Claim Missing Document
Check
Articles

KARAKTERISTIK TEPUNG KALSIUM DARI CANGKANG KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes) DENGAN WAKTU PEMANASAN YANG BERBEDA Harjuno, Ida; Agustini, Tri Winarni; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan cangkang kerang simping masih perlu dioptimalkan. Cangkang kerang simping mengandung beberapa mineral yang cukup tinggi, khususnya kalsium sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu pemanasan autoklaf terhadap karakteristik fisika dan kimia tepung cangkang kerang simping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan lama waktu pemanasan autoklaf memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap daya larut dan rendemen dan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap derajat putih dan densitas kamba. Perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap daya serap air serta parameter kimia. Perlakuan lama waktu pemanasan autoklaf 90 menit menghasilkan tepung cangkang kerang simping dengan daya larut tertinggi (0,0035 g/ml), dengan kadar Ca (35,375%), abu (83,94%), derajat putih (84,55%), daya serap air (149,005%) dan densitas kamba (1,28 g/ml).
PENGARUH PENAMBAHAN GELATIN BERBAGAI JENIS KULIT IKAN TERHADAP ISOTHERM SORPSI AIR PADA PROTEIN MYOFIBRIL IKAN KURISI (Nemipterus sp.) SELAMA PROSES DEHIDRASI Mubarak, Iqbal; Darmanto, Y S; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah kulit ikan air tawar (Patin), payau (Bandeng) dan laut (Remang) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku gelatin. Sementara itu, peningkatan kualitas produk berbasis protein myofibril perlu dilakukan, hal ini dapat diteliti melalui analisa isotherm sorpsi air selama proses dehidrasi. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui kualitas gelatin yang dihasilkan dan pengaruh penambahan gelatin sebanyak 5% terhadap isotherm sorpsi air, water holding capacity (WHC), gel strength dan folding test myofibril ikan Kurisi. Nilai rendemen terbesar adalah gelatin kulit Remang (14,025±0,013%). Kadar air, pH, Gel strength dan viskositas tertinggi adalah gelatin kulit Bandeng, dengan nilai berturut-turut 9,853±0,023%; 7,77±0,023;  146,703±4,045  bloom, 20,42±0,175 cP. Hasil analisa isotherm sorpsi air untuk myofibril dengan  penambahan gelatin kulit Bandeng menunjukan perlakuan terbaik dengan nilai  M1, M2 dan S  berturut-turut sebesar 7,644 g/100g; 17,697 g/100g; 0,290 m2/mg. Penambahan gelatin kulit ikan yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai WHC, gel strength dan folding test myofibril ikan Kurisi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan gelatin kulit Bandeng pada myofibril ikan Kurisi memiliki pengaruh paling baik terhadap isotherm sorpsi air, nilai WHC, gel strength dan folding test.
ANALISA PROFIL ASAM AMINO dan KUALITAS IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commersonii) ASAP MENGGUNAKAN METODE PENGASAPAN YANG BERBEDA Sekar Pangestuti, Lintang Ayu; Agustini, Tri Winarni; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan Tenggiri merupakan ikan yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Kandungan protein pada Ikan Tenggiri Asap berpeluang sebagai alternatif sumber protein hewani. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pengasapan yang berbeda terhadap profil asam amino dan kualitas ikan Tenggiri asap dan untuk mengetahui metode pengasapan yang tepat untuk memaksimalkan kandungan asam amino dan kualitas ikan Tenggiri asap. Materi dalam penelitian ini adalah ikan Tenggiri yang diasapi menggunakan dua metode pengasapan yang berbeda dengan tempurung kelapa sebagai bahan bakarnya. Penelitian bersifat eksperimental lapangan dengan membandingkan 2 macam perlakuan yaitu metode tungku tradisional (Tr) dan Smoking Cabinet (SC). Parameter yang diamati berupa uji profil asam amino dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan uji kualitas ikan asap (organoleptik, kadar air, kadar protein dan kadar fenol) data diolah statistika menggunakan uji Independent Sample T test. Hasil penelitian menunjukkan Ikan Tenggiri asap memiliki 14 jenis asam amino yaitu 8 asam amino esensial dan 6 asam amino  non esensial. Nilai organoleptik, kadar air, kadar protein dan kadar fenol berturut-turut adalah 8,12 ≤ µ ≤ 8,47; 63,84%; 24,57%; 1087 ppm untuk Tr dan 8,26 ≤ µ ≤ 8,53; 62,23%; 25,24%; 1130 ppm untuk SC. Data menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0,05) untuk kadar air dan kadar protein sedangkan organoleptik dan kadar fenol menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P<0,05) untuk organoleptik dan fenol. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua metode pengasapan Tr dan SC memberikan pengaruh terhadap profil asam amino, kadar air dan kadar protein ikan Tenggiri asap, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap kualitas pada nilai organoleptik dan kadar fenol. Proses pengasapan dengan Tr dan SC memiliki kelebihan dan kekurangan, SC lebih baik dalam mempertahankan kualitas tetapi Tr lebih baik dalam mempertahankan profil Asam Amino. 
PENGARUH EKSTRAK KASAR BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADAFILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SEGAR Rosari, Maria Indera; Ma'ruf, Widodo Farid; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.39 KB)

Abstract

Kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi pada ikan Bandeng sangat mudah mengalami oksidasi dan dapat dicegah dengan penggunaan antioksidan. Buah mahkota dewa mengandung senyawa flavonoid yang tinggi. Fillet Ikan Bandeng direndaman ekstrak kasar buah mahkota dewa dengan konsentrasi 0 ppm (MD0), 100 ppm (MD1), 150 ppm (MD2), dan 200 ppm (MD3) selama 1 jam kemudian disimpan dalam styrofoam selama 12 hari dengan rasio es dan ikan 1:1. Pengujian PV, TBA, pH, kadar air, dan organoleptik dilakukan pada hari 0, 3, 6, 9, dan 12. Hasil nilai PV berkisar antara 3,16 – 7,89meq peroksida/kg yang menunjukkan semua perlakuan masih diterima sampai hari ke 12. Hasil TBA menunjukkan perlakuan MD0 ditolak pada 9 hari penyimpanan dengan nilai 5,69 mg eq/kg sedangkan perlakuan MD1, MD2, dan MD3 ditolak pada 12 hari penyimpanan dengan nilai 5,18; 5,14; dan 5,01 mg eq/kg. Nilai organoleptik menunjukkan perlakuan MD0 ditolak pada hari ke 9 penyimpanan sedangkan perlakuan MD1, MD2, dan MD3 ditolak pada 12hari penyimpanan. Nilai pH berkisar antara 5,63 – 6,18 dan nilai kadar air antara 74,36 – 78,07 %. Konsentrasi terbaik ekstrak buah mahkota dewa sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi lemak fillet ikan Bandeng selama penyimpanan dingin adalah konsentrasi 150 ppm. The high content of unsaturated fatty acids in Milkfish is easily oxidized and it can be prevented by using antioxidants. Crown of god fruit is potential as natural antioxidants because it contains a high flavonoid compounds. Milkfish fillet were soaked with crown of gods fruit crude extract with concentrations 0 ppm (MD0), 100 ppm (MD1), 150 ppm (MD2) and 200 ppm (MD3) for 1 hour then it was stored in a styrofoam during 12 days with ratio between ice and fish 1:1. PV, TBA, pH, moisture, and sensory evaluation were conducted for interval time of  0, 3, 6, 9, and 12 days of storage. Results of PV value range between 3.16 – 7.89 meq peroxide/kg it showed that all treatment can be accepted up to 12 days of storage. Result of TBA showed that MD0 treatment was rejected on 9 days of storage with the value 5.69 mg eq/kg while MD1, MD2, MD3 treatments were rejected on 12 days of storage with the value 5.18; 5.14; dan 5.01 mg eq/kg. Sensory analysis showed that MD0 treatment was rejected on 9 days of storage while MD1, MD2, MD3 treatments were rejected on 12 days of storage. pH value range between 5.63 – 6.18 and moisture value between 74.36 –  78.07 %. The best concentration of crown of gods fruit extract as an antioxidant on lipid oxidation in milkfish fillet is 150 ppm.
