Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGALAMAN PERAWATAN DIRI PARA PERAWAT YANG MERAWAT PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA Nova Langingi
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 7 No 2 (2021): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v7i2.2699

Abstract

Latar Belakang. Selama masa pandemi COVID-19, profesi keperawatan tetap menunjukan belas kasihan dan empati terhadap pasien COVID 19 dan menempatkan kepentingan pasien lebih dari diri mereka sehingga sering mengabaikan perawatan diri dalam prioritas. Metode. Landasan filosofis dan desain penelitian fenomenologi deskriptif menurut Husserl digunakan peneliti, dengan 5 partisipan yang diperoleh dengan teknik snow ball serta interpretasi metodologis tujuh langkah Collaizi digunakan. Hasil. Terdapat dua tema yang didapat dalam penelitian yaitu perawatan diri alami dengan beristirahat, higienis, diet berbasis nabati, terpajan sinar matahari, dan aktivitas fisik sebagai sub-tema. Kemudian, perawatan diri artifisial dengan sub-temanya adalah mengkonsumsi vitamin dan menggunakan alat pelindung diri lengkap. Rekomendasi. Direkomendasikan bagi perawat yang merawat pasien COVID 19 untuk menggunakan gabungan perawatan diri alami dan juga artifisial. Direkomendasikan juga bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian case control untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan perawat terinfeksi COVID 19.
PERSEPSI MANFAAT, PERSEPSI HALANGAN DAN PERILAKU KESEHATAN DALAM MENCEGAH MAN MADE DISEASES PADA ORANG DEWASA Nova Langingi
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 7 No 2 (2021): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v7i2.2700

Abstract

Latar Belakang: Terlepas dari kemajuan teknologi medis, berbagai strategipreventif dan kuratif, dan program untuk memerangi penyakit, namun “man-made diseases” terus meningkat dan menjadi tren global. Metode: Tujuandari Studi korelasi ini adalah untuk menguji hubungan antara persepsimanfaat, persepsi halangan dan perilaku kesehatan di kalangan orangdewasa. Melibatkan partisipan yang dipilih secara purposif dan 144 orangsetuju untuk mengisi kuesioner. Tiga set kuesioner yang valid dan reliabeldigunakan. Statistik deskriptif dan analisis Pearson Correlation digunakan.Hasil: Hasil yang didapat adalah bahwa kebanyakan partisipanmengonsumsi pola makan nabati pada tingkat sedang (68.1%) namunkebanyakan (51.4%) jarang melakukannya. 58.3% merasakan manfaat“sedang” dalam hal konsumsi pola makan nabati ini dan 59.7% merasakanhalangan “sedang” dalam mengadopsi pola makan nabati. Persepsi manfaat secara statistik berkorelasi positif lemah (r=.332; p<.01) dengan konsumsi pola makan nabati dan persepsi halangan secara statistik berkorelasi negatif sedang (r=-517; p<.01) dengan konsumsi pola makan nabati. Kemudian,perilaku aktivitas fisik partisipan adalah “rendah” (46.5%) sampai “sedang”(47.2%). Partisipan tidak ada yang rutin berolahraga, kebanyakan (66.7%)jarang berolahraga. Walau begitu, 81.9% partisipan sangat merasakanmanfaat berolahraga, serta 80.6% partisipan merasakan halangan “sedang” dalam melakukan aktivitas fisik. Persepsi manfaat memiliki korelasi positif yang lemah secara statistik (r=.379; p<.01) dengan perilaku aktivitas fisik, sedangkan persepsi halangan secara statistik berkorelasi negatif lemah (r=-.291; p<.01) dengan perilaku aktivitas fisik. Diskusi: Partisipan harus meningkatkan konsumsi makanan nabati dan aktivitas fisik serta mengidentifikasi halangan dalam melakukannya. Untuk penelitianselanjutnya, disarankan untuk mengidentifikasi faktor-faktor halangan dalam mengkonsumsi makanan nabati dan melakukan aktivitas fisik. Bagi petugas kesehatan agar lebih gencar dalam mengkampanyekan konsumsi pola hidup nabati dan melakukan aktivitas fisik.
Gambaran Sikap Mengampuni pada Orang Dewasa yang Mengalami Hipertensi Essensial Stephanie Brenda Kandou Togas; Grace Fresania Kaparang; Nova Lina Langingi
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 2 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i2.808

Abstract

Silent Killer tetap menjadi masalah kesehatan global yang cukup besar. Tindakan pengampunan dapat membuat hasil besar bagi kesehatan dan salah satunya mengurangi tekanan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sikap mengampuni pada orang dewasa yang mengalami hipertensi essensial di Kelurahan Kakaskasen 1 Tomohon. Metode yang digunakan yaitu metode observasional analitik deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan uji Spearmans correlation dan pengumpulan data menggunakan kuesioner Heartland Forgiveness Scale untuk sikap mengampuni dan untuk tekanan darah menggunakan alat tensi aneroid. Hasil analisaunivariat menunjukan bahwa dari 55 responden, 11 (20%) orang memiliki tekanan darah normal, 23 (41.8%) orang pre-hipertensi, 21 (38.2%) orang hipertensi sedangkan dari sikap mengampuni, menunjukan bahwa responden kebanyakan memiliki sikap mungkin mengampuni dan tidak ada yang tidak mengampuni. Uji spearman menunjukkan tidak ada korelasi statistik yang signifikan antara sikap mengampuni secara keseluruhan beserta subskalanya(sikap mengampuni diri, orang lain maupun situasi) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.Bagi penderita hipertensi untuk dapat meningkatkan sikap mungkin mengampuni kepada sikap yang suka mengampuni. Perlu bagi pemberi jasa kesehatan untuk mengingatkan hal ini dalam edukasi kesehatan untuk memperbaiki dan bahkan mencegah hipertensi. Rekomendasibagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini menjadi eksperimental dengan terapi mengampuni pada penderita hipertensi, ataupun dengan menambahkan variabel yang mempengaruhi psikologi dan fisiologi terhadap sikap mengampuni seperti keadaan ekonomi, pekerjaan, keluarga, perbedaan keyakinan, budaya, pengalaman hidup dalam berinteraksi dengan orang lain dan berbagai faktor lain. The Silent Killer remains a sizable global health problem. The act of forgiveness can have big health outcomes and one of them is reducing blood pressure. The purpose of this study was to describe the attitude of forgiveness in adults with essential hypertension in Kakaskasen 1 Tomohon. The method used is descriptive correlative analytic observational method with a cross sectional approach. Analysis of the data using the Spearmans correlation test and data collection using the Heartland Forgiveness Scale questionnaire for forgiveness and for blood pressure using an aneroid blood pressure device. The results of the univariate analysis showed that from 55 respondents, 11 (20%) people had normal blood pressure, 23 (41.8%) had pre-hypertension, 21 (38.2%) had hypertension, while from the attitude of forgiveness, it showed that most respondents had an attitude of perhaps forgiving and no one does not forgive. Spearman's test showed that there was no statistically significant correlation between forgiveness as a whole and its subscale (forgiving oneself, others and situations) with systolic and diastolic blood pressure. For people with hypertension, it is possible to increase forgiveness to a forgiving attitude. It is necessary for health service providers to remind this in health education to improve and even prevent hypertension. Recommendations for further researchers can develop this research into experimental with forgiveness therapy in patients with hypertension, or by adding variables that affect the psychology and physiology of forgiveness such as economic conditions, work, family, differences in beliefs, culture, life experiences in interacting with other people and various another factor.
PENGGUNAAN AROMATERAPI UNTUK NYERI PADA PASIEN MEDIKAL-BEDAH DI INDONESIA: SEBUAH TINJAUAN INTEGRATIF Nova Lina Langingi; Priscillia M. Saluy; Grace Fresania Kaparang
Klabat Journal of Nursing Vol 4 No 1 (2022): New Start
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i1.790

