Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Biomassa Sebagai Bahan Pembuat Briket Guyup Mahardhian Dwi Putra; Diah Ajeng Setiawati; Asih Priyati; Sirajuddin Haji Abdullah
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Gema Ngabdi
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v1i2.15

Abstract

Garbage seems like an unfinished problem in Indonesia, including in Mataram, West Nusa Tenggara. This study aims to reduce organic waste by change it into briquette products that provide benefits value. The method used was distribution of questionnaires, discussions, and practices on how to process organic waste. After this activity, the people become more understands how to treat organic waste and able to use the waste as briquettes
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi dengan Memanfaatkan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Lombok Tengah Fauzi, Fitriani Risti; Abdullah, Sirajuddin Haji; Priyati, Asih
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.116 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v6i2.87

Abstract

Evaluasi kesesuaian lahan untuk suatu komoditas pertanian dapat disusun berdasarkan kondisi lahan. Hal tersebut dikarenakan setiap jenis tanaman mempunyai syarat tumbuh tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristik lahan suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi Sawah dan padi Gogo di Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan beberapa aspek yaitu topografi, jenis tanah dan iklim. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengelahui karakteristik sumber daya lahan di kabupaten Lombok tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan proses pencocokan (matching) data kondisi wilayah kajian dengan kriteria kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi Sawah dan padi Gogo yang telah ada. Pembuatan peta kesesuaian lahan disusun menggunakan ArcView GIS 10.5. Adapun parameter yang diamati adalah karakteristik wilayah (iklim, tanah dan topografi) serta tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman padi Sawah dan padi Gogo di Kabupaten Lombok Tengah. Secara umum, Kabupaten Lombok Tengah dengan luas sekitar 1.208,39 km² memiliki elevasi sekitar 0-3000 m.dpl dengan tingkat kemiringan dari 0 (nol) sampai lebih dari 150%. Berdasarkan jenis tanah yaitu drainase, Kabupaten Lombok Tengah didominasi drainase Terhambat, drainase Baik, dan drainase Sedang. Sedangkan tektur tanah yang mendominasi adalah Lempung Berpasir (Sandy Loam), Lempung (Loam), Lempung Berliat (Clay Loam) dan Liat (Clay), dengan kedalaman efektif tanah antara 80 cm sampai dengan 120 cm, pH tanah berkisar antara 5 sampai dengan 8. Jumlah curah hujan wilayah berkisar antara 1.000-3.000 mm/tahun. Kelas kesesuaian untuk tanaman padi Sawah beserta luasannya adalah Sangat Sesuai (S1) seluas 298.203 Ha, Cukup Sesuai (S2) seluas 1013.165 Ha, Sesuai Marginal (S3) seluas 64828.164 Ha, Tidak Sesuai Saat Ini (N1) seluas 20832.869 Ha, Tidak Sesuai Selamanya (N2) seluas 20524.485 Ha. Kelas kesesuaian untuk tanaman padi Gogo di Kabupaten Lombok Tengah beserta luasannya adalah Sangat Sesuai (S1) seluas 0, Cukup Sesuai (S2) seluas 34485.186 Ha, Sesuai Marginal (S3) seluas 64279.951 Ha, Tidak Sesuai Saat Ini (N1) seluas 4591.509 Ha, Tidak Sesuai Selamanya (N2) seluas 13260.590 Ha.
Karakteristik Dan Simulasi Sistem Kontrol Hidrolik Pada Proses Pengepresan Biji Jaraks Kepyar (Ricinus Communis L.) Priyati, Asih; Ansar, Ansar; Haji Abdullah, Sirajuddin
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 3 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.356 KB)

Abstract

This research aimed to study characteristic of hydraulic control system of castor beans pressing process. Experimental approach was conducted by using Complete Randomized Design to obtained relation between pressure’s variable and characteristics parameters of hydrolic control system and pressing process. Effet of pressure loading were investigated at 3, 5, 7, 9, and 11 kg, which replicated three times in order to obtained 15 units experiment. Characteristics parameters of hydraulic control system are pressure velocity, pressure, and pressure power. Pressing process parameters are distance of displacement, capacity of pressing process, and rendement. Result from this research showed that the hydraulic control system was able to transfered power using hydraulic oil in order to conduct pressing process. Higher loading pressure caused increasing pressure velocity, pressure, pressure power, pressing process capacity, and rendement. Whereas, lower loading pressure caused reduction on distance of displacement. Therefore, development on design is necessary to obtain optimal rendement quantity and further studies using extended pressure loading range is recommended.
ANALISIS KOMPOSISI SERBUK GERGAJI TERHADAP KONDUKTIVITAS HIDROLIK PIPA MORTARI IRIGASI TETES BAWAH PERMUKAAN TANAH (Analysis of Sawdust Ratio on Hydraulic Conductivity in Subsurface Mortari Pipe of Drip Irrigation ) Ariandi, Lalu Muhammad; Mahardhian Dwi Putra, Guyup; Abdullah, Sirajuddin Haji
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.532 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v6i1.70

Abstract

Mortari emitter of sawdust (SG) can solve problem faced by farmers in dryland on irrigating their land. Aim of this research was to design an emitter by determining its mixture ratio and thickness. This research used experimental method by conducting experiment in laboratory. Observed parameters to determine water discharge were flow velocity, hydraulic conductivity value, coefficient of variation, and coefficient of uniformity. Ratio of cement, sand and sawdust to made sawdust (SG) mortari emitter were varied, i.e. P1 (1:2:2); P2 (2:1:3); P3 (2:4:4); P4 (2:2:2); and P5 (2:3:1). Result showed that the hydraulic conductivity could be classified as very low since K < 0.0036 cm/hour. The water discharge, flow velocity, and coefficient of uniformity were decreased in every reservoir elevation. Sawdust (SG) mortar emitter of P5 had the highest seeping ability and P3 had the lowest. The coefficient of uniformity (CU) value was 78,74%-80.64%. The use of Sawdust (SG) mortar emitter can be adjusted to the water discharge required by any plant type. The P3 emitter is suitable for plant which requires low water discharge and the P5 emitter is suitable for the high one. Keywords: water discharge, SG mortar emitter, hydraulic conductivity ABSTRAK Emiter mortari serbuk gergaji (SG) dapat memecahkan masalah yang dihadapi para petani lahan kering dalam mengairi lahannya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah dapat merancang sebuah emiter dengan menentukan komposisi dan ketebalan emiter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan laboratorium. Parameter untuk menjawab tujuan penelitian adalah mencari nilai debit aliran yang dapat dihasilkan emiter mortari SG dengan menentukan kecepatan aliran, nilai konduktivitas hidrolik, koefisien variasi dan koefisien keseragaman. Emiter mortari SG dalam pengujian dilakukan dengan mencampurkan semen, pasir, dan serbuk gergaji masing-masing dengan 5 perbandingan, yaitu P1 (1:2:2); P2 (2:1:3); P3 (2:4:4); P4 (2:2:2); dan P5 (2:3:1). Nilai konduktivitas hidrolik didapatkan hasil pengkelasan dalam kategori sangat rendah karena memiliki nilai K<0,0036 cm/jam. Debit aliran, kecepatan aliran, dan koefisien keseragaman mengalami penurunan setiap ketinggian reservoir. Dimana emiter mortari SG dengan perlakuan P5 memiliki kemampuan merembeskan air dengan nilai tertinggi dan P3 pada emiter dengan kemampuan terendah. Nilai koefisien keseragaman pada emiter mortari SG terdapat keragaman dengan nilai CU sebesar 78,74%-80,64 %. Penggunaan emiter mortari SG dapat disesuaikan dengan jumlah kebutuhan debit air yang dibutuhkan oleh jenis tanaman. Emiter P3 baik digunakan pada tanaman dengan debit air rendah dan emiter P5 baik untuk tanaman dengan debit air tinggi. Kata kunci: debit aliran, emiter mortari SG, konduktivitas hidrolik
Analisa Kinerja Pengelolaan Irigasi Di Daerah Irigasi Lemor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Jannata, Jannata; Haji Abdullah, Sirajuddin; Priyati, Asih
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 3 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.997 KB)

Abstract

The purpose of this study were to analyze technical aspect on irrigation asset inventory, sufficient levels of irrigation water, farmers’ satisfaction level on manager irrigation performance and the irrigation management. This research was conducted directly in the field by collecting data that further analyzed using qualitative data tables (descriptive) by simple statistical analysis. The analysis results showed that: (1) Based on technical aspect, the irrigation asset inventory at Lemor area was categorized at ‘properly well condition’ as the damage only had been found in the form of seepage; (2) The available irrigation water was not sufficient to supply the rice field on Lemor area, showed by average water discharge per two-weeks in 2012, 2013, and 2014 respectively were 72-105.575 litre/second, 72-99.485 litre/second, 72-105.115 litre/second whereas required water for irrigation were 156.09-344.097 liter/second, 133-344.097 liter/second, 110.418-338.025 litre/second respectively; (3) Total difference on correction factor in 2012 showed 0.003-0.568, which means rotation was necessary despite the sixth of two-weeks, MT II and the seventh and eight of two-weeks showed value of correlation factor higher than 0.75. As well as in 2013 and 2014, from soil preparation until growth phase of the sixth of two-weeks, the correlation factor were less than 0.75, yet at growth phase the seventh and eight of two weeks the correlation factor were above 0.75; (4) Simultaneous planting and monoculture planting were not able to meet the required irrigation water; (5) Farmers satisfaction level on the irrigation network management by service indicator, water demand condition, maintenance of irrigation channels, and the discharge channel (drainage) were 97.25, 96.25, 92.60, and 70.25 respectively. The average result showed that the irrigation management was effective; (6) The effectiveness of irrigation management in Lemor area was due to high participation of farmers either in financial process or in channel maintenance phase.Keywords: Irrigation, Asset Inventory, Irrigation Management
ANALISIS KUALITAS AIR PADA SISTEM PENGAIRAN AKUAPONIK [Analysis of Water Quality in Aquaponic Irrigation System] Farida, Nur Fitria; Abdullah, Sirajuddin Haji; Priyati, Asih
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.681 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i2.54

Abstract

Land conservation has impact on limitation of land and water for agriculture purposes. Availability of water and its quality has effect on plant growth and productivity. Water processing can be done through several ways among other is through aquaponics system. Aquaponics is one of alternative that can be applied to land that have limited water. Therefore, this research aimed to analysis the water quality on two aquaponics irrigations system and to measure the growth and productivity of red spinach. In this study two Aquaponics irrigation systems with three stage were used, which is ebb and flow (A11, A12, A13) and floating rafts (A21, A22, A23). Parameters used in this study are dissolved oxygen, electrical conductivity, total dissolved solid, salinity, ammonia, pH, growth and productivity of red spinach. Result of this study showed that each treatment in different stage had different average value of each parameter. Values of measured dissolved oxygen at ebb and flow treatment respectively A11 = 2.60 mg/l, A12 = 2.62 mg/l, A13 = 2.57 mg/l and at floating rafts respectively A21 = 2.50 mg/l, A22 = 2.44 mg/l, A23 = 2.36 mg/l. Values of electrical conductivity at ebb and flow treatment respectively A11 = 1.55 mS/cm, A12 = 1.53 mS/cm, A13 = 1.51 mS/cm and at floating raft A21 = 1.56 mS/cm, A22 = 1.56 mS/cm, A23 = 1.56 mS/cm. Average value of total dissolved solid in the ebb and flow respectively A11 = 987.8 ppm, A12 = 976.5 ppm, A13 = 965.8 ppm and at floating rafts respectively A21 = 996.5 ppm, A22 = 998.0 ppm, A23 = 999.3 ppm. Average value of salinity obtained at ebb and flow was A11 = 0.98 ppt, A12 = 0.93 ppt, A13 = 0.90 ppt and at floating rafts was A21 = 0.95 ppt, A22 = 0.98 ppt, A23 = 0.98 ppt. Ammonia value at ebb and flow was A11 = 0.025 mg/l, A12 = 0.025 mg/l, A13 = 0.024 mg/l and at floating rafts was A21 = 0.067 mg/l, A22 = 0,039 mg/l, A23 = 0,039 mg/l. Average pH value on first, second, and third stage at ebb and flow was 7.2 and at floating rafts was 7.3. Water quality affect the growth of plant height, leaves width, leaves number, weight of the plant, and plant productivity of red spinach. Keywords: aquaponics, water quality, plant growth, plant productivity ABSTRAK Konversi lahan berdampak pada keterbatasan luas lahan dan jumlah air dari berbagai aspek terutama pada pertanian. Kebutuhan air serta kualitas air pada bidang pertanian sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pengairan untuk tanaman dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya akuaponik. Akuaponik merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada lahan yang sempit dan memiliki keterbatasan air. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas air pada dua perlakuan sistem pengairan akuaponik dan mengukur pertumbuhan dan produktivitas tanaman bayam merah. Pada penelitian ini digunakan dua sistem pengairan akuaponik dengan tiga tingkatan, yaitu perlakuan pasang surut (A11, A12, A13) dan rakit apung (A21, A22, A23). Parameter yang di teliti, yaitu: oksigen terlarut, daya hantar listrik, total dissolved solid, salinitas, amonia, pH, pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Data yang diperoleh pada kedua perlakuan memiliki nilai rata-rata yang berbeda di setiap tingkatan. Nilai oksigen terlarut yang terukur pada perlakuan pasang surut sebesar A11 = 2,60 mg/l, A12 = 2,62 mg/l, A13 = 2,57 mg/l dan rakit apung A21 = 2,50 mg/l, A22 = 2,44 mg/l, A23 = 2,36 mg/l. Nilai daya hantar listrik pada perlakuan pasang surut sebesar A11 = 1,55 mS/cm, A12 = 1,53 mS/cm, A13 = 1,51 mS/cm dan rakit apung sebesar A21 = 1,56 mS/cm, A22 = 1,56 mS/cm, A23 = 1,56 mS/cm. Nilai total dissolved solid pada pasang surut sebesar A11 = 987,8 ppm, A12 = 976,5 ppm, A13 = 965,8 ppm dan rakit apung sebesar A21 = 996,5 ppm, A22 = 998,0 ppm, A23 = 999,3 ppm. Nilai rata-rata salinitas pada perlakuan pasang surut didapat sebesar A11 = 0,98 ppt, A12 = 0,93 ppt, A13 = 0,90 ppt dan rakit apung sebesar A21 = 0,95 ppt, A22 = 0,98 ppt, A23 = 0,98 ppt. Nilai amonia pada pasang surut sebesar A11 = 0,025 mg/l, A12 =0,025 mg/l, A13 = 0,024 mg/l dan rakit apung A21 = 0,067 mg/l, A22 = 0,039 mg/l, A23 = 0,039 mg/l. Nilai rata-rata pH baik tingkat satu, dua, dan tiga pada perlakuan pasang surut sebesar 7,2 dan rakit apung sebesar 7,3. Kualitas air yang didapatkan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan baik dari tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat tanaman, dan produktivitas tanaman. Kata kunci: akuaponik, kualitas air, pertumbuhan tanaman, produktivitas tanaman
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB) Hulfita Ariani; Murad Murad; Sirajuddin Haji Abdullah
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.939 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v2i1.2369

