Claim Missing Document
Check
Articles

METODE EKSPERIMENTAL PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FRP Karmila Achmad; Agoes SMD; Tavio .
Media Teknik Sipil Vol. 12 No. 2 (2014): Agustus
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jmts.v12i2.2286

Abstract

METODE EKSPERIMENTAL PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FRP Experimental Method Of Strengthening Concrete Columns Using FRPKarmila Achmad1, Agoes SMD2, Tavio31Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik – Politeknik Negeri Balikpapan2Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya Malang3Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik – Institut Sepulun Nopember SurabayaAlamat korespondensi: Jl Soekarno Hatta Km. 08, Balikpapane-mail: 1)milabpp@yahoo.co.idAbstractThe column is an important structure element because the failure of column will have direct impact to other structure components, so that the ruin of structural column is an important thing to be observed. The research use experimental method. The aim of this research is to get improving of strength and ductility in column specimen which is given the FRP strengthener (Fiber Reinforced Polymer) compared with original column. There are 3 specimens used. They are C-1 (original column), C-1G (column with GFRP strengthener 1 layer) and C-1C (column with CFRP strengthener 1 layer). From the research got the increasing Pmax toward original column is 33,52% and 54,97%, the increasing of dmax is 6,65% and 81,18%, also the increasing of Mmax is 32,41% and 55,36% each for C-1G and C-1C. Ductility indexes taken on three positions are plastic hinge zone, a half high of column effective and as high as column effective. From analyze result got the increasing of displacement ductility toward C-1 for C-1G is -34,20%, -28,46% and -12,74% and C-1C is 64,48%, 108,74% and 118,68%, each for plastic hinge zone, a half high of column effective and as high as column effective. In column C-1G happened the decreasing of ductility value because there has been destruction in column head when the test was running. Key words : Experimental method, FRP, RC, Strengthener columnAbstrakKolom merupakan elemen struktur penting karena kegagalan kolom akan berpengaruh langsung terhadap komponen struktur lainnya , sehingga kehancuran kolom struktural merupakan hal yang penting untuk dicermati . Penelitian ini menggunakan metode eksperimen . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan meningkatkan kekuatan dan daktilitas dalam spesimen kolom yang diberi FRP penguat ( Fiber Reinforced Polymer ) dibandingkan dengan kolom awal . Ada 3 spesimen yang digunakan . Mereka adalah C - 1 ( kolom asli) , C - 1G ( kolom dengan GFRP penguat 1 lapisan ) dan C - 1C ( kolom dengan CFRP penguat 1 lapisan ) . Dari penelitian mendapat peningkatan Pmax menuju kolom awal adalah 33,52 % dan 54,97 % , peningkatan dmax adalah 6,65 % dan 81,18 % , juga meningkatnya Mmax adalah 32,41 % dan 55 , 36 % masing-masing untuk C - 1G dan C - 1C . Indeks daktilitas diambil pada tiga posisi yang zona sendi plastis , setengah tinggi kolom yang efektif dan setinggi kolom yang efektif . Dari hasil analisis mendapat peningkatan daktilitas terhadap - C 1 untuk C - 1G adalah -34,20 % , -28,46 % dan -12,74 % dan C - 1C adalah 64,48 % , 108,74 % dan 118,68 % , masing-masing untuk zona sendi plastis , setengah tinggi kolom yang efektif dan setinggi kolom yang efektif . Dalam kolom C - 1G terjadi penurunan nilai daktilitas karena sudah ada kerusakan di kepala kolom saat tes berjalan .Kata kunci : metode eksperimental , FRP , RC , kolom Strengthener
Desain Permodelan Sambungan Beton Precast Pada Perumahan Tahan Gempa Di Indonesia Berbasis Knockdown System Fachrul Fachrul Rizal; Tavio Tavio Tavio
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.838 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i1.5496

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara di bagian Asia Tenggara yang rawan akan gempa. Hampir diseluruh wilayah Indonesia terutama Indonesia Bagian Barat merasakan dampak gempa yang paling parah. Rumah, perkantoran, gedung, dan bangunan-bangunan lainnya hancur akibat terkena gempa yang dahsyat. perlu adanya kegiatan pembangunan kembali yang cepat dalam waktu sementara ataupun tetap agar masyarakat tidak terlalu lama di barak-barak pengungsian. Oleh karena itu diperlukan suatu desain perumahan yang sederhana, tahan terhadap gempa, cepat dipakai dan aman digunakan. Desain yang ditawarkan yaitu berupa perumahan bersistem knockdown (bongkar-pasang) agar sewaktu-waktu jika ingin dipindahkan bisa dilepas sambungan kering betonnya serta bisa dipasang untuk didirikan kembali menjadi rumah. Selain itu sambungan kering beton ini didesain tahan terhadap goncangan gempa. Pada Tugas Akhir ini akan digunakan model kekuatan gempa 0,5 Hz hingga 2 Hz sebagai nilai uji dari model perumahan rumah kayu pengganti model asli dari perumahan beton. Hasil yang diperoleh dari uji pemodelan ini diharapkan dapat menjadi nilai acuan untuk menentukan model desain sambungan pada perumahan tahan gempa.
Evaluasi Gedung Mnc Tower Menggunakan Sni 03-1726-2012 Dengan Metode Pushover Analysis Fajar Aribisma; I Gusti Putu Raka; Tavio Tavio
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.179 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.9178

Abstract

Pembaruan SNI 03-1726-2002 menjadi SNI 03-1726-2012 membuat perbedaan perancangan gedung MNC Tower terhadap beban gempa berubah. Perancangan gedung MNC Tower menggunakan SNI 03-1726-2002 perlu dievaluasi kembali akibat beberapa perbedaan antara peraturan lama dengan yang baru diantaranya perubahan nilai area repon spectrum percepatan menjadi 15 area spectrum dari 6 area spectrum kemudian di SNI 1726 2002 hanya diperhitungkan respon percepatan gempa periode pendek dibandingkan dengan SNI 1726 2012 yang memperhitungkan periode pendek dan periode 1 detik Kenaikan nilai R untuk sistem SRPMK dari 8.5 menjadi 8 yang akan mengubah percepatan respon gempa dan periode yang mengakibatkan perbedaan rancangan ketahanan struktur gedung pada gempa bumi. Perbedaan isi dalam SNI 03-1726-2002 dengan SNI 03-1726-2012 menjadi focus tugas akhir ini dimana dalam mengetahui kelayakan gedung dalam menerima beban gempa yang terbarukan digunakan metode Pushover Analisis yang merupakan sebuah analisa static nonlinier berdasarkan Performance Base Design yang pada intinya adalah mencari kapasitas struktur suatu bangunan. Peraturan pushover anisis mengambil acuan dari ATC 40 (Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings, Redwood City, California, USA) dan menggunakan bantuan program softwear 2000 dalam mengevaluasi gedung MNC Tower. Perkuatan struktur direkomendasikan dengan beberapa metode jika hasil akhir evaluasi gedung mengalami kelelehan dibeberpa elemen.
Desain Modifikasi Struktur Jembatan Kalipepe dengan Asymmetric Cable Stayed System dan Prestressed Concrete Segmental Box Girder Mohammad Akbar Alrasyidi; Tavio Tavio.; Hidayat Soegihardjo Masiran
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.011 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26750

Abstract

Jembatan Kali Pepe merupakan bagian dari proyek jalan bebas hambatan Solo-Kertosono yang melintasi sungai Pepe. Dimana jembatan yang masih dalam tahap pengerjaan ini di desain menggunakan konstruksi PC I girder. Bentang bersih jembatan ini sepanjang 85,2 m yang dibagi menjadi 2 bagian sama panjang dengan 3 pilar penopang serta memiliki lebar jembatan selebar 12 m. Maka dalam penulisan tugas akhir ini Jembatan Kali Pepe direncanakan ulang sebagai jembatan cable stayed asimetris dengan meggunakan box girder beton prestressed segmental (PC SB girder) dengan bentang 144 m dan lebar 12,6 m. Susunan kabel pada arah melintang berupa double planes system, sedangkan untuk arah memanjang berupa semi harp pattern. Desain lantai kendaraan berupa pelat beton bertulang dengan gelagar berupa box girder beton prestressed. Pylon (tiang) pada jembatan ini didesain menggunakan material beton bertulang. Permodelan struktur menggunakan fishbone model dengan pembebanan berdasarkan SNI 1725 2016 dan SNI 2833 2013. Staging analysis menggunakan metode kantilever dengan backward solution. Hasil yang diperoleh dari perencanaan ini berupa penulangan dan tendon prategang pada gelagar, dimensi kabel, penulangan angker, serta penulangan pylon dalam bentuk laporan dan gambar teknik.
Desain Modifikasi Struktur Apartemen Puncak Dharma Husada Surabaya Dengan Kombinasi Shearwall Dan Outrigger System Angga Bayu Christianto; Tavio Tavio; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.843 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26787