Abstract

ABSTRAK Aromaterapi sering disalahartikan dalam opsi penanganan nyeri. Penggunaan aromaterapi pada pasien dewasa di Indonesia diinvestigasi dengan penelitian tinjauan integratif Whitemore and Knoff, memuat artikel yang dipublikasi tahun 2012-2021, full paper, dalam Bahasa Indonesia, dari google cendekia, dan fokus pada pasien nyeri medikal-bedah, dengan kata kunci “aromaterapi untuk nyeri” dilaporkan dalam diagram pelaporan PRISMA. Enam artikel memenuhi kriteria “tinggi” oleh QualSyst tool. Ditemukan bahwa, indikasi penggunaan dari aromaterapi dalam bidang medikal adalah nyeri kepala dan kanker, dimana aromaterapi lavender serta aromaterapi lemon (kombinasi dengan progressive muscle relaxation). Selanjutnya, dalam bidang bedah, indikasi penggunaan aromaterapi adalah nyeri paska bedah mayor, post-laparatomy dan fraktur ekstremitas, dimana aromaterapi lavender, aromaterapi lemon dan juga lemon yang dikombinasi dengan guided imagery adalah pilihan-pilihan aromaterapi. Umumnya aromaterapi diberikan melalui administrasi inhalasi. Secara umum, ditemukan aromaterapi efektif menurunkan nyeri pada pasien medikal bedah. Perawat dapat mempertimbangkan penggunaan aromaterapi lemon dan lavender untuk manajemen nyeri. Bagi manajemen Rumah Sakit untuk dapat mempertimbangkan penggunaan aromaterapi ini karena terbukti efektif dengan efek samping minimal dan rendah biaya. Kata kunci: aromaterapi, Indonesia, medikal-bedah, nyeri ABSTRACT Aromatherapy is often misinterpreted in pain management options. The use of aromatherapy in adult patients in Indonesia was investigated with Whitemore and Knoff integrative review design, including articles published in 2012-2021, full paper, in Indonesian, from Google Scholar, and focus on patients of medical-surgical pain, with the keyword of "aromatherapy for pain" reported in PRISMA reporting diagram. Six articles meet "high" criteria by the QualSyst tool. It was found that, indications of the use of aromatherapy in the field of “medical” are headaches and cancer, where lavender aromatherapy and lemon aromatherapy (combined with progressive muscle relaxation). Furthermore, in the field of “surgical”, indications of the use of aromatherapy are major post-surgical pain, post-laparatomy and fractures of extremities, where lavender aromatherapy, lemon aromatherapy and lemon combined with guided imagery are aromatherapy options. Generally, aromatherapy is administered via inhalation. In general, it was found that aromatherapy is effective in pain alleviation for medical-surgical patients. Nurses may consider the use of lemon and lavender aromatherapy for pain management. For hospital management to consider the use of aromatherapy because it has been proven effective with minimal side effects and low cost. Keywords: aromatherapy, Indonesia, medical-surgical, pain
MODEL ENTREPRENURSE: TINJAUAN INTEGRATIF Grace Fresania Kaparang; Anthony Stafford Pangemanan; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 6 No 1 (2022): Volume 6, Issue 1, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss1.795

Abstract

Abstract The unemployment rate of nurses is increasing and there are still many who adhere to the traditional perspective of the nursing profession as employees. This global competitive era, as well as this pandemic, requires out-of-the-box nurses who dare to open nursing practices as entrepreneurs in overcoming the rising of unemployment. The study attempted to investigate entrepreneurial nurse model with Whittemore and Knafl's integrative review design, analyzing the quality of the articles with the Alberta Heritage Foundation's QualSyst tool. The search strategy is with the keywords "perawat wirausaha" and "nurse entrepreneur", written in English and Indonesian, with articles published in the last 10 years. The results of an integrative review of five eligible articles resulted in an entreprenurse model. The entreprenurse model shows that the factors that influence entrepreneurship or entrepreneurial tendencies were starting from the student level (course period - urgency to get a job) and creativity. Then, departing from that, the identification of opportunities is carried out to become entreprenurse, however, there are also perceived barriers felt by the entreprenurses. Recommendations to the Faculty of Nursing to invest by providing opportunities for students to practice entrepreneurship in college and for nurse entrepreneurs to share their lived experiences that can provide insight into the identification of opportunities and how to overcome obstacles in entrepreneurship in the field of nursing. Keywords: entreprenurse, model Abstrak Angka pengangguran perawat semakin meningkat dan masih banyak yang menganut perspektif tradisional dari profesi keperawatan sebagai pegawai. Era kompetitif global dan juga pandemik ini, memerlukan perawat out-of-the-box yang berani membuka praktik keperawatan sebagai wirausahawan dalam mengatasi bertambahnya angka pengangguran. Studi ini mencoba menginvestigasi tren perawat wirausaha dengan desain tinjauan integratif Whittemore dan Knafl, menganalisis kualitas artikel dengan QualSyst tool dari Alberta Heritage Foundation. Strategi pencarian adalah dengan kata kunci “nurse entrepreneur” dan “perawat wirausaha”, berbahasa Inggris dan Indonesia, dengan artikel yang dipublikasi 10 tahun terakhir. Hasil tinjauan integratif dari lima artikel eligible menghasilkan model entreprenurse. Model entreprenurse menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecenderungan wirausaha atau kewirausahaan yaitu dimulai dengan tingkat mahasiswa (course period - urgensi mencari pekerjaan) dan kreativitas. Kemudian, berangkat dari itu, ada identifikasi peluang dilakukan untuk menjadi entreprenurse, tapi ada juga persepsi hambatan yang dirasakan oleh entreprenurse. Rekomendasi pada Fakultas keperawatan untuk dapat berinvestasi dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk praktek entrepreneurship di bangku kuliah dan kepada perawat wirausahawan untuk dapat berbagi pengalaman yang dapat memberikan wawasan mengenai identifikasi peluang dan cara mengatasi hambatan dalam kewirausahaan dalam bidang keperawatan. Kata Kunci: entreprenurse, model
Waktu Layar Gawai dengan Tingkat Kecemasan Anak Nova Lina Langingi; Citra Stevani Kondoj; Grace Fresania Kaparang
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 4 No 1 (2022): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v4i1.2759

Abstract

This study aims to determine the relationship between screen time and anxiety levels in children in East Lansot Tareran Village, North Sulawesi Province. The method used is a cross-sectional design with the formula frequency, percentage and Spearman rho. The sampling technique in this study was purposive sampling, with the total number of participants being 30 children. Data collection using the Spence Children's Anxiety Scale (SCAS) questionnaire. The results showed that as many as 43.3% of the child participants used 4-6 hours of screen time on their devices and the children who experienced an overall increase in anxiety were 43.3%. The results of the Spearman's rho statistical test found that SCAS had a p-value of .046 with r = .367. Furthermore, the obsessive-compulsive disorder (OCD) subscale analysis showed the value of p = .005 with r = .500. In conclusion, there is a significant weak relationship between screen time and anxiety levels and the higher screen time, the higher the child's anxiety level. Furthermore, there is a significant moderate relationship between screen time and OCD and the higher screen time, the higher the increase in OCD. Keywords: Children, Anxiety, Screen Time
PERSEPSI PEROKOK DI MASYARAKAT MENGENAI HALANGAN BERHENTI MEROKOK Grace Fresania Kaparang; Evelita Mewoh; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 5 No 2 (2021): Volume 5, Issue 2, 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol5.Iss2.583

