Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

KEMAMPUAN Bemisia tabaci Gennadius (Hemiptera: Aleyrodidae) DALAM MENULARKAN BEGOMOVIRUS PENYEBAB PENYAKIT KERITING KUNING CABAI Sutini, Sutini Noor Aidawati Lyswiana Aphrodyanti
Agroscientiae Vol 20
Publisher : Agroscientiae

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan  B. tabaci dalam menularkan virus keritingkuning cabai.  Untuk mengetahui kemampuan B. tabaci dalam menularkan  virus keriting kuning cabaidilakukan beberapa percobaan terhadap periode makan akuisisi (PMA), periode makan inokulasi (PMI) danjumlah serangga yang diinokulasikan.  Setiap unit percobaan terdiri atas sepuluh tanaman uji dan limatanaman kontrol.  Serangga vektor yang digunakan untuk setiap unit percobaan adalah sepuluh ekor pertanaman, kecuali pada percobaan jumlah serangga.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus keritingkuning yang menginfeksi tanaman cabai dapat ditularkan oleh satu  B. tabaci dan mampu menularkan viruskeriting kuning cabai  meningkat dengan meningkatnya jumlah serangga vektor.  Periode makan inokulasi(PMI) 1 jam dengan periode makan akuisisi 24 jam menunjukkan 10 serangga B. tabaci mampu menularkanvirus  sebesar 30%, semakin lama PMI, semakin tinggi jumlah tanaman yang terinfeksi.  Serangga vektormampu menularkan virus keriting kuning setelah melakukan periode makan akuisisi pada tanaman cabaiterinfeksi virus keriting kuning selama 1 jam (PMA 48 jam, 10 serangga per tanaman) dengan tanamanterinfeksi sebesar 40%, semakin lama PMA, semakin tinggi jumlah tanaman terinfeksi.  Periode makanakuisisi maksimum adalah 12 jam dengan intensitas serangan sebesar 100% Kata kunci: Bemisia tabaci, Penularan, Begomovirus, virus keriting kuning, cabai
KEMAMPUAN PSEUDOMONAS KELOMPOK FLUORESCENS DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN TERHADAP INFEKSI VIRUS KERITING KUNING SERTA MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI BESAR Mursiana, Mursiana; Aidawati, Noor; Adriani, Dewi Erika
EnviroScienteae Vol 17, No 3 (2021): ENVIROSCIENTEAE VOLUME 17 NOMOR 3, NOVEMBER 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v17i3.11644

Abstract

This study aimed to 1) Analyze several Pseudomonas fluorescens group’s ability to induce resistance of chili plants to yellow curly virus infection. 2) Analyzing the ability of several Pseudomonas fluorescens groups to stimulate the growth of chili plants. The experimental design used a completely randomized design (CRD) with four levels of treatment, namely : control (untreated chili plants), SKM1 (chili plants treated with Pseudomonas fluorescens group SKM1), MP1 (chili plants treated with Pseudomonas fluorescein group MP1), and MM2 (chili plants treated with Pseudomonas fluorescens group MM2). Bacterial treatment was carried out by immersing chili seeds into a solution of the Pseudomonas fluorescens group with a concentration of 109 CFU/ml. Virus transmission in chili plants was carried out naturally in areas of high yellow curly disease epidemics. The results indicated that chili plants treated with Pseudomonas fluorescens groups SKM1, MM2, and MP1 had increased resistance to yellow curly virus infection and decreased percentage of attacks from yellow curly virus disease. Chili plants treated with Pseudomonas fluorescens group MM2 showed higher plant’s height and more branches than those treated with SKM1, MP1, and control. Chili plants treated with Pseudomonas fluorescens groups MM2 and MP1 have faster flowering time than those treated with SKM1 and control. 
Response of Various Tomato Genotypes to Begomovirus Infection and Its Improved Diagnostic NOOR AIDAWATI; SRI HENDRASTUTI HIDAYAT; PURNAMA HIDAYAT; RUSMILAH SUSENO; SRIANI SUJIPRIHATI
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 14 No. 3 (2007): September 2007
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.332 KB) | DOI: 10.4308/hjb.14.3.93

Abstract

Begomovirus infection was identified from tomato growing areas in West Java (Bogor), Central Java (Boyolali), and D.I. Yogyakarta (Kaliurang). Efforts to reduce the infection among others are planting resistance varieties. This research was undertaken to evaluate 14 tomato genotypes for their response to the infection. Dot blot hybridization using nonradioactive (digoxigenin) DNA probe was employed to determine the presence of begomovirus in inoculated plants. Polymerase chain reaction-amplified product of DNA clone of tobacco leaf curl virus –Indonesia was used as a source of DNA probe. All of tomato genotypes evaluated in this study was infected separately by three strain of begomovirus (GVPSlm, GVABy, GVCBgr). Tomato genotypes Bonanza, Jelita, Safira, Permata, Presto, PSPT 8, PSPT 5B, Apel-Belgia, Karibia, Mitra, PSPT 9, Marta, and PSPT 2, showed susceptible or highly susceptible response to the three strains of begomovirus. Exception to those was shown by cv. Intan which resulted in moderate resistance when inoculated with GVCBgr although it resulted susceptible response with the other two strains. Dot-blot hybridization technique was proved to be a powerful tool to detect begomovirus infection in plants showing symptom as well as symptom-less plants. Accumulation of the virus in those plants was relatively high, except in cv. Bonanza and Apel-Belgia. Dot-blot hybridization technique using DIG-labeled DNA probe was able to detect begomovirus DNA in infected tissue up to 10-2 dilution factor. Key words: Geminivirus, hybridization, resistance, tomato
Molecular Identification and Sequence Analysis of Tobacco Leaf Curl Begomovirus from Jember, East Java, Indonesia SRI HENDRASTUTI HIDAYAT; ORAWAN CHATCHAWANKAN PANICH; NOOR AIDAWATI
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 15 No. 1 (2008): March 2008
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.793 KB) | DOI: 10.4308/hjb.15.1.13

Abstract

Begomovirus had been proved as the causal agent of leaf curl disease in tobacco in Indonesia, or commonly in Indonesia called as penyakit krupuk tembakau. Association of Begomovirus with the disease was further confirmed by sequence analysis. Amplification of the virus was conducted following whitefly (Bemisia tabaci Genn.) transmission. Fragment of DNA 1.6 kb was amplified by polymerase chain reaction (PCR) located within the replication initiator protein gene and coat protein gene (top region). Conserved sequence of stem loop region was found, included nonanucleotide sequence TAATATTAC present in all geminiviruses. Begomovirus associated with leaf curl disease in tobacco showed the closest relationship with Ageratum yellow vein virus - Zimbabwe, a strain of Tobacco leaf curl virus from Southern Africa. It was also known that Begomovirus associated with leaf curl disease in tobacco from Jember, East Java was different from other Indonesian Begomoviruses reported earlier. Key words: Begomovirus, leaf curl disease
Kemampuan Beberapa Rizobakteria dalam Mengendalikan Penyakit Kuning pada Pertumbuhan Tanaman Terong (Solanum melongena L) Mursiana .; Noor Aidawati; Gusti M. Sugian Noor
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 1 (2018): Edisi Februari 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan beberapa rizobakteria dalam mengendalikan penyakit kuning pada tanaman terong. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Enam perlakuan yang diberikan adalah K- (Tanaman kontrol terong tanpa diberi perlakuan), K+ (Tanaman kontrol terong yang diinokulasi virus kuning), A (Tanaman terong yang diaplikasi dengan isolat Pseudomonas kelompok flourescens asal Hulu Sungai Selatan dan diinokulasi dengan virus kuning terong), B (Tanaman terong yang diaplikasi dengan isolat Bacillus spp. asal Hulu Sungai Selatan dan diinokulasi dengan virus kuning terong), C (Tanaman terong yang diaplikasi dengan isolat Pseudomonas kelompok flourescens asal Banjarbaru dan diinokulasi dengan virus kuning terong), dan D (Tanaman terong yang diaplikasi dengan isolat Bacillus spp. asal Banjarbaru dan diinokulasi dengan virus kuning terong. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa pemberian isolat rizobakteria A, B, C, dan D mampu mengendalikan infeksi virus kuning terong dan pemberian isolat rizobakteria A, B, C, dan D mampu memicu pertumbuhan tinggi tanaman dan luas daun tanaman terong yang terinfeksi virus kuning.
Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati terhadap Serangan Hama Perusak Daun Tanaman Kedelai (Glycine max L merill) di Lapangan Akhmad Fadillah; Jumar .; Noor Aidawati
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 2 (2018): Edisi Juni 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alternatif pengendalian serangga hama kedelai adalah pemanfaatan insektisida nabati, beberapa jenis pestisidanabati yang digunakan yaitu daun nimba, daun pepaya dan serai wangi. Penggunaan pestisida nabati dengan bahan campurandaun mimba, daun pepaya dan serai wangi menunjukan hasil berpengaruh terhadap kurangnya serangan OPT perusak daunpada tanaman kedelai, sedangkan Hama perusak daun tanaman kedelai pada penelitian ini adalah ulat dan belalang.Perlakuan tersebut adalah P4 (300 ml campuran daun mimba (75gr) + daun pepaya (50gr) + serai wangi (75gr) / l air).
Pengaruh Pemberian Pseudomonas Kelompok Fluorescens SKM 2 dan Variasi Waktu Inokulasi Virus Terhadap Keparahan Penyakit Mosaik (Tobacco Mosaic Virus) pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum annum L.) Nurul .; Noor Aidawati; Elly Liestiany
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 3 (2018): Edisi Oktober 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tobacco Mosaic Virus (TMV) adalah salah satu penyakit yang menyebabkan turunnya hasil cabai. Pengendalian TMVyang ramah lingkungan dan banyak diteliti adalah menggunakan agens hayati PGPR. Tujuan dari penelitian ini untukmenguji pengaruh pemberian Pseudomonas kelompok fluorescens SKM2 dan waktu inokulasi virus yang berbedaterhadap keparahan penyakit TMV pada abai besar (Capsicum annum L.) var. Hot Chilli. Penelitian ini menggunakanbakteri Pseudomonas kelompok fluorescens SKM2 yang diberikan kepada tanaman cabai dengan perlakuan inokulasi yangberbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan pemberian PF SKM2 pada tanaman cabai besar dengan waktu inokulasi TMVyang berbeda dapat memperlambat masa inkubasi virus, menurunkan keparahan penyakit tetapi tidak mempengaruhipenghambatan virus terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.
Pengaruh Larutan Daun Gamal (Gliricidia sepium) Terhadap Mortalitas Kutu Daun Aphis gossypii) pada Cabai (Capsicum annum L) Novita Agustina; Muhammad Indar Pramudi; Noor Aidawati
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 1 (2019): Edisi Februari 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu ancaman dari serangan hama cabai yaitu Aphis gossypii yang menjadi vector virus daun. Pengendalian hama ini masih menggunakan insekstisida kimia, sehingga diperlukan insektisida atau alternatif pengendalian yang lebih aman dan ramah lingkungan, seperti menggunakan insektisida nabati yang berasal dari tanaman gamal (Gliricidia sepium). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi langsung dan tidak langsung ke aphis pada perlakuan 15 g larutan daun gamal, mampu mematikan A. gossypii dengan mortalitas rata-rata 48,4% dan 49,8%. Pada dosis ini juga menyebabkan kematian pada 485 ekor aphis setelah 96 jam aplikasi.
Uji Antagonis Pseudomonas berfluorescens dan Bacillus spp Dalam Menghambat Perkembangan Cendawan Fusarium oxysporum Penyebab Layu Pada Tanaman Terong (Solanum melongena L) Ihsanudin .; Noor Aidawati; Elly Liestiany
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 2 (2019): edisi Juni 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Solanum melongena L merupakan tanaman sayuran sangat popular. Salah satu yang mempengaruhihasil produksi tanaman terong adalah adanya organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Penyakit layudikarenakan oleh Fusarium oxysporum. Fusarium melongenae ialah suatu OPT yang sangatmerugikan bagi tanaman terong. Pengendalian yang aman terhadap penyakit layu Fusarium spp adalahmenggunakan agens hayati PGPR. Penelitian ini untuk mengetahui kemampuan isolat rizobakteriaPseudomonase berfluorescens dan Bacillus spp untuk menghambat perkembangan Fusarium spp yangmengendalikan layu tanaman terong. Penelitian ini menggunakan isolat Pseudomonas berfluorescensdan Bacillus sp yang diuji tantang dengan cendawan Fusarium spp. Hasil penelitian menunjukkanbahwa isolat Pseudomonas berfluorescens yang berasal dari Desa Kurnia, Sukamara, GuntungManggis, Kecamatan landasan ulin dan Gunung Kupang Kecamatan Cempaka Banjarbarudan Bacillusspp yang berasal dari Desa Kurnia, Sukamara, Guntung Manggis, Kecamatan landasan ulin danGunung Kupang Kecamatan Cempaka Banjarbaru mampu menekan perkembangan Fusarium spp.
Pengaruh Pemberian Larutan Tumbuhan Sebagai Pestisida Nabati dalam Mengendalikan Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) M Agus Khairani; Samharinto Soedijo; Noor Aidawati
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 2 (2019): edisi Juni 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam budidaya tanaman padi masih ada permasalahan-permasalahan yang menyebabkan produksi belum optimal, salah satunya adalah adanya gangguan Wereng Batang Coklat atau WBC (Nilaparvata lugens). Keberadaan WBC dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman padi. Upaya pengendalian WBC masih bergantung pada penggunaan pestisida sintetik sehingga digunakan pestisida nabati untuk mengatasinya. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi beberapa larutan tumbuhan (larutan buah pinang, buah mengkudu, kulit pohon kepayang dan daun loa) sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan WBC. Penelitian ini menggunakan RAL satu faktor (enam perlakuan, setiap perlakuan empat ulangan), sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Pemberian pestisida nabati buah pinang, buah mengkudu, kulit pohon kepayang dan daun loa berpotensi dalam mengendalikan WBC.