Claim Missing Document
Check
Articles

The effects of colloids or crystalloids on acute respiratory distress syndrome in swine (Sus scrofa) models with severe sepsis: analysis on extravascular lung water, IL-8, and VCAM-1 Dewi, Rismala; Supriyatno, Bambang; Madjid, Amir S.; Gunanti, Gunanti; Lubis, Munar
Medical Journal of Indonesia Vol 25, No 1 (2016): March
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.563 KB) | DOI: 10.13181/mji.v25i1.1204

Abstract

Background: Acute respiratory distress syndrome (ARDS) is a fatal complication of severe sepsis. Due to its higher molecular weight, the use of colloids in fluid resuscitation may be associated with fewer cases of ARDS compared to crystalloids. Extravascular lung water (EVLW) elevation and levels of interleukin-8 (IL-8) and vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) have been studied as indicators playing a role in the pathogenesis of ARDS. The aim of the study was to determine the effects of colloid or crystalloid on the incidence of ARDS, elevation of EVLW, and levels of IL-8 and VCAM-1, in swine models with severe sepsis.Methods: This was a randomized trial conducted at the Laboratory of Experimental Surgery, School of Veterinary Medicine, IPB, using 22 healthy swine models with a body weight of 8 to 12 kg. Subjects were randomly allocated to receive either colloid or crystalloid fluid resuscitation. After administration of endotoxin, clinical signs of ARDS, EVLW, IL-8, and VCAM-1 were monitored during sepsis, severe sepsis, and one- and three hours after fluid resuscitation. Analysis of data using the Wilcoxon test , Kolmogorov-Smirnov test, Mann-Whitney test, unpaired t test.Results: Mild ARDS was more prevalent in the colloid group, while moderate ARDS was more frequent in the crystalloid group. EVLW elevation was lower in the colloid compared to the crystalloid group. There was no significant difference in IL-8 and VCAM-1 levels between the two groups.Conclusion: The use of colloids in fluid resuscitation does not decrease the probability of ARDS events compared to crystalloids. Compared to crystalloids, colloids are associated with a lower increase in EVLWI, but not with IL-8 or VCAM-1 levels.
Evaluasi Elektrokardiogram dan Radiografi Paru Domba Diimplan Scaffold Biphasic Calcium Phosphate/Alginate ., Gunanti; Dahlan, Kiagus; Angesti, Shavrillia; Afifa, Selma; Ramadian, Nuzula; Ravi, Sugganya; ., Soesatyoratih
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.71 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.43-51

Abstract

Biomaterial merupakan suatu bahan yang digunakan untuk membantu persembuhan tulang sehingga mempunyai resiko terhadap organ jantung dan paru. Penanaman implan tulang dapat menyebabkan bone cement implantation syndrome yang dapat mempengaruhi aktivitas jantung. Degradasi implan pada tulang dapat menyebabkan efek pada paru. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perubahan pada hasil elektrokardiografi jantung dan radiografi paru domba (Ovis aries) yang diimplan scaffold biphasic calcium phosphate/alginate pada tulang tibia. Penelitian ini menggunakan 3 ekor domba jantan berusia 1.5 tahun dengan berat rata-rata 20 kg. Penanaman implan scaffold BCP/alginate dilakukan secara aseptis pada sepertiga proximal medial tulang tibia. Perekaman EKG pada domba dilakukan dalam keadaan sadar dan posisi berbaring lateral recumbency serta pemeriksaan radiografi dengan standar pandang left lateral recumbency dilakukan pada sebelum dan sesudah operasi, hari ke-7, 30, 60, dan 90 sesudah operasi. Parameter yang dievaluasi berupa amplitudo dan durasi gelombang P, durasi komplek QRS, durasi interval PR, amplitudo R, amplitudo T, durasi interval QT, durasi segmen ST, dan gambaran radiografi toraks. Data elektrokardiogram diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan IBM Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Data variabel dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode One Way Analyse of Variant (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%. Aktivitas elektrokardiografi jantung dan gambaran radiografi paru domba tidak mengalami perubahan setelah memperoleh penanaman implan scaffold BCP/alginate.
Pencitraan Ultrasonografi Organ Reproduksi Domba Jantan Ekor Tipis Indonesiareproduction organ Mokhamad Fakhrul Ulum; Devi Paramitha; Zultinur Muttaqin; Nur Fitri Utami; Nindya Dwi Utami; . Gunanti; Deni Noviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 1 No. 2 (2013): Juli 2013
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.131 KB) | DOI: 10.29244/avi.1.2.51-56

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencitraan struktur jaringan penyusun organ reproduksi jantan pada domba ekor tipis (DET) melalui pencitraan B-Mode ultrasonografi. Penelitian ini menggunakan 3 ekor DET jantan dengan berat 14-16 kg berumur 10-12 bulan. Pencitraan ultrasonografi dilakukan secara langsung pada domba tanpa menggunakan anestesi atau sedasi. Transduser linear berfrekuensi 7,5-15 MHz digunakan untuk memeriksa organ reproduksi jantan meliputi preputium, penis, epididimis, dan testis. Pemeriksaan dilakukan secara melintang dan memanjang dalam proses pemindaian. Hasil yang didapat adalah struktur jaringan penyusun organ reproduksi jantan dapat terlihat jelas dengan ekogenitas yang bervariasi. Bagian organ juga dapat dibedakan melalui pencitraan ultrasonografi sesuai dengan bentuk struktur jaringan penyusun organ yang diamati.
Indeks Eritrosit Babi Domestik (Sus domestica) pada Autotransfusi Darah sebagai Model untuk Manusia . Gunanti; Anita Rahmayanti; Peter Ian Limas; Basrul Hanafi; Riki Siswandi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 1 No. 2 (2013): Juli 2013
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15444.311 KB) | DOI: 10.29244/avi.1.2.66-74

Abstract

Autotransfusi yang menggunakan darah yang berasal dari darah pasien sendiri (autolog) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi perdarahan parah akibat trauma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa indeks eritrosit dari tiga jenis perlakuan darah yang digunakan dalam autotransfusi. Sembilan babi domestik digunakan dan dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga ekor babi per kelompok, yaitu kelompok autotransfusi pra-operatif (AP), autotransfusi intraoperatif sederhana (AIS), dan autotransfusi intraoperatif pencucian cell saver (AIP). Pada setiap ekor babi dilakukan splenektomi sebagai bentuk simulasi perdarahan 30% akibat trauma abdomen. Pengambilan sampel darah dilakukan sebelum splenektomi (pra-autotransfusi), pada hari autotransfusi (pasca autotransfusi), dua hari setelah autotransfusi, dan tujuh hari setelah autotransfusi. Sampel darah dianalisa untuk melihat kejadian hemolisis pada berbagai perlakuan darah sehingga dapat diketahui metode terbaik dalam melakukan autotransfusi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Dengan demikian ketiga jenis perlakuan darah ini dapat digunakan untuk proses autotransfusi pada hewan babi sebagai model untuk manusia.
Hemogram dan Respon Jaringan Hernia Insisional Babi Pascaterapi Mesh Bedah Polipropilen dengan atau tanpa Asam Hyaluronat Heryudianto Vibowo; . Gunanti; Eva Harlina
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.716 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.49-56

Abstract

Penggunaan mesh menjadi metode yang penting untuk terapi perbaikan hernia abdominalis karena dapat menurunkan angka kejadian hernia berulang dibandingkan dengan penggunaan metode penjahitan. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari gambaran darah dan respon jaringan hernia insisional babi yang diterapi dengan mesh komposit dan polipropilen dengan atau tanpa asam hyaluronat secara histopatologi. Penelitian menggunakan babi sebanyak 11 ekor berumur 3-4 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mendapatkan mesh komposit (Physiomesh®), kelompok kedua mendapatkan mesh polipropilen (Ultrapro®) yang diberikan asam hyaluronat (Guardic®), dan kelompok ketiga mendapatkan mesh polipropilen (Ultrapro®). Penelitian dimulai dengan menginduksi hernia setelah itu dilakukan pemasangan mesh, permanenan jaringan dan mesh, dan pembuatan preparat histopatologi. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata pada gambaran darah complete blood count antar kelompok. Hasil penelitian gambaran sel radang di jaringan juga tidak menunjukan perbedaan yang nyata kecuali hasil pengujian paired T-Test untuk makrofag pada kelompok mesh polipropilen. Sedangkan pada pengujian One-Way Annova tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. Hasil penelitian ketebalan jaringan juga tidak menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar kelompok. Dengan demikian pemberian asam hyaluronat tidak memberikan dampak negatif terhadap jaringan.
Evaluasi Elektrokardiogram dan Radiografi Paru Domba Diimplan Scaffold Biphasic Calcium Phosphate/Alginate Gunanti .; Kiagus Dahlan; Shavrillia Angesti; Selma Afifa; Nuzula Ramadian; Sugganya Ravi; Soesatyoratih .
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.71 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.43-51