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SURIMI IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) Wicaksana, Faya Charla; Agustini, Tri Winarni; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.787 KB)

Abstract

Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar di Indonesia yang jumlahnya melimpah dan berpotensi untuk diolah menjadi surimi dan produk olahan berbasis surimi. Kandungan lemak yang cukup tinggi pada ikan patin menyebabkan kekuatan gel pada ikan tersebut menjadi rendah. Bahan pengikat merupakan bahan bukan daging yang ditambahkan ke dalam adonan dan mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan mengemulsikan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengikat (binding agent) egg white powder (EWP) dan isolat protein kedelai (IPK) terhadap karakteristik fisik (kekuatan gel, kenampakan, uji lipat, uji gigit dan derajat putih) dari surimi ikan Patin. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara surimi tanpa penambahan bahan pengikat (kontrol), surimi dengan penambahan EWP 3% dan surimi dengan penambahan IPK 16%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengikat yang berbeda memberikan perbedaan yang nyata (P<0,5) terhadap kekuatan gel, kenampakan, uji lipat, uji gigit dan derajat putih. Nilai kekuatan gel, uji lipat dan uji gigit tertinggi pada surimi ikan patin dengan penambahan IPK yaitu berturut-turut sebesar 4570,51 g.cm; 8,02 dan 7,84.  Nilai derajat putih dan kenampakan tertinggi pada surimi dengan penambahan EWP yaitu sebesar 71,55% dan 8,1. Penambahan bahan pengikat yang menghasilkan karateristik fisik yang paling baik adalah pada surimi dengan penambahan IPK 16%. Catfish (Pangasius hypophthalmus) is one of the freshwater fish commodities in Indonesia which is abundant and  potential to be processed to surimi and surimi-based products. High fat of catfish caused low in gel strength of product resulted. Binder is not a meat ingredient added to the mix and have the ability to water bind and fat emulsified. The purpose of this study was to determine the effect of binder (binding agent) egg white powder (EWP) and isolate soybean protein (ISP) on physical characteristics (gel strength, appearance, folding test, cutting test and whiteness) of Catfish surimi. The study was conducted by comparing the surimi without the adition of binding agent (control), surimi with the adition of EWP 3% and surimi with the adition of ISP 16%. The results of different binding agent addition gave significant different (P<0.5) on the gel strength, appearance, folding test, cutting test and whiteness. The highest value of gel strength, folding test and cutting test on catfish surimi with the addition of ISP were 4570.51 g.cm; 8.02 and 7.84, respectively. The highest of whiteness values and appearance on surimi with the addition of EWP  were 71.55% and 8.1. The addition of binding agent that produces the best  physical characteristics was surimi with addition of ISP 16%.
EKSTRAKSI KLOROFIL DAN KAROTENOID SEBAGAI PIGMEN DARI LAMUN (Thalassia hemprichii) DARI PERAIRAN YANG BERBEDA Devi, Ardila Prasinta; Agustini, Tri Winarni; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pewarna alami pada makanan biasanya terkendala oleh sifatnya yang mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren penurunan pigmen klorofil dan karotenoid pada T. hemprichii dari kondisi perairan yang berbeda. Materi yang digunakan adalah lamun        (T. hemprichii) sebagai bahan baku yang diambil di Pantai Binangun, Rembang dan Pulau Panjang, Jepara. Parameter yang di uji adalah kandungan kualitatif pigmen, uji tren penurunan pigmen, klorofil a, klorofil b dan karotenoid terhadap kondisi penyimpanan, sinar matahari, dan oksidator dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pelarut yang cocok digunakan dalam ekstraksi adalah metanol. Hasil yang didapat dari uji KLT bahwa sampel menghasilkan 3 spot yang menunjukkan bahwa spot tersebut adalah klorofil a, klorofil b, dan karotenoid, dengan nilai Rf masing-masing 0.63, 0.46, 0.87 dari Rf literatur 0.66, 0.47, 0.88. Kualitas pigmen yang dihasilkan pada perairan Pulau Panjang, Jepara lebih baik jika dibandingkan dengan yang berasal dari perairan Binangun, Rembang. Hal ini dapat dilihat dari kenampakan daun lamun Pulau Panjang lebih hijau dan dari Binangun yang berwarna pucat serta kualitas perairan yang lebih jernih dan tingkat pencemaran masih rendah. Hasil uji kuantitatif juga menunjukkan bahwa Pulau Panjang lebih bagus dibandingkan dengan perairan Binangun dengan nilai kadar klorofil a, klorofil b dan karotenoid yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil uji kandungan pigmen terhadap kondisi penyimpanan, sinar matahari, dan suhu menunjukkan bahwa semakin lama suatu pigmen terpapar oleh kondisi lingkungan maka kandungan nilainya juga semakin menurun.
PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP OKSIDASI LEMAK FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SEGAR SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Putri, Adinda Gadis Sukmawijaya; Agustini, Tri Winarni; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.396 KB)

Abstract

Fillet adalah salah satu produk perikanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Kandungan asam lemak tak jenuhmya mudah mengalami proses oksidasi lemak, maka diperlukan cara pengawetan fillet ikan segar yang aman bagi masyarakat yaitu dengan pemanfaatan bahan alami menggunakan Lidah Buaya (Aloe vera). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak Lidah Buaya dengan konsentrasi yang berbeda dalam menghambat oksidasi lemak pada fillet ikan Bandeng. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fillet ikan Bandeng dan Lidah Buaya. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Split Plot in Time dengan sub plot adalah konsentrasi ekstrak Lidah Buaya  (0 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm) dan main plot adalah lama penyimpanan (pengamatan hari ke-0, 3, 6, dan 9). Data nilai organoleptik dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis. Data angka peroksida, nilai TBA, dan pH dianalisis menggunakan uji ANOVA dan Uji Berbeda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian pendahuluan didapatkan nilai antioksidan IC50 Lidah Buaya adalah 13,08 ppm. Hasil penelitian utama didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak Lidah Buaya dan semakin lama penyimpanan maka semakin meningkat nilai PV, TBA, dan pH. Pada konsentrasi 20 ppm dan 25 ppm proses oksidasi berjalan lebih lambat karena nilai PV, TBA, dan pH lebih rendah dibanding konsentrasi 0 ppm dan 15 ppm. Nilai organoleptik fillet ikan bandeng dengan konsentrasi 20 ppm dan 25 ppm masih dibawah batas penerimaan sampai hari ke-9 penyimpanan. Interaksi antara konsentrasi ekstrak Lidah Buaya yang berbeda dengan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai PV, nilai TBA, dan organoleptik (kenampakan, bau, dan tekstur). Konsentrasi 20 ppm merupakan konsentrasi terbaik ekstrak Lidah Buaya dalam menghambat oksidasi lemak berdasarkan nilai PV, TBA, pH dan nilai organoleptik. Fish fillet is one of fishery products which has nature of easily damaged. The content of unsaturated fatty acids of fish fillet susceptible to lipid oxidation, so it is necessary to preserve fresh fish fillets are safe for consumer by using natural substance such as Aloe Vera. The aim of this research was to find out the effects of Aloe Vera extract with different concentrations to inhibiting lipid oxidation process in fillet of milkfish. The material used in this research was the fillet of milkfish and Aloe Vera extract. The method used was a randomized block design (RBD) pattern Split Plot in Time with sub plot was Aloe Vera extract concentration (0 ppm. 15 ppm. 20 ppm. and 25 ppm) and main plot was the storage time (observation days 0. 3. 6, and 9).  The organoleptic data was analysed by using Kruskall-Wallis. The data of PV, TBA and pH were analysed by using ANOVA and Honestly Significant Different (HSD). The result of primary research showed that the Aloe vera antioxidant IC50 was 13.08 ppm. The result of main research showed that the higher concentrations of Aloe Vera extract and the longer storage time caused increase value of PV. TBA. and pH. At concentrations 20 ppm and 25 ppm the rate of oxidation process slower compared to that of 0 ppm and 15 ppm. Organoleptic value of milkfish fillet with a concentration of 20 ppm and 25 ppm is still below the limit of acceptance until the 9 days of storage. Interaction between different concentrations of extracts of Aloe Vera extract and storage time gare significant effect (P<0.05) on the value of PV. TBA and organoleptic (appearance, odour, and texture).  Concentration of 25 ppm was considered as the best concentration of Aloe Vera extract to inhibit lipid oxidation based on the value of PV. TBA. pH and organoleptic.
PENGARUH FREKUENSI PENCUCIAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS BAKSO IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) Cahyaningrum, Dianita; Agustini, Tri Winarni; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.023 KB)

Abstract

Ikan Gabus merupakan ikan yang kaya protein albumin. Albumin ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan sel, pembentukan jaringan sel baru, sebagai transportasi obat-obatan dan lain sebagainya. Pengolahan terhadap ikan Gabus perlu dilakukan salah satu olahan yang dapat dilakukan adalah bakso ikan. Adanya pencucian pada pembuatan bakso ikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas bakso ikan Gabus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi pencucian terhadap kualitas bakso ikan Gabus dan untuk mengetahui sejauh mana pengurangan kadar albumin sebagai akibat proses pencucian pada pembuatan bakso ikan serta memperoleh frekuensi pencucian yang tepat dan efektif, sehingga menghasilkan bakso dengan kualitas paling baik.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan frekuensi pencucian yang berbeda dengan 4 taraf (tanpa pencucian, satu kali, dua kali, dan tiga kali pencucian). Parameter yang diuji adalah kekuatan gel, kadar protein, air, abu, albumin dan organoleptik.Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pencucian berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap parameter kekuatan gel, kadar protein, kadar air, kadar abu dan kadar albumin. Bakso ikan Gabus dengan frekuensi pencucian satu kali (L1) merupakan bakso ikan Gabus dengan perlakuan terbaik karena memenuhi standar SNI 7266-2014 tentang bakso ikan dengan kriteria mutu kadar protein 16,55% ± 0,28; kadar air 64,30% ± 0,18; kadar abu 1,74% ± 0,04 dengan nilai organoleptik sebesar 8,05. Bakso ikan Gabus dengan pencucian satu kali memiliki nilai kekuatan gel 2196,47 ± 6,01 g.cm dan kadar albumin 2,58 % ± 0,03. Adanya proses pencucian mengakibatkan pengurangan kadar albumin sebesar 12% (L1), 36% pada (L2) dan pada (L3) mengalami pengurangan sebesar 42%, hal tersebut jika dibandingkan dengan bakso ikan tanpa perlakuan pencucian (L0).Snakehead fish is rich in albumin protein. The albumin protein is important for cell development, formation of new cell tissue, transport of medicine in the blood and so forth. One of the method to process snakehead fish is by processing it into fishballs. The existence of leaching on making fishballs is expected to improve the quality of fishballs, in the contrary leaching will reduce the amont of albumin. Therefore, this study was aimed to determine the effect of leaching frequency on quality of fishballs Snakehead, to determine the extent of the reduction of albumin as a effect of the leaching process in the making of fishballs and the best and effective treatment of leaching which results in best quality of fishball. This study was designed using a completely randomized design (CRD) with different leaching frequency treatment in 4 levels (without washing, once, twice and three times leaching). The parameters observed include gel strength, protein content, moisture content, ash content, albumin content and organoleptic.The results showed that the frequency of washing gave significant effect (P < 0.05) to gel strength parameters, albumin, moisture content, protein content and ash content. Snakehead fishballs with one leaching frequency (L1) is a best treatment which results in good quality of Snakehead fishballs and comply with Indonesia National Standard 7266-2014 standards of fishballs with quality criteria of protein content 16.55% ± 0.28; moisture content 64.30% ± 0.18; ash content 1.74% ± 0.04; and sensory 8.05. Snakehead fishballs with one time washing (L1) have gel strength value of 2196.47 ± 6.01 g.cm; albumin 2.58 % ± 0.03. The existence of the washing process has resulted in reduction of albumin by 12%, 36%, 42% for L1, L2, and L3 respectively compared to that of control (without washing).
APLIKASI EDIBLE COATING SEMI REFINED KARAGINAN TERHADAP DAYA SIMPAN SOSIS IKAN KURISI (Nemipterus nematophorus) PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN Utami, Rizki; Agustini, Tri Winarni; Amalia, Ulfah
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2017): Periode Wisuda Bulan April 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.973 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan edible coating semi refined karaginan dibandingkan dengan non coating terhadap daya simpan sosis ikan kurisi pada penyimpanan suhu dingin. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 × 4 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama (perbedaan konsentrasi) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu konsentrasi 0% dan 2,5%; dan faktor kedua (lama penyimpanan) yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 7, 14 dan 21 hari. Data yang bersifat parametrik dianalisis menggunakan uji ANOVA, sedangkan data non parametrik dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sosis ikan kurisi coating semi refined karaginan 2,5% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai TPC serta dapat memperpanjang masa simpan sosis hingga hari ke-21. Sosis ikan kurisi tanpa aplikasi edible coating semi refined karaginan memiliki nilai TPC 7,88 × 105 koloni/g; TVBN sebesar 0,91 mgN/100g; kadar air sebesar 35,19%; kadar protein sebesar 11,27%; Aw sebesar 0,919; pH sebesar 5,61 dan nilai organoleptik sebesar 6,34 ≤ µ ≤ 6,43. Sosis ikan kurisi dengan aplikasi edible coating semi refined karaginan memiliki nilai TPC 1,04104 koloni/g; TVBN sebesar 0,70 mgN/100g; kadar air sebesar 34,70%; kadar protein sebesar 28,48%; Aw sebesar 0,912; pH sebesar 5,69 nilai organoleptik sebesar 7,21 ≤ µ ≤ 7,32.
