai tembakau susur. Nikotin zat kimia yang terkandung dalam rokok, nikotin bersifat adiktif (kecanduan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau dengan perlakuan rokok lintingan dan rokok kretek yang beredar di wilayah Pasar Mandala, Lampung Tengah apakah kadar nikotin yang diizinkan dalam sebatang rokok memenuhi persyaratan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yaitu 1,5 mg/batang. Sampel yang digunakan adalah sampel tembakau dengan perlakuan dalam bentuk rokok lintingan dan rokok kretek pada pedagang yang berbeda. Analisis kuantitatif nikotin ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil penelitian dengan panjang gelombang (λ) 261 nm dengan persamaan y= b.X+a sehingga diperoleh koefisien korelasi (r) 0,9996. Hasil penelitian menunjukkan kadar rata-rata nikotin dalam ekstrak tembakau matahari sebesar 0,74 mg/batang, sampel rokok kretek sebesar 0,80 mg/batang. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel tersebut diperoleh hasil kadar nikotin yang diizinkan dalam sebatang rokok memenuhi syarat Peraturan Pemerintah No.81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yaitu 1,5 mg/batang. Kata Kunci:Nikotin, tembakau, spektrofotometri UV-Vis. 
PERBANDINGAN KADAR KALSIUM PADA BUAH NAGA DAGING MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN BUAH NAGA DAGING PUTIH (Hylocereus undantus) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Robby Candra Purnama; Ade Maria Ulfa; Wahyuningtiyas Wahyuningtyas
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.713 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i2.1171

Abstract

Buah naga pada umumnya sering dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk buah segar atau jus. Buah naga banyak mengandung mineral salah satunya adalah kalsium. Kalsium berfungsi untuk kesehatan tulang dan gigi. Pentingnya peran kalsium dalam tubuh maka perlu memperhatikan jenis makanan yang memiliki kandungan kalsium yang baik untuk tubuh  salah satunya mengkonsumsi buah naga.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar kalsium yang terdapat pada buah naga  daging merah (Hylocereus polyrhizus) dan buah naga daging putih (Hylocereus undatus). Penelitian ini dilakukan dengan analisis kuantitatif  yaitu dilakukan secara spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 422,51 nm. Sampel diabukan didalam tanur dengan temperatur awal 100 interval 25oC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan menjadi 500oC setiap 5 menit dan dilakukan selama 36 jam, abu kemudian dilarutkan dengan larutan HNO3, lalu sampel dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil kadar rata-rata kalsium pada buah naga daging merah adalah 3,6584 ± 0,1459 mg/100 gram dan buah naga daging putih adalah 1,1440 ± 0,0212 mg/100 gram. Hasil analisa data dengan menggunakan uji t didapat  thitung sebesar = 4,4630 dengan taraf kepercayaan 95% yaitu 4,30, sehingga kadar kalsium pada buah naga daging merah dan buah naga daging putih berbeda signifikan Kata kunci : buah naga, kalsium, spektrofotometri serapan atom.
PERBANDINGAN KADAR KALSIUM PADA KECAMBAH KACANG HIJAU DAN KECAMBAH KACANG KEDELAI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Ade Maria Ulfa; Nofita Nofita; Shinta Shinta
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.689 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1159

Abstract

Kecambah adalah salah satu sayuran yang mengandung beragam mineral penting, diantaranya yaitu kalsium. Kecambah terbuat dari kacang hijau dan kacang kedelai yang sering kita sebut dengan tauge. Kecambah dapat diolah menjadi berbagai macam masakan sayur, selain itu kecambah dapat dimakan mentah. Ditinjau dari segi konsumsi masyarakat lebih mengenal kecambah kacang hijau dibandingkan kecambah kacang kedelai untuk pendamping sayur di masakan. Sampel diperoleh dari pasar Gintung Bandar Lampung. Sampel kecambah terlebih dahulu dipreparasi agar dapat dianalisis melalui destruksi kering. Kemudian penetapan kadar kalsium dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom dengan menggunakan lampu katoda kalsium pada panjang gelombang 422,51 nm. Diperoleh persamaan garis regresi linier yaitu y = 0,13016x + 0,0091179 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9990. Hasil penelitian menunjukan kadar kalsium dalam kecambah kacang hijau yaitu 1,4945 mg/100gram sedangkan kadar kalsium dalam kecambah kacang kedelai yaitu 2,9917 mg/100 gram. Hasil dari perhitungan uji t didapatkan bahwa thitung = 4,5535 lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% = 2,78. Berdasarkan hasil yang didapat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar kalsium kecambah kacang hijau dan kecambah kacang kedelai. Kata kunci :   kecambah kacang hijau, kecambah kacang kedelai, kalsium, spektrofotometri serapan atom
STABILITAS TABLET ASAM MEFENAMAT YANG BEREDAR DI BEBERAPA PUSKESMAS DAERAH LAMPUNG TENGAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV Agustina Retnaningsih; Ade Maria Ulfa; Titim Nurjannah R
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.237 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i4.2146

