Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyaluran Bantuan Sosial kepada Para Korban Bencana Alam di Wilayah Ile Ape dan Kedang, Kabupaten Lembata Bernardus Tube; Marselus Ruben Payong; Yohanes Kurniawan; Polikarpus Payong
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 3 (2021): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v4i3.895

Abstract

Community Service Activities by the PkM Team on behalf of the Unika Santu Paulus Ruteng institution along with alumni illustrate concern and a sense of humanity towards others. The Unika Santu Paulus Ruteng Institute was present among the victims of natural disasters in Lembata Regency to ease the burden of their suffering. The presence of the PkM team in social and humanitarian activities, namely distributing and delivering aid directly to victims of natural disasters is a picture of humans as social beings. With the strength of coordination and action, the PkM team demonstrated the presence of the academic community of Unika Santu Paulus Ruteng as a missionary institution that provided relief and consolation for the victims.
PELATIHAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI DI KELURAHAN NANTAL GOLO WELU KECAMATAN KUWUS KABUPATEN MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Polikarpus Payong; Ronaldus Don Piran; Inosensius Harmin Jandu; Wigbertus Gaut Utama; Paulus Every Sudirman; Rizki Adiputra Taopan
Jurnal Abditani Vol. 4 No. 3 (2021): Desember
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v4i3.80

Abstract

Pelatihan penanganan pascapanen kopi di tingkat petani kopi merupakan suatu upaya strategis yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan petani kopi dalam penanganan pascapanen kopi. Pada tahap awal kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), ditemukan bahwa petani kopi di Kelurahan Nantal Golo Welu belum memiliki pengetahuan yang mendalam tentang penanganan pascapanen kopi serta kendala dalam sistem pemasaran. Berdasarkan hasil observasi tahap awal maka solusi yang dilakukan yaitu melaksanakan asesmen lapangan yang berhubungan dengan analisis situasi tingkat petani, mengorganisir petani dan memberi pelatihan penanganan pascapanen kopi. Metode kegiatan yang diberikan meliputi: (1) metode observasi langsung, (2) metode wawancara terstruktur, (3) metode ceramah, simulasi, (4) Metode diskusi terbuka dan juga memberikan modul penanganan pascapanen kopi serta melakukan evaluasi dan monitoring. Hasil kegiatan pelatihan pascapanen kopi secara nyata memberi dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan petani kopi di Kelurahan Nantal Golo Welu yang dapat diketahui dari hasil pre-test 5,35% dan post-test 8,23%. Hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan setelah 1 bulan kegiatan pelatihan, diketahui bahwa petani kopi di Kelurahan Nantal Golo Welu sudah melaksanakan kegiatan pascapanen kopi khususnya pengolahan hilir biji kopi. Kesimpulan dari kegiatan pelatihan pascapanen kopi di Kelurahan Nantal GoloWelu yaitu terjai peningkatan pengetahuan daan keterampilan serta adanya komitmen petani kopi didalam kegiatan pascapanen kopi.
Usahatani Jahe Merah pada Lahan Sempit dengan Memanfaatkan Limbah Kantong Semen di Desa Bangka Ajang Provinsi Nusa Tenggara Timur Polikarpus Payong; Wigbertus Gaut Utama; Paulus Every Sudirman; Rizki Adiputra Taopan
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v4i2.1946

Abstract

ABSTRAKKegiatan usahatani jahe merah pada lahan sempit dengan memanfaatkan limbah kantong atau zak semen bekas merupakan satu upaya pemanfaatan peluang usahatani dengan meminimalisir dan menekan kerusakan lingkungan akibat limbah kantong atau zak. Pada kegiatan awal Pengapdian kepada Masyarakat (PkM), ditemukan bahwa petani di Desa Bangka Ajang belum memiliki pengetahuan serta ketrampilan dalam kegiatan usahatani jahe merah pada lahan sempit dengan memanfaatkan limbah kantong atau zak semen. Berangkat dari kondisi tersebut, solusi yang telah dilakukan adalah melakukan kegiatan analisis situasi tingkat petani, mengelompokan petani, memberi penyuluhan usahatani jahe merah, demplot, diskusi bersama, evaluasi, dan rencana monitoring. Petani yang belum memahami materi penyuluhan pertanian, akan didampingi secara intensif. Adapun metode kegiatan yang dilakukan, yaitu (1) metode observasi langsung, (2) metode wawancara terstruktur, (3) metode ceramah, demonstrasi, simulasi, (4) Metode diskusi terbuka. Kegiatan penyuluhan pertanian dengan sistem latihan dan kunjungan dikatakan efektif karena para petani mampu menjelaskan kembali materi penyuluhan yang disampaikan dan juga prosedur dalam kegiatan demplot sesuai yang disampaikan oleh narasumber. Dari hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan setelah 1 bulan kegiatan penyuluhan, diketahui bahwa Petani di Desa Bangka Ajang sudah berkomitmen dan melaksanakan kegiatan usahatani budidaya jahe merah pada lahan sempit dengan memanfaatkan limbah kantong atau zak semen.Kata kunci: lahan sempit; limbah kantong semen; usahtani jahe merah ABSTRACTRed ginger farming activity on narrow land by utilizing waste cement bags to exploit farming opportunities by minimizing and suppressing environmental damage due to bag waste. In the initial Community Service activity, it was found that farmers in Bangka Ajang Village did not yet have the knowledge and skills in red ginger farming activities on narrow land by utilizing cement bags. The solution that has been carried out is to conduct farmer-level situation analysis activities, group farmers, provide counseling on red ginger farming, demonstration plots, joint discussions, evaluation, and monitoring plans. Farmers who do not understand agricultural extension materials will be assisted intensively. The methods of activities carried out are (1) direct observation method, (2) structured interview method, (3) lecture method, demonstration, simulation, (4) open discussion method. Agricultural extension activities with a training and visit system are effective because the farmers can explain again the extension material presented and also the procedures in the demonstration plot activities according to what the informants say. From the results of evaluation and monitoring carried out after 1 month of extension activities, it is known that farmers in Bangka Ajang Village have committed and carried out red ginger farming activities on narrow land by utilizing cement bags.
Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Dataran Tinggi Bersama Kelompok Wanita Tani Desa Wae Ri’i Kabupaten Manggarai Rizki Adiputra Taopan; Polikarpus Payong; Onesimus Ke Lele; Fany Juliarti Panjaitan
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2023): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.9.2.248-257

Abstract

The development of shallot agribusiness in the highlands, especially in WaeRi'i Village, Manggarai Regency, has not been optimal due to various obstacles such as the lack of farmer’s knowledge, the limited input production, and the lack of shallot agribusiness training. To solve the obstacles, community service is held to improve the knowledge, skills, and attitudes of Women Farmer Group members in the development of shallot agribusiness, in the highlands of WaeRi'i Village. In the early stages, it was found that all group members did not have in-depth knowledge and were still have technical and non-technical constraints in shallot agribusiness development. The implementation method is (1) identifying problems through interviews (2) agricultural extension related to group organizing, risk management, and risk prevention (3) shallot cultivation technical training (4) field assistance (5) agricultural marketing socialization (6) monitoring and evaluation. Community service gives a real positive impact which can be seen through the pre-test result of 6.73% and 16.16% post-test results. The success of the program can also be seen from the results of the monitoring and evaluation so that the general conclusion of shallot agribusiness development in the highlands with the Women Farmer Group has increased from the criteria of not being good to be good enough. Furthermore, it is hoped that there will be efforts to increase group capacity better than before in the future.