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) UNTUK MENANGGULANGI PENGGUNAAN FORMALIN PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) Kusumastuti, Ajeng Nayasari; Ma’ruf, Widodo Farid; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus penanganan ikan segar dengan menggunakan bahan kimia berbahaya (formalin) masih marak ditemukan di kalangan masyarakat, maka diperlukan cara penanganan ikan segar yang aman bagi masyarakat yaitu dengan pemanfaatan bahan alami buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah Mahkota Dewa dengan konsentrasi terbaik sebagai pengganti formalin dan sebagai pereduksi formalin pada fillet ikan Bandeng. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan konsentrasi terbaik ekstrak buah Mahkota Dewa 1% sebagai pengganti formalin dan pereduksi formalin. Hasil penelitian utama bagian I menunjukkan perbedaan konsentrasi ekstrak buah Mahkota Dewa dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai organoleptik, TPC, TVBN, pH, dan kadar air. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai organoleptik berkisar antara 6,4 – 8,4; nilai TPC antara 1,3x103 – 4,1x103CFU/g; nilai TVBN antara 2,14 – 25,39 mgN%; nilai pH 5,69 – 6,26; dan nilai kadar air antara 71,05% – 77,05%. Hasil penelitian utama bagian II menunjukkan reduksi formalin lebih baik dengan lama perendaman ekstrak buah Mahkota Dewa selama 2 jam yaitu nilai kadar formalin yang berkurang 64%.
Co-Authors - Sumardianto . Widayat A Suhaeli Fahmi A. Suhaeli Fahmi Abdul Majid Adhitya Wahyu Darmawan Adinda Gadis Sukmawijaya Putri Agus Sarwono Agus Setiadi Ajeng Nayasari Kusumastuti Al-Baarri, Ahmad Ni'matullah Albaari Ahmad Ni’matullah apri dwi anggo Ardila Prasinta Devi Ardini Ria Oktora Aziz Nur Bambang Bambang Cahyono Bernadeta Vina Anggritasari Bidari Mara Dewi Cahyo, Septian Dwi Choirul Anam AM Diponegoro Dhania Adhi Puspita Dianita Cahyaningrum, Dianita Dimas Ahmad Priangga Putra, Dimas Ahmad Priangga Dyah Arianti Edita Meliana Edy Subiyanto Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Susanto Endah Saivira Mauliasari Endang Kusdiyantini Fajar Bayu Senoaji Faya Charla Wicaksana Fiya Firdiyani Fronthea Swastawati Gunawan Wibisono Haeruddin Haeruddin Hindaryani, Nurul Ibnu Bachtiar Ida Harjuno Ikfi Rahmahidayati Ima Wijayanti Indah Susilowati Iqbal Mubarak Iqbal Mubarak Ita Widowati Jannah, Nabila Tsarwatul Jeri Srinur Eka Saputra Johannes Hutabarat Kurdianto Kurdianto Lailatul Umah Laras Rianingsih Lestari Lakhsmi Widowati Lintang Ayu Sekar Pangestuti Lukita Purnamayati Lutfi Yulmiftiyanto Nurhamzah Ma'ruf, Widodo Farid Maria Dwi Ratnasari, Maria Dwi Maria Indera Rosari Markus Prima Kurniawan Meiny Suzery Moh Rustom Najibullah Mohammad Ainun Najih Muchlis Achsan Udji Sofro Muchlis Arie S Muhammad Nur Muhammad Nur Muhammad Nur Arkham Mukarima Rismandari Nanda Radithia Prasetiawan Nuansa, Muhammad Fadly Prasetyo, Dwi Yanuar Budi Putut Har Riyadi Rahmania Yusi Luluk Rani Tri Mustika Novitasari Ratna Ibrahim Restiana Wisnu Ariyati Retno Ayu Kurniasih Riant Adam Gusmawan Riyadi, Putut Hai Rizki Utami Rizky Ika Dewi Romadhon Romadhon Ruth Nurmasari Sudjatmika Sasti Nuriza Ramandhani Selamet Suharto Setyastuti, Aryanti Indah Slamet Suharto, Slamet Sri Rejeki Sriwati Sriwati Sumartini Sumartini Supri Yanto Sylvia Rahmi Putri Tika Novia Anggraini Ulfah Amalia Widodo Farid Ma'ruf Widodo Farid Ma'ruf Widodo Farid Ma’ruf Widodo Farid Ma’ruf y S Darmanto Y.S. Darmanto Y.S. Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto