Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PSIKOEDUKASI INSECURE PADA ANAK REMAJA DENGAN BODY SHAMING DI MTSN 03 KOTA BEKASI: INSECURE PSYCH EDUCATION FOR TEENAGERS EXPERIENCING BODY SHAMING IN MTSN 03 BEKASI Slametiningsih; nur'aenah; Asri Narawangsa; reinassance; medya aprilia astuti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 7 No. 3 (2021): JPM | Edisi Khusus 2021
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v7i3.952

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi remaja. Remaja tahap awal (11-14 tahun), proses peralihan dengan diikuti adanya perubahan-perubahan meliputi: biologis, psikologis dan social, sehingga perlu beradaptasi terutama dengan teman-teman barunya. Proses berinteraksi sehari-hari pada remaja, akan berpengaruh terhadap respon dengan teman-temannya, hal ini bisa menimbulkan dampak positif dan negative. Dampak positif akan mendapatkan jati diri yang positif sehingga remaja yang tangguh dan produktif. Pada kenyataanya tidak semua remaja mempunyai jati diri yang positif tetapi ada yang merasa dirinya negative dari teman-teman sekitarnya. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan fisik yang tidak ideal dan tidak sesuai dengan harapan. Sehingga pada akhirnya akan menyebabkan gangguan citra tubuh dan remaja mengalami body shamming. Madrayah Tsawaniwah Sekolah Negeri 03 Kota Bekasi, kelas VIII ada 270 Siswa, Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa siswa sering diejek dengan sebutan si pendek, kecil, hitam, gendut. Siswa yang mengalami body shamming sebanyak 40 siswa. Remaja tersebut merasa malu dan tidak percaya diri sehingga menyebabkan Insecure. Tujuan pengabdian masyarakat mengetahui apakah intervensi psikoedukasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang Body Shaming dan insecure pada Remaja dengan di MTsN 03 Kota Bekasi. Metode quasi experiment sebelum dan sesudah dilakukan tindakan psikoedukasi. Hasil Pre test dengan jumlah 35 siswa hasil rata-rata nilai pre test adalah 9,54. Setelah dilakukan tindakan psikoedukasi mengalami peningkatan pengetahuan, hasil rata-rata nilai post test adalah 9,69, dengan perbedaan 0,15. Dapat disimpulkan psikoedukasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang body shamming dan insecure pada remaja
PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISIS: Physical and Psychosocial Changes Affect the Quality of Life of Hemodialysis Patients Diana Irawati; Slametiningsih; Rizki Nugraha; Dhea Natashia; Asri Narawangsa; Nyimas Heny Purwati; Roswati Handayani
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 1 (2023): JIKep | Februari 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1426

Abstract

Pendahuluan : Hemodialisis (HD) merupakan intervensi yang paling banyak dipilih oleh pasien End Stage Renal Disease (ESRD). Terapi ini dilakukan sepanjang hidup pasien sehingga dapat menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Perubahan yang kompleks dapat menjadi pemicu munculnya kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan perubahan fisik dan psikososial pasien ESRD yang menjalani HD dengan kualitas hidupnya. Metode: Desain cross-sectional. Sebanyak 117 pasien di unit HD Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Hasil: Perubahan fisik berhubungan dengan kualitas hidup (PCS) pasien dengan HD (t = -2.061, p value = 0.042). Perubahan psikologis berhubungan dengan kualitas hidup pasien dengan HD pada komponen PCS dan MCS. Analisis multivariat menunjukan ansietas sebagai prediktor kualitas hidup pada aspek fisik (? = - .252, p = .038), sedangkan lama HD merupakan prediktor kualitas hidup pada aspek psikososial (? = .235, p = .006) Kesimpulan: Perubahan fisik dirasakan oleh pasien dengan frekuensi dan tingkat keparahan yang bervariasi. Berkaitan dengan indikator psikososial, kecemasan merupakan gangguan yang paling banyak dialami oleh pasien yang menjalani HD. Kualitas Hidup Komponen Fisik (PSC) lebih rendah dari Kualitas Hidup Komponen Mental (MCS) sebagai indikator Kualitas Hidup Penyakit Ginjal (KDQOL). Kecemasan dan Durasi HD adalah prediktor potensial Kualitas Hidup Pasien dengan HD