Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DENGAN HYPERTENSION DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM YAKSSI GEMOLONG TAHUN 2013 Eni Nur Rahmawati
Jurnal Infokes Vol 6 No 1 (2016): INFOKES Volume 6 No 1 Juli 2016
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/infokes.v6i1.96

Abstract

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, pengambilan data sampel dengan menggunakan metode observasi pada indeks penyakit dan dokumen rekam medis pasien rawat inap pada lembar masuk dan keluar dengan penyakit hypertension, serta menggunakan pendekatan retrospektif. Identifikasi variabel meliputi jenis kelamin, kelompok umur, cara masuk, cara keluar, lama dirawat, dokter yang merawat, ruang perawatan, status kepulangan dan wilayah. Obyek penelitian adalah indeks penyakit dan dokumen rekam medis pasien rawat inap pada lembar masuk dan keluar dengan diagnosa utama hypertension sebanyak 414 pasien, dengan obyek penelitian diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dengan jumlah sampel 81 pasien. Prosentase karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit hypertension untuk jenis kelamin perempuan 72%, kelompok umur > 65 tahun 31%, cara masuk dengan keterangan lain-lain 100%, cara keluar atas persetujuan 95%, rata-rata lama dirawat 3 hari, dokter yang merawat pasien dengan prosentase tertinggi dirawat oleh dr. Sigit W, Sp.Pd 39%, ruang perawatan kelas tiga 41%, status kepulangan dengan keterangan sembuh 95% dan wilayah pasien hypertension dari Sumber Lawang 21%. Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan wawasan tenaga medis dalam memberikan solusi tentang penanggulangan penyakit atau masalah kesehatanKata kunci : Karakteristik, Pasien Rawat Inap, Hypertensio
TINJAUAN KEAKURATAN KODE SEBAB DASAR KEMATIAN PADA SERTIFIKAT KEMATIAN DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Eni Nur Rahmawati; Sri Lestari
Jurnal Infokes Vol 8 No 2 (2018): Volume 8 No 2 September 2018
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/infokes.v8i2.208

Abstract

AbstrakKeakuratan kode sebab dasar kematian digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, tetapi belum melaksanakan penentuan kode sebab dasar kematian sesuai dengan ICD-10. Berdasarkan survei awal didapatkan hasil  sertifikat  kematian  pasien 100% lengkap terisi. Sedangkan keakuratan penentuan kode sebab dasar kematian pada sertifikat kematian berdasarkan tabel MMDS di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebesar 90 % tidak akurat dan 10% akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kode sebab dasar kematian pada sertifikat kematian berdasarkan tabel MMDS di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan pendekatan retrospektif, pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara, teknik sampling yaitu systematic random sampling. Hasil dari pembahasan menunjukkan belum terdapatnya prosedur pencatatan pengisian diagnosis sebab kematian pada sertifikat kematian, belum terdapatnya prosedur pengkodean sebab dasar kematian, prosentase kelengkapan pengisian diagnosis 100% lengkap terisi, prosentase keakuratan kode sebab dasar kematian berdasarkan tabel MMDS 90.32% tidak akurat. Prosentase ketidakakuratan tertinggi yaitu 67.86% disebabkan kesalahan menentukan kode berdasarkan prinsip umum. Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan pengisian diagnosis sebab kematian yaitu tidak adanya SPO pengisian diagnosis dan urutan penulisan yang belum sesuai ICD-10 oleh dokter. Faktor yang menyebabkan ketidakakuratan kode diagnosis yaitu tidak adanya SPO, penulisan diagnosis dan pengkodean yang belum sesuai aturan ICD-10, dan audit coding. Kesimpulan ketidakakuratan kode lebih tinggi dari kode yang akurat. Saran sebaiknya dibuat SPO pengisian diagnosis sebab kematian bagi dokter, SPO pengkodean sebab dasar kematian bagi staff coder, pelatihan pengkodean sebab dasar kematian, penyediaan MMDS bagi staff coder, dan dilaksanakan kegiatan audit coding.Kata Kunci:  Kelengkapan,   Keakuratan,   Kode  Sebab  Dasar  Kematian,  ICD  10,                      MMDS.AbstractThe accuracy of the basic cause of death code is used as a consideration in decision making at RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, but has not yet implemented the determination of the basic cause of death code in accordance with ICD-10. Based on the initial survey, the patient's death certificate was 100% complete. While the accuracy of the determination of the basic cause of death code on the death certificate based on MMDS table at RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten is 90% inaccurate and 10% accurate. This study aims to determine the accuracy of the basic cause of death codes on death certificates and above based on MMDS table at RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. The research method used in this study is a descriptive type of research, with a retrospective approach, data collection using observation and interviews, sampling technique is systematic random sampling. The results of the discussion showed that there was no procedure for recording the diagnosis of death cause on death certificates, the absence of the basic cause of death coding procedure, the percentage of complete 100% complete filling in the diagnosis, the percentage accuracy of the basic death code based on MMDS table 90.32% inaccurate. The highest inaccuracy percentage is 67.86% due to an error determining code based on general principles. Factors that influence the incompleteness of filling in the diagnosis of the cause of death are the absence of a filling-in SPO diagnosis and the writing order that is not in accordance with the ICD-10 by the doctor. Factors that cause the inaccuracy of the diagnosis code are the absence of SPO, the writing of diagnoses and coding that do not comply with ICD-10 rules, and coding audits. Conclusion code inaccuracies are higher than accurate codes. Suggestions should be made SPO filing in the cause of death diagnosis for doctors, SPO coding for basic cause of death for staff coders, basic cause coding coding training, provision of MMDS for staff coders, and coding coding activities carried out.Keywords: Completeness, Accuracy, Basic Death Cause Code, ICD 10, MMDS.