Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BAWANG MERAH DI SULAWESI SELATAN Thamrin, Muh.; , Ramlan; , Armiati; , Ruchjaniningsih; , Wahdania
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the problem of shallot in South Sulawesi is low productivity, due to low quality of seed plant,suitable packaged technology is not available, powerless support institution level of farmer, and small scale offarming system. The assesment was conduct at farmer land in Bangkalaloe village, Bontoramba subdistrict,Jeneponto district, South Sulawesi from May to August 2002. Two treatment were studied, introcuced technologyand farmer technology, involved cooperator farmer and non cooperator farmers. Activities carried out werecaracterisation farmers, existing technology package to farmers level were: superior variety Bangkok; fertilizer (10t/ha manure goat, 175 kg/ha Urea, 175 kg/ha SP-36, 175 kg/ha KCl and 400 kg/ha ZA); integrited pest/deseasmanagement; post harvest and harvest is right. The result showed that the farmers had practiced growing shallot 15years, with area of 0.20 – 0.50 ha. Package technology adoption is 71.5 % for cooperators and 21.3 % by noncooperators.The shallot productivity by cooperator was 11,4 t/ha and 9,0 t/ha non-cooperators. Income and R/CRatio of cooperator farmers were RP. 13,772,000, - and 1.94, while in non-farmers cooperator, the sameparameters were RP. 6,842,000,- and 1.44.Key words : farming system, technology adoption, shallot  Rendahnya produktivitas bawang merah di Sulawesi Selatan antara lain disebabkan penggunaan benihyang tidak bermutu, tidak tersedianya paket teknologi spesifik lokasi, lemahnya dukungan kelembagaan, dan skalausahatani yang kecil. Pengkajian dilaksanakan di desa Bangkalaloe, Kecamatan Bontoramba, KabupatenJeneponto, Sulawesi Selatan pada bulan Mei sampai Agustus 2002. Metode pengkajian menggunakan duaperlakuan yang dibandingkan yaitu penerapan sistem usahatani anjuran dan non anjuran (cara petani setempat).Masing-masing kegiatan diulang pada 14 petani koperator dalam kelompok tani yang sama pada lahan petaniseluas 3,0 ha. Pengkajian diawali dengan survei pendahuluan/karakterisasi dan penerapan paket teknologi yangmeliputi: penggunaan varietas unggul Bangkok; pemupukan (10 t/ha pupuk kotoran kambing, 175 kg/ha Urea,175 kg/ha SP-36, 175 kg/ha KCl dan 400 kg/ha ZA); pengendalian hama/penyakit secara terpadu; serta panen danpasca panen yang tepat. Jenis data yang dikumpulkan adalah data biofisik dan sosial ekonomi. Analisis datadilakukan terhadap keragaan pertumbuhan, produksi, pendapatan usahatani dan sosial ekonomi denganmenggunakan uji t, R/C Ratio dan statistik deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan paketteknologi anjuran diusahakan oleh petani yang sudah berpengalaman 15 tahun dengan luas pengusahaan rata-rata0,20-0,50 ha. Adopsi paket teknologi usahatani bawang merah baru mencapai 71,5 persen untuk petani koperatordan 21,3 persen pada petani non koperator. Produksi bawang merah pada petani koperator mencapai 11,4 ton/hadengan keuntungan bersih (NPV) Rp. 13.772.000,- per ha atau R/C Ratio 1,94; sedang non koperator hanya 9,0t/ha dengan keuntungan Rp. 6.842.000,- per ha atau R/C Ratio 1,44.Kata Kunci : sistem usahatani, adopsi teknologi, bawang merah
UJI TEKNOLOGI PEMBUATAN SIRUP MARKISA SKALA RUMAH TANGGA Dewayani, Wanti; Muhammad, Hatta; , Armiati; Nappu, M. B.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed at assessing quality of passion fruit juice and profitability level through application ofintroduced processing technology compared to existing farmers’ technology. The study was conducted in Cikorovillage, Gowa district, since April to December 2000. There were 24 sample farmers divided into two groups. Thefirst group applied introduced technology, while the other group practiced existing technology. Each group had threereplications of experiments and each group treated 6,000 pieces of passion fruits. Passion fruit juice of each group wasexamined chemically and using organoleptic test. Results comparison of the two groups was carried out using t-test.The results showed that (1) passion fruit juice processed using introduced technology had better quality, namelystronger flavor, higher contents of acid and vitamin C, and no coagulation during one-month storage; (2) applicationof introduced processing technology resulted in higher profit than that of existing technology, namely Rp,464,520(B/C ratio of 1.38 and R/C ratio of 2.38) compared to Rp 1,762,670 (B/C ratio of 1.08 and R/C ratio of 2.08).Key words: juice, Passiflora edulis, household, processing technology Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui mutu sari buah dan keuntungan yang diperoleh dengan penerapanteknologi yang diperbaiki dan teknologi petani dalam pembuatan sirup markisa skala rumah tangga. Pengkajiandilaksanakan di Kelurahan Cikoro, Kabupaten Gowa pada bulan April hingga Desember 2000, melibatkan 24 petaniyang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama membuat sari buah markisa melalui penggunaan teknologiintroduksi, sedangkan kelompok lainnya menggunakan teknologi petani. Kegiatan pembuatan sirup markisa darimasing-masing teknologi tersebut diulang tiga kali. Sirup markisa dari kedua kelompok tersebut diuji secara kimiadan organoleptik serta dibandingkan dengan menggunakan uji t. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa : (1) mutu saribuah yang dihasilkan dengan teknologi introduksi memiliki beberapa keunggulan, yaitu aroma yang lebih kuat,kandungan asam dan vitamin C lebih tinggi, dan tidak terjadi pengendapan selama sebulan dalam penyimpanan; (2)penggunaan teknologi introduksi memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi petani,yaitu masing-masing sebanyak Rp. 2.464.520 (B/C ratio 1,38 dan R/C ratio 2,38) dan Rp. 1.762.670,- (B/C ratio 1,08dan R/C ratio 2,08) dari pengolahan 6000 buah markisa.Kata kunci : juice, Passiflora edulis, rumah tangga, teknologi pengolahan