Abstract

Penggilingan padi yang banyak diusahakan oleh masyarakat sekarang ini salah satunya adalah Rice Milling Unit Phase. Proses penggilingan padi menggunakan Mesin penggilingan ini hanya menggunakan satu langkah dimana pecah kulit dan penyosohan dilakukan dalam satu kali proses untuk menghasilkan beras sosoh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari aspek teknis dan ekonomi Rice Milling Unit One Phase di UD. Beleke Maju Kabupaten Lombok Barat NTB. Aspek teknis yang dikaji dalam penelitian ini meliputi Kapasitas kerja efektif, Rendemen, efisiensi penggilingan, dan pemakaian bahan bakar, sedangkan aspek ekonomi meliputi B/C Ratio, NPV, IRR dan BEP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan melakukan analisis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari industri, dan data primer dari hasil wawancara. Hasil analisis teknis menunjukkan kapasistas efektif Rice Milling Unit One Phase sebesar 456 kg/jam, rendemen 60%, efisiensi alat 91,2%, pemakaian bahan-bakar 2,5 liter/jam. Dan hasil analisis ekonomi menunjukkan kelayakan yaitu B/C Ratio 4,7, NPV’ 193.070.500, NPV’’ 476.815.578 , IRR 25,20% , dan titik impas/Break Event Point terjadi pada jam kerja 42.12529 jam pertahun dengan jumlah produksi 76836,52 kg pertahun.
RANCANG BANGUN REAKTOR BIOGAS TIPE PORTABLE DARI LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI Mahardhian Dwi Putra, Guyup; Haji Abdullah, Sirajuddin; Priyati, Asih; Ajeng Setiawati, Diah; Abdul Muttalib, Surya
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.537 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i1.49

