Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Obat dan Pengenalan Peran Apoteker Dalam Swamedikasi di SMK Kesehatan Pelita Bangsa Yogyakarta Nofran Putra Pratama; Niken Larasati; Kurnia Rahayu Purnama Sari; Sugiyono
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 1 No 1 (2019): JICE
Publisher : Journal of Innovation in Community Empowerment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.938 KB)

Abstract

Peningkatan pembangunan kesehatan menjadi prioritas utama sebagai tolak ukur kemajuan suatu negara. Apoteker adalah salah satu agen tenaga kesehatan yang memiliki peran dalam pembangunan kesehatan, salah satunya dengan melakukan swamedikasi. Kegiatan swamedikasi merupakan suatu tindakan pemilihan obat (tanpa resep dokter) untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Poin-poin penting dalam swamedikasi perlu disampaikan kepada masyarakat sehingga dapat terwujud swamedikasi yang aman, rasional, efektif, dan terjangkau. Mengacu pada keterangan di atas maka perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai peran apoteker dalam swamedikasi. Keseluruhan kegiatan terdiri atas empat tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyelesaian laporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, praktik dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi postest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Sasaran kegiatan ini adalah siswa SMK Kesehatan Pelita Bangsa, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 50 siswa (kelas X). Acara pengabdian kepada masyarakat ini berjalan dengan baik terbukti dengan banyaknya peserta yang aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan peserta terhadap peran apoteker dalam swamedikasi dari 54,93% menjadi 84,13%.
Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Obat dan Pengenalan Peran Apoteker Dalam Swamedikasi di SMK Kesehatan Pelita Bangsa Yogyakarta Nofran Putra Pratama; Niken Larasati; Kurnia Rahayu Purnama Sari; Sugiyono
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 1 No 1 (2019): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v1i1.205

Abstract

Peningkatan pembangunan kesehatan menjadi prioritas utama sebagai tolak ukur kemajuan suatu negara. Apoteker adalah salah satu agen tenaga kesehatan yang memiliki peran dalam pembangunan kesehatan, salah satunya dengan melakukan swamedikasi. Kegiatan swamedikasi merupakan suatu tindakan pemilihan obat (tanpa resep dokter) untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Poin-poin penting dalam swamedikasi perlu disampaikan kepada masyarakat sehingga dapat terwujud swamedikasi yang aman, rasional, efektif, dan terjangkau. Mengacu pada keterangan di atas maka perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai peran apoteker dalam swamedikasi. Keseluruhan kegiatan terdiri atas empat tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan penyelesaian laporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, praktik dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi postest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Sasaran kegiatan ini adalah siswa SMK Kesehatan Pelita Bangsa, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 50 siswa (kelas X). Acara pengabdian kepada masyarakat ini berjalan dengan baik terbukti dengan banyaknya peserta yang aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan peserta terhadap peran apoteker dalam swamedikasi dari 54,93% menjadi 84,13%.