Abstract

Biomaterial merupakan suatu bahan yang digunakan untuk membantu persembuhan tulang sehingga mempunyai resiko terhadap organ jantung dan paru. Penanaman implan tulang dapat menyebabkan bone cement implantation syndrome yang dapat mempengaruhi aktivitas jantung. Degradasi implan pada tulang dapat menyebabkan efek pada paru. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perubahan pada hasil elektrokardiografi jantung dan radiografi paru domba (Ovis aries) yang diimplan scaffold biphasic calcium phosphate/alginate pada tulang tibia. Penelitian ini menggunakan 3 ekor domba jantan berusia 1.5 tahun dengan berat rata-rata 20 kg. Penanaman implan scaffold BCP/alginate dilakukan secara aseptis pada sepertiga proximal medial tulang tibia. Perekaman EKG pada domba dilakukan dalam keadaan sadar dan posisi berbaring lateral recumbency serta pemeriksaan radiografi dengan standar pandang left lateral recumbency dilakukan pada sebelum dan sesudah operasi, hari ke-7, 30, 60, dan 90 sesudah operasi. Parameter yang dievaluasi berupa amplitudo dan durasi gelombang P, durasi komplek QRS, durasi interval PR, amplitudo R, amplitudo T, durasi interval QT, durasi segmen ST, dan gambaran radiografi toraks. Data elektrokardiogram diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan IBM Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Data variabel dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode One Way Analyse of Variant (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%. Aktivitas elektrokardiografi jantung dan gambaran radiografi paru domba tidak mengalami perubahan setelah memperoleh penanaman implan scaffold BCP/alginate.
Konsentrasi IL-6 Serum terhadap Penyembuhan Luka Pasca Pemasangan Implan Paduan Logam pada Babi (Sus scrofa) Nabila Latifa Hafizsha; Gunanti Gunanti; Deni Noviana; Sus Derthi Widhyari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.21-29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsentrasi IL-6 serum pada fase akut dan kronis selama proses penyembuhan luka pasca pemasangan implan paduan logam pada vesika urinaria babi. Penelitian ini menggunakan 6 ekor babi jantan dan betina, usia 2-3 bulan, dengan bobot badan berkisar 25-30 kg yang dibagi ke dalam dua kelompok implan dan tiga waktu pengamatan. Implan logam yang digunakan adalah Zn-0.5Al sebagai kelompok I dan ZnMg(4x) sebagai kelompok II, sedangkan waktu pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 14, dan 28. Pemasangan implan dilakukan pada vesika urinaria (VU) menggunakan teknik cystotomi. Pengukuran konsentrasi IL-6 serum menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data dianalasis menggunakan analysis of variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan pada hari ke-0, implan Zn-0.5Al dan ZnMg(4x) berturut-turut adalah 1.38±2.40 pg/mL dan 0.10±0.17 pg/mL. Konsentrasi IL-6 hari ke-14 pada setiap implan terlihat mengalami penurunan dibandingkan pada hari ke-0, yaitu 0.74±1.29 pg/mL dan 0 pg/mL. Selanjutnya hari ke-28 konsentrasi IL-6 kembali mengalami penurunan, yaitu 0.32±0.35 pg/mL dan 0 pg/mL. Penurunan konsentrasi IL-6 dari fase akut ke fase kronis proses penyembuhan luka pada setiap kelompok implan tidak berbeda signifikan (P>0,05). Pemeriksaan serum pada babi (Sus scrofa) terhadap konsentrasi IL-6 kelompok perlakuan implan Zn-0,5Al dan ZnMg(4x) tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0,05) pada hari ke-0, 14, dan 28.
Penilaian Fungsi dan Dinamika Kerja Jantung melalui Ekokardiografi terhadap Pengaruh Kombinasi Anestesia Umum pada Babi Domestik (Sus domesticus) Arni Fitri; Deni Noviana; Gunanti .; Agik Suprayogi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 3 (2020): November 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.8.3.22-30

