Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

CARCASS QUALITY, MARBLING AND CHOLESTEROL CONTENT OF MALE BALI CATTLE FED FERMENTED COCOA SHELL Suryanto, E.; Bulkaini, B.; Ashari, A.; Karda, I . W.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 39, No 4 (2014): December
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.39.4.249-255

Abstract

The experiment was conducted to evaluate the effect of fermented cacao shell on the carcassquality, percentage of non carcass components, marbling and cholesterol content of Bali cattle. NineBali cattle of 1.5-2 year old and 165-175 kg weight were grouped into three feeding trials. The firstgroup P0 was fed ration containing 30% cacao shell fermented with its own microorganism and 70%corn straw, the second group P1 was fed ration containing 30% cacao shell fermented with ruminal fluidand 70% corn straw, and the third group P2 was fed ration containing 30% cacao shell fermented withBioplus and 70% corn straw. All cattle were also given commercial concentrate amounting to 1% oftheir bodyweight. The cattle were slaughtered at the end of feeding trial and their carcasses, meat andnon carcass components were analysed. Experimental design used was completely randomized design.The results showed that carcass percentage, back fat thickness, rib eye area and meat index of Bali cattle were as follows group PO 53.33%, 3.08 mm, 59.65 cm2, 0.79%; group P1 52.64%, 5.31 mm, 58.52 cm,0.82% and group P2 5.32%, 5.7 mm, 57.75 cm, 0.79%, respectively. The marbling and cholesterolcontent of Bali beef were group PO 2.65% and 71.25 mg/100g, group P1 2.12% and 48.75 mg/100g,and P2 2.63% and 74.50 mg/100g. It could be concluded that fermented cacao shell could be used asfeed ingredient without any effect on the carcass and meat quality, marbling and cholesterol contents ofmale Bali beef.
Pemanfaatan Susu Kambing menjadi Sabun Mandi pada Masyarakat Kuranji Dalang Kecamatan Labu Api Kabupaten Lombok Barat: Kambing etawa; Susu kambing; Sabun. Baiq Rani Dewi Wulandani; Djoko Kisworo; Haryanto; Bulkaini; Sukirno
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.66 KB)

Abstract

Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan sebagai media penyebaran suatu teknologi sederhana didalam pengolahan susu kambing menjadi sabun agar dapat diadopsi oleh masyarakat sehingga keberadaannya memberikan manfaat optimal bagi masyarakat/ mitra. Kegiatan pengabdian ini mengambil lokasi di Dusun Mapak Dasan, Desa Kuranji Dalang, Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengenalkan dan memberi keterampilan kepada masyarakat tentang cara pembuatan produk olahan susu kambing sebagai sabun mandi, khususnya bagi ibu-ibu dan remaja putri di Dusun Mapak Dasan, Adapun metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini berupa pelatihan (in class) dan praktik langsung pada proses pembuatans sabun dengan memanfaatkan susu kambing sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan sabun. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah adanya peningkatan kemampuan ibu ibu dan remaja putri Dusun Mapak Dasan dalam mempelajari dan memahami arti penting pengolahan susu kambing menjadi produk yang lebih bernilai guna yaitu sabun susu kambing. Mitra sangat tertarik untuk membentuk usaha mandiri maupun kelompok usaha bersama (KUBe) untuk produk sabun susu kambing. Adapun kesimpulan yang dihasilkan adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilanmitra dalam mengolag susu kambing menjadi sabun. Namun demikian, keberlanjutan pemanfaatan susu kambing mejadi produk sabun susu kambing masih membutuhkan pendampingan dan bimbingan teknis lebih lanjut dari Fakultas Peternakan-Universitas Mataram terutama dalam inisiasi terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUBe) sabun susu berbasis susu kambing.
Performance, Physical and Chemical Characteristics of Local Goat Meat Feed on Fermented Cocoa Peel (Theobroma cacao L) Bulkaini Bulkaini; Djoko Kisworo; Mastur Mastur
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI), Indonesian Journal of Animal Science and Technology Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Scie
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.288 KB) | DOI: 10.29303/jitpi.v5i1.57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kulit buah kakao (KBK) sebagai pakan ternak kambing dalam rangka meningkatkan kualitas daging. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan di Laboratorium TeachingFarmFakultas Peternakan Universitas Mataram. Materi yang digunakan adalah 9 ekor kambing lokal jantan umur 9-12 bulan dengan berat rata-rata 18,67±1,53 kg. Kambing dibagi secara acak menjadi 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan P1: 30% KBK fermentasi tanpa fermentor, jerami jagung dan dedak (KBKFTF); P2= 30% KBK fermentasi dengan fermentor Bioplus, jerami jagung dan dedak (KBKFbioplus) dan P3=30% KBK fermentasi dengan souseburger pakan, jerami jagung dan dedak (KBKFSBP). Hasil Analisa Varian menunjukkan bahwa jenis fermentor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBh), konsumsi pakan dan keempukan daging kambing, sedangkan terhadap daya ikat air (DIA), susut masak, pH dan komposisi kimia daging tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Kambing pada P2 memberikan PBBh sebesar 58,67±21,590 g/ekor/hari dan berbeda nyata (P>0,05) dengan PBBh kambingpada P1(49,75±18,557 g/ekor/hari) dan P3 (50,35±19,606 g/ekor/hari). Keempukan daging pada P2 (2,04±0,50 kg/cm2) berbeda nyata (P<0.05) dengan keempukan daging pada P1(1,97±0,58 kg/cm2) dan P3(1,74±1,26kg/cm2), sedangkan komposisi kimia daging tidak berbeda nyata (P>0,05) diantara semua perlakuan.
Nutritional Quality of Chicken Sausage with Addition of Tapioca Flour Bulkaini Bulkaini; Djoko Kisworo; Sukirno Sukirno; Rani Wulandani; Maskur Maskur
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI), Indonesian Journal of Animal Science and Technology Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Scie
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.466 KB) | DOI: 10.29303/jitpi.v5i2.62

Abstract

The study was aimed to determine the effect of tapioca flour addition atvarious levels on the quality of chicken sausage. The research was design based on a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatment of tapioca flour addition level were: 0%, 10%, 20% and 30%. Data ofsausage quality were analyzed using Analysis of Variance and continued with Duncan's Multiple Range Test. The results showed that the addition of tapioca flour in the process of chicken sausage making were significantly affect (P <0.05) moisture and protein content, while the fat and ash content were not significantly effected (P> 0.05) by the treatment. The addition of 10% tapioca flour obtained the highest nutritional value of protein (17.67 ± 0.93) % as compared to the other levels.
Profil Nutrisi Kulit Buah Kakao yang Difermentasi dengan Fermentor Berbeda I Wayan Karda; Bulkaini Bulkaini; Muhamad Ashari; Tarmizi Tarmizi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI), Indonesian Journal of Animal Science and Technology Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Scie
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.852 KB) | DOI: 10.29303/jitpi.v1i1.8

Abstract

In the experiment reported in this paper, fresh cocoa pod husk was ensiled in a concrete silo with or without starter for 9 days in the Faculty of Animal Science, Mataram University. Three experimental treatments were tested in three replications which include fresh cocoa pod husk ensiled with 1. 5% rice bran, 0.5% fertilizer grade urea, with no starter added (T1), as for T1 but with addition of cows strained rumen fluid (T2) and as for T!, but with added commercial starter bioplus (T3). The treatment process was done in three periods of 9 days each and samples were taken three times accordingly for proximate analyses including dry matter, ash, ether extract, crude protein, crude fibre, and nitrogen free extract contents of the resulting silages. The experiment was arranged in a Completely Randomized Design and aimed at supplying direct feed requirements for a feeding trial using cattle which was lasted for 6 weeks. The result showed that no significant difference could be detected in the nutritional values among the ensiled products in term of total ash, ether extract, crude fibers, crude protein, NDF/ADF contents as well as organic matter digestibility. Dry matter digestibility of T3 was significantly higher (p<0.05) than T1, but did not significantly differ from T2. Moreover, T2 was not also significantly different from T1. Although P3 had the highest dry matter digestibility compared to the other treatments, no significant improvement in the voluntary feed intake, live body weight change and feed conversion efficiency has been observed in a feeding trial with young Bali cattle (approximately BW 200 kg) fed these three ensiled products supplemented with 1% BW of commercial concentrate feed given fresh aerial parts of corn stover.
Physical Characteristics of Meat Chicken Cull Egg Sausage With The Addition Of Tapioca Flour Bulkaini Bulkaini; Rini Mastuti; Baiq Rani Dewi Wulandari; Maskur Maskur; Djoko Kisworo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI), Indonesian Journal of Animal Science and Technology Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Scie
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v6i2.80