Abstract

Perkembangan pesat dan industrialisasi besar di kota metropolitan menyebabkan naiknya angka urbanisasi ke kota tersebut. Dengan minimnya lahan diperkotaan, perlu dikembangkan bangunan vertikal. Pengembangan ini rentan terhadap beban lateral seperti angin dan gempa. Dengan demikian, para insinyur harus solutif dalam memilih sistem mana yang digunakan untuk merancang bangunan. Pemilihan sistem harus mempertimbangkan aspek kekuatan dan efisiensi sistem struktur karena bangunan yang kuat menahan gaya gempa memerlukan biaya konstruksi yang sangat mahal. Apartemen Puncak Dharma Husada berkapasitas 40 lantai menggunakan kombinasi shearwall dan outrigger system. Outrigger merupakan elemen struktur terdiri dari balok setinggi satu lantai yang berfungsi untuk meningkatkan kekakuan keseluruhan bangunan sehingga dapat mereduksi dimensi balok dan kolom. Meningkatnya kekakuan juga dapat mengurangi periode dan simpangan bangunan. Pada tugas akhir ini, elemen outrigger dan belt truss, dimana outrigger dirancang sebagai balok tinggi beton bertulang dan belt truss yang dirancang sebagai struktur rangka yang terbuat dari baja.
Desain Modifikasi Struktur Gedung Hotel Premier Inn Surabaya dengan Menggunakan Beton Prategang dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Firdauziah Ramadhani; I Gusti Putu Raka; Tavio Tavio
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.291 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26800

Abstract

Beton prategang merupakan teknologi beton struktural yang sering digunakan untuk mengakomodir kebutuhan ruang yang lebih luas tanpa adanya gangguan dari kolom. Balok beton prategang mengijinkan perancang untuk mendesain bentang yang lebih panjang dibandingkan dengan balok beton bertulang dengan bentang pendek. Gedung hotel Premier Inn Surabaya ini memiliki 18 lantai, dimana lantai 16 dan lantai atapnya dimodifikasi dengan balok beton prategang. Hal ini berdasarkan kebutuhan ruang yang luas sebagai ballroom tanpa adanya kolom pada lantai 15 dan 16 untuk memikul bentang bebas sepanjang 12,25 m. Sistem struktur yang digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dikarenakan Kategori Desain Seismik (KDS) bangunan ini yaitu KDS-D. Pembebanan yang digunakan dalam desain mengacu PPIUG 1983 dan perhitungan gaya gempa dengan metode respon spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 dan Peta Hazard Gempa Indonesia 2010. Sedangkan untuk desain struktur beton mengacu pada SNI 2847:2013. Hasil dari desain bangunan ini menunjukkan bahwa telah memenuhi semua persyaratan sehingga mampu untuk menahan beban gravitasi dan beban gempa di wilayah kota Surabaya.
Desain Modifikasi Struktur Gedung Pusat Penelitian Dan Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya Malang Dengan Penambahan Lantai Menggunakan Sistem Rangka Bresing Eksentris Ahmad Fatihuddin Afif; Heppy Kristijanto; Tavio Tavio
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.711 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26813

Abstract

Pada awalnya gedung Dental Nano Material Pusat Penelitian dan Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya ini merupakan gedung 10 lantai yang menggunakan konstruksi beton bertulang dengan luas bangunan 60,2 m x 60 m, dimana luas bangunan sama per lantainya. Sebagai bahan perencanaan ini, akan dilakukan modifikasi penambahan lantai keatas pada struktur gedung Dental Nano Material Pusat Penelitian dan Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya menggunakan Sistem Rangka Bresing Eksentris. Modifikasi desain yang akan dilakukan adalah expansi lantai gedung dengan menggunakan struktur baja. Dari analisa dan hasil perhitungan diperoleh hasil, yaitu tebal pelat bondeks 9 cm, dimensi balok induk WF 600 x 300 x 12 x 20, balok link WF 600 x 300 x 12 x 20, dimensi bresing WF 350 x 350 x 12 x 19, dimensi kolom WF 400 x 400 x 20 x 35, dan panjang elemen link direncanakan 100 cm. Kondisi eksisting masih mampu menahan expansi 5 lantai keatas.
Desain Modifikasi Struktur Gedung Apartemen Gunawangsa Tidar Surabaya Menggunakan Struktur Beton Bertulang Dengan Sistem Outrigger Dan Belt-Truss Fauzan Kurnianto; Faimun Faimun; Tavio Tavio
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.155 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26841

Abstract

Gunawangsa Tidar Surabaya memiliki 3 buah tower dengan 37 lantai pada setiap towernya. Dengan ketinggian hingga ±115 meter dan struktur bangunan yang langsing, simpangan yang terjadi akibat beban lateral cenderung berlebihan. Untuk mengatasi masalah tersebut, bangunan perlu dimodifikasi agar performa bangunan dalam menahan beban lateral lebih baik lagi. Namun jika sistem struktur yang biasa dipertahankan, dimensi elemen struktur yang dibutuhkan akan menjadi lebih besar dan mengurangi ruang. Maka diperlukan alternatif solusi untuk mengurangi simpangan yang terjadi tanpa memperbesar dimensi elemen struktur yang sudah ada. Dengan mempertahankan dimensi elemen struktur beton yang sudah ada, bangunan dimodifikasi menggunakan sistem outrigger dan belt-truss. Sistem outrigger dan belt-truss efektif dalam meningkatkan kekakuan bangunan. Balok outrigger dipasang menghubungkan corewall dan kolom eksterior. Sedangan belt-truss dipasang menghubungkan antar kolom eksterior. Sehingga masalah simpangan yang berlebihan akibat beban lateral dapat teratasi. Dari hasil perencanaan diketahui simpangan lantai terbesar terletak pada hampir setengah dari total ketinggian bangunan. Maka balok outrigger dan belt-truss dipasang di ketinggian tersebut, tepatnya pada lantai 22. Dimensi balok outrigger dan belt truss adalah 400 x 2000 mm. Dan dari analisa menggunakan program bantu Extract didapat nilai daktilitas kolom outrigger sebesar 6,76. Dengan demikian nilai koefisien reduksi untuk gempa (R=5) yang digunakan sebagai perencanaan beban gempa sudah memenuhi.
Studi Perbandingan Kekuatan Lentur Balok Prategang di Daerah Risiko Gempa Berdasarkan SNI 03-2847-2002, SNI 2847:2013, dan ACI 318M-14 pada Struktur Apartemen Enviro Bekasi Hemas Mutia Anggraini; Tavio Tavio; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.109 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34421

Abstract

Suatu teknologi konstruksi dengan mengkombinasi antara beton mutu tinggi dengan baja mutu tinggi dengan cara menarik baja dan menahannya pada beton, sehingga membuat beton dalam keadaan tertekan yang disebut dengan beton prategang. Keuntungan beton prategang dibandingkan beton bertulang yaitu penggunaan dimensi penampang struktur prategang akan lebih kecil atau langsing, sebab seluruh luas penampang dipergunakan secara efektif. Dikarenakan kebutuhan akan ruang yang luas pada gedung Apartemen Enviro dimana digunakan sebagai ruang pertemuan maupun pesta maka pada lantai 12a dibangun multifunction hall. Atas dasar kebutuhan ruangan yang luas tanpa kolom sehingga membutuhkan balok yang panjang maka elemen struktur beton bertulang diganti menggunakan beton prategang. Selain balok prategang juga meninjau sistem rangka momen dan lokasi gedung Apartemen Enviro. Berdasarkan identifikasi tanah dari hasil uji Standart Penetration Test (SPT) dan Peta Hazard 2017, diketahui bahwa Kota Bekasi merupakan wilayah dengan jenis tanah sedang yaitu KDS D, maka struktur bangunan direncanakan dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sedangkan untuk desain struktur mengacu pada SNI 2847:2013. Dalam studi ini penulis juga membandingkan penggunaan tiga jenis peraturan yaitu SNI 2847-2002, SNI 2847:2013 dan ACI 318M-14 yang akan digunakan untuk merencanakan gedung Apartemen Enviro pada balok prategang dengan tinjauan kekuatan lentur. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan perturan mana yang paling efisien dan memenuhi segala persyaratan keamanan, sehingga nantinya perencanaan dapat dilaksanakan dengan tepat.
Pemanfaatan Limbah Kerang Hijau (Perna Viridis L.) Sebagai Bahan Campuran Kadar Optimum Agregat Halus Pada Beton Mix Design Dengan Metode Substitusi Alfred Edvant Liemawan; Tavio Tavio; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.878 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8927

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Tetapi hal tersebut berbanding lurus dengan kebutuhan material yang semakin meningkat, salah satunya adalah kebutuhan material untuk pembuatan beton. Dalam tugas akhir ini dibahas tentang material substitusi pengganti semen yang ramah lingkungan, salah satunya menggunakan cangkang kerang. Cangkang kerang yang dipakai adalah cangkang kerang hijau (Perna Viridis L.) Cangkang kerang  mengandung senyawa yang terkandung dalam semen. Untuk itu diharapkan cangkang kerang dapan dijadikan substitusi semen yang baik. Hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 7, 14 dan 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% kekuatan optimum 28 hari terjadi pada variasi 5% yaitu sebesar 20.98 MPa. Hasil rerata pengujian modulus elastisitas beton berturut-turut adalah, 41098.54 MPa, 26751.93 MPa, 24438.51 MPa, 18016.02 MPa dan 5375.01 MPa.  Disamping itu serbuk cangkang kerang juga memberikan pengaruh pada berat volume beton, dengan berat volume paling ringan terjadi pada variasi beton 20% pada umur 14 hari dengan berat 9.710 kg.