Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

OPTIMASI TEKNIK KLASIFIKASI MODIFIED K NEAREST NEIGHBOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Siti Mutrofin; Abidatul Izzah; Arrie Kurniawardhani; Mukhamad Masrur
Jurnal Gamma Vol. 10 No. 1 (2014): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

OPTIMASI TEKNIK KLASIFIKASI MODIFIED K NEAREST NEIGHBOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKAOptimization Techniques Modified K Nearest Neighbor Classification Using Genetic AlgorithmSiti Mutrofin, Abidatul Izzah, Arrie Kurniawardhani, Mukhamad MasrurJurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Unipdu, Kompleks Ponpes Darul ‘Ulum Peterongan Jombang, 61481ABSTRACTOne of the tasks of data mining is classifi cation, many researchers are already conducting research on the method of classification. Classification method used is k-Nearest Neighbor (kNN). kNN has several advantages, including the training is fast, simple and easy to learn, resistant to the training data that has noise, and effectively if the large training data. Meanwhile, the lack of kNN is the value of k bias, complex computing, memory limitations, and easily fooled by irrelevant attributes. One improvement is the Modifi ed kNN kNN (MKNN), which aims to improve the accuracy of the kNN, by adding the calculation of validity.because it is considered the weight calculations contained in kNN, have problems outlier. However, MKNN also have the same disadvantages as kNN k value bias and complex computing. Based on the MKNN problems, the author intends to make improvements in terms of, optimization Genentic value k using Algorithm (GA), because GA has proven it can be used to optimize the value of k for kNN. Furthermore, the algorithm will be called GMKNN algorithm (Genetic Modifi ed k Nearest Neighbor). Evaluation level of truth results will be based on the value of accuracy, either using kNN algorithm, MKNN and GMKNN use data UCI machinelearning.Keywords : kNN , Modified kNN , Genetic Algorithm , Genetic Modified kNN, UCI Machine LearningABSTRAKSalah satu tugas dari data mining adalah klasifikasi, banyak peneliti yang sudah melakukan penelitian tentang metode klasifikasi. Metode klasifikasi yang biasa digunakan adalah k-Nearest Neighbor (kNN). kNN memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah pelatihan sangat cepat, sederhana dan mudah dipelajari, tahan terhadap data pelatihan yang memiliki derau, dan efektif jika data pelatihan besar. Sedangkan, kekurangan dari kNN adalah nilai k bias, komputasi kompleks, keterbatasan memori, dan mudah tertipu dengan atribut yang tidak relevan. Salah satu perbaikan kNN adalah Modifi ed kNN (MKNN), yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi dari kNN, dengan menambahkan perhitungan validity, karena dianggap perhitungan bobot yang terdapat pada kNN, memiliki permasalahan outlier. Namun, MKNN juga memiliki kelemahan yang sama dengan kNN yaitu nilai k bias dan komputasi yang kompleks. Berdasarkan permasalahan MKNN tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan perbaikan dalam hal, optimasi nilai k menggunakan Genentic Algorithm (GA), karena GA sudah terbukti dapat digunakan untuk melakukan optimasi pada nilai k untukkNN. Selanjutnya algoritma tersebut akan dinamakan algoritma GMKNN (Genetic Modifi ed k Nearest Neighbor). Evaluasi tingkat kebenaran hasil akan didasarkan pada nilai akurasi, baik menggunakan algoritma kNN, MKNN maupun GMKNN menggunakan data UCI machine learning.Kata Kunci : kebijakan publik, Supiory, daerah tertinggal dan pengembangan
USER EMOTION IDENTIFICATION IN TWITTER USING SPECIFIC FEATURES: HASHTAG, EMOJI, EMOTICON, AND ADJECTIVE TERM Yuita Arum Sari; Evy Kamilah Ratnasari; Siti Mutrofin; Agus Zainal Arifin
Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi Vol 7, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi (Journal of Computer Science and Information)
Publisher : Faculty of Computer Science - Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.587 KB) | DOI: 10.21609/jiki.v7i1.252

