Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

APLIKASI ADITIF-NANO PEMODIFIKASI GESEKAN (FRICTION MODIFIER) DALAM MENURUNKAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR (The Application of Nano-Friction Modifier Additive in Reducing Fuel Consumption of Motorcycles) Hanifuddin, M.; Widodo, Setyo; Respatiningsih, Catur Y.; Fibria, Milda; K, Rona Malam
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 51, No 3 (2017)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.016 KB) | DOI: 10.29017/LPMGB.51.3.354

Abstract

Minyak lumas berfungsi antara lain untuk mengurangi gesekan dan keausan yang terjadi pada sistem mekanikal suatu peralatan. Aditif yang sering digunakan untuk mengurangi gesekan adalah aditif pemodifikasi gesekan. Level gesekan yang rendah akan menaikkan efisiensi mesin yang ditunjukkan dengan menurunnya konsumsi bahan bakar, kenaikan output daya, dan penurunan emisi gas buangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja aditif-nano pemodifi kasi gesekan jenis MoS2pada minyak lumas mesin sepeda motor otomatis terkait kinerja mesin yang disebabkan menurunnya gesekan. Metodologi penelitian ini adalah menggabungkan aditif nano jenis pemodifikasi gesekan MoS2ke dalam minyak lumas dasar jenis mineral dan sintetik dengan ditambah dengan aditif lainnya sehingga dihasilkan minyak lumas mesin yang siap diuji jalankan. Uji jalan ditempuh sejauh 3000 km dengan pegambilan data kinerja sepeda motor yang meliputi output power, konsumsi bahan bakar serta uji emisi yang dilakukan pada jarak tempuh 0 km; 1000 km; 2000 km; dan 3000 km; menggunakan dua jenis sepeda motor uji, yaitu jenis Y dan jenis H. Sepeda motor jenis Y menggunakan minyak lumas SAE 10W-40/API SL, sedangkan sepeda motor jenis H menggunakan SAE 10W30/API SL. Sebanyak empat buah sepeda motor digunakan dalam uji jalan, yaitu sepeda motor YR dan HR yang dilumasi dengan minyak lumas tanpa aditif nano sebagai referensi, sedangkan sepeda motor YN dan HN yang dilumasi dengan minyak lumas yang telah diformulasikan dengan aditif-nano pemodifikasi gesekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aditif nano berfungsi dengan baik setelah jarak tempuh 1000 km. Semakin jauh jarak tempuh, semakin terlihat pengaruh penambahan aditif nano terhadap power output dan tingkat konsumsi bahan bakar. Peningkatan output daya dan torsi mesin uji maksimal dicapai pada jarak tempuh 3000 km yaitu sebesar 17,53 % dan 17,49 % untuk Motor Y, sedangkan untuk Motor H sebesar 15,04 % dan torsi 9,69%. Penghematan konsumsi bahan bakar maksimal dicapai pada jarak tempuh 1000 km, untuk Motor Y sebesar 68,9% dan Motor H sebesar 60,5 %. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aditif nano MoS2menujukkan kinerja yang baik pada pelumas mesin sepeda motor.Lube oils play important roles in the mechanical systems of machineries, some of them are to reduce friction and wear. Friction modifier additive are often introduced in a lube oil formulation to reduce friction. Low level of aimed at finding out the performance of nano-friction modifier additive, MoS2, which was applied in a motorcycles engine oils, in terms of reducing friction. The methodology of this research was incorporating MoS2nano-friction modifier additive into either mineral or synthetic base oils and other additives to form motorcycles engine oils which are set for a road-rest. This road-test was set for 3000 km, with testing intervals at 0 km; 1000 km; 2000 km; and 3000 km, which were performed using two types of motorcycles, Y and H. Type Y motorcycles were lubricated with SAE 10W-40/API SL engine oils, while Type H motorcycles were lubricated with SAE 10W30/API SL engine oils. In totals, there are four testing motorcycles, two of them were lubricated with conventional engine oil without nano-friction modifier, YR and HR which were the reference vehicles, while the other two were lubricated with engine oil containing nano-friction modifier, YN and HN. The research findings showed that nano-friction modifier requires optimum induction time in order to perform properly at 1000 km. The further the motorcycles mileage, the more intense it influence to the motorcycles performances. Maximum power and torque output were achieved at 3000 km, which are 17.53% and 17.49%, consecutively for motorcycle YN and YR, whereas for motorcycle HN gave the maximum power and torque output of 15.04% and 9.69%, in comparison with HR. The maximum fuel consumption saving were reached at 1000 km for both types of motorcycles, which are 68.9% in motorcycle Y and 60.5% in motorcycle H. In conclusion, MoS2nano-modifier additive exhibits a very good performance when it is applied in motorcycles engine oils.
The Evaluation of Lubricants Performances in Light- and Heavy-Duty Diesel Engines in The Application of Biodiesel (B20). Hanifuddin, Hanifuddin; Fibria, Milda; Respatiningsih, Catur Y.; Widodo, Setyo; Maymuchar, Maymuchar
Scientific Contributions Oil and Gas Vol 43, No 2 (2020)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1774.095 KB) | DOI: 10.29017/SCOG.43.2.523

Abstract

The use of biodiesel as fuel in light- and heavy-diesel engine vehicles in general will negatively affects the lubricant performance. the changes in lubricants properties during the use of B20 were investigated. Two type of vehicles engines were used, namely heavy duty and light duty diesel engines. The road test wascarried out until 40,000 km, while the lubricant was drained and analysed only for 10,000 km of distances. The laboratory test was conducted to observe both fresh and used lubricants. The results show that the biodiesel dilutions were less than 2% both in light- and heavy-duty diesel engines. The kinematic viscositiesof 4 samples of used lubricants in light-duty diesel engine were decreased in the ranges of 0.58 – 7.5%, while in heavy-duty diesel engines were 4.66-16.04% from the initial values. The decreasing of TBNs were less than 14% in light-duty diesel engine and fewer than 16% in heavy-duty diesel engine fuelled by biodiesel (B20). Meanwhile, the acidity of used engine oil was increased until 173% for light-duty diesel engine and 63% heavy-duty diesel engine compare to the initial values. The results show that the metal additives decreased while wear metal increased. According to this study, the increasing of wear metal (copper) in the used lubricants were less than 23% in light-duty diesel engine and lower than 26% in heavy-duty diesel engine fuelled by biodiesel (B20). Meanwhile, the lead contents of used engine oil were increased to 3.2 ppm in heavy-duty diesel engine and was not detected in light-duty diesel engine. After all, this work found that the lubricants exhibit good performances in the light- and heavy-duty diesel engines fuelled by B20. The changes of some critical properties were still in the acceptable values regarding to the specification as required in the SNI-7069-5 (2021).
PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI COMPLEXING AGENT DALAM GEMUK LUMAS NABATI Hanifuddin, M; Fibria, Milda; Respatiningsih, Catur Yuliani; Karina, Rona Malam
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 52, No 1 (2018)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1232.891 KB) | DOI: 10.29017/LPMGB.52.1.93

Abstract

Litium hidroksida (LiOH) sangat umum digunakan sebagai bahan thickener dalam proses pembuatan gemuk lumas dalam bentuk sabun. Gemuk sabun litium merupakan gemuk sabun sederhana yang banyak digunakan untuk aplikasi tujuan umum (general purpose) yang suhu operasinya tidak melebihi 130C, dengan nilai dropping point biasanya 180C. Performa gemuk lumas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan bahan pengompleks ke dalam formulasinya. Beberapa jenis bahan pengompleks yang ditambahkan dalam gemuk lumas diantaranya asam azelat, asam adipat, asam benzoat dan asam salisilat. Dalam penelitian ini, digunakan penambahan asam azelat secara bertahap mulai dari 12,5 gr; 15gr; 17,5gr; 20 gr sebagai substitusi sebagian asam 12-HSA, dengan tujuan untuk mendapatkan gemuk lumas sabun litium kompleks. Penelitian menunjukkan gemuk lumas diperoleh yang diperoleh secara optimum memiliki nilai dropping point sebesar 251OC dan nilai konsistensi sebesar 286 atau masuk dalam kategori NLGI 2. Pada pengujian unjuk kerja didapat nilai scar diameter sebesar 0,37 mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa asam azelat bekerja secara sinergis dengan sabun litium sebagai bahan pengompleks dalam gemuk lumas nabati.
Pembuatan Gemuk Lumas Bio Menggunakan Thickener Berbasis 12-Hsa Produksi Lokal Fibria, Milda; R, Catur Yuliani; Purnami, Tri
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 50, No 1 (2016)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.50.1.727

Abstract

Gemuk lumas merupakan kombinasi minyak lumas dan bahan pengental (thickener). Thickener memberikan karakteristik kekakuan terhadap gemuk lumas yang merupakan ukuran resistensi terhadap deformasi oleh gaya yang diberikan. Thickener dibuat dengan mereaksikan asam 12-Hidroksistearat (HSA) dan litium hidroksida untuk menghasilkan gemuk lumas yang memiliki resistensi yang tinggi terhadap air. Kebutuhan terhadap asam 12-hidroksistearat (HSA) sebagai bahan thickener gemuk lumas cukup signifi kan. Namun produk ini belum diproduksi di Indonesia, sehingga industri gemuk lumas masih mengandalkan produk impor. Padahal bahan baku yang digunakan yaitu minyak jarak, justru banyak diproduksi di dalam negeri. Sehingga dibuatlah asam 12-hidroksistearat dari minyak jarak yang diproduksi di laboratorium pelumas PPPTMGB Lemigas. Hal ini imaksudkan untuk mengurangi impor 12-HSA, menggantinya dengan produk lokal. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembuatan gemuk lumas bio menggunakan thickener (lokal) berbasis minyak jarak, dapat disimpulkan bahwa, formulasi gemuk lumas bio menggunakan thickener berbasis minyak jarak produk lokal memiliki performa yang setara dengan produk impor. Bahkan apabila dilakukan treatment dengan baik maka akan dapat menghasilkan gemuk lumas yang lebih unggul dibanding penggunaan thickener dengan bahan baku impor. Pemanfaatan minyak jarak dalam penelitian menghasilkan peningkatan TKDN produk mencapai 95%.
Analisis Tingkat Penguapan pada Minyak Lumas Transmisi Fibria, Milda; R, Catur Yuliani; Hanifuddin, M
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 45, No 1 (2011)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.45.1.683

Abstract

 Proses transmisi roda gigi memungkinkan terjadinya slip yang mengakibatkan terjadinyapemanasan ekstrem di dalam gearbox. Kondisi ini selain dapat mengoksidasi minyak lumasdengan cepat juga akan menyebabkan penguapan berlebih yang berefek pada berkurangnyapelumasan hingga tidak mampu lagi melumasi dengan baik. Untuk mengetahui kehilangan minyaklumas, maka dilakukan pengujian terhadap beberapa minyak lumas transmisi roda gigi padalaboratorium semi-unjuk kerja minyak lumas. Dengan metode ASTM D 5800, minyak lumasdipanaskan pada suhu 2500C selama satu jam dengan tekanan 2 mbar menggunakan alat ujiNoack evaporation tester. Hasilnya adalah pada beberapa minyak lumas roda gigi SAE 90,penguapan yang terjadi cukup besar bahkan mencapai lebih dari 30%. Sehingga pemilihan terhadapbase oil dari pelumas haruslah diperhatikan.
Penggunaan Infra Red Oil Analyser untuk Memantau Kondisi Minyak Lumas Mesin Diesel Hanifuddin, M; Fibria, Milda; Hastuningtyas, Shinta Sari
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 45, No 1 (2011)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.45.1.685

Abstract

Pelaksanaan program analisis minyak lumas yang baik akan memberikan petunjuk kondisiminyak lumas selama pemakaian. Analisis ini meliputi karakteristik kandungan aditif, produkprodukoksidasi, dan adanya kontaminan yang terdapat pada minyak lumas. Sampel diperolehdari minyak lumas hasil formulasi dan minyak lumas produksi Pertamina yang ada di pasaranyang diujicobakan pada kendaraan diesel penumpang. Sampling dilakukan pada jarak tempuh 0km, 5000 km, 10000 km, dan 15000 km. Kemudian dilakukan analisis menggunakan FTIR OilAnalyser, yang menghasilkan sembilan utama jenis pengukuran inframerah. Berdasarkan hasiluji menggunakan FTIR Oil Analyser, minyak lumas secara garis besar menunjukkan karakteristikyang bagus sampai jarak tempuh 15.000 km.