Abstract

Protokol perawatan kardiovaskular yang baru diusulkan harus diuji pada hewan laboratorium, sebelum diterapkan oleh obat manusia. Untuk tujuan ini, hewan laboratorium yang banyak digunakan adalah babi. Menggunakan babi dalam penelitian ini seringkali memerlukan prosedur anestesi. Alat diagnostik yang paling banyak digunakan untuk kardiovaskular adalah ultrasonografi jantung atau ekokardiografi. Ekokardiografi dapat digunakan untuk mengevaluasi aliran volume darah dan kemampuan kontraksi jantung dengan perhitungan ekokardiografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian kombinasi injeksi anestesi umum untuk fungsi dan dinamika jantung babi dengan menggunakan ekokardiografi. Pengamatan meliputi detak jantung (kali / menit), curah jantung (L / mnt), volume stroke (ml / mnt), fraksi ejeksi (%), dan pemendekan fraksional (%). Dalam penelitian ini, digunakan 9 babi jantan dan betina, usia 3-4 bulan dengan berat 25-30 kg, dibagi menjadi 3 kelompok kombinasi anestesi (ketamin dan acepromazine (KA); ketamin dan medetomidine (KM); tiletamine-zolazepam dan xylazine (ZX)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak satu pun dari tiga kelompok anestesi menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kinerja jantung. Kombinasi anestesi ZX paling baik diterapkan untuk operasi jantung babi karena kombinasi anestesi ini menghasilkan frekuensi denyut jantung yang stabil dan rendah dibandingkan dengan kelompok KA dan KM tetapi masih menunjukkan volume stroke yang tinggi, curah jantung, fraksi ejeksi dan nilai sortasi fraksional.
Efek Aplikasi Balsamum Peruvianum terhadap Persembuhan Luka Kastrasi Metode Terbuka Satu dan Dua Sayatan pada Anak Babi Gunanti Gunanti; Dwi Utari Rahmiati; Viyata Pratiwi Risky
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 2 (2021): Juli 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.2.127-133

Abstract

Tahapan pascaoperasi merupakan bagian penting dalam tindakan operasi. Persembuhan luka merupakan proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Balsamum peruvianum merupakan resin dari pohon Myroxylon balsamum dengan kandungan asam sinamat yang dapat merangsang proses persembuhan luka, sekaligus memiliki kandungan benzyl benzoate yang berfungsi sebagai antiseptik alami. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek aplikasi Balsamum peruvianum dalam persembuhan luka kastrasi dengan metode terbuka, satu dan dua sayatan pada anak babi. Hewan coba yang digunakan adalah anak babi yang telah dikastrasi berusia satu bulan dan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kastrasi satu sayatan dan dua sayatan masing-masing tiga ekor sampel. Anak babi masing-masing dibersihkan lukanya dua kali sehari selama dua minggu pascaoperasi dengan menggunakan kapas dan rivanol kemudian dioleskan Balsamum peruvianum menggunakan cotton bud. Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan metode dinilai dengan skala 1 untuk sembuh sempurna dan 5 untuk luka basah. Data yang didapat kemudian diolah menggunakan Aplikasi SPSS V.20 dan diuji menggunakan Independent Sample T Test dengan selang kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan waktu persembuhan yang nyata antara dua kelompok. Kelompok babi satu sayatan memiliki waktu persembuhan rata-rata lebih singkat.
SA-7 Os Humerus Amputation in Cat with Osteomyelitis E Fitriana; D Ardiansyah; D U Rahmiati; . Gunanti
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.537 KB)

