Rohman, Muhammad Ariefur
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IMPLEMENTASI FILTER GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIKS TERHADAP SISTEM KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK Rohman, Muhammad Ariefur; Mudjirahardjo, Panca; Muslim, M. Aziz
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 23, No 4 Oktober (2021): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/transmisi.23.4.%p

Abstract

 Kanker payudara merupakan salah satu penyakit dengan proyeksi kematian terbesar selama 10 tahun terakhir dengan indeks kematian mencapai rata-rata 5 juta per-tahun, dan diprediksi akan terus naik hingga 60% di seluruh dunia. Umumnya, banyak metode yang digunakan untuk mendeteksi penyakit ini, salah satunya dengan mengamati jaringan histopatology. Banyak dari para ilmuwan, yang menggunakan jaringan histopatology untuk menganalisa, mengamati dan membuat sistem klasifikasi kanker payudara dengan berbagai metode, seperti: convolutional neural network, deep learning, support vector machine. Penggunaan metode convolutional neural network terbukti paling unggul pada sistem klasifikasi kanker payudara, namun akurasi rata-rata yang dihasilkan relatif cukup rendah. Selain itu, penggunaan metode convolutional neural network, membutuhkan waktu komputasi yang relatif lama untuk mengklasifikasikan 7909 dataset ukuran 4 GB. Berdasarkan alasan tersebut, desain sebuah sistem klasifikasi dengan mengimplementasikan Gray Level Co-occurance Matrix pada saat prapengolahan data CNN di butuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan  metode  CNN  menghasilkan  waktu  komputasi  lebih  lama,  yaitu:  3300  detik  dibandingkan  dengan kombinasi metode GLCM Entropy dan CNN 2040 detik. Sedangkan rata-rata akurasi latih dan uji yang dihasilkan oleh metode kombinasi GLCM entropy dan CNN adalah  92,26% dan 94,16%, lebih unggul dibandingkan dengan metode CNN, yaitu: 88,41% untuk data latih, dan 87,68% untuk data uji.