Ardiansyah, Muhlis
Institut Pertanian Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prediksi Produktivitas Padi (Oryza sativa) Melalui Survei Ubinan Menggunakan Model Linier dan Quantile Regression Forest Ardiansyah, Muhlis; Purba, Widyo Pura; Kurnia, Anang
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 4, No 3 (2020): Desember 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v4n3.2020.p135-144

Abstract

Data produktivitas padi dibutuhkan untuk mendapatkan informasi tentang capaian target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs). Data produktivitas padi diperoleh dari hasil survei ubinan rutin Badan Pusat Statistik (BPS). Permasalahan pada pelaksanaan survei adalah pengukuran bobot gabah pada petak lahan terpilih tidak selalu berhasil, terutama di wilayah dengan aksesibilitas yang sulit. Hal ini menyebabkan beberapa data hilang. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah menduga bobot gabah per plot ubinan berdasarkan peubah yang mudah diperoleh. Penelitian ini dilakukan di Kalimantan Tengah pada tahun 2019, bertujuan untuk mengevaluasi kinerja model Quantile Regression Forest (QRF) dalam menduga berat gabah atau produktivitas padi per 2,5 x 2,5 m2. Metode yang diperbandingkan adalah Model Linier (LM), QRF, Geo-QRF, dan Geo-QRF reparameterisasi. Hasil penelitian menunjukkan peubah varietas, pupuk, dan titik koordinat dapat digunakan untuk menduga bobot gabah pada survei ubinan di Kalimatan Tengah. Model Geo-QRF dengan reparameterisasi peubah pupuk terbukti mampu menduga bobot gabah lebih baik dibanding model linier karena menurunkan RMSE (Root Mean Square Error) dan meningkatkan nilai korelasi antara data aktual dengan data dugaan. Hasil simulasi menunjukkan apabila data hilang tersebar secara acak (data hilang tipe III) maka angka rata-rata gabah yang dihasilkan mirip dengan rata-rata bobot gabah pada tingkat respon survei 100%. Berbeda dengan jenis data hilang tipe I dan II, rata-rata bobot gabah yang dihasilkan dapat menjadi uderestimate atau overestimate jika tidak ditangani. Prediksi bobot gabah menggunakan model Geo-QRF dengan reparameterisasi dapat memperbaiki masalah data hilang dengan hasil yang lebih mirip dengan rata-rata bobot gabah pada tingkat respon 100%. BPS diharapkan mempertimbangkan dan mengkaji solusi yang diajukan dalam penelitian ini. 
PENDUGAAN AREA KECIL DATA PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI DENGAN GEOADDITIVE SMALL AREA MODEL Ardiansyah, Muhlis; Djuraidah, Anik; Kurnia, Anang
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 2, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2440.908 KB) | DOI: 10.21082/jpptp.v2n2.2018.p101-110

Abstract

Tanaman padi memiliki peran politik sebagai tolak ukur keberhasilan pemerintah di bidang pertanian. Pemerintah daerah membutuhkan data produktivitas tanaman padi hingga level kecamatan untuk mendukung program swasembada pangan. Permasalahannya, BPS tidak dapat menyajikan data produktivitas tanaman padi hingga level kecamatan karena ukuran contoh pada Survei Ubinan tidak representatif untuk penyajian data hingga level kecamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pendugaan data produktivitas tanaman padi dan produksi beras per kecamatan di Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016. Kabupaten ini dipilih karena memiliki lahan menganggur yang besar mencapai 479ribu hektar. Metode yang diajukan untuk menyelesaikan permasalahan di atas adalah menggunakan Geoadditive Small Area Model. Keakuratan pendugaan akan dievaluasi dengan nilai RMSE (Root Mean Squared Error) menggunakan metode jackknife dengan proses resampling. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas tanaman padi di Kabupaten Seruyan memiliki kecenderungan bahwa semakin ke hilir Sungai Seruyan maka produktivitas tanaman padi menjadi semakin besar. Produktivitas padi tertinggi berada di Kecamatan Seruyan Hilir Timur (34.58 ku/ha) dan terendah di Seruyan Hulu (19.93 ku/ha). Hasil dugaan dengan model Geoadditive Small Area  memberikan hasil yang akurat dengan nilai RMSE yang kecil. Dari seluruh kecamatan di Kabupaten Seruyan, hanya empat kecamatan mengalami surplus beras  yaitu Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Danau Sembuluh, Seruyan Hulu, dan Suling Tambun sedangkan enam kecamatan lainnya mengalami defisit kebutuhan beras. Secara keceluruhan, Kabupaten Seruyan selama tahun 2016  mengalami defisit kebutuhan beras sebesar 8 236.80 ton.Kata kunci: Produktivitas padi, Geoadditive Small Area Model, Surplus/ defisit beras.
Perbandingan Produktivitas Padi antara Hasil Wawancara Pascapanen dan Survei Ubinan BPS Ardiansyah, Muhlis; Tofri, Yomin
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 3, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.438 KB) | DOI: 10.21082/jpptp.v3n1.2019.p17-22

Abstract

Angka resmi data produktivitas padi di Indonesia diperoleh dari Survey Ubinan yang dilakukan oleh BPS. Kendala utama dalam pelaksanaan survei ini adalah terlewatnya masa panen dari sampel petani terpilih, alat pengubin yang terlalu berat, dan menyita banyak waktu dalam pelaksanaannya. Pada penelitian ini, akan dicari solusi baru untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan wawancara pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah pelaksanaan Survei Ubinan dapat diganti dengan wawancara pascapanen. Metode yang digunakan adalah dengan Paired Samples T-Test dan korelasi Pearson Product Moment. Variabel yang diperbandingkan ada dua yaitu produktivitas padi hasil wawancara pasca panen yang diperoleh dari SUTAS2018 dan produktivitas padi hasil survei ubinan yang diperoleh dari SUB2017 dan SUB2018. Hasil penelitian ini ada dua. Pertama, pendugaan produktivitas dengan metode wawancara pascapanen terbukti underestimate dibanding produktivitas padi hasil Survei Ubinan. Kedua, tidak cukup bukti untuk mengganti metode Survei Ubinan dengan wawancara pascapanen. Temuan ini bisa dinaikkan menjadi sebuah teori bahwa teknik wawancara suatu survei pada variabel penghasilan atau produksi maka responden akan memberi jawaban yang underestimate.