Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Tingkat Pertumbuhan dan Biomassa Bibit Rhizophora apiculata di Perairan Delta Upang Banyuasin Sumatera Selatan ., Herpinawati; Dahlan, Zulkifli; ., Sarno
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 1, No 1 (2010): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.301 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v1i1.1116

Abstract

The research about growth level and seed biomass of Rhizophora apiculata was conducted on September to November 2009 in Upang Delta area, Banyuasin Regency, Province of South Sumatera. The observation location was divided into 3 stations. The  growth level of Rhizophora apiculata seed was measured in each monitorings for three months after planting. Calculation and measured were done conducted consist of living percentage, seed growing, total of leaves and diameter of tree. Calculation biomass of Rhizophora apiculata seed was conducted by cutting seed then it was dried on the oven with temperature 105 oC for 24 hours. The living percentage of R. Apiculata was range between 46,67-73,33%. The increase height average of bud weas 0,45-0,74 cm. The average diameter of bud which have been planting for 3 months were 0,02-0,04 peaces. Biomass of R. apiculata feed lings 3 months were 21,622-33,729 gr. Keywords: Biomass, Growth level, Rhizophora apiculata, The Delta of Upang.   Penelitian tingkat pertumbuhan dan biomassa bibit Rhizophora apiculata dilakukan pada bulan September sampai November 2009 di Delta Upang Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi pengamatan dibagi menjadi 3 stasiun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bibit R. apiculata dilakukan pengukuran pada setiap kali pengamatan selama tiga bulan setelah penanaman. Perhitungan dan pengukuran yang dilakukan meliputi persentase kehidupan , pertumbuhan tunas, jumlah daun serta ukuran diameter batang. Perhitungan biomassa bibit R. apiculata dilakukan dengan memotong bibit kemudian dikeringkan ke dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam. Tingkat persentase hidup R. apiculata yaitu berkisar antara 46,67-73,33%. Pertambahan tinggi tunas rata-rata bibit yaitu 0,45-0,74 cm. Diameter rata-rata selama tiga bulan penanaman berkisar antara 0,02-0,04 mm dan jumlah daun rata-rata selama tiga bulan penanaman yaitu 2-3 helai. Biomassa yang didapatkan setelah tiga bulan pengamatan yaitu 21,622-33,729 gr. Kata kunci : Biomassa, Delta Upang, Rhizophora apiculata, Tingkat pertumbuhan
Pertumbuhan Semai Rhizophora apiculata di Area Restorasi Mangrove Taman Nasional Sembilang Sumatera Selatan Rahmat, Dian; ., Fauziyah; ., Sarno
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 2 (2015): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.374 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i2.2433

Abstract

Mangrove  merupakan  suatu  komunitas  vegetasi  pantai  yang  di  dominasi oleh  beberapa spesies  pohon  –  pohonan  yang  khas.  Salah  satu  kerusakan mangrove  disebabkan  oleh kegiatan manusia yaitu penebangan liar dan konversi lahan menjadi tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan semai  Rhizophora apiculata serta menentukan tingkat keberhasilan  semai  Rhizophora  apiculata  pada  usia  1,5  tahun  di  area restorasi Taman Nasional Sembilang, Banyuasin Sumatera Selatan. Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan kombinasi perlakuan antara jarak tanam (4 x 4 dan 5 x 5) dengan  cara  tanam  polibag  dan propagul.  Hasil  analisis  sidik  ragam  ANOVA memperlihatkan,  tidak  ada pengaruh  nyata  pertumbuhan  semai  mangrove  Rhizhophora apiculata, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan tinggi tunas, diameter tunas, dan jumlah akar pada setiap kombinasi perlakuan. Rata- rata laju pertumbuhan tinggi tunas adalah 16 cm,  diameter  tunas  adalah  1  cm,  dan  rata-rata  jumlah  akar adalah  10.  Akan  tetapi, Persentase  kelulusan  hidup  dengan  cara  tanam propagul  lebih  baik  yaitu  75%  di bandingkan dengan propagul yaitu 61,5 %.KATA KUNCI: Pertumbuhan, restorasi, Rhizophora apiculata, semai , TNS.
Tingkat keberhasilan hidup bibit mangrove Rhizophora mucronata, R. apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza di Delta Upang Banyuasin Sumatera Selatan Fahmi, Khairul; Dahlan, Zulkifli; ., Sarno
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 1, No 1 (2010): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.54 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v1i1.1124

Abstract

The research of the survival level of mangrove seed Rhizophora mucronata, R. apiculata and Bruguiera gymnorrhiza had been conducted during August to December 2009 in Upang Delta, Banyuasin. The objective of conducting this research was to find out the percentage of survival level of mangrove seed Rhizophora mucronata, R. apiculata, and Bruguiera gymorrhiza and to obtain some information to analyzed the level of adaptation among those three species of mangrove seed. The decision of survival level was observed based on the ability to live (%), the height of bud (cm), the number of leaf it has (sheet), and the stem illustration of observed object through sample data under such circumstances. The rate’s of presentation lives mangrove seed from threes station. First station Rhizophora mucronata 100-73,3 %, R. apiculata 100-60 % and Bruguiera gymnorrhiza 100-66,6 %. Second station, Rhizophora mucronata 100-66,6 %, R. apiculata 100-86,6 % and Bruguiera gymnorrhiza 100-73,3 %, on third station, Rhizophora mucronata 100-66,6 %, R. apiculata 100-80 % and Bruguiera gymnorrhiza 100-66,6 %. The level adaptation of but has changed comparisons of stem diameters and quantity of leaf.   Keywords: Bruguiera gymnorrhiza, Mangrove, Rhizophora apiculata and R. mucronata Penelitian tingkat keberhasilan hidup bibit mangrove Rhizophora mucronata, R. apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza telah dilaksanakan pada bulan Agustus- Desember 2009 di Delta Upang Banyuasin. Tujuan penelitian untuk mengetahui persentase keberhasilan hidup bibit mangrove Rhizophora mucronata, R. apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza serta mengetahui dan menganalisa tingkat adaptasi ketiga bibit mangrove. Penentuan tingkat keberhasilan diamati dari persentase hidup (%), tinggi tunas (cm), jumlah daun (helai), serta diameter batang (mm). Analisis data yang digunakan secara deskriftif yaitu dengan cara memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel sebagaimana adanya. Rata-rata tingkat persentase hidup dari masing-masing bibit mangrove ketiga stasiun Rhizophora mucronata stasiun satu 100-73,3 %, R. apiculata 100-60 %, dan Bruguiera gymnorrhiza 100-66,6 %. Stasiun dua Rhizophora mucronata 100-66,6 %, R. apiculata 100-86,6 % dan Bruguiera gymnorrhiza 100-73,3 %, Pada stasiun tiga Rhizophora mucronata 100-66,6 %, R. apiculata 100-80 % dan Bruguiera gymnorrhiza 100-66,6 %. Tingkat adaptasi tinggi tunas mengalami perubahan dibandingkan diamater batang dan jumlah daun.   Kata kunci : Bruguiera gymnorrhiza, Mangrove, Rhizophora apiculata a and R. mucronat.
Struktur Vegetasi Mangrove Alami di Areal Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatera Selatan Sutasoit, Yudhis H; ., Melki; ., Sarno
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.611 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i1.4141

Abstract

Mangrove merupakan suatu komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohonan yang khas atau semak yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kerusakan hutan mangrove dapat disebabkan 2 faktor utama yaitu faktor aktifitas manusia dan faktor alami. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menganalisis struktur vegetasi mangrove alami di areal Taman Nasional Sembilang. Penelitian dilaksanakan pada September-Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode transek berpetak dimana ukuran plot untuk pohon 10m x 10m, anakan 5m x 5m, dan semai 2m x 2m. Mangrove yang ditemukan pada kedua lokasi pengamatan yaitu Sungai Sembilang dan Sungai Bungin sebanyak 12 jenis mangrove antara lain Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Hibiscus tiliaceus, Kandelia candel, Nypa fruticans, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, dan Terminalia catappa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur vegetasi mangrove alami di areal Taman Nasional Sembilang pada fase pohon jenis Rhizophora apiculatamemiliki indeks nilai penting tertinggi sebesar 44,49 %, pada fase anakanjenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai tertinggi sebesar 72,54 %,pada fase semai jenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai pentingtertinggi sebesar 66,07 %.KATA KUNCI: Mangrove, Taman Nasional Sembilang, struktur vegetasi.
ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA TAMBAK SISTEM TRADISIONAL DAN SILVOFISHERY DI AREA RESTORASI TAMAN NASIONAL SEMBILANG SUMATERA SELATAN Pardona, Peri; Agustriani, Fitri; ., Sarno
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 8, No 1 (2016): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.434 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v8i1.2644

