Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Kemandirian Keluarga Dengan Perawatan Hipertensi Pada Keluarga Binaan Puskesmas Sukaresmi Garut Rosidin, Udin; Shalahuddin, Iwan; Sumarna, Umar
KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.83 KB)

Abstract

Abstrak Penyakit kardiovaskuler kini menjadi penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Dari data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2007 diketahui bahwa 31,9 % kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. diantaranya adalah penyakit hipertensi sebesar 12,3 %, sebagai penyebab kematian kedua setelah stroke. Selain menjadi penyebab kematian, penyakit hipertensi juga prevalensinya sangat tinggi yaitu 31,7 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan kemandirian keluarga dalam melaksanakan perawatan hipertensi pada keluarga binaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian adalah cross sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, akses ke pelayanan kesehatan dan perilaku petugas kesehatan sebagai variabel independen dan kemandirian keluarga dalam melaksanakan perawatan hipertensi di rumah adalah variabel dependennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel independen pengetahuan responden 50% baik, akses ke pelayanan kesehatan 52,6% jauh, dan perilaku petugas kesehatan 55,3% tidak melakukan standar pelayanan kesehatan. Sedangkan variabel dependen 39,5 % responden berada pada tingkat kemandirian I. Kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil adanya hubungan antara pengetahuan dengan kemandirian keluarga (p value = 0,042), adanya hubungan antara akses ke pelayanan kesebatan dengan tingkat kemandirian keluarga (p value = 0,044) dan ada hubungan antara perilaku petugas kesehatan terhadap tingkat kemandirian (p value = 0,030). Saran untuk Puskesmas Sukaresmi yang dapat diberikan adalah untuk tetap melakukan pembinaan keluarga khususnya pada penderita hipertensi, mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada keluarga binaan dan selalu bekerja sarna dengan keluarga dalam melaksanakan program pembinaan keluarga. Kata Kunci: Hipertensi, Kemandirian, Pengetahuan
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA Eriyani, Theresia; Shalahuddin, Iwan; Maulana, Indra
Buletin Media Informasi Vol 14, No 2 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.175 KB)

Abstract

Word Health Organization menyatakan bahwastandar rata-rata sectiocaesarea disebuah negara adalah sekitar 5-15 %. Berdasarkan Riset Kesehatan dasar tahun 2013, menyatakan persalinan sectiocaesarea di Indonesia sebesar 9,8%. Selama proses penyembuhan luka, vaskularisasi akan mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi darah dan segera mungkin mengalami pemulihan atau penyembuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka pada pasien postoperasi sectiocaesarea di ruang Jade RSUD dr. Slamet Garut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan pendekatan Posttest Only with Control Group, dengan populasi 80 ibu postoperasi sectiocaesarea, sampel penelitian berjumlah 20 ibu. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan kuesioner. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat menggunakan Shapiro-Wilk untuk normalitas dan Non-Parametrik dengan uji Mann-Whitney untuk bivariat. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan penyembuhan luka yang signifikan dengan p-value sebesar 0,028 (p<0,05) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.  Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan tambahan dalam pemberian tindakan yang dapat meningkatkan penyembuhan luka, seperti penerapan Standar Operasional Prosedur mobilisasi dini pada pasien post operasi sectiocaesarea.
Determinan Perilaku Petugas Keperawatan Dalam Penanganan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Shalahuddin, Iwan; Yamin, Ahmad; Pebrianti, Sandra
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 5, No 1 (2019): Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v5i1.15160

Abstract

ABSTRAKMutu dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus menjadi suatu alat ukur, guna mendapatkan penilaian yang baik dan positif dari masyarakat, karena mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dari pasien, lembaga sosial, swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah sekalipun. dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari perilaku seorang profesi perawatan yang memberikan pelayanan langsung pada pasien/penderita yang sesuai dengan determinan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi determinan perilaku petugas dalam penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Rancangan penelitian yang digunakan dengan metodologi analitik korelasi melalui survey analitik dengan design cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di IGD sebanyak 26 orang (total populasi). Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara determinan perilaki petugas keperawatan dalam penanganan pasien di IGD, dengan p-Value (0,014), variabel pelatihan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) (0,004), variabel persepsi ketersediaan sarana (0,005), variabel persepsi jumlah pasien (0,005), variabel persepsi management (0,004) dan variabel persepsi kesejahteraan (0,005). Sedangkan variabel umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden tidak memiliki hubungan terhadap penanganan pasien di IGD ABSTRACTThe quality of health services provided to the community must be a measuring tool, in order to get a good and positive assessment from the community, because the quality of health services is influenced by the presence or absence of criticism and complaints from patients, social institutions, non-governmental organizations and even the government . in its implementation can not be separated from the behavior of a care profession that provides direct services to patients / sufferers in accordance with the determinants of the Standard Operating Procedure (SOP). The purpose of the study was to identify the determinants of the behavior of officers in handling patients in the Emergency Installation. The study design was used with correlation analytic methodology through analytic survey with cross sectional design. The population in this study were all nurses who served in the emergency room of RSU Dr..Slamet Garut as many as 26 people (total population). The results of the study found a relationship between the determinants of behavior of nursing staff in the handling of patients in the Emergency Installation, with p-Value (0.014), variable Emergency First Aid training (0.004), perception of availability of facilities (0.005), perception variable number of patients (0.005), perception management variable (0.004) and welfare perception variable (0.005). While the variables of age, sex and education level of respondents did not have a relationship to the handling of patients in the Emergency Installation. 
DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI HEMODIALISA Shalahuddin, Iwan; Rosidin, Udin
Media Informasi Vol 14, No 1 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.603 KB)

Abstract

Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat. Menurut Indonesian Renal Registry 2011, pasien GGK yang menjalani hemodialisa berjumlah 22.304 jiwa. Masalah besar yang berkontribusi pada kegagalan hemodialisis adalah masalah kepatuhan klien. Banyak faktor yang menyebabkan kepatuhan yang berdampak pada kegagalan klien dalam mengikuti program terapi gagal ginjal, meliputi faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, lamanya, pengetahuan, kebiasaan merokok, motivasi, akses pelayanan kesehatan, peran persepsi pasien terhadap pelayanan perawat dan dukungan keluarga. Data tahun 2014 di RSUD dr. Slamet Garut dari 66 orang pasien yang menjalani hemodialisis ada 34 orang yang patuh dan ada 32 orang yang tidak patuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Slamet Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan rumus persentase dan analisa bivariat menggunakan spearman rank. Hasil penelitian menunjukan Sig. (2-tailed) adalah 0,003 (ρ < 0,05) berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Penulis menyarankan untuk membuat kelompok atau perkumpulan pasien hemodialisa dan membuat rencana tindak lanjut berupa kartu pengingat yang dilakukan setelah post hemodialisa untuk mengingatkan jadwal selanjutnya dalam memaksimalkan kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialisa.
FAKTOR MANUSIA DENGAN KEJADIAN KESAKITAN PADA MAHASISWA AKPER PEMKAB GARUT TAHUN 2016 Shalahuddin, Iwan; Purnama, Dadang; Rosidin, Udin
Media Informasi Vol 13, No 2 (2017): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.659 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari hubungan antara factor manusia (host) dengan kejadian kesakitan pada mahasiswa. Tinjauan teoritis yang digunakan yaitu konsep epidemiologi, konsep sehat sakit dan Study morbiditas dan disabilitas. Penelitian ini menggunakan desain analisis melalui metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data yang tdikumpulkan berupa variabel faktor manusia (host) yaitu umur, jenis kelamin, pola makan, pola aktifitas olah raga, pola tidur malam, riwayat sakit dahulu dan keadaan sakit sekarang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kesakitan mahasiswa pada mahasiswa tingkat satu dalam tiga bulan terakhir adalah 50 orang dengan frekuensi sakit setiap bulan sebesar 68%. Sebagian besar terjadi pada mahasiswa perempuan (60%) dengan pola makan 1-2 kali sehari 64%, tidak melakukan olah raga (76%), pola tidur jam 9 (54%), dan memiliki riwayat sakit dahulu (58%). Beberapa variabel yang menyatakan adanya hubungan dengan kejadian sakit di Akper Pemkab Garut adalah jenis kelamin, pola makan, pola aktifitas olah raga, dan kebiasaan tidur malam. Saran yang dapat diberikan adalah peningkatan upaya pemeliharaan sarana dan prasarana dalam menunjang perilaku hidup bersih dan sehat juga upaya untuk membentuk balai kesehatan mahasiswa. Untuk peneliti lain perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang variabel yang belum diteliti pada penelitian ini. 
PENGARUH MOBILISASI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSU dr. SLAMET GARUT Shalahuddin, Iwan; Maulana, Indra
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.45