Abstract

Abstract Cigarettes are one of the problems that are never resolved when it comes to proper handling. Cigarettes have become a phenomenal object in Indonesia because they are both revered and reviled, although many people are aware of the dangers of smoking, there are still many who insist on smoking. The purpose of this study was to determine the perception of the people of WINERU Village regarding the barriers to smoking cessation. The method used is a mixed quantitative-qualitative method with a sample of 45 participants using a convenience sampling technique. The Indonesian translation of the WHO's Tobacco Questionnaire for Surveys is used. The results obtained based on the research that the most smokers are men then the frequency of smoking is mostly every day. Furthermore, kretek cigarettes are consumed more than other types of cigarettes such as rolled cigarettes, cigars and vaping. Then the majority of smokers try to quit smoking. More sources of information are found on television than in magazines or newspapers and warnings on cigarette packages. However, if participants from television they also see cigarette advertisements that promote their products to be purchased. In addition, qualitatively, participants were prevented from quitting smoking because of the intrinsic influence of psychological problems, personal perceptions and physical symptoms. This research can provide additional information about the dangers of smoking and can encourage smokers in Wineru Village to quit smoking if they are truly committed to quitting. The government can also play an active role in reducing the prevalence of smokers. Also for cigarette companies to consider that the impact of smoking is only negative and not positive for health. Abstrak Rokok menjadi salah satu permasalahan yang tidak pernah tuntas bila dibicarakan tentang cara penanganan yang tepat. Rokok menjadi benda fenomenal di Indonesia karena dipuja sekaligus dicerca, sekalipun banyak orang sadar bahaya rokok, masih banyak yang bersikeras merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa WINERU mengenai halangan berhenti merokok. Metode yang digunakn ini menggunakan metode mixed kuantitatof-kualitatif dengan jumlah sampel 45 partisipan dengan teknik convenience sampling. Terjemahan Bahasa Indonesia untuk Tobacco Questionnaire for Surveys dari WHO digunakan. Hasil yang didapati berdasarkan penelitian yaitu perokok terbanyak adalah laki-laki lalu frekuensi merokok kebanyakan adalah setiap hari. Selanjutnya, jenis rokok kretek lebih banyak dikonsumsi dari pada jenis rokok lainnya seperti rokok linting, cerutu dan vape. Kemudian mayoritas perokok mencoba berhenti merokok. Untuk sumber informasi lebih banyak didapati lewat televisi daripada majalah atau koran dan peringatan pada paket rokok. Namun, jika partisipan dari televisi mereka juga melihat iklan rokok yang mempromosikan produknya agar dibeli. Selain itu, secara kualitatif, partisipan terhalang berhenti merokok juga karena pengaruh intrinsik masalah psikologis persepsi pribadi serta gejala fisik. Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi tentang bahaya merokok dan bisa mendorong para perokok di Desa Wineru untuk berhenti merokok jika benar-benar berkomitmen untuk berhenti. Pemerintah juga dapat berperan aktif untuk menurunkan prevalensi perokok. Juga bagi perusahaan rokok agar dapat mempertimbangkan bahwa dampak rokok itu hanya negatif dan tidak positif bagi kesehatan. Kata kunci: berhenti merokok, halangan, masyarakat, persepsi
ENTREPRENURSING IN THE EYES OF NURSING STUDENTS: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI HERMENEUTIKA Anthony Stafford Pangemanan; Grace Fresania Kaparang; Frendy Fernando Pitoy; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 6 No 2 (2022): Volume 6, Issue 2, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss2.857

Abstract

Current and predicted economic perplexities, high unemployment rate, and difficulties of obtaining and extending of licensure should open the eyes of nursing students not to sojourn in the stereotype nurses’ mindset as employees of health care institutions only, but also to look at the option of entreprenursing. This study aims to investigate how nursing students see entreprenursing concept and give meaning to it. The research design used was hermeneutic phenomenology with Heidegger's philosophical underpinning, Van Manen's thematic analysis technique and the trustworthiness of the data ascertained. The results of the thematic analysis of hermeneutics witness the results of data saturation on the response of 9 participants. Two meanings of entreprenursing emerged from nursing students’ perspective. Independent entreprenurses are "nurses who work privately (separated from conventional health institutions) in business relation as a supporting agency to meet the health needs in the community." Secondly, the sideline entreprenurses are "nurses who work as employees of health care institutions but also having sideline jobs that support the fulfillment of the health needs in the community. However, in addition to this, there are also those who stated of not knowing anything regarding this entreprenurse concept. Then, participants also mentioned entreprenurse activities such as providing complementary therapies (juices, healthy foods and massages), opening clinics, homecare, medical device stores and training. It seems that the participants have only understood the entreprenursing concept on what the practitioners are doing and have not yet on the overall concept. Recommendations to nursing teachers to provide entreprenursing experience through on-the-job-training and also the introduction of general business terminology related to entrepreneurship. Keywords: entreprenursing, nursing students Abstrak Kesulitan ekonomi yang terjadi sekarang dan diprediksi akan semakin memburuk, tingginya pengangguran, dan susahnya mendapat dan memperpanjang STR harus membuka mata para mahasiswa keperawatan untuk tidak tinggal pada stereotipe perawat sebagai pegawai institusi layanan kesehatan tetapi juga melirik opsi entreprenursing. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana mahasiswa perawat melihat entreprenursing dan mengartikannya. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi hermeneutika dengan filosofi Heidegger, teknik analisa tematik Van Manen dan keabsahan data dipastikan. Hasil analisis tematik hermeneutika diambil peneliti dari hasil saturasi data pada jawaban 9 partisipan. Ditemukan dua arti entreprenursing menurut mahasiswa keperawatan. Entreprenurse Mandiri adalah “perawat-perawat yang bekerja secara pribadi (terpisah institusi kesehatan konvensional) dalam kaitan bisnis sebagai supporting agency untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan di masyarakat.” Kemudian, yang entreprenurse sampingan yaitu “perawat yang bekerja sebagai pegawai institusi layanan kesehatan namun juga memiliki pekerjaan bisnis sampingan yang menjadi pendukung pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Namun, selain itu ada juga yang mengatakan bahwa dia belum ada bayangan mengenai entreprenurse ini. Kemudian, partisipan juga menyebutkan kegiatan-kegiatan entreprenurse seperti pemberian terapi komplementer (jus, makanan sehat dan massage), pembukaan klinik mandiri, homecare, toko alat kesehatan dan training. Tampaknya para partisipan baru mengerti entreprenursing dari apa yang dilakukan oleh praktisinya dan belum konsep keseluruhannya. Rekomendasi kepada pengajar keperawatan untuk dapat memberikan pengalaman entreprenursing melalui on-the-job-training dan juga pengenalan terminologi bisnis umum yang berkaitan dengan kewirausahaan. Kata Kunci: entreprenursing, mahasiswa keperawatan
Sunbathing as Caring for Covid-19 Patients: A Literature Review Priscilia Merilyn Saluy; Nova Lina Langingi; Grace Fresania Kaparang
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.3.2397-2408.2022

