Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Inkulkasi Nilai-Nilai Nirkekerasan Dalam Budaya Lokal Suku Sasak Di Sekolah Dasar Habibuddin, Habibuddin; Burhanuddin, Burhanuddin; Apriana, Dina; Yunitasari, Dukha
Jurnal DIDIKA: Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2021): JURNAL DIDIKA : WAHANA ILMIAH PENDIDIKAN DASAR
Publisher : universitas hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/didika.v7i1.3843

Abstract

 Nilai-nilai nirkekerasan yang terkandung dalam budaya lokal belum banyak diungkap. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan bentuk budaya lokal suku Sasak, (2) menjelaskan nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak, dan (3) merefleksikan inkulkasi nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak pada siswa SD Negeri di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Metode penelitian menggunakan paradigma kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan model interaktif Miles Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) bentuk budaya lokal suku Sasak yakni sesuatu yang menjadi tatanan ide, keyakinan, identitas, dan ekspresi; (2) nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak ada sepuluh, terdiri dari  nilai besemeton (persaudaraan), soloh (toleransi), ra’i (empati), sangkep/ gundem (musyawarah), bedadayan (kerjasama), rema (kepedulian, solidaritas sosial), besiru (saling memberi), saling ajinang (saling menghargai), trasna (cinta, kasih sayang), dan saling saduq (saling percaya), dan (3) inkulkasi nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak pada siswa di SD dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, motivasi, pengarahan, dan metode pembelajaran kerja kelompok dan penugasan.  
Tauhid View Tuan Guru Umar Kelayu: Intellectual History Study of Lombok Theologian Central Figure Tohri, Ahmad; Rasyad, Abdul; Habibuddin, Habibuddin; Zulkarnain, Zulkarnain
Paramita: Historical Studies Journal Vol 32, No 1 (2022): Local Figure and Local History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v32i1.26636

Abstract

Tuan Guru Umar Kelayu (TGU) was one of the pioneers and a central figure born in the era of the teacher-teaching of the Sasak-Lombok community. The purpose of this study is to analyze the monotheistic view of TGU as the central figure of Lombok clerics in the study of intellectual history. The research method used is the historical method, which is a process of critically analyzing records and experiences or relics of the past. The results showed that TGU as a teacher early generation was born from a family that has a breed very strong with the Islamic Selaparang Kingdom by mastering religious knowledge broadly and deeply which was obtained from scholars in Lombok, the archipelago, and the world. The wisdom of TGU is reflected in the book of monotheism written at the age of ± 25 years, with the title Manzarul Amrad. The systematic thinking, perspective, and narrative style are unique in writing the book of monotheism that distinguishes it from other scholars. The monotheistic view of TGU has an impact on strengthening Islam, especially strengthening the faith of the Sasak-Islamic community. Instilling the spirit of jihad fi sabilillah, the Sasak people fought against the Balinese and Dutch rulers. TGU is involved in the dialectic of Islamic intellectuals through a network of teachers, friends, and students in Lombok, the archipelago, and even the Islamic world.Tuan Guru Umar Kelayu (TGU) merupakan salah seorang perintis dan tokoh sentral kelahiran era ke-tuan guru-an masyarakat Sasak-Lombok. Tujuan penelitian menganalisis pandangan tauhid TGU sebagai tokoh sentral ulama Lombok dalam kajian sejarah intelektual. Metode penelitian yang digunakan metode sejarah, yaitu suatu proses menganalisis secara kritis rekaman dan pengalaman atau peninggalan masa lampau. Hasil penelitian menunjukkan TGU sebagai tuan guru generasi awal terlahir dari keluarga yang memiliki trah sangat kuat dengan Kerajaan Selaparang Islam dengan menguasai ilmu agama secara luas dan mendalam yang diperoleh dari para ulama di Lombok, Nusantara, dan dunia. Kealiman TGU tercermin dari kitab tauhid ditulis pada usia ±25 tahun, dengan judul Manzarul Amrad. Sistematika berpikir, cara pandang, dan gaya narasi merupakan keunikan dalam menulis kitab tauhid yang membedakannya dengan ulama-ulama lain. Pandangan tauhid TGU berdampak terhadap penguatan keislaman terutama peneguhan akidah masyarakat Islam-Sasak. Menanamkan semangat jihad fi sabilillah rakyat Sasak melakukan perlawanan pada penguasa Bali dan Belanda. TGU terlibat dalam dialektika intelektual keislaman melalui jaringan guru, sahabat, dan murid di Lombok, Nusantara, bahkan dunia Islam.Cite this article: Tohri, A., Rasyad, A. Habibuddin, Zulkarnain (2022). Tauhid View Tuan Guru Umar Kelayu: Intellectual History Study of Lombok Theologian Central Figure. Paramita: Historical Studies Journal, 32(1), 1-10. http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i1.26636
Sasak People’s Resistance Against Mataram-Karangasem and Dutch Colonial Rulers: The Role of Tuan Guru Umar Kelayu Ahmad Tohri; H. Habibuddin; Abdul Rasyad
Journal of Asian Social Science Research Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), Faculty of Social and Political Sciences, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.551 KB) | DOI: 10.15575/jassr.v2i1.13

Abstract

This article discusses the Sasak people’s resistance against MataramKarangasem and Dutch colonial rulers in the 19th century in Lombok, Indonesia. It particularly focuses on Tuan Guru Umar Kelayu and his central role in the emergence of Sasak people’s resistance which transformed into Sasak physical revolution local and global imperialismcolonialism. Using the historical method, this article collected data through observation, in-depth interviews, and documentation. The data analysis involved the historical methods of heuristics, verification or criticism, interpretation, and historiography. The findings show that Sasak people’s resistance was not only caused by economic factors but also related to other factors such as social, cultural, and religious ones. Tuan Guru Umar Kelayu played a key role in the Sasak people’s resistance in that it was under his leadership and influence that the resistance transformed into a physical struggle against MataramKarangasem and Dutch colonialism as seen in Sakra War and Praya War which were led by his students and friends.