Abstract

Abstract Twitter is a social media application, which can give a sign for identifying user emotion. Identification of user emotion can be utilized in commercial domain, health, politic, and security problems. The problem of emotion identification in twit is the unstructured short text messages which lead the difficulty to figure out main features. In this paper, we propose a new framework for identifying the tendency of user emotions using specific features, i.e. hashtag, emoji, emoticon, and adjective term. Preprocessing is applied in the first phase, and then user emotions are identified by means of classification method using kNN. The proposed method can achieve good results, near ground truth, with accuracy of 92%.
Fotodegradasi Zat Warna Metil Jingga Dengan TiO2/CuO-Zeolit-Alginat Pada Sinar UV Ridho Arief Al Rasyid; Sri Wardhani; Siti Mutrofin
The Indonesian Green Technology Journal Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TiO2/CuO-Zeolit-Alginat dibuat melalui metode impregnasi basah dan penambahan natrium alginat. Tujuan penelitian ini adalah degradasi Metil Jingga menggunakan fotokatalis TiO2/CuO-Zeolit-Alginat serta mengkaji jenis fotokatalis, lama penyinaran, dan konsentrasi Metil Jingga. Jenis sinar yang digunakan adalah sinar UV dengan panjang gelombang 365 nm. Perbandingan jenis fotokatalis dilakukan melalui fotodegradasi 25 mL Metil Jingga 20 mg/L dengan 150 mg fotokatalis dan disinari selama 2 jam. Variasi lama penyinaran dilakukan selama 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Variasi konsentrasi zat warna sebesar 50, 100, 150, 200, 250 mg/L. Hasil dari jenis fotokatalis dan pengemban dikarakterisasi menggunakan FTIR dan XRD. Hasil degradasi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 464 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2/CuO pada bilangan gelombang 480,63 cm-1 menunjukkan gugus fungsi Cu-O dan TiO2/CuO-Zeolit dengan software match! 3 menunjukkan fasa mordenit, TiO2 fasa anastase dan rutil, serta fasa CuO. TiO2/CuO-Zeolit yang digunakan uji aktivitas fotokatalis menunjukkan bahwa degradasi Metil Jingga lebih besar dibandingkan TiO2/CuO-Zeolit-Alginat. Lama penyinaran dan konsentrasi Metil Jingga memberikan pengrauh degradasi Metil Jingga. Kondisi optimum fotodegradasi diperoleh pada lama penyinaran 2 jam. Pada konsentrasi 250 mg/L fotodegradasi Metil Jingga dihasilkan degradasi sebesar 39%.
Sintesis Granul TiO2-Bentonit/Alginat Untuk Fotodegradasi Metilen Biru Antika Ratna Sari; Sri Wardhani; Siti Mutrofin
The Indonesian Green Technology Journal Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk sintesis fotokatalis TiO2-bentonit/Alginat granul,mengetahui pengaruh pengemban bentonit dalam fotokatalis, pengaruh konsenterasi TiO2 dalam bentonit, pengaruh lama penyinaran dan pengaruh pH terhadap degradasi metilen biru dengan menggunakan sinar UV panjang gelombang 365 nm. Sintesis fotokatalis dilakukan dengan impregnasi basah TiO2 dalam bentonit dengan komposisi konsenterasi TiO2 dalam bentonit  0,0075; 0,01; 0,0125; 0,015; 0,02; dan 0,025 mol/g bentonit. TiO2 dan TiO2-Bentonit dikarakterisasi menggunakan FTIR dan XRD. Variasi lama penyinaran yang digunakan adalah 20, 60, 100, 140, dan 180 menit. Variasi pH yang digunakan adalah pH 3, 5, 7, 9, dan 11. Volume, konsentrasi metilen biru, dan massa fotokatalis yang digunakan berturut-turut adalah 25 mL, 10 mg/L, dan 100 mg. Penentuan absorbansi metilen biru secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 664 nm. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan munculnya vibrasi Ti-O-Ti pada bilangan gelombang 623,25 cm-1, 708,83 cm-1. Karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa TiO2 mempunyai 2 fasa yaitu rutil dan anatase dengan komposisi 64,8% dan 35,2%. Berdasarkan analisis Match!3 bentonit merupakan fasa montmorillonit. Hasil fotodegradasi menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2-Bentonit/Alginat memiliki persentase degradasi lebih baik dibandingkan TiO2/Alginat. Persentase degradasi optimum dicapai pada fotokatalis komposisi TiO2-bentonit  0,015 mol/ g bentonit,  lama penyinaran 100 menit dan pH 7 dengan degradasi sebesar 82,33%.
Sintesis Granul TiO₂-Fe₂O₃-Bentonit/Alginat Untuk Fotodegradasi Metil Jingga dengan Sinar UV Ida Rahmawati; Sri Wardhani; Siti Mutrofin
The Indonesian Green Technology Journal Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sintesis Granul TiO₂-Fe₂O₃-Bentonit/Alginat dilakukan untuk mendegradasi metil jingga dengan sinar UV. TiO₂ dimodifikasi dengan menambahkan dopan Fe dan diembankan ke bentonit. Sintesis Granul TiO₂-Fe₂O₃-Bentonit/Alginat dibuat dengan komposisi Fe dalam TiO₂-Fe₂O₃ dengan perbandingan mol 97:1, 97:2, dan 97:3 yang diimpregnasikan ke dalam bentonit. Fotokatalis hasil sintesis dikarakterisasi dengan FT-IR dan XRD. Fotokatalis sebanyak 100 mg diuji aktivitasnya menggunakan 25 mL larutan metil jingga 10 mg/L. Parameter fotodegradasi yang dilakukan adalah pengaruh konsentrasi Fe (0,001 mol/g; 0,002 mol/g, dan 0,003 mol/g), lama penyinaran (1; 1,5; 2; 2,5;, dan 3 jam), dan Variasi pH (2, 3, 5, 7, 9, 11). Filtrat larutan metil jingga setelah degradasi diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada λ = 464 nm untuk menentukan konsentrasi metil jingga. Karakterisasi dengan FT-IR menunjukkan adanya serapan Ti—O—Ti pada bilangan gelombang 436,42 cm⁻¹ dan serapan Fe—O bilangan gelombang 517,71 cm⁻¹. Karakterisasi dengan XRD diketahui struktur TiO₂ adalah anatase dan rutil pada 2θ = 25,30° dan 27,43°  serta terdapat nilai 2θ = 33,50° yang menunjukkan pola difraksi Fe₂O₃. Uji aktivitas menunjukkan dopan Fe dapat meningkatkan aktivitas degradasi TiO₂. Uji pengaruh konsentrasi Fe, lama penyinaran, dan pH menghasilkan konsentrasi Fe 0,001 mol/g memiliki aktivitas degradasi optimum sebesar 15,9%, lama penyinaran optimun selama 2 jam sebesar 22,7%, dan pH optimum pada pH 3 sebesar 44%.
TEKNIK GENETIC MODIFIED K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK ESTIMASI HASIL PRODUKSI GULA TEBU BERDASARKAN NILAI KLOROFIL DAUN TEBU Siti Mutrofin; R. V. Hari Ginardi; Chastine Fatichah