Abstract

COVID-19 adalah penyakit baru yang muncul kritis karena disebut sebagai penyakit coronavirus baru dan menambah beban penyakit secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literatur mengenai efektivitas berjemur pada pasien COVID-19. Analisis artikel penelitian dan teori keperawatan dilakukan untuk mensintesis konsep. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa meskipun peran sinar matahari sebagai faktor pelindung untuk COVID-19 masih kontradiktif, namun, teori keperawatan dan berbagai penelitian terbaru baik tinjauan literatur maupun metode penelitian lainnya telah terbukti bahwa terpapar sinar matahari secara positif mempengaruhi pemulihan. dengan memanipulasi virus itu sendiri dan/atau dengan meningkatkan sistem kekebalan atau mekanisme penyembuhan tubuh lainnya. Oleh karena itu, disarankan bagi para praktisi perawat khususnya dalam setting klinis dapat mengikutsertakan berjemur dalam merawat pasien COVID-19. Namun, prosedur ini memerlukan dukungan kebijakan dari instansi kesehatan terkait, sehingga rekomendasi diberikan kepada pengelola rumah sakit, terutama bagi direktur keperawatan dan medis untuk memasukkan prosedur berjemur ini ke dalam Standar Operasional Prosedur dalam merawat pasien COVID-19. demikian. Untuk penelitian masa depan, pendekatan eksperimental atau studi kualitatif untuk menyelidiki lebih lanjut pengalaman hidup pasien yang dirawat dengan memasukkan prosedur berjemur dapat diambil.
Caring Behavior of Nurses in a Hospital: a Descriptive Phenomenological Study Nova Lina Langingi; Ma. Elizabeth Baua
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 3 No. 1 (2023): January, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v3i1.2321

Abstract

The caring behavior of the nurses is the core of professional nursing practice and the culture of the nursing profession that affects the quality of service, patient satisfaction, patient health, and well-being. This study aims to analyze the caring behavior of nurses in a private hospital in Manado, Indonesia. Philosophical underpinning based on Husserlian’s thought and descriptive phenomenological research design was used, with six participants in the hospital obtained through the snowball sampling technique. Collaizi's seven-step methodological interpretation was used in the analysis. This study found that nurses have seven caring behaviors: compassion, responsiveness, self-control, thoroughness, critical thinking, comforting, and educating. It is recommended that nurses maintain and improve their caring behavior, and for the next study, it is recommended to do the interview directly face-face