Rinaldy -
Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemetaan Undulasi Kota Medan Menggunakan Hasil Pengukuran Tinggi Tahun 2010 Nugroho, Hary; -, Rinaldy
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 17, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.829 KB)

Abstract

ABSTRAKPengukuran posisi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS) adalah pengukuran yang praktis. Koordinat yang diperoleh adalah koordinat dalam sistem kartesian 3 dimensi dengan nilai tinggi adalah tinggi geodetik atau tinggi di atas elipsoid (h). Sementara itu, dalam kegiatan sehari-hari ketinggian yang umum digunakan adalah ketinggian di atas permukaan bidang ekipotensial yang melalui permukaan laut rata-rata atau MSL (mean sea level) yang disebut geoid. Ketinggian ini disebut dengan ketinggian ortometrik. Secara fisik geoid adalah permukaan laut rata-rata tanpa gangguan. Tinggi ortometrik ini diperoleh dari pengamatan pasang surut (pasut) laut selama sekurang-kurangnya 18,6 tahun di satu stasiun pasut. Perbedaan antara kedua jenis ketinggian ini adalah undulasi (N). Ketersediaan data undulasi pada wilayah pengukuran akan memungkinkan setiap pengamatan GPS dapat dikoreksi untuk mendapatkan nilai tinggi ortometriknya. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran sipat datar dan pengamatan GPS pada beberapa titik kontrol yang tersebar di Kota Medan. Perbedaan ketinggian yang diperoleh dipakai untuk menentukan nilai undulasi. Hasil perhitungan selanjutnya diinterpolasi secara spasial, dipetakan, dan dibangun model permukaan digitalnya. Hasil akhir berupa peta kontur undulasi untuk seluruh Kota Medan. Masyarakat akan dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan tinggi ortometrik dengan melakukan pengamatan GPS dan nilai z yang diperoleh dikoreksi dengan nilai undulasi. Pada penelitian ini nilai tinggi titik referensi adalah titik tinggi di Pelabuhan LautBelawan yang diukur tahun 2010 dan TTG540. Hasil akhir dibandingkan dengan EGM2008.Kata kunci: tinggi ortometrik, tinggi normal, undulasi, GPS, EGM2008ABSTRACTMeasurement using the Global Positioning System (GPS) is practical. Obtained coordinates are Cartesian coordinates in three-dimensional systems where height value is geodetic height or height above the ellipsoid (h). Meanwhile, in the day-to-day activities, height value that is commonly used is the height above the surface of equipotential field through mean sea level (MSL) that is called the geoid. This height type is called orthometric height. Orthometric height obtained from observations of tidal data for at least 18.6 years in one tidal station. The difference between normal height and orthometric heigt is called undulation (N). The availability of undulation data on the measurement area will allow any GPS observations to be corrected to obtain the orthometric height. This research aims to develop undulation map of Kota Medan. We have performed levelling and GPS measurements at several control points scattered in the city of Medan. The difference between the two types of height were used to determine the undulation. The results were then spatially spatially interpolated, mapped, and the digital terrain model was built. The end result is a contour map of undulations for the entire city of Medan. The public will be able to use it to obtain orthometric height by performing GPS measurement, and z values obtained form the measurement are corrected by undulation values. In this study, height point in the Seaport Belawan, Medan measured in 2010 and TTG540 were used as reference points. The final result was compared with EGM2008.Keywords: orthometric height, normal height, GPS observation, EGM2008
Pengaruh Jenis Target Sasaran Bidikan pada Pengukuran Jarak Hasil Pengukuran Electronic Total Station Reflector-less -, Rinaldy; Setiadi, A.S.; Basyid, M.A.
REKA GEOMATIKA Vol 2017, No 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.868 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2017i2.1770

Abstract

ABSTRAKElectronic Total Station (ETS) merupakan gabungan dari alat ukur sudut dan jarak digital serta unit pemrosesan dan unit perekaman data. ETS Reflector-less merupakan sistem pada ETS untuk Electronic Distance Meter (EDM) atau alat pengukur jarak tanpa reflector. Spesifikasi ketelitian jarak reflector-less pada alat ETS Hi-Target ZTS 320R adalah sebesar (3mm + 2ppm x D) mm, dimana D adalah panjang jarak ukuran dalam satuan kilometer. Pada penelitian ini dilakukan kajian pengaruh jenis target terhadap kualitas hasil pengukuran ETS Reflector-less. Perbandingan jarak antara pita ukur baja dan ETS reflector-less dilakukan sebanyak 30 kali dengan jarak 20 m, 30 m, dan 50 m untuk masing-masing jenis target tembok bangunan, besi, kayu dan tanah. Hasil yang diperoleh ketelitian jarak reflector-less untuk jenis target tembok bangunan sebesar ± 0.002 m, jenis target besi sebesar ± 0.002 m, jenis target kayu sebesar ± 0.001 m, dan jenis target tanah sebesar ± 0.002 m.Kata kunci: ketelitian, jarak, reflector-less, ETS Hi-Target ZTS 320RABSTRACTElectronic Total Station (ETS) is a combination of reflector-less digital angle and distance measuring devices as well as processing units and data recording units. Reflector-less is a system on ETS for Electronic Distance Meter (EDM) or a distance meter without reflector. The specification of the accuracy of the reflector-less distance on the ETS Hi-Target ZTS 320R is equal to (3mm + 2ppm x D) mm, where D is the length of the distance distance in kilometers. This research aims to study the influence of the type of target on the accuracy of measurement results derived from ETS Reflector-less. The comparison of distance measurements between steel measuring tape and ETS reflector-less were performed 30 times with spacing of 20 m, 30 m, and 50 m for each target type, i.e building wall, iron, wood and soil. The accuracy of the ETS reflector-less distance for the building wall target type is ± 0.002 m, the target type of iron is ± 0.002 m, the target type of wood is ± 0.001 m, and the target type of land is ± 0.002 m.Keywords: accuracy, distance, reflector-less, ETS Hi-Target ZTS 320R
Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap RUDIANTO, BAMBANG; -, RINALDY; AFANDI, M. ROBBY
REKA GEOMATIKA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrg.v1i2.490