Abstract

ABSTRAKAsam mefenamat merupakan senyawa obat yang rentan baik terhadap cahaya maupun udara atau kelembapan, sehingga penyimpanannya tidak lebih dari 30o C dan terlindung dari cahaya. Ketidakstabilan tablet asam mefenamat dapat dilihat dari sifat fisika dan kimianya yaitu : Perubahan warna, bentuk, ukuran, kekerasan, waktu hancur, lama penyimpanan dan penurunan kadar tablet dapat mempengaruhi khasiat obat dan toksisitas yang membahayakan pasien.Penelitian ini dilakukan dengan metode spektrofotometri uv dan dengan tujuan untuk mendapatkan data stabilitas tablet asam mefenamat yang disimpan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Lampung tengah sebagai bahan pertimbangan dalam penyimpanan obat yang baik di Puskesmas serta untuk mengetahui apakah mutu dari tablet asam mefenamat sesuai dengan standar mutu Farmakope Indonesia edisi IV yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %. Dari hasil Penelitian dilakukan dengan cara menentukan 3 Puskesmas berdasarkan sampling acak dari 30 Puskesmas di Lampung Tengah. Mutu tablet asam mefenamat di teliti dengan menggunakan metode eksperimental sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi penyimpanan di 3 Puskesmas belum optimal, suhu ruangan berkisaran 27-35 oC sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kadar yaitu pada sampel A adalah 102,36 %, sampel B 85,325 % dan sampel C adalah 98,52 %.Kata kunci : Tablet asam mefenamat, kualitas tablet, Spektrofotometri UV
PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK KELAPA, MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK ZAITUN KEMASAN SECARA ALKALIMETRI Ade Maria Ulfa; Agustina Retnaningsih; Rizkina Aufa
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.607 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i4.2142

Abstract

ABSTRAKMinyak atau lemak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Selain itu minyak juga digunakan sebagai media penghantar panas dan memberikan rasa gurih pada makanan. Tujuan penelitian ini adalah berapakah kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun apakah memenuhi persyaratan mutu minyak. Minyak yang sering digunakan masyarakat adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak zaitun. Dalam minyak terkandung asam lemak bebas, asam lemak bebas yang tinggi dapat menyebabkan mutu minyak yang rendah. Populasi pada sampel ini adalah minyak dalam bentuk kemasan bermerk yaitu minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak zaitun yang beredar di supermarket Bandar Lampung berdasarkan kode produksinya. Titrasi asidi-alkalimetri adalah titrasi volumetri dengan menggunakan NaOH sebagai larutan baku sekunder dan kalium hidrogen ftalat sebagai larutan baku primer serta ditambahkan indikator pp. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna larutan menjadi warna merah muda. Hasil penelitian diperoleh kadar asam lemak bebas pada minyak goreng kemasan. Minyak kelapa adalah sebesar 0,1243%, minyak kelapa sawit 0,4305%, dan minyak zaitun 0,2077%. Hasil tersebut menunjukan bahwa minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun memenuhi persyaratan SNI yaitu minyak kelapa 0,2%, minyak kelapa sawit 0,5%, dan minyak zaitun 1,8%. Sehingga penelitian ini merekomendasikan masyarakat untuk lebih memilih minyak goreng dalam bentuk kemasan bermerk.Kata kunci : Minyak, Asam Lemak Bebas, Titrasi Alkalimetri.