Abstract

Sosis adalah daging yang telah dilumatkan yang dicampur dengan bumbu-bumbu, kemudian dimasukkan dalam selongsong dari usus hewan atau plastik berbentuk lonjong, sedikit pipih dan memanjang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh level penambahan tepung tapioka terhadap karateristik fisik sosis daging ayam petelur afkir. Materi penelitian adalah daging ayam petelur afkir yang diambil pada otot bagian dada dan paha, tepung tapioka dan sejumlah bumbu-bumbu. Daging ayam yang berjumlah 2000-gram dibagi secara acak sama bagian menjadi 4 perlakuan dengan 3 ulangan: 0% (P1), 10% (P2), 20% (P3) dan 30% (P4). Penelitian diawali dengan penyediaan tepung tapioka komersial dan dilanjutkan dengan pembuatan sosis dengan metode konvensional. Pengujian karateristik fisik sosis: daya ikat air (DIA) dilakukan dengan metode Hamm, susut masak dengan metode perebusan, keempukan dengan metode Warner-Bratzler dan nilai pH dengan metode Ockerman. Data karakteristik fisik sosis dianalisa dengan menggunakan Analisa Variansi berdasarkan Rancangan Acak Lengkap pola searah dan dilanjutkan dengan uji jarak Ganda Duncan’s New Multiple Range Test. Hasil analisa varian menunjukkan bahwa level penambahan tepung tapioka dalam proses pembuatan sosis daging ayam memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap DIA dan susut masak, sedangkan terhadap pH dan keempukan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Penambahan tepung tapioka pada level 10% memberikan pH sosis yang normal yaitu 6,03±0,06 dan susut masak sebesar 13,33±5.77%.
Diseminasi Teknologi Pembuatan Pakan Berbasis Kulit Buah Kakao Fermentasi Untuk Mendukung Usaha Penggemukan Sapi Bali Yang Ramah Lingkungan Bulkaini -; M Ashari; Mastur -; Ni Wayan Siti
JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS "SOLIDITAS" (J-SOLID) Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/js.v3i2.1614

Abstract

Kegiatan diseminasi dilakukan di Kelompok peternak sapi Baru Sadar Dusun Cupek Desa Sigar Penjalain Kecamatan Tanjung Lombok Utara NTB, dan Kelompok Remaja Masjid Nurul Yakin. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok peternak dan kelompok remaja masjid melalui program penggemukan sapi ramah lingkungan. Permasalahan kelompok peternak:1) Usaha penggemukan sapi masih bersifat peternakan rakyat  (belum berorientasi bisnis), 2) Dukungan terhadap penerapan IPTEK rendah, 3) Penataan kandang dan lingkunganya  belum ditangani secara optimal. Permasalahan kelompok remaja masjid: belum adanya unit usaha yang berorientasi bisnis. Solusi penyelesaian permasalahan:1)Melakukan pelatihan anggota kelompok peternak tentang manajemen industri peternakan rakyat dan pengolahan kotoran ternak sistem biokonversi menjadi biogas dan pupuk organik padat, 2) Demplot penerapan TTG pembuatan pakan sapi berbasis kulit buah kakao fermentasi, penerapan TTG pupuk organik padat dan biogas, dan 3) Menata kandang sapi dengan system “Ala Lesehan”. Hasil kegiatan: Pemanfaatan pakan berbasis kulit buah kakao fermentasi  dalam bentuk konsentrat dan Wafer memberikan pertambahan bobot badan sapi Bali sebesar 0,568 kg/ekor/hari, instalasi biogas dengan kapasitas 4 m3  dapat memproduksi biogas sebesar 1,08 m3/hari, dan produksi bio-slurry 31,033 liter/hari. Pendapatan kelompok remaja masjid dari penjualan  pupuk organik padat sebesar 1.461.600/bulan. Luaran non ilmiahnya: produk pakan dalam bentuk konsentrat dan wafer kulit kakao. Luaran ilmiahnya: Publikasi  pada Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan  Fakultas Peternakan Unram, artikel populer dalam koran Lombok Post dan paten sederhana
Penggunaan Ekstrak Pankreas Sapi, Bromelin, Papain pada Suhu dan pH Optimum sebagai Agensia Bating dalam Proses Penyamakan Kulit Samiadi (Samiadi); Bulkaini (Bulkaini)
Buletin Peternakan Vol 29, No 1 (2005): Buletin Peternakan Vol. 29 (1) Februari 2005
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v29i1.1161

