Riwayati -
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP "ENAM TEPAT" DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RS Dr. KARIADI SEMARANG Yunie Armiyati; Ernawati -; Riwayati -
FIKkeS Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Keperawatan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11650.07 KB)

Abstract

Terkait dengan peran kolaborasi, perawat tidak bisa lepas dari kegiatan pemberian obat pada pasien. Pemberian obat pada pasien seharusnya menggunakan prinsip enam tepat agar terhindar dari kesalahan. Enam tepat pemberian obat meliputi tepat pasien (right client), tepat obat (right drug), tepat dosis (right dosis), tepat waktu (right time), tepat cara (right route) dan tepat dokumentasi (right documentation). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat diruangan rawat inap RS Dr Kariadi Semarang danmengetahui hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat diruang rawat inap RS Dr Kariadi Semarang. Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik menggunakan pendekafan cross sectional. Responden adalah perawat yang terlibat dengan kegiatan pemberian obat di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang sejumlah 70 orang. Data dikumpulkan sebanyk dua kali untuk masing-masing responden dengan melakukan observasi perilaku perawat terkait dengan penerapan prinsip "enam tepat" dalam memberikan obat dengan panduan observasi. Data juga dikumpulkan dengan kuesioner terkait dengan karakteristik perawat. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa semua perawat belum menerapkan prinsip penerapan "enam tepat" dalam pemberian obat secara keseluruhan dengan urutan ketepatan adalah sebagai berikut: (1) tepat dosis, (2) tepat waktu, (3) tepat pasien, (4) tepat pendokumentasian, (5) tepat cara dan terakhir adalah (6) tepat obat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan lama keria perawat dengan prinsip "enam tepat" dalam pemberian obat. Masih banyak faktor lain yang tampaknya dapat mempengaruhi penerapan prinsip "enam tepat" dalam pemberian obat oleh perawat. Upaya mempertahakan dan meningkatkan penerapan prinsip "enam tepat" dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan perawat berkelanjutan.Kata kunci: prinsip enam tepat pemberian obat, tingkat pendidikan perawat, lama kerja perawat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PERAWAT DALAM MENERAPKAN PROSEDUR TINDAKAN PENCEGAHAN UNIVERSAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP DR. KARIADI SEMARANG Afip Khoidrudin; Vivi Yosafianti Pohan; Riwayati -
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.795 KB)

Abstract

Latar Belakang : Bulan November 2008 November 2009 Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. Kariadi Semarang telah 12 kali melakukan operasi infeksius, 8 pasien dengan HBsAg (+) dan 4 pasien dengan HIV (+). Hal ini menunjukkan bahwa resiko tertular Hepatitis dan HIV juga terjadi pada perawat IBS. Hal ini membutuhkan suatu tindakan pencegahan universal bagi petugas yang bekerja di kamar operasi. Menurut Tim Pengendali Mutu Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2005, nilai pencapaian standar prosedur tindakan pencegahan universal di kamar operasi baru mencapai angka 70% dari standar yang ditetapkan Depkes yaitu sebesar 80%.Jenis Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh perawat Instalasi Bedah Sentral berjumlah 60 orang. Sampel penelitian yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi sebanyak 40 orang.Kesimpulan : Hasil Penelitian adalah pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%). Sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 18 orang (45,0%). Ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan pembedahan sebagian besar mendukung, yaitu memiliki 8 macam alat pelindung pribadi (3 macam alat pelindung pribadi standar dan 5 macam alat pelindung pribadi khusus) sebanyak 25 orang (62,5%). Motivasi perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup sebanyak 18 orang (45,0%). Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar tidak baik sebanyak 24 orang (60%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,004) < 0,05). Ada hubungan antara sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,003) < 0,05). Ada hubungan antara ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan pembedahan dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,020) < 0,05). Ada hubungan antara motivasi perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang ( p value (0,003) < dari 0,05).Saran : Perlu adanya pelatihan secara berkala yang diberikan kepada perawat di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang tentang materi tindakan pencegahan universal agar perawat dapat menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal dengan baik.Kata kunci: Perilaku perawat, Tindakan pencegahan universal
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA PENDERITAN HIV-AIDS TERHADAP PENULARAN PENYAKIT HIV-AIDS DI WILAYAH KOTA SEMARANG Eni Hidayati; Riwayati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.032 KB)

