Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RESPONS IKAN ZEBRA EKOR HITAM (Dascyllus melanurus) TERHADAP PENGGUNAAN ANAESTESI MINYAK CENGKEH SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN PADA SKALA LABORATORIUM (Response of Zebra Fish Blacktail (Dascyllus melanurus) on the use of Clove Oil Anesthesia as a ... Sri Wahyuni Rahim
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.498 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.51-61

Abstract

ABSTRACTThe process of catching fish using an anesthetic technique is inseparable from the use of synthetic chemicals (cyanide) that negatively impact the target fish, non-target and on coral reefs. One way to reduce the negative impact of cyanide is to look for another alternative that are environmental friendly. One alternative is clove oil. The objectives of study are to determine the optimal concentration of clove oil on the induction and recovery time of zebra fish blacktail (Dascyllus melanurus). Samples used were captured without using cyanide.  A tank with dimension 30 x 40 x 50 m filled with sea water was mixed with different concentrations of clove oil. The experiment was repeated three times. Observation of the behavior was performed to determine the induction and recovery time. The results showed the longest induction time were observed in concentration of 20 ppm with an average time of 321.33 seconds and the fastest time of induction was recognized in concentration of 60 ppm with an average time of 28.33 seconds. Longest recovery time was at a concentration of 20 ppm with an average time of 188.33 seconds and the fastest recovery time was at a concentration of 40 ppm with an average time of 80.67 seconds. Clove oil concentration of 40 ppm was most effective in fishing with induction time ranged from 40-48 seconds, and recovery time ranges from 72-91 seconds.Keywords: clove oil, induction time, recovery time, zebra fish blacktailABSTRAKProses penangkapan ikan dengan menggunakan teknik pembiusan tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia sintetik (sianida) yang berdampak negatif terhadap ikan target, non-target serta pada terumbu karang. Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif dari sianida adalah dengan mencari alternatif lain yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang digunakan adalah minyak cengkeh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal minyak cengkeh terhadap waktu induksi dan waktu pulih ikan zebra blacktail (Dascyllus melanurus). Sampel yang digunakan ditangkap tanpa mengggunakan sianida.  Akuarium berukuran 30 x 40 x 50 m diisi dengan air laut. Kemudian dimasukkan beberapa konsentrasi minyak cengkeh yang berbeda (20, 30, 40, 50 dan 60 ppm). Pengamatan terhadap tingkah laku dilakukan untuk menentukan waktu induksi dan waktu pulih. Hasil penelitian menunjukkan waktu induksi terlama terdapat pada konsentrasi 20 ppm dengan waktu rata-rata 321,33 detik dan waktu induksi tercepat terdapat pada konsentrasi 60 ppm dengan waktu rata-rata 28,33 detik. Waktu pulih terlama terdapat pada konsentrasi 20 ppm dengan waktu rata-rata 188,33 detik dan waktu pulih tercepat terdapat pada konsentrasi 40 ppm dengan waktu rata-rata 80,67 detik. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi minyak cengkeh 40 ppm merupakan konsentrasi yang paling efektif dalam proses penangkapan ikan zebra blacktail (Dascyllus melanurus) dengan waktu induksi berkisar 40 – 48 detik dan waktu pulih berkisar 72 – 91 detik.Kata kunci:  minyak cengkeh, waktu Induksi, waktu pulih, ikan zebra blacktail
TRANSFORMASI HAMA RUMPUT LAUT MENJADI PRODUK PERIKANAN Khusnul Yaqin; Liestiaty Fachruddin; Dewi Yanuarita; Suwarni Suwarni; Sri Wahyuni Rahim; Joeharnani Tresnaty; Muh. Tauhid Umar; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2017
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.564 KB) | DOI: 10.20956/pa.v1i2.2415

Abstract

Desa Mandalle adalah salah satu desa di Sulawesi Selatan yang memproduksi rumput laut. Salah satu hama budidaya rumut laut di perairan Desa Mandalle adalah kerang hijau.  Program pengabdian masyarakat yang didanai BOPTN Universitas Hasanuddin bertujuan untuk memanfaatkan hama rumput menjadi barang yang bernilai ekonmis penting. Di samping itu program ini juga bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya kerang yang lainnya seperti kerang simping, Placuna placenta.  Hasil yang dicapai pada program pengabdian ini adalah bagan tancap kerang hijau, keterampiran masyarakat dalam pengolah sumberdaya kerang menjadi bahan olahan seperti sate kerang dan grinting (kripik) simping dan mobile outlet (gerobak) sebagai wahana penjualan sate kerang, grinting simping dan jus rumput laut. Mobile outlet dimaksudkan untuk menciptakan pasar lokal produk olahan hasil laut Desa Mandalle dan menstimulasi masyarakat lokal untuk berbisnis hasil-hasil laut dari wilayah pesisir. Diharapkan program pengabdian ini menjadi inisiasi terbentuknya marine eco-techno-park. Hal ini didasarkan pada keeksotikan perairan Desa Mandalle dan banyaknya bahan aktif atau bioaktif hasil-hasil laut perairan Mandalle yang dapat diproses melalui pendekatan bioteknologi.
DEMPLOT PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING CANGKANG LUNAK DI DESA SALEMBA, KECAMATAN UJUNG LOI, KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN Hadiratul Kudsiah; Sri Wahyuni Rahim; Muhammad Ahsin Rifa'i; Arwan Arwan
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.497 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i2.5194

Abstract

Salah satu teknologi budidaya kepiting yang membutuhkan waktu relatif cepat dan mortalitas yang rendah adalah budidaya kepiting cangkang lunak. Luasnya potensi tambak yang belum tergarap dan terlantar (mangkrak) ditinggalkan pemiliknya, tingginya potensi pasar lokal, nasional ekspor, kelebihan teknologi budidaya dan nilai gizi/nutrisi produk yang dimiliki maka teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sangat potensial untuk dikembangkan menjadi usaha baru yang menguntungkan bagi masyarakat pesisir dan pelaku dunia usaha perikanan. Kegiatan ini bertujuan melakukan transfer teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba apung bersekat di perairan tambak kepada masyarakat petambak di Kabupaten Bulukumba, khususnya masyarakat petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, tempat demplot ini berlangsung. Kegiatan demplot diharapkan dapat menjadi altenatif usaha baru dan atau diversifikasi usaha budidaya tambak dengan budidaya kepiting cangkang lunak. Kegiatan dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan April – Juli 2017, meliputi survei lokasi demplot, penyuluhan klasikal, demplot budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak, dan desiminasi kegiatan. Hasil evaluasi penyuluhan kelas dan demplot menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di perairan tambak.
Iktiofauna Danau Buaya, Sulawesi Selatan: Iktiofauna Danau Buaya, Sulawesi Selatan Sharifuddin Andy Omar; Rostiani Parore; Sri Wahyuni Rahim; Basse Siang Parawansa; Moh. Tauhid Umar
Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Vol 1 No 2 (2020): Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/HAJ.1.2.21

Abstract

Danau Buaya merupakan salah satu danau yang terletak di bagian tengah Propinsi Sulawesi Selatan. Informasi tentang biodiversitas iktiofauna di danau tersebut belum ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis komposisi jenis, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi, ikan yang tertangkap di perairan Danau Buaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2019. Pengambilan sampel dilakukan empat kali selama dua bulan dengan menggunakan alat tangkap jaring dengan ukuran mata jaring 2 inci. Analisis sampel dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Selama penelitian ditemukan 328 ekor ikan yang termasuk dalam 12 spesies dan 9 famili. Kelimpahan individu dan kelimpahan relatif ikan tertinggi ditemukan pada spesies Trichopodus pectoralis (ikan sepat siam). Nilai-nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi berturut-turut berkisar 2,11–2,35, 0,85–0,95, dan 0,10–0,15.