Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA FILM DAN NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY -, Suseno; Qomariyah, U’um
Lingua Vol 6, No 2 (2010): July 2010
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sangat menarik membicarakan dunia film dan novel karena keduanya bukan hanya suatu peristiwa budaya dansosial masyarakat seputarnya, akan tetapi film dan novel merupakan pemain, penentu, peletak dasar yangmerekam realitas kehidupan yang membias darinya. Novel dan film merupakan bentuk dari apresiasi karya senidengan media yang berbeda Berbicara masalah novel dan film tentu merupakan aktivitas yang menarik karenakeduanya berangkat dari pemenuhan apresiasi karya seni. Salah satu novel dan film yang sangat menarikuntuk dikaji adalah AAC. Penelitian ini bermaksud melihat variasi-variasi dan perubahan fungsi yang terdapatdalam film AAC berdasar novel asli selaku hipogramnya dengan meninjau sistem sastra dan sistem filmnyamelalui telaah studi ekranisasi. Untuk mendapatkan keabsahan data, penelitian ini menggunakan validitassemantis, yakni mengetahui keabsahan lewat pemaknaan data. Pemaknaan data didasarkan atas teoriintertekstual yang digunakan sebagai pisau analisisnya. Hasil temuan dipercaya sebagai data setelah dilakukanpembacaan secara berulang-ulang (intrarater). Berdasar hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwaantara film dan novel AAC terdapat perbedaan struktur dan fungsi. Sruktur yang dibahas meliputi alur, tokoh danpenokohan, serta setting. Secara umum, novel dan film AAC mempunyai alur yang hampir sama meskipun jikadirinci keduanya sedikit berbeda; misalnya adanya pengurangan peristiwa, penambahan peristiwa, ataupengubahan letak urutan peristiwa. Sedangkan perbedaan tokoh dan penokohan antara film dan novel AAClebih terletak pada penggambaran dan pengimajian. Dalam novel, penggmbaran tokoh begitu kuat dan ini tidakterlihat jelas dalam film. Begitu juga dengan penggambaran setting. Meskipun pengambilan gambar di film AACdisamakan dengan novelnya, namun kekuatan narasi bahasa novel sepertinya sulit divisualisasikan dalam film.Perbedaan cerita film dan novel menunjukkan bahwa semua itu dilakukan dalam rangka fungsi. Fungsi-fungsitersebut berangkat dari media dan konsumen yang berbeda. Film lebih berorientasi “pasar dan menginginkankarya yang marketable. Selain itu, media, pembaca, dan situasi juga merupakan fungsi-fungsi yang membentukwujud sastra tersendiri.Kata Kunci: novel, film, struktur, fungsi
HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA FILM DAN NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY -, Suseno; Qomariyah, U’um
Lingua Vol 6, No 2 (2010): July 2010
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sangat menarik membicarakan dunia film dan novel karena keduanya bukan hanya suatu peristiwa budaya dansosial masyarakat seputarnya, akan tetapi film dan novel merupakan pemain, penentu, peletak dasar yangmerekam realitas kehidupan yang membias darinya. Novel dan film merupakan bentuk dari apresiasi karya senidengan media yang berbeda Berbicara masalah novel dan film tentu merupakan aktivitas yang menarik karenakeduanya berangkat dari pemenuhan apresiasi karya seni. Salah satu novel dan film yang sangat menarikuntuk dikaji adalah AAC. Penelitian ini bermaksud melihat variasi-variasi dan perubahan fungsi yang terdapatdalam film AAC berdasar novel asli selaku hipogramnya dengan meninjau sistem sastra dan sistem filmnyamelalui telaah studi ekranisasi. Untuk mendapatkan keabsahan data, penelitian ini menggunakan validitassemantis, yakni mengetahui keabsahan lewat pemaknaan data. Pemaknaan data didasarkan atas teoriintertekstual yang digunakan sebagai pisau analisisnya. Hasil temuan dipercaya sebagai data setelah dilakukanpembacaan secara berulang-ulang (intrarater). Berdasar hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwaantara film dan novel AAC terdapat perbedaan struktur dan fungsi. Sruktur yang dibahas meliputi alur, tokoh danpenokohan, serta setting. Secara umum, novel dan film AAC mempunyai alur yang hampir sama meskipun jikadirinci keduanya sedikit berbeda; misalnya adanya pengurangan peristiwa, penambahan peristiwa, ataupengubahan letak urutan peristiwa. Sedangkan perbedaan tokoh dan penokohan antara film dan novel AAClebih terletak pada penggambaran dan pengimajian. Dalam novel, penggmbaran tokoh begitu kuat dan ini tidakterlihat jelas dalam film. Begitu juga dengan penggambaran setting. Meskipun pengambilan gambar di film AACdisamakan dengan novelnya, namun kekuatan narasi bahasa novel sepertinya sulit divisualisasikan dalam film.Perbedaan cerita film dan novel menunjukkan bahwa semua itu dilakukan dalam rangka fungsi. Fungsi-fungsitersebut berangkat dari media dan konsumen yang berbeda. Film lebih berorientasi “pasar dan menginginkankarya yang marketable. Selain itu, media, pembaca, dan situasi juga merupakan fungsi-fungsi yang membentukwujud sastra tersendiri.Kata Kunci: novel, film, struktur, fungsi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SECARA TERTULIS DENGAN MODEL JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA FILM BISU PADA PESERTA DIDIK KELAS X TP3RP SMK NEGERI 1 KENDAL TAHUN AJARAN 2014/2015 Sari, Dina Purnama; -, Suseno; Utami, Santi Pratiwi Tri
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4 No 2: Agustus 2015
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.218 KB)

Abstract

Pembelajaran menelaah dan merevisi pada peserta didik kelas VII-E SMP Negeri 1 Ampelgading Kabupaten Pemalang belum mencapai target ketuntasan minimal. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain peserta didik yang belum mampu menemukan, menanggapi, serta memperbaiki teks cerpen serta kurangnya latihan yang berbentuk kegiatan menelaah dan merevisi teks cerpen. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan model dan media yang tepat sehingga mampu memberi stimulus kepada peserta didik agar lebih antusias terhadap kegiatan pembelajaran dan dapat mempermudah kegiatan peserta didik untuk menelaah dan merevisi teks cerpen karena masih terdapat peserta didik yang kebingungan jika diberi intruksi untuk menelaah dan merevisi sebuah teks cerita pendek. Penerapan model pembelajaran Cooperetive Integrated Reading and Compositin (CIRC) berbantuan media potel diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menelaah dan merevisi teks cerpen kelas VII-E SMP Negeri 1 Ampelgading Kabupaten Pemalang. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Dari hasil penelitian, diketahui adanya peningkatan persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh peserta didik dalam menelaah dan merevisi teks cerpen. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal aspek pengamatan proses 66,67% meningkat menjadi 87,17%. Berikutnya persentase sikap religius 74,37%, meningkat menjadi 94,87%. Kemudian persentase aspek sosial pada siklus I seperti sikap jujur 64,10% meningkat menjadi 82,05%, tanggung jawab 66,67% meningkat menjadi 79,48, sikap santun 66,67 meningkat menjadi 82,05. Aspek pengetahuan pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu dari 66,67% meningkat menjadi 82,05%. Aspek terakhir yang dijadikan pedoman dalam peningkatan persentase kelas adalah aspek ketrampilan. Aspek ketrampilan siklus I sebesar 61,53% dan mengalami peningkatan samapai 82,05% pada siklus II.  Learning reviewing and revising the students of class VII-E SMP Negeri 1 Ampelgading Pemalang not yet reached the target minimum completeness. Factors affecting this include students who have not been able to find, respond to, and improve the text of short stories and a lack of exercise in the form of activities to review and revise the text short stories. Therefore, teachers need to use models and appropriate media so as to provide a stimulus for learners to be more enthusiastic about learning activities and to facilitate the activities of learners to examine and revise the text of the short story as there are learners who are confused if given instructions to examine and revise a short story text. Application of learning models Cooperetive Integrated Reading and Compositin (CIRC) aided POTEL media is expected to overcome these problems. Subjects of this study is to review and revise the skills short story text-E class VII SMP Negeri 1 Ampelgading Pemalang. Collecting data using test techniques and nontes. From the research, it is known to an increase in the percentage of classical completeness obtained learners in reviewing and revising the short story text. In the first cycle percentage classical completeness aspect of process observation 66.67% increase to 87.17%. Next percentage religious attitude 74.37%, increased to 94.87%. Then the percentage of the social aspects of the cycle I like honesty 64.10% increase to 82.05%, 66.67% responsibility increased to 79.48, 66.67 mannered attitude increased to 82.05. Aspects of knowledge was increased from the first cycle to the second cycle of 66.67% which increased to 82.05%. The last aspect that will guide the class is an increase in the percentage of skill aspect. Aspects skills first cycle of 61.53% and 82.05% increase samapai on the second cycle.
ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENGENDALIAN KUALITAS MATERIAL, KOMPONEN, DAN PRODUK JADI DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROYEK LRT JABODEBEK DI PT INKA -, Suseno; -, Cahyanto
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia-Vol 13 No 1-Agustus 2020
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Quality Assurance Division is the part responsible for the quality of Jabodebek's Light Rail Transit (LRT) products, or the railroad components in PT INKA. Defects in the under frame and water test were obtained as many as 70 units, in addition to the Production Planning and Control (PPC) section of the data resume of material & component adequacy, from the beginning of the project up to October 25, 2019, found a total of 29,395 NCR category findings ( No Conformity Report). This caused a decrease in the level of productivity of PT INKA. To increase company productivity, and to find out what internal factors are causing waste in the underframe test and water test on materials & components, as well as providing suggestions for improvement, the Six Sigma DMAIC method is used. The DMAIC cycle is a key process for continuous improvement towards the Six Sigma target. The steps taken are define, measure, analize, improve and control. DPMO value in the under frame and water test is 3,076.65 and has a sigma level of 4.524 and the material & component DPMO value is 2,587.92 and has a sigma level of 4.6060. The improvement phase is done is the company must focus on one of the projects, Perform tools maintenance, especially pneumatic bolt fasteners, do not use number two quality components or materials, the company should conduct further research or development and conduct training for employees.
ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENGENDALIAN KUALITAS MATERIAL, KOMPONEN, DAN PRODUK JADI DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROYEK LRT JABODEBEK DI PT INKA -, Suseno; -, Cahyanto
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia-Vol 13 No 1-Agustus 2020
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Quality Assurance Division is the part responsible for the quality of Jabodebek's Light Rail Transit (LRT) products, or the railroad components in PT INKA. Defects in the under frame and water test were obtained as many as 70 units, in addition to the Production Planning and Control (PPC) section of the data resume of material & component adequacy, from the beginning of the project up to October 25, 2019, found a total of 29,395 NCR category findings ( No Conformity Report). This caused a decrease in the level of productivity of PT INKA. To increase company productivity, and to find out what internal factors are causing waste in the underframe test and water test on materials & components, as well as providing suggestions for improvement, the Six Sigma DMAIC method is used. The DMAIC cycle is a key process for continuous improvement towards the Six Sigma target. The steps taken are define, measure, analize, improve and control. DPMO value in the under frame and water test is 3,076.65 and has a sigma level of 4.524 and the material & component DPMO value is 2,587.92 and has a sigma level of 4.6060. The improvement phase is done is the company must focus on one of the projects, Perform tools maintenance, especially pneumatic bolt fasteners, do not use number two quality components or materials, the company should conduct further research or development and conduct training for employees.