Publisher : Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.558 KB)

Abstract

Pada umumnya, taksasi (estimasi) hasil produksi gula didasarkan pada luas area, masa tanam, faktor panjang leng, jumlah batang/leng, tinggi batang, bobot batang, dan rendemen. Faktor rendemen sangatberpengaruh terhadap kualitas gula (manis atau tidak), sedangkan faktor yang lain hanya mempengaruhikuantitas gula. Salah satu tolak ukur produksi gula maupun rendemen dapat dilihat dari nilai klorofil dauntebu. Klorofil juga memiliki peranan yang sangat penting bagi proses fotosintesis. Untuk itu, dalampenelitian taksasi produksi gula tebu ini didasarkan pada nilai klorofil daun tebu. Dalam penelitian ini,performa algoritma Modified k-Nearest Neighbor (MKNN) ditingkatkan dengan cara mengoptimalkan nilaik dengan menggunakan algoritma genetika, yang selanjutnya algoritma tersebut dinamakan denganalgoritma Genetic Modified K-Nearest Neighbor (GMKNN). Tujuan dari penelitian ini adalah GMKNNsebagai algoritma baru digunakan untuk melakukan estimasi hasil produksi gula tebu berdasarkan nilaiklorofil daun tebu. Dari sejumlah uji coba, terbukti bahwa klorofil (Model2) dapat digunakan untukmelakukan taksasi, walaupun memiliki hasil yang kurang baik dibandingkan ketika tidak menggunakanklorofil (Model1). Model2 unggul pada percobaan dengan menggunakan 95 data, Model2 juga terbuktimemiliki perbedaan yang signifikan dberdasarkan uji T. Kinerja algoritma GMKNN lebih baik dari padaMKNN dengan nilai MSE terkecil sebesar 3737 pada percobaan dengan menggunakan 95 data, dan MSEterbesar sebesar 2053730 pada percobaan dengan menggunakan 201 data, namun GMKNN juga memilikikekurangan, yaitu komputasi tinggi, terjebak pada optimum lokal, sedangkan kekurangan MKNN adalahpenentuan nilai ambang batas dalam mendapatkan nilai similaritas antar data latih yang masih manualpada kasus estimasi.