Tulisan ini membahas mengenai bagaimana peran media dalam membentuk identitas cosplayer dan bagaimana identitas cosplayer yang melakukan crossdress. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan paradigma critical-constructionism, metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan observasi terlibat. Konsep yang digunakan adalah konsep budaya populer termasuk di dalamnya cosplay yang merupakan salah satu bentuk soft power Jepang untuk menyebarkan budayanya ke seluruh dunia. Selain itu dilihat juga bagaimana peran media dalam pembentukan identitas, konsep identitas, konsep anak muda, serta gender dalam pakaian dan fesyen. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa identitas seorang cosplayer dipengaruhi oleh media, komunitas, dan sosok yang menjadi idola atau seseorang yang dikagumi.This paper looks at the media’s role in shaping the identities of cosplayer and how their identity relates to crossdressing. This research is a qualititve research that employs critical-constructionism, case study for its method, and collects data from in-depth interviews, direct observation, and participant observation. The concept used is popular culture, that includes cosplay as a form of Japanese soft power for cultural dissemination. Aside from that, it is also studied how the media plays a role in shaping identities, concepts of identities, youth, and gender in relation to clothing and fashion. Based on the analysis, it is found that the identity of a cosplayer is influenced by the media, community, and rolemodels.