Abstract

Sistem  Silvofishery  diterapkan  untuk  meredam  laju  konversi  illegal  hutan mangrove menjadi  tambak.  Silvofishery  diyakini  mampu mengkombinasikan antara  kepentingan konservasi  mangrove  dengan  peningkatan  kesejahteraan masyarakat  sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan analisis usaha dan kelayakan kriteria investasi usaha  budidaya  tambak  tradisonal dan silvofishery  bandeng  di  TNS  Sumatera  Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013. Metode yang digunakan metode survey dengan teknik kuisioner. Hasil analisis usaha budidaya tambak tradisional dan silvofishery  bandeng  mendapat  keuntungan  sebesar  Rp.  5.187.370  dan Rp 5.921.000,00/tahun, nilai R/C sebesar 1,4 dan 1,5, nilai PP 4,7dan 4,0 dan nilai ROI sebesar 21% dan 25%. Analisis kelayakan usaha tambak tradisional dan  silvofishery  menunjukan nilai  NPV>0,  Net  B/C≥1,  dan  IRR>  discount rate,  sehingga  usaha  budidaya  tambak silvofishery  bandeng mendapatkan keuntungan dan layak dilaksanakan untuk masa yang akan datangKATA KUNCI: Bandeng, finansial, mangrove, silvofishery, TNS.
PERTUMBUHAN Rhizopora apiculata DENGAN DUA TEKNIK PERSEMAIAN HIDROPONIK NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE) DAN TRADISIONAL ., ardani; surbakti, heron; ., sarno
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.705 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.8469

Abstract

Luasan hutan mangrove di Indonesia semakin berkurang akibat pemanfaatan hutan mangrove secara berlebihan. Adapun upaya untuk mencegah kerusakan hutan mangrove yang semakin parah, perlu dilakukan rehabilitasi hutan mangrove, tepatnya penanaman kembali. Penanaman mangrove dari bibit hasil persemaian memiliki tingkat keberhasilan tumbuh yang relative tinggi, sekitar 60-80 %. Persemaian mangrove saat ini masih dilakukan secara tradisional, sehingga perlu adanya inovasi sebagai alternative, salah satunya menggunakan NFT (nutrient film technique). Penelitian ini berujuan menganalisis seberapa besar persentase hidup Rhizopora apiculata pada persemaian NFT dan tradisional, serta untuk menganalisis laju pertumbuhan R.apiculata sehingga diperoleh teknik persemaian yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan persentase hidup bibit R.apiculata pada kedua persemaian adalah 100 %. Pertumbuhan terbaik ada pada perlakuan tradisional dengan nilai laju pertumbuhan tinggi tunas 2,54 cm/bulan, laju pertumbuhan diameter tunas rata-rata 1,33 mm/bulan dan laju pertumbuhan daun rata-rata 4 helai/3 bulan.
Beberapa Jenis Mangrove Tumbuhan Obat Tradisional di Taman Nasional Sembilang, Banyuasin, Sumatera Selatan (The Potential of Mangrove as Medical Plants in Sembilang Nasional Park Banyuasin South Sumatera) Sarno Sarno; Hanifa Marisa; Siti Sa’Diah
Jurnal Penelitian Sains Vol 16, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.563 KB) | DOI: 10.56064/jps.v16i3.67