Abstract

File lengkap ada dalam bentuk PDF dibawah ini
KUALITAS KARKAS, MARBLING, KOLESTEROL DAGING DAN KOMPONEN NON KARKAS SAPI BALI YANG DIBERI PAKAN KULIT BUAH KAKAO FERMENTASI Edi Suryanto; Bulkaini Bulkaini; Soeparno Soeparno; I Wayan Karda
Buletin Peternakan Vol 41, No 1 (2017): BULETIN PETERNAKAN VOL. 41 (1) FEBRUARI 2017
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i1.12757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas karkas, marbling dan kandungan kolesteroldaging serta komponen non karkas sapi Bali Jantan yang diberi pakan mengandung kulit buah kakao (KBK)fermentasi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 ekor sapi Bali jantan berumur 1,5-2 tahundan berat badan 162,52±13,51 kg. Sapi Bali dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok perlakuan pakan.Kelompok I diberi pakan yang mengandung 30% konsentrat komersial dan 70% jerami jagung, sedangkankelompok II diberi pakan yang mengandung 30% konsentrat (15% KBK fermentasi bioplus dan 15%konsentrat komersial) dan 70% jerami jagung. Sapi digemukkan selama 2 bulan dan dipotong pada akhirperlakuan pakan serta dianalisis kualitas karkas, marbling dan kandungan kolesterol daging dan komponennon karkasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak memberikan perbedaan yangnyata pada kualitas karkas, marbling dan kandungan kolesterol serta komponen non karkas sapi Bali.Persentase karkas, tebal lemak punggung, rib eye area dan indeks perdagingan sapi Bali kelompok Iberturut-turut adalah 54,76%, 2,80 mm, 61,79 cm2, 0,94%, sedangkan kelompok II berturut-turut adalah53,77%, 2,68 mm, 61 ,01 cm2, 0,91 %. Tingkat marbling dan kadar kolesterol sapi Bali kelompok I berturutturut adalah 3,91 % dan 85,00 mg/100g dan kelompok II berturut-turut adalah 3,43% dan 76,75 mg/100g.Kesimpulan hasil penelitian adalah bahwa kulit buah kakao yang difermentasi dengan bioplus dapatdigunakan untuk mensubstitusi penggunaan konsentrat komersial padapakan sapi Bali dan menghasilkankualitas karkas dan marbling daging sapi Bali yang tidak berbeda dengan sapi Bali yang mendapat pakankontrol.
Carcass Quality, Non-Carcass Component and Meat Cholesterol of Kacang Goat Fed with Fermented Cocoa Shell Edi Suryanto; Bulkaini Bulkaini; Soeparno Soeparno; Mastur Mastur
Buletin Peternakan Vol 42, No 1 (2018): BULETIN PETERNAKAN VOL. 42 (1) FEBRUARY 2018
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v42i1.22313

Abstract

The experiment was conducted to investigate carcass quality, non-carcass component and meat cholesterol content of Kacang goat fed with fermented cocoa shell (FCS). Materials used in the experiment consisted of 9 male Kacang goat (6 - 9 months of age and ± 18,67 kg of body weight), corn straw, rice bran and FCS using three types of starters. The goat was divided into 3 groups of FCS fermentation of cocoa shell were carried out using 3 types of starters, i.e. cocoa shell fermentation 1) without additional starter (WAS FCS), 2) with Bioplus (Bioplus FCS, 3) with burger feed sauce (BFS FCS). All goats were fed corn straw and rice bran amounting to 70% and FCS amounting to 30% for 2 months. They were then slaughtered at Majeluk Slaughterhouse, Lombok. The data of carcass quality, non-carcass component, cholesterol content, and marbling were collected. The results showed that the carcass quality and non carcass component of Kacang goat were not significantly different among the feed treatments. However, the cholesterol content of meat was significantly different among the feed treatments (P<0.05). The average of carcass percentage, backfat thickness, rib eye area, fleshing index, cholesterol content and marbling of Kacang goat fed WAS FCS were 47.69%, 1.68 mm, 29.01cm2, 0.85%, 30.13 mg/100g, and 0.16%; fed Bioplus FCS were 48.67%, 1.80 mm, 30.79 cm2, 0.91%, 34.96 mg/100g and 0.05%; fed BFS FCS were 48.02%, 1.74 mm, 29.90 cm2, 0.77%, 31.88 mg/100g, and 0.11%, respectively. Non-carcass component of Kacang goat was not significantly different among the feed treatments, it was 42.41±0.064% in average. Cholesterol content of meat of Kacang goat differed among the feed treatments (P<0.05). Kacang goat fed WAS FCS had the lowest cholesterol content (30.13 mg/100 g). It could be concluded that Kacang goat fed ration containing fermented cocoa shell with several starters produced similar carcass quality and non carcass component. However, FCS without additional starter resulted in lower cholesterol content of meat.