Abstract

Background: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is a condition in which the periurethral glands present in the prostate area develop hyperplasia and the enlargement process occurs slowly. This pathological condition can be experienced by about 70% of men over the age of 50 years and tread old age. This number will increase to 80% in men over the age of 80 years. With clinical manifestations of increased urinary frequency, frequent nighttime urination, urinary urge, decreased urine volume, impaired urine flow, dripping at the end of urination, urinary retention (Brunner and Suddarth, 2002). Patient surgery with diagnosis Benign Prostate Hyperplasia (BPH) in dr. Slamet Garut reached285 people (about 14% of general surgery). Surgical action is a tense experience for some patients, this is due to lack of knowledge about treatment actions and medical action after surgery. Objective: To know the effect of mobilization on post-surgical wound healing process of BPH in surgical treatment room of Dr dr, Slamet Garut. Method:The type of research used in this study is quasi experiments, ie experiments that have not or do not have the characteristics of the actual experimental design, because the variables that should be controlled and manipulated by design is one group pre test and post test. In this study, researchers conducted a treatment in the form of mobilization of independent variables, then measured the effects or effects of mobilization on the dependent variable (Notoatmodjo, 2005). Results: The patient's wound prior to the mobilization had an average score of 2.28 and showed that most of the respondents, the wound healing conditions were in classification 2 were wound / bleed, inflammation, no pus and almost half of the respondents healing wounds in classification 3 wounds are still wet / bleeding, no inflammation and no pus. The condition of the wounded patient after the mobilization had an average score of 4.31 scale and showed more than most of the respondents wound healing conditions were in classification 5 ie wound dry, no inflammation and no pus, then a small part of the respondents are in the classification 4 ie clean wound, there are still signs of inflammation, but there is nopus. Conclusion: There is an effect of mobilization on post-surgical wound healing process of BPH in surgical treatment room RSU dr Slamet Garut Abstrak : Latar Belakang: Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral yang terdapat di area prostat mengalami hyperplasia dan proses pembesarannya terjadi secara perlahan-lahan. Kondisi patologis ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria diatas usia 50 tahun dan menapak usia lanjut. Angka ini akan meningkat hingga 80% pada pria diatas usia 80 tahun. Dengan manifestasi klinis peningkatan frekwensi berkemih, sering berkemih malam hari, dorongan ingin berkemih, volume urin menurun, aliran urin tidak lancar, menetes pada akhir berkemih, retensi urin ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). Operasi pasien dengan diagnosa Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Rumah Sakit umum dr. Slamet Garut mencapai 285 orang (sekitar 14 % dari operasi bedah umum). Tindakan pembedahan merupakan pengalaman menegangkan bagi sebagian pasien, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan mengenai tindakan perawatan maupun tindakan medis setelah dilakukan pembedahan. Tujuan: Mengetahui pengaruh mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka post operasi BPH di ruang perawatan bedah RSU dr,Slamet Garut. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, yaitu eksperimen yang belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, dikarenakan variabel-variabel yang seharusnya dikontrol dan dimanipulasi dengan desainnya adalah one group pre test dan post test. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan suatu perlakuan berupa mobilisasi terhadap variabel independen, kemudian mengukur akibat atau pengaruh mobilisasi tersebut pada variabel dependen (Notoatmodjo, 2005). Hasil: Keadaan luka pasien sebelum dilakukan mobilisasi memiliki nilai rata-rata skala 2,28 dan menunjukkan bahwa sebagian besar responden, kondisi penyembuhan lukanya berada pada klasifikasi 2 yaitu luka masih basah /berdarah, ada radang, tidak ada pus dan hampir setengahnya dari responden kondisi penyembuhan lukanya pada klasifikasi 3 yaitu luka masih basah/berdarah, tidak ada radang dan tidak ada pus. Keadaan luka pasien setelah dilakukan mobilisasi memiliki nilai rata-rata skala 4,31 dan menunjukkan lebih dari sebagian besar responden kondisi penyembuhan lukanya berada pada klasifikasi 5 yaitu luka kering, tidak ada radang dan tidak ada pus, kemudian sebagian kecil dari responden berada pada klasifikasi 4 yaitu luka bersih, masih terdapat tanda-tanda radang,tetapi tidak ada pus. Simpulan: Terdapat pengaruh mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka post operasi BPH di ruang perawatan bedah RSU dr Slamet Garut
Self Care Pada Penderita Diabetes Melitus Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi Di Puskesmas Risgian Putra, Juli; Rahayu, Urip; Shalahuddin, Iwan
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 13 No 1 (2021): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v13i1.99

Abstract

Tingginya angka diabetes melitus dipengaruhi oleh aktivitas self care yang buruk. Aktivitas self care yang buruk dapat menyebabkan penyakit penyerta lainnya pada penderita diabetes melitus, salah satunya hipertensi. Masalah tersebut dapat semakin mempengaruhi perawatan diri yang dilakukan dalam proses penyembuhan diabetes melitus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran self care pada penderita diabetes melitus dengan penyakit penyerta hipertensi Di Puskesmas Bayongbong Kabupaten Garut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes melitus yang memiliki penyakit penyerta hipertensi Di Puskesmas Bayongbong Kabupaten Garut yaitu berjumlah 39 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisoner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) yang berjumlah 17 item. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis data univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar memiliki perilaku self care kurang sebesar 70,0% dan sisanya sebesar 30,0% memiliki perilaku self care baik. Sebagian besar komponen self care diabetes melitus berada pada kategori kurang diantaranya yaitu pola makan 83,3%, perawatan kaki 76,7%, minum obat 70,0% dan monitoring tekanan darah 70,0%. Sementara itu komponen self care diabetes melitus yang memiliki kategori baik yaitu latihan fisik sebesar 66,7%. Perilaku self care yang perlu ditingkatkan adalah mengatur pola makan, perawatan kaki, minum obat secara teratur dan memonitoring tekanan darah sesuai anjuran tenaga medis. Penderita diabetes melitus dengan penyakit penyerta hipertensi diharapkan dapat meningkatkan perilaku self care dalam upaya meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup penderitanya.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA MAJASARI GARUT Shalahuddin, Iwan; Pebrianti, Sandra; Maulana, Indra
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v5i2.5484

Abstract

AbstrakToilet training merupakan suatu latihan kemandirian pada anak, umumnya pengajaran toilet training yang dilakukan oleh orang tua yaitu 31% orang tua mulai mengajarkan pada usia anak 18-22 bulan, 27% mulai di usia 23-27 bulan, dan 16% di usia 28-32 bulan dan 22% di usia 32 bulan ke atas. Orang tua menunggu anak siap untuk diajarkan toilet training sehingga dalam pengajaran tidak membutuhkan waktu yang lama. Hasil studi pendahuluan dengan wawancara, dari 13 Ibu 12 diantaranya menuturkan anaknya masih buang air kecil disembarang tempat, ibu juga mengatakan masih belum mengerti cara mengajarkan toilet training pada anak. Tujuan penelitian untuk memperoleh hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap penerapan toilet training pada anak usia toddler di Desa Majasari Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat melalui uji korelasi dengan Spearman Rank pada tingkat kepercayaan 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia toddler (1-3 Tahun). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified random sampling dengan jumlah sampel 95 orang. Hasil penelitian diketahui sebagian ibu (52%) berpengetahuan kurang baik tentang toilet training, lebih dari sebagian ibu (32%) memiliki sikap tidak menerapkan toilet training pada anak usia toddler. Hasil uji statistik menunjukan angka Sig. (2-tailed) 0,000, nilai ini lebih kecil daripada batas kritis α = 0,05 (0,000 < 0,05) dan Correlation Coefficient (koefisien korelasi) menunjukan angka 0,674, dengan keputusan terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan dengan sikap penerapan toilet training. Kesimpulan penilitian menyatakan adanya hubungan kuat antara variabel tingkat pengetahuan ibu dengan sikap ibu dalam penerapan toilet trainin, artinya bahwa semakin baik tingkat pengetahuan ibu semakin kuat pula diterapkannya toilet training pada anaknya.Kata-kata kunci : Toilet training, pengetahuan, sikapAbstractToilet training is an exercise of independence in children, generally teaching toilet training conducted by parents that 31% of parents start teaching at age 18-22 months, 27% starting at the age of 23-27 months, and 16% at the age of 28- 32 months and 22% at 32 months and above. Parents wait for the child to be ready to be instructed toilet training so that in teaching does not take a long time. The results of preliminary studies with interviews, from 13 mothers 12 of whom said their children were still urinating in places, the mother also said that they still did not understand how to teach toilet training to children. The purpose of this study was to obtain a relationship between the level of knowledge and the attitude of applying toilet training to toddler age children in Majasari Village, Garut Regency. The research method used is descriptive correlation method with cross sectional approach. Data analysis used univariate and bivariate analysis through correlation test with Spearman Rank at 95% confidence level. The population in this study were all mothers with toddler age children (1-3 Years). The sample technique used in this study was stratified random sampling with a sample size of 95 people. The results showed that some mothers (52%) had poor knowledge about toilet training, more than half of mothers (32%) had an attitude of not applying toilet training to toddler age children. The result of statistical test shows the number of Sig. (2-tailed) 0.0001, this value is smaller than the critical threshold α = 0.05 (0,0001 <0.05) and Correlation Coefficient shows the number 0.674, with the decision there is a strong relationship between the level of knowledge with the attitude of applying toilet training. The conclusion of the research indicates that there is a strong relationship between maternal knowledge level and mother attitude in toilet trainin implementation, it means that the better the mother's knowledge level the stronger the applicationof toilet training to the child.Keywords: Toilet training, knowledge, attitude, toddler
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YBKP3 GARUT Shalahuddin, Iwan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.738 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v18i1.303

Abstract

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan siswa kelas X semester I dengan kejadian gastritis di SMK YBKP3 Garut. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa sebanyak 180 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 140, pengambilan sample dengan Proportional sampling”(atau sampling berimbang). Analisa data dengan menggunakan uji chi-square dan Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan siswa kelas X semester I SMK YBKP3 Garut mayoritas buruk sebesar 70,7%,  kejadian gastritis sebesar 65,7%. Dan ada hubungan yang bermakna antara pola makan siswa dengan gastritis dengan p-value= 0,004. Dengan hasil tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan dan menambah peran guru pembimbing dalam melaksanakan bimbingan dan konselingnya dengan cara memfasilitasi siswa yang bermasalah kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan bimbingan, tidak hanya memberikan bimbingan dibidang akademiknya. Untuk Sekolah, diharapkan adanya ruangan untuk dijadikan sebagai balai kesehatan yang berfungsi untuk menampung dan menerima bimbingan dibidang kesehatan selain pelayanan kesehatan sebagai tindakan pertama.
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP KINERJA DALAM MEMBIMBING PRAKTEK KLINIK DI RSUD dr.SLAMET GARUT TAHUN 2015 Shalahuddin, Iwan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.142 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v18i1.302

Abstract

Kinerja pembimbing praktek klinik yang optimal akan berkontribusi menghasil  lulusan  pendidikan  keperawatan  yang  dapat  dipergunakan  menjadi tenaga profesional  bidang keperawatan.  Namun saat ini masih dijumpai adanya kendala mengenai lulusan pendidikan keperawatan. Kegiatan pembelajaran praktek klinik sangat penting bagi mahasiswa program pendidikan keperawatan. Pembelajaran klinik merupakan jantungnya  proses  pendidikan  pada program  pendidikan  keperawatan. Kinerja  pembimbing  praktek  klinik  dipengaruhi  kompetensi  profesional yang dimiliki, motivasi berprestasi yang dapat mendorong perilaku pembimbing praktek klinik dalam proses pembelajaran praktek. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui  pengaruh  kompetensi  dan  motivasi  pembimbing  klinik  terhadap  kinerjanya  dalam  membimbing  praktek  klinik  di RSUD Kabupaten Garut. Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian  deskriptif  analitik  non  exsperimen dengan pendekatan yang dipergunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian berdasarkan  hasil uji statistik variabel kompetensi pembimbing klinik terhadap  kinerja pembimbing  praktek klinik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1,164, artinya setiap kenaikan 1% kompetensi pembimbing klinik akan diikuti dengan kenaikan kinerja pembimbing  praktek klinik sebesar 1,164 % karena parameter pada nilai koefisien tersebut positif. Pada uji t diperoleh nilai t hitung 8,024 > 2,423 t tabel dengan tingkat kepercayaan 99%  atau α  = 1 %. Sehingga   dapat   menunjukkan   adanya   pengaruh   positif   dan   signifikan kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
Co-Authors Aat Sriati Aat Sriati Agiesta Sephya Shobarina Agustin, Yulian Mutiara Agustina, Feni Ahmad Yamin Ahmad Yamin Ai Wia Akmal Sybromillys Aliya Rahayu Amalia, Shafira Rizki Andis Pratama Anggi Putri Ariyani Anggi Putri Ariyani Anggi Putri Ariyani Anisa Anggraeni Mustikasari Budiana Asep Nidzar Faijurahman Asri Wahyu Candrawati Astari, Dewanti Widya Atlastieka Praptiwi Audi Siti Sarah Azka Aflahatinufus Bambang Aditya Nugraha Cindy Puspita Sari Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Constantius Augusto Dadang Purnama Dadang Purnama Dadang Purnama Dadang Purnama Darmawulan, Nurul Desy Indra Yani Devi Nurrahmawati Devi Nurrahmawati Devi Nurrahmawati Devi Nurrahmawati Dewi Nurjannah Dinda Sari Agustina Eka Afrima Sari Eka Sakti Wahyuningtyas Feni Agustina Firman Sugiharto Firmansyah Danukusumah Fita Rizkiyani Fita Rizkiyani Fitri Fadhila Furkon Nurhakim Furkon Nurhakim Furkon Nurhakim Gihon Jessi Novita Gina Ratna Suminar Gusgus Ghraha Ramdhanie Hafidz, Ikhsan Hasniatisari Harun Hendrawati Hendrawati Henny Yulianita Hesti Platini Iis Yulianti Ikhsan Hafidz Indah Farida Indah Permata Artamia Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana Indra Maulana, Indra Inggit Annisa Nurfethia Gunawan Intan Lutfi Meilani Intan Maeilani Rahayu Iqbal Pramukti Ismanto Manik Iwan Suhendar Juniarti, Neti Kosim Kosim Kurniawan Yudianto Kurniawan Yudianto Lia Sari Lilis Mamuroh Lumban Raja, Ofni Stephany Mamat Lukman Mamat Lukman Mamat Lukman, Mamat Maria komariah Mediawati, Ati Surya Meisha Nurlianti Hidayat Mela Yulianti Melliany Safitrie Milda Nurul Fitriani Moch Panji Khoerudin Neng Della Monika Neng Husna Saida Nida Luthfiyani Nida Luthfiyani Nida Luthfiyani Nida Luthfiyani Nina Sumarni Nina Sumarni Nina Sumarni Nina Sumarni Nindi Pratiwi Nita Fitria Nita Fitria Nur Fikriyah, Nadilla Cynthia Nur Oktavia Hidayati Nur Oktavia Hidayati Nur Oktavia Hidayati Nur Oktavia Hidayati Nurhandiya, Vina Nurul Darmawulan Nurul Hidayah Pasya, Shofura Kamil Pebrianti, Sandra Putri Rizki Ma’rifati Rukmini Rahayu, Intan Maeilani Rahmaniah, Ade Haniah Sya’adah Rifaldi Azis Risgian Putra, Juli Riyanti Riyanti Rohmahalia M Noor Rohmahalia M Noor Rohmahalia M Noor Rohmahalia M Noor Rohmahalia M. Noor Rohmahalia M. Noor Rusmana, Hera Prafitri S Setiawan Saida, Neng Husna Sandi Irwan Sukmawan Sandra Pebrianti Sandra Pebrianti Sandra Pebrianti Sandra Pebrianti Sandra Pebrianti Sejati, Femmy Aditya Purnama Setiawan, S Shafira Rizki Amalia Siti Nur Fatimah Siti Rahmawati Siti Ulfah Rifa’atul Fitri Sumarna, Umar Suryani . Suryani Suryani Sybromillys, Akmal Taty Hernawaty Taty Hernawaty Taty Hernawaty Theresia Eriyani Theresia Eriyani Theresia Eriyani Theresia Eriyani Titin Sutini Titin Sutini Tuti Pahria Udin Rosidin Udin Rosidin Udin Rosidin Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Umar Sumarna Urip Rahayu, Urip Via Komalasari Vina Nurhandiya Windy Rakhmawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati Yudianto, Kurniawan Yulian Mutiara Agustin Yulianita, Henny