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) merancang reaktor biogas skala kecil dan portable dan (2) menganalis kualitas uji nyala api biogas dengan memperhatikan suhu, pH, dan tekanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan mengukur parameter suhu reaktor biogas, tekanan, derajat keasaman (pH) dan volume gas yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan bahan kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1:2 pada kapasitas 200 liter. Pengambilan data dilakukan selama 37 hari. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah alat biodigester skala laboratorium tipe floating drum atau terapung yang terbuat dari bahan plastik dan fiber glass dengan diamater reaktor 52 cm dan tinggi 92 cm. Volume biogas yang dihasilkan selama 37 hari adalah 2,721 m3 dengan ata-rata pembentukan gas sebesar 0,074 m3/hari dan laju pembakaran 66,44 liter/jam. Kata kunci: biogas, kotoran sapi, lama pembakaran, volume
ANALISIS KESERAGAMAN ASPEK FERTIGASI PADA DESAIN SISTEM HIDROPONIK DENGAN PERLAKUAN KEMIRINGAN TALANG Sopian Asmana, Medi; Haji Abdullah, Sirajuddin; Mahardhian Dwi Putra, Guyup
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.134 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i1.41

Abstract

Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam tanpa tanah dengan media yang digunakan adalah air dan nutrisi. Hidroponik dibagi menjadi beberapa system, yaitu sistem hidroponik aeroponik, NFT (Nutrient Film Technique), irigasi tetes, sistem fertigasi dan sistem wick. Pada penelitian ini digunakan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan aspek fertigasi. NFT (Nutrient Film Technique) aspek fertigasi merupakan sistem hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal dan air tersebut tersirkulasi selama 24 jam serta mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keseragaman sistem fertigasi pada aplikasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) berdasarkan kemiringan talang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di lapangan. Adapun parameter penelitian yang diamati adalah keseragaman irigasi, keseragaman konduktivitas listrik, dan pH larutan nutrisi. Kemiringan yang digunakan pada penelitian ini adalah 2%, 4% dan 6%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata keseragaman irigasi pada ketiga perlakuan tersebut berturut-turut 99,49%; 99,27%; dan 99,27%. Nilai rata-rata keseragaman konduktivitas listrik berturut-turut 99,37%; 99,29% dan 99,25%. Sedangkan untuk pH berturut-turut 99,04%; 99,27%; dan 99,22%. Dari hasil uji keseragaman diperoleh bahwa pada ketiga perlakuan tersebut menunjukkan semua parameter memilki keseragaman. Kata kunci: fertigasi, hidroponik, keseragaman, NFT
ANALISIS HEAD LOSSES AKIBAT BELOKAN PIPA 90° (SAMBUNGAN VERTIKAL) DENGAN PEMASANGAN TUBE BUNDLE Priyati, Asih; Abdullah, Sirajuddin Haji; Hafiz, Khairun
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.624 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i1.104

Abstract

Sistem perpipaan digunakan untuk memenuhi keperluan pertanian berupa irigasi tetes maupun irigasi sprinkler. Head losses pada sistem perpipaan akibat belokan serta gesekan fluida dengan dinding pipa dapat diperkecil dengan flow conditioner berupa tube bundle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan nilai head losses pada belokan 90o (posisi vertikal) setelah pemasangan tube bundle, mengetahui nilai penurunan tekanan akibat belokan 90o, serta menganalisa aspek debit, kecepatan aliran, dan nilai bilangan Reynold pada saluran pipa dengan belokan 90o setelah pemasangan tube bundle. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dilakukan dalam laboratorium dengan cara mengamati parameter-parameter penelitian pada 3 jenis rangkaian uji, yaitu rangkaian kontrol (tanpa tube bundle), rangkaian dengan pemasangan tube bundle 0,2 inci dan rangkaian dengan tube bundle 0,4 inci. Tube bundle yang digunakan adalah selang plastik dengan panjang 30 cm dan diikat menjadi satu sehingga berjumlah 18 selang untuk tube 0,2 inci dan 9 selang untuk tube 0,4 inci. Tube bundle ini dimasukkan ke dalam pipa uji yang berdiameter 1,25 inci dan diletakkan setiap sebelum belokan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pemasangan tube bundle ukuran 0,2 inci dan 0,4 inci yang dipasang sebelum belokan 90o (posisi vertikal) akan menurunkan nilai kecepatan fluida yang diikuti dengan penurunan head losses serta akan menaikkan nilai tekanan fluida. Penurunan nilai head losses tertinggi, yaitu pada pemasangan tube bundle ukuran 0,4 inci, yakni dari 0,112 m (kontrol) menjadi 0,076 m atau sebesar 32,14%.