Abstract

ABSTRAKSecara teknis operasional, hitung perataan jaring data hasil survei GPS dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: secara simultan dan secara bertahap. Perataan secara simultan dilakukan dengan cara meratakan vektor jarak 3 dimensi (Δx, Δy, Δh) secara serentak. Perataan secara bertahap dilakukan dengan cara meratakan vektor jarak 2 dimensi (Δx, Δy) dan data vektor tinggi (Δh) secara terpisah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa ketelitian rata-rata posisi horisontal dari hitung perataan secara simultan dan bertahap pada kasus jaring kuadrilateral relatif sama, namun untuk ketelitian posisi vertikal memberikan hasil yang berbeda. Ketelitian rata-rata posisi vertikal yang dihasilkan dari hitung perataan secara bertahap lebih teliti dibandingkan dengan hitung perataan secara simultan.Kata kunci : Perataan jaring GPS, hitung perataan secara simultan, hitung perataan secara bertahap, vektor jarak, ketelitian posisi horisontal, ketelitian posisi vertikalABSTRACTTechnically, network adjustment computations of GPS survey data can be done in two ways: adjustment computations by simultaneous and iteration. Adjustment computations by simultaneous is done by adjust of distance vector 3-dimensional (Δx, Δy, Δz) simultaneously. Adjustment computations by iteration is done by adjust of distance vector two dimensional (Δx, Δy) and high vector data (Δh) separately. Based on the research, obtained an average accuracy of horizontal position by means simultaneous and iteration are relatively same in case kuadrilateral nets, but for the vertical position accuracy is different. Accuracy of average vertical position which is derived from adjustment computations by iteration more accurate than adjustment computations by simultaneous.Keywords: GPS network adjustment, adjustment computations by simultaneous, adjustment by iteration, vector distance, horizontal position, vertical position accuracy
Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar -, RINALDY; ANWARI, CHAERUL
REKA GEOMATIKA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrg.v1i2.348

Abstract

ABSTRAK Teknologi GPS diharapkan dapat mengatasi masalah penentuan posisi vertikal titik-titik di permukaan bumi terutama untuk titik-titik yang satu sama lain jaraknya relatif jauh dan saling terhalang, namun penentuan tinggi secara terestrial untuk mendapatkan data beda tinggi antar titik saat ini masih menjadi pilihan utama. Penelitian ini bertujuan membandingkan nilai beda tinggi yang diperoleh dari data tinggi hasil pengukuran survei GPS terhadap nilai beda tinggi hasil pengukuran terestrial menggunakan metode sipat datar. Dari hasil pengukuran, diperoleh rata-rata perbedaan beda tinggi GPS dan beda tinggi sipat datar yaitu 0,056 m dan rata-rata ketelitian beda tinggi sipat datar sebesar ± 0,016 m, sementara rata-rata ketelitian beda tinggi GPS sebesar ± 0,029. Hasil pengujian simpangan baku beda tinggi GPS yaitu semua simpangan baku memenuhi toleransi yang ditetapkan, sehingga beda tinggi survei GPS dapat diaplikasikan untuk keperluan titik kontrol foto udara vertikal. Besar kesalahan penutup beda tinggi sipat datar yaitu 0,015 dan besar kesalahan penutup beda tinggi GPS yaitu 0,025, dengan mengikuti ketentuan Jaring Kerangka Kontrol Vertikal (JKKV) menurut Standar Nasional Indonesia, maka kesalahan penutup beda tinggi sipat datar masuk ke dalam orde L3 dengan besar toleransi >12mm √D, sedangkan kesalahan penutup beda tinggi GPS masuk ke dalam orde L4 dengan besar toleransi >18mm √D. Kata kunci : Posisi vertikal, beda tinggi, survei GPS, sipat datar ABSTRACT GPS technology is expected to solve the problem of determining the vertical position of points on the Earth's surface, especially for the points that each other are relatively distant and blocked each other, but the determination of terrestrial measurement to get the levelling data is still the main choice. This research will compare the value of levelling data obtained by high GPS survey measurements with the value of levelling terrestrial measurements using spirit leveling. From the measurement results, an average differential value of GPS levelling and spirit levelling is 0,056 m, the average difference for the spirit levelling accuracy is ± 0,016 m and a levelling GPS is ± 0,029. Standard deviation of the test results from leveling GPS is set all tolerances, so that the leveling from GPS survey can be applied for the purposes of aerial photographs vertical control points.The value of closing error from sprit levelling and GPS, respectively amounting to 0.015 m and 0.025 m, follow the Indonesian national standard, value of closing error from spirit leveling into a L3 order with closing error tolerance is > 12mm √D, while closing error from GPS leveling into a L4 order with closing error tolerance is >18mm √D.Keywords : vertical position, levelling,GPS survey, Spirit leveling