Abstract

The research “Potential Mangrove as Medical Plants in Sembilang National Park Banyuasin South Sumatera” which was conducted in 6 April – 6 October 2013 aims to determine the species of mangrove that can be used as a traditional medicine, to know the parts of mangrove which used as traditional medicine, and utilization the use of mangrove as traditional medicine. The sampling method used was Snowball Sampling, which seek information from the publicor other sources of reliable. Results of the study found that 5 species of mangrove plants are useful as medicinal Acanthus ilicifolius, Acrostichum aureum, Avicennia alba, Sesuvium por-tulacastrum and Xylocharpus granatum. Part of the fruit, sap, leaves and whole plant were used, the utilization was obtained as cure for ulcers, abdominal pain, typhus, itchiness, eye pain that affected by sap of buta-buta plant.
Deteksi Beberapa Bakteri Patogen pada Berbagai Jenis Ikan Konsumsi yang Laku Dijual di Pasaran Palembang Munawar Munawar; H. Widjajanti H. Widjajanti; E. Patriono E. Patriono; Sarno Sarno; A. Wulandari A. Wulandari
Jurnal Penelitian Sains No 1 (1996)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3085.301 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i1.225

Abstract

Penelitian menunjukkan bahwa ikan-ikan konsumsi yang terdiri atas 13 jenis dari ketiga pasar tempat pengambilan sampel tidak mengandung Salmonella, tetapi ditemukan satu jenis ikan, yaitu ikan gabus yang diambil dari salah satu pasar tempat pengambilan sampel mengandung V. Cholerae. Sedangkan hasil perhitungan angka kuman dari semua jenis ikan menunjukkan masih di bawah batas maksimum yang ditentukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Antara angka kuman dengan keadaan morfologi ikan menunjukkan terdapat hubungan yaitu keadaan morfologi ikan semakin jelek, angka kuman semakin meningkat. 
Studi Etnofitomedika di Desa Lawang Agung Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan Harmida Harmida; Sarno Sarno; Vivin Febriansari Yuni
Jurnal Penelitian Sains Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.977 KB) | DOI: 10.56064/jps.v14i1.126

Abstract

Studi Etnofitomedika telah dilaksanakan pada bulan Mei-Desember 2004, bertempat di Suaka Margasatwa Isau-Isau Pasemah dan di Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten lahat. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium botani Jurusan Biologi FMIPA UNSRI. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional digunakan oleh masyarakat Desa Lawang Agung. Dari hasil penelitian didapatkan 41 jenis tumbuhan obat yang tergolong kedalam 25 famili. 9 Tumbuhan obat etnis yang didapatkan terdiri dari 9 jenis yaitu: Anthocephalus cadamba Ml., Bischofia javanica Bl., Celosia argentea L., Eupatorium inofolium H.B.K., Leea indica Merr., Morus multicaulis Loud., Peronema canescens Jack., Schima wallichii (DC) Korth., dan Stachitarpeta jamaicensis (L.) Vahl., yang digunakan untuk obat demam, pembersih kewaniataan, obat kutil dan obat luka.
Model Arsitektur Akar Lateral dan Akar Tunjang Bakau (Rhizophora apiculata Blume.) Zulkifli Dahlan; Sarno Sarno; Afif Barokah
Jurnal Penelitian Sains Vol 12, No 2 (2009)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.197 KB) | DOI: 10.56064/jps.v12i2.181

Abstract

The research about architectural model of lateral and stilt root of Bakau (Rhizophora apiculata Blume.) was conducted on August 2008 at Inwrought Management Area of Mangrove Forest, Margasari, Labuhan Maringgai Sub-District, East Lampung Regency, Province of East Lampung. This research aim to analyze the model of root architecture or the R. apiculata at different growth phases. The approach used the survey descriptive method (qualitative and quantitative). This research is conducted directly in field to get the data of lateral root architecture (underground system) and stilt root by using method of profile root trenching. The result showed that the lateral root at 1, 2, and 4 years old measure up to the monopodial with the orientation of axes is orthotropic and plagiotropic (syllepsis), while the stilt root at 12 years old measure up to the monopodial pattern with the orientation of axes is orthotropic branch complex (non-terminalia branching). Characteristic of R. apiculata root growth is continuous. It was concluded that the architectural model of R. apiculata root is combination between Troll’s and Champagnat’s model.