Abstract

Osteomyelitis is bone inflammation caused by infectious agent such as bacteria, fungi, or viruses [1]. Infectious agent attacks part of the bone such as cortical bone, periosteum, and myeloid cavity. Osteomyelitis cases may happen through two causes: hematogenous infection or infection right to the bone after trauma [2]. Staphylococcus sp., Streptococcus sp., and Escerichia coli are bacteria most often cause bone infection [3]. Around 50% of osteomyelitis cases are caused by the bacteria Staphylococcus [1]. Treatment for osteomyelitis cases depends on the severity of the case. If it is still mild, veterinarians may only give antibiotic to curb infection. However, on more severe osteomyelitis cases (usually on chronic osteomyelitis), other than antibiotic treatment, debridement or amputation surgery may be performed [4].                Amputation is a surgical procedure performed to separate a part or entire body part or extremities [5]. This procedure is a last option when problems on one part of the body cannot be treated by any other procedure. Several example cases that put amputation as a treatment option are bad blood circulation which cause no blood to sustain the tissues and thus causing tissue death; severe injury (from accidents); tumor/cancer; congenital or acquired defects that cannot be treated; and serious infection that cannot be treated by any other treatment [6].
Co-Authors . Erwin Afifa, Selma Afiqah Binti Abd Latif Agik Suprayogi Agus Hadi Santosa Wargadipura Ahmad Arif Amin Ainul Khadija Saleema Amir S. Madjid, Amir S. Angesti, Shavrillia Anita Rahmayanti Annisa Rofiqoh Syafikriatillah Annita Vury Nurjunitar Antonius H. Pudjiadi, Antonius H. Arni Fitri Bambang Pontjo Priosoeryanto Bambang Supriyatno Basrul Hanafi Beata LYL Ayu Budianto Panjaitan Carina Khairunnisa D Ardiansyah D U Rahmiati Damiana Rita Ekastuti DENI NOVIANA Devi Paramitha Dina Zuhdina Rahman Dwi Endrawati Dwi Gustiono Dwi Utari Rahmiati E Fitriana Ega Iftahul Rizky Ekowati Handharyani Elok Budi Retnani Erwin Erwin Erwin Erwin Erwin Erwin Eva Harlina Fadhilah Nur Annisa Galih Satria Kusumanto Harits Abdullah Munir Hastjarjo Fleuryantari Helny Rosita Supriadi Helny Rosita Supriadi Heryudianto Vibowo Himah Nuradilah I Gusti Agung Ngurah Arphan Eka Putra I Gusti Ngurah Sudisma Intan Khoirunnisa Irda Khaeriyah Irza Sukmana Jessica Anggun Safitri Kholis Afidatunnisa Ki Agus Dahlan Kiagus Dahlan Kiagus Dahlan Kiagus Dahlan Laras Weningtyas Lina Noviyanti Sutardi Liza Oktafani M. Fakhrul Ulum Martapuri Rani Wijaya Masaji Washio Melpa Susanti Purba Melpa Susanti Purba Mokhamad Fakhrul Ulum Mokhamad Fakhrul Ulum Muhammad Abhi Purnomosidi Muhammad Fajrul Falah Munar Lubis, Munar Nabila Latifa Hafizsha Nadya Amanda Putri Najma Hayati Ni Rai Fertilini Hanira Jelantik Nindya Dwi Utami Nur Fitri Utami Nuzula Ramadian Peter Ian Limas R. Harry Soehartono Rachmi Ridho Raden Roro Soesatyoratih Rahul Ajie Saksena Ramadian, Nuzula Ravi, Sugganya Riana Nurul Maulani Riki Siswandi Riski Rostantinata Rismala Dewi Sandriya, Ardi Selma Afifa Selma Laily Nur Afifa Selma Laily Nur Afifah Septi Nurcholida Sari Shavrillia Angesti Shavrillia Inovanny Angesti Shayrilia Ivanovanny Angesti Sitaria Siallagan Siti Zaenab Srihadi Agungpriyono Sugganya Ravi Sus Derthi Widhyari Sus Derthi Widyari TATI NURHAYATI Tri Isyani Tungga Dewi Tytha Nadhifa Winarto Viyata Pratiwi Risky Yuliani Suparmin Zultinur Muttaqin