Abstract

HIV yang merupakan singkatan dari   Human Immunodefiency Virus adalah Virus PenyebabAIDS. Virus ini menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga kita tidak bisabertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita. Kesehatan keluarga adalahtingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang di pusatkan pada keluarga sebagai unit satukesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan. Keluarga adalahsekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untukmenciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional, serta social dari anggota keluarga. Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan danmerupakan kumpulan dua orang atau lebih yang ada dan tidak ada hubungan darah atauhubungan secara hukum akan tetapi berperan sebagai keluarga atau siapapun yang di katakanklien sebagai keluarganya (Friedman, 1998). Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengetahuan keluarga penderitan HIV-AIDS terhadap penularan penyakit  HIV-AIDS diwilayah Kota Semarang. Desain penelitian Penelit ian ini dilakukan untuk menilai tingkatpengetahuan,  keluarga  penderita  HIV/AIDS  terhadap  penderita HIV-AIDS di wilayah KotaSemarang. Jenis penelitian ini adalah penelit ian deskriptif yang menggunakan desain crosssectionalstudy dimana dilakukan pengumpulan data berdasarkan kuesioner dan pengambilansampel secara Total Sampling. Kuesioner dibagikan ke responden. Sampel yang diambiladalah sebanyak 30 orang yang terdiri dari keluarga, family dan teman akrab yang mewakilisatu penderita HIV/AIDS di wilayah Kota Semarang. Hasil uji statistic dapat  dilihat  pada bagian tingkat  pengetahuan, sebagian besar dari responden yang menjawab kuesionermempunyai t ingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 20 orang (66.67%), pengetahuanyang sedang sebanyak 7 orang (23.33%) dan tingkat pengetahuan yang rendah sebanyak 3orang (10%).  Diharapkan  pengetahuan keluarga dapat diberikan pada keluarga penderita HIVAIDSdapat dilakukan di pelayanan kesehatan manapun sehingga pada akhirnya dapat tercapaiIndonesia bebas HIV-AIDS.  Kata Kunci : HIV-AIDS, Pengetahuan, Keluarga
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP ”ENAM TEPAT” DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RS Dr.KARIADI SEMARANG Yunie Armiyat; Ernawati -; Riwayati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang perawat dalam menjalankan peran kolaborasinya.Saat memberikan obat pada pasien perawat perlu memperhatikan aspek enam tepat yang meliputi: tepat pasien(right client), tepat obat (right drug) tepat dosis (right dosis, tepat waktu (right time), tepat cara (right route) dan tepat dokumentasi (right documentation). Tingkat penerapan prinsip”enamtepat”dalam pemberian obat oleh perawat merupakan gambaran perilaku perawat yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor internal seperti karakteristik perawat dan faktor eksternal seperti ketersediaan peralatan, adanya prosedur tetap diruangan dan pengawasan dari ketua tim atau kepala ruang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat di Ruangan rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang dan mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat di Ruangan rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang.Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik menggunakan uji statistik non parametrik Kendall tau dan sperman rho dengan pendekatan cross sectional. Responden adalah perawat yang terlibat dengan kegiatan pemberian obat di Ruangan rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang sejumlah 70 orang. Data dikumpulkan sebanyak dua kali untuk masing-masing responden dengan melakukan observasi perilaku perawat terkait dengan penerapan “enam tepat” dalam memberikan obat dengan panduan observasi. Data juga dikumpulkan dengan kuesioner terkait karakteristikperawat.Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa semua perawat belum menerapkan prinsip “enam tepat” dalam pemberian obat secara keseluruhan dengan urutan ketepatan adalah sebagai berikut :(1) tepat dosis, (2) tepat waktu, (3) tepat pasien, (4) tepat pendokumentasian, (5) tepat cara dan terakhir adalah (6) tepat obat.Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan penerapan prinsip”enam tepat”dalam pemberian obat. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi penerapan prinsip”enam tepat” dalam pemberian obat oleh perawat. Upaya penerapan prinsip”enam tepat” dapat dilakukandengan sosialisasi, pengawasan dan pelatihan bagi perawat .Kata kunci : Prinsip enam tepat pemberian obat, tingkat pendidikan perawat, lama kerja perawat.
EFEKTIFITAS TERAPI THOUGHT STOPPING TERHADAP ANSIETAS KLIEN DENGAN HIV / AIDS DI WILAYAH KOTA SEMARANG Eni Hidayati; Riwayati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.415 KB)

Abstract

As we realize that the HIV and AIDS epidemic threatens the welfare and peace of the world community, because until now has not found a cure so that vaccine development has always been aproblem of health is very serious for the whole nation including Indonesia. Aware of the modes of transmission of HIV disease and AIDS are more stems from behavioral factors, particularly sexual behavior that are not reasonable or through a vehicle syringe, the prevention and control becomes very complicated social problems as well as complex, including identification of infected efforts are likely to show the phenomenon of mountain ice. Always needs to come together and comprehensive kesinergian in prevention and mitigation, because HIV and AIDS is a major threat to national development, for the business world, gender equality and a threat to the increase in the workforce.This epidemic can result in enormous negative impact on the economic growth of the labor force, businesses, and workers and their families. The nurse as a component of most of the health care team is an important helper clients to reduce anxiety. As a professional nursing interventions in reducing anxiety is individual therapy, family therapy, group therapy and therapy psikofarmaka.Thought stopping (cessation of mind) is one example of cognitive behavioral psychotherapy techniques that can be used to help the client to change thought processes (Tang & DeRubeis, 1999). In practice, this therapy uses various variations in helping someone who is trying and stop the unpleasant thought with full consideration. Thought Stopping therapy performed by deciding thoughts or obsessions that threaten. Clients are instructed to say "stop" when thoughts andfeelings are "threatened" appeared and motioned to the client to replace the mind by choosing alternative positive thoughts. This mind discontinuation of therapy can be done when the mind isthreatening or maladaptive. Keywords : Anxiety , HIV / AIDS , Therapy Thought Stopping