This Author published in this journals
All Journal Pawiyatan
Zusrotin, Zusrotin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MUSEUM SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH nuryanti, nuryanti nur; Slamet, Slamet; Zusrotin, Zusrotin
Pawiyatan Vol 25 No 2 (2018): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.91 KB)

Abstract

Museum sebagai sumber belajar dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, belajar menilai, berpikir kritis dan selanjutnya mendorong peserta didik berani/mahasiswa untuk memberikan sebuah tanggapan serta komentar terhadap sebuah peristiwa sejarah yang telah terjadi, sehingga proses pembelajaran terpusat pada peserta didik/mahasiswa. Permasalahan penelitian adalah: 1) bagaimana dukungan penggunaan koleksi museum dalam penerapan media pembelajaran sejarah?; 2) bagaimana langkah penggunaan museum sebagai media pembelajaran sejarah?; dan 3) kendala apa yang ditemui penerapan museum sebagai media pembelajaran sejarah dan bagaimana solusi pemecahannya? Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa penggunaan museum sebagai media pembelajaran sejarah masih kurang optimal, karena kurangnya publikasi dari pihak pengambil kebijakan serta berbagai kendala yang ditemukan. Hal ini berdampak pada tradisi lama guru/dosen dalam mengajar mengunakan metode konvensional, sehingga peserta didik/mahasiswa merasa bosan dan menganggap pelajaran sejarah sebagai pelajaran yang menghafal urutan peristiwa atau waktu.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Zusrotin, Zusrotin
Pawiyatan Vol 24 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.011 KB)

Abstract

Negara-bangsa Indonesia memiliki keberagaman, baik suku bangsa, agama, budaya, ethnis, ras, kewilayahan, dan sebagainya. Nilai-nilai multikultural (multicultural values) untuk dimasukkan ke dalam kurikulum merupakan kebutuhan yang sangat urgen, setidaknya di “titipkan” pada mata pelajaran lain yang relevan, seperti: PKn, Sejarah, dan Agama. Pendidikan multikultural mencakup seluruh peserta didik tanpa membedakan kelompok, seperti: gender, etnik, ras, suku bangsa, budaya, strata sosial, kewilayahan, dan agama, yang telah menjadi tuntutan dan keharusan dalam membangun Indonsia baru. Namun perlu disadari, pendidikan multikultural memerlukan kajian yang mendalam tentang konsep dan praksis pelaksanaannya, bahkan hingga saat ini konsep pendidikan multikultural belum dikaji secara serius dalam dunia pendidikan. Namun bila ditilik secara yuridis, sebetulnya Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah memberi peluang untuk menjabarkan lebih lanjut terhadap konsep pendidikan multikultural, melalui lembaga pendidikan yang mempertimbangkan nilai-nilai kultural masyarakat dan suku bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika