Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Korelasi Tingkat Pemahaman Penghuni Tentang Konsep Green Home Dengan Perubahan Bentuk Hunian Di Perumnas Tlogosari Semarang Purwanto, Edi; Wijayanti, Wijayanti
MODUL Vol 14, No 1 (2014): MODUL
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1983.858 KB) | DOI: 10.14710/mdl.14.1.2014.39-52

Abstract

Abstrak Sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan rumah bagi masyarakat berpengahsilan rendah, perum Perumnas telah membangunan perumahan Tlogosari 27 tahun yang lalu. Konsep yang digunakan oleh perum Perumnas adalah konsep rumah tumbuh/inti. Seiring dengan perjalanan waktu, penghuni memperluas rumah huniannya dengan berbagai motivasi, ada yang dkerjakan sendiri namun ada juga yang menggunakan jasa arsitek atau kontraktor. Disisi lain, dengan adanya isu-isu tentang pemanasan global, konsep green home mulai menjadi perhatian para ahli lingkungan. Masyarakat diminta untuk memperhatikan dan menerapkan konsep green home ini sebagai bagian dari mereduksi dampak pemanasan global. Pertanyaannya adalah apakah penghuni sudah menerapkan kaidah-kaidah green home dalam upaya memperluas huniannya. Penelitian ini bertujuan membuktikan ada/tidaknya hubungan korelasi antara tingkat pemahaman penghuni tentang konsep green home, dengan perubahan bentuk huniannya di Perumnas Tlogosari Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan stratified random sampling, sampel yang dipilih adalah penghuni perumnas Tlogosari sebanyak 140 KK. Teknik pengukuran sikap menggunakan kuesener, dan analisis data menggunakan statistik korelasi Spearman Rank. Berdasarkan hasil pengukuran korelasi kualitas hunian dengan tingkat kepuasan penghuni menggunakan analisis statistik korelasi Spearman Rank, didapat hasil perhitungan koefisien p (rho) = 0,24, yaitu termasuk dalam kategori korelasi dengan tingkat keeratan lemah. Artinya dalam memperluas huniannya, penghuni tidak menggunakan kaidah-kaidah green home, meskipun mereka menyadari bahwa kaidah tersebut adalah sangat penting. Beberapa faktor yang mendasari tidak diterapkannya konsep green home adalah [i] tidak tahu bagaimana penyelesaian teknisnya, [ii] khawatir biayanya mahal karena harus membayar jasa arsitek atau kontraktor, [iii] tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Kata Kunci : konsep green home, rumah tumbuh/inti, pemanasan global, perubahan bentuk hunian
GAMBARAN BENTUK SPASIAL KAMPUS UNDIP TEMBALANG MENURUT KEMAMPUAN PETA MENTAL MAHASISWA Purwanto, Edi; Wijayanti, Wijayanti
MODUL Vol 15, No 1 (2015): Modul Volume 15 Nomer 1 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1158.554 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.1.2015.23-38

Abstract

Sejak kampus Undip Tembalang dihuni oleh mahasiswa dari semua Fakultas pada tahun 2010, terjadi dinamika kehidupan di kampus ini yang dilakukan oleh mahasiswanya. Dinamika kehidupan tersebut salah satunya berdampak pada tingkat pengenalan mahasiswa terhadap lingkungan kampusnya. Karena terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang, mahasiswa Undip akan mengenali lingkungan mana saja di dalam kampus yang menurut mereka dapat masuk dalam memori kepala. Pengenalan terhadap lingkungan kampusnya berkaitan dengan seberapa besar mahasiswa mengenali area-area kampus, area mana yang lebih mudah maupun lebih sulit dikenali atau bahkan dihindari. Selain itu beberapa bangunan arsitektur dapat digunakan sebagai elemen pendanda dan orientasi, sehingga memudahkan mahasiswa dalam menjelajah kampusnya. Gambaran bentuk spasial kampus Undip Tembalang dapat dilakukan dengan mengetahui kemampuan peta mental mahasiswa sebagai pengamat. Peta mental mempersoalkan cara pengamat memperoleh, mengorganisasi, menyimpan, dan mengingat kembali informasi tentang lokasi, jarak dan susunan dalam lingkungan kota tersebut. Peta mental mempunyai konsep dasar yang disebut dengan imagibilitas atau kemampuan untuk dibayangkan/digambarkan. Imagibilitas mempunyai hubungan yang sangat erat dengan legibilitas, atau kemudahan untuk dapat dipamahi/dikenali. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kemampuan peta mental pengamat dalam memahami bentuk spasial kampus dengan objek kampus Undip Tembalang. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran seberapa besar bentuk spasial kampus Undip Tembalang dapat dikenali oleh mahasiswa sebagai pengamat berdasarkan kemampuan peta mentalnya
Kajian Fasilitas Umum Rumah Susun Pekunden Yang Berorientasi Kepada Kebutuhan Manula wijayanti, wijayanti; Pandelaki, Edward E
MODUL Vol 14, No 2 (2014): MODUL Volume 14 No.2 Tahun 2014
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.298 KB) | DOI: 10.14710/mdl.14.2.2014.113-120

Abstract

Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, kebutuhan perumahan sebagai hunian menjadi semakin meningkat pula. Pendekatan perencanaan dan perancangan oleh para developer sudah banyak yang ditawarkan tetapi belum ada yang menyentuh kepada kebutuhan khusus penghuninya yaitu yang berkaitan dengan kebutuhan Manula. Hal ini pantas menjadi perhatian karena saat ini sebagian besar manula tinggal di perumahan. Konsep pendekatan yang berorientasi kepada manula dirasa perlu mengingat saat ini di Indonesia, jumlah penduduk Manula yang berusia 60 tahun ke atas mencapai 10 persen dari jumlah penduduk dunia. Penduduk manula di dunia akan terus meningkat bahkan pada tahun 2050 diproyeksikan jumlah Manula meningkat 22 persen. Sebanyak 66,7 persennya di tinggal di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) diperkirakan pada 2025, lebih dari seperlima penduduk Indonesia adalah orang lanjut usia (manula). Penelitian ini menitik beratkan pada pendekatan eksploratif untuk mengungkapkan kegiatan hidup sehari-hari manula yang melibatkan fungsi ruang hunian baik hunian yang bermakna rumah sebagai tempat tinggal dan hunian yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal (neighbourhood). Temuan penelitian mnyebutkan bahwa hunian vertikal dengan  aksesibilitas utama adalah tangga menjadikan manula yang memiliki keterbatasan fisik akan mengalami kesulitan dalam mobilitasnya. Manula hanya dapat melakukan kegiatan di lantai di mana mereka tinggal, seperti halnya jalan sehat ringan. Namun dengan desain selasar yang menerus dan bersambung antar blok, menjadikan manula  bisa melakukan kegiatan tersebut lebih leluasa karena dapat mengelilingi seluruh blok yang ada meskipun pada lantai yang sama. Hal ini memberikan kesempatan manula masih dapat bersoisalisasi dengan penghuni blok lainnya. Bagi manula yang secara fisik tidak mampu bergerak jauh dan hanya mampu berada di unit rumahnya, maka  secara visual meraka  masih dapat melihat suasana di dalam linkungan rumah susun ataupun masih dapat melakukan kontak sosial  dengan tetangga yang tinggal  di lantai yang sama dalam blok yang sama.
Konsep Ruang Sakral dan Profan Pasar Gawok Iskandar, Dedi; Sardjono, Agung Budi; ., Wijayanti
Arsir Vol 3, No 2 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i2.1950

Abstract

The purpose of this study examines the concept of the sacred space and profane of Gawok market Sukoharjo which was formed and grew because of the beliefs held between the Gawok community and the previous King Kasunanan. From this belief, traditions and cultures are created, such as the determination of the Pon market day, the Angon Putu Tradition, the Sesajen Jum’at Ritual, the Kulo Nuwun Ritual, the Nyuwun Pitedah Ritual, and the Ngubur Blanjan Ritual. Qualitative research methods are used to explore and observe research objects in depth and then describe the state of cultural traditions such as places, social behavior, activities, market activities that are not yet known specifically for analysis of the influence of the concept of sacred and profane spaces that form a market tradition. The result of this concept is to create a local cultural identity and character of local wisdom and the noble norms of the Gawok market to make the market survive and exist until now amidst current penetration and modernization.
KAJIAN PENERAPAN PRINSIP DESAIN UNIVERSAL PADA MUSEUM STUDI KASUS: MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Indriastjario, Indriastjario; Naima, Sani Puspaning; Wijayanti, Wijayanti
MODUL Vol 18, No 2 (2018): MODUL vol 18 no 2 tahun 2018 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.243 KB) | DOI: 10.14710/mdl.18.2.2018.83-89

Abstract

Bandung is one of the main tourist destinations in Indonesia. The city has many pull factors for visitors. Since 2014, the city of Bandung has done many improvements in various places such as making thematic parks, improving it's town square, etc. This affects the development of tourism in Bandung. So far, design concept of tourism in Indonesia has not been design for disabled people, or people with special needs even though tourism is a right for everyone. Friendly tourism for people with disabilities will be able to provide facilities and accessibility for everyone with different needs and characteristics. This study aims to find out to what extent tourism management can provide facilities and accessibilities for disabled people and the extent to which the application of universal design principles is applied to the building. The inspection method used is an applied research using quantitative descriptive approach to collect data. Data collected is analyzed by using guidelines from No.30/PRT/M/2006 under regulations by Ministry of Public Works, and Smithsonian Guidelines for Accessible Exhibition Design..
Analisis Ruang Preferensi pada Rumah Tinggal untuk Orang Tua Berusia Lanjut Wijayanti, Wijayanti; Lestari, Ria Ripardi Wahyu
TEKNIK Vol 42, No. 3 (2021): December 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v42i3.40899

Abstract

Penelitian ini terkait dengan fenomena aging in place yang menunjukkan pilihan orang tua yang berusia lanjut/ manula tetap tinggal di rumahnya. Fenomena tersebut terlihat di sebuah perumnas skala besar di wilayah pengembangan kota Semarang bagian selatan. Penghuni perumahan tersebut saat ini telah memasuki usia lebih dari 60 tahun. Hal ini menunjukkan pentingnya rumah bagi penghuni, Mereka telah menjadikan rumahnya sebagai homes seiring dengan proses menuanya. Dalam kegiatan sehari-harinya di dalam rumah, manula memiliki pandangan terhadap ruang-ruang yang sesuai dengan kebutuhan aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori ruang preferensi manula di dalam rumahnya sehingga aktivitas yang dilakukan dapat terakomodasi dengan baik. Dengan metode kualitatif, data utama yang digunakan adalah manula yang dapat mandiri dalam beraktifitas dan manula yang perlu bantuan dengan teknik observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Dari kajian yang dilakukan, penelitian ini menghasilkan 3 kategori ruang preferensi manula yaitu : ruang personal, ruang interaksi dan ruang ibadah.
Towards Improvement of LSTM and SVM Approach for Multiclass Fall Detection System Herti Miawarni; Eko Setijadi; Tri Arief Sardjono; Wijayanti; Mauridhi Hery Purnomo
EMITTER International Journal of Engineering Technology Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24003/emitter.v10i1.639

Abstract

Telemonitoring of human physiological data helps detect emergency occurrences for subsequent medical diagnosis in daily living environments. One of the fatal emergencies in falling incidents. The goal of this paper is to detect significant incidents such as falls. The fall detection system is essential for human body movement investigation for medical practitioners, researchers, and healthcare businesses. Accelerometers have been presented as a practical, low-cost, and dependable approach for detecting and predicting outpatient movements in the user. The accurate detection of body movements based on accelerometer data enables the creation of more dependable systems for incorporating long-term development in physiological remarks. This research describes an accelerometer-based platform for detecting users' body movement when they fall. The ADXL345, MMA8451q, and ITG3200 body sensors capture activity data, subsequently classified into 15 fall incident classes based on SisFall dataset. Falling incidents classification is performed using Long Short-Term Memory results in best AUC-ROC value of 97.7% and best calculation time of 6.16 seconds. Meanwhile, Support Vector Machines results in the best AUC-ROC value of 98.5% and best calculation times of 17.05 seconds.
Elemen-Elemen Pembentuk Citra Kota Martapura Kabupaten OKU Timur Berdasarkan Peta Mental Pengamat Tri Seprianto; Wijayanti Wijayanti; Edi Purwanto
ARSITEKTURA Vol 20, No 1 (2022): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v20i1.58629

Abstract

One of the most significant factors in achieving a positive image of the city is the selection of image-forming elements. This element's function, location, form, magnitude, uniqueness, and character can all be seen. Martapura is a city that is now undergoing development in order to improve its image. A communal mental map based on Kevin Lynch's idea was employed in this investigation. The goal of this study is to identify the aspects that go into forming the picture of Martapura, which is formed by people's perceptions, experiences, imaginations, and feelings. A qualitative research methodology was applied in this study. This investigation was carried out as a means of discovery. Respondents must freely share their understanding of the things that will reflect the physical elements that make up Martapura's city center in order to understand the physical elements that make up the city center. The physical elements that build the image of Martapura's city center are generated through the function or workings of the things that make up the physical elements of Martapura's city center, according to the findings of the investigation. Physical items such as Tugu Tani, Martapura Market, Merdeka Farmers Park, Merdeka Street, Parai Hotel, Tebat Sari Stadium, and Bank Sumsel Babel are used to organize the physical aspects that make up the image of Martapura City.
PERUBAHAN TERITORI RUANG PADA RUMAH SUBSIDI TIPE 30 (Studi Kasus : Perumahan Mawar Indah, Kendal) Bagus Iqbal Adining Pratama; Wijayanti Wijayanti; Suzanna Ratih Sari
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i2.597

Abstract

Abstract: The supply of subsidized housing in Indonesia is rising rapidly. One of them is Mawar Indah residence, Kaliwungu, Central Java. The current problem with subsidized houses is in the house planning that does not consider the needs and developments of the occupants of the house. It causes subsidized housing to have low standard quality, as a result, the occupants make spatial development that will involve changes in spatial territory. The purpose of this research is to ascertain changes in space territory and its effects on occupant privacy and comfort. This research applies a qualitative approach and descriptive methods. A purposefully select sampling technique was used to determine 3 samples of houses that had experienced space development. The study results show changes in space territory, making the privacy and comfort of residents not fulfilled. The changing spatial territory is more dominant in the area of semi-public space and private space, this is because residents develop space to accommodate the needs of family social and economic activities. In this case, the living room and family are used for economic activities as a shop. This causes a lack of privacy and comfort for occupants.Abstrak: Penyediaan rumah subsidi di Indonesia saat ini berkembang dengan cepat. Salah satunya adalah di perumahan Mawar Indah, Kaliwungu, Jawa Tengah. Permasalahan yang terjadi saat ini pada rumah subsidi yaitu perencanaan rumah yang tidak melihat kebutuhan dan perkembangan dari penghuni rumah tersebut. Hal ini menyebabkan rumah subsidi memiliki kualitas di bawah standar, akibatnya warga di perumahan tersebut melakukan pengembangan ruang yang akan memengaruhi perubahan teritori ruang. Tujuan dari peneltian ini ialah untuk mengetahui perubahan teritori ruang dan pengaruhnya terhadap privasi dan kenyamanan penghuni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik sampling purposefully select digunakan untuk menentukan 3 sampel rumah yang telah mengalami pengembangan ruang. Hasil studi menunjukkan perubahan teritori ruang, membuat privasi dan kenyamanan penghuni tidak terpenuhi. Teritori ruang yang berubah lebih dominan pada area ruang semi publik dan ruang privat, hal tersebut karena, warga melakukan pengembangan ruang dalam upaya untuk mengakomodasi kebutuhan aktivitas sosial dan ekonomi keluarga. Dalam hal ini, ruang tamu dan keluarga digunakan untuk aktivitas ekonomi sebagai toko. Hal tersebut menyebabkan kurangnya privasi dan kenyamanan penghuni.
ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL DI KAWASAN KAMPUNG KAPITAN PALEMBANG A. Malik Abdul Aziz; R. Siti Rukayah; Wijayanti Wijayanti
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v4i3.484

Abstract

Kampung kapitan merupakan sebuah kampung etnis tionghoa yang ada di kota Palembang. Kampung ini berdiri setelah berakhirnya masa pemerintahan Kesultanan Palembang dikarenakan penjajahan Belanda pada tahun 1821. Disini dibangunlah rumah-rumah yang menjadi kediaman masyarakat Cina. Hal ini menciptakan sebuah kawasan permukiman yang dimana dipengaruhi oleh tiga budaya yaitu budaya Cina, Belanda, dan Palembang. Pencampuran budaya ini membuat kawasan ini memiliki ciri khas rumah tradisional yang unik jika dibandingkan dengan rumah limas tradisonal Palembang pada umumnya. Akan tetapi identitas rumah tradisional ini terancam semakin menghilang karena kurangnya perawatan rumah dari pemilik rumah. Walau beberapa rumah sudah terdaftar sebagai bangunan cagar budaya nasional, masih kurangnya tindakan dari pemerintah daerah untuk mengkonservasi rumah-rumah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi arsitektur rumah tradisional di kawasan Kampung Kapitan sebagai dokumentasi yang bermanfaat untuk kajian koservasi bangunan bersejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif yang dimana dilakukannya survei lapangan lalu didukung dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya pencampuran langgam budaya pada elemen bangunan pola ruang, fasad, bahan bangunan, sistem konstruksi, dan ornamen di rumah tradisional Kampung Kapitan