Nur Ain
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan UNSOED

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANAN LEMBAGA KEPOLISIAN RESOR (POLRES) DALAM PENERTIBAN PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Ain, Nur; ", Nurhamlin
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 6: Edisi II Juli - Desember 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gold Mining without Permit (PETI) is a mining business carried out by individuals, a group of people, whose operations do not have permits and government agencies in accordance with the applicable laws and regulations. PETI was started by the existence of traditional miners, which later developed due to factors of poverty, limited employment opportunities and business opportunities. On the other hand, weaknesses in law enforcement and legislation regulations that eliminate mining (by) people also contribute to the peacock of PETI. This research was conducted at the Kuantan Singingi police station with a focus on research at the Satreskrim Tipiter Section Unit II. Where other subjects are sub-district officials, village officials, and communities to be used as informants. while the data collection technique is by observation, interviews, and documentation and analyzed with qualitative analysis. The results of the study concluded that the institution of the Kuantan Singingi Resort Police was very instrumental. The factors that influence the role of the resort police in controlling PETI in Kuantan Singingi district are as follows: The absence of a special branch of the UPT handling the PETI problem at Kuantan Singingi Police Station, the many obstacles, challenges and disturbances faced by this Tipiter II unit. The effectiveness of the role of the Forkopimda (Regional Leadership Coordination Forum) in handling PETI, there are even indications of omission from village and sub-district officials. Keywords: Roles, Police Institutions, and PETI
HUBUNGAN KERAPATAN RUMPUT LAUT DENGAN SUBSTRAT DASAR BERBEDA DI PERAIRAN PANTAI BANDENGAN, JEPARA Ain, Nur; Ruswahyuni, -; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.926 KB)

Abstract

Pantai Bandengan adalah salah satu pantai pesisir utara Jawa yang terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kabupaten Jepara memiliki potensi sumberdaya pesisir yang besar ditinjau dari keberadaan garis pantainya lebih dari 72 Km. Pantai Bandengan ini juga sebagai habitat rumput lautyang merupakan tumbuhan laut dasar perairan (fitobentos), makroalga, dan termasuk Thallophyta. Rumput laut tergolong tanaman yang hidupnya melekat pada substrat, seperti karang, lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya atau bahkan melekat pada tumbuhan lain secara epifitik.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kerapatan rumput laut dengan substrat dasar berbeda di perairan Pantai Bandengan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif menggunakan line transek sepanjang 100 meter dan kuadran transek 1x1 meter dengan tiga kali pengambilan. Setiap kuadran transek dilakukan pengukuran parameter fisika dan kimia meliputi kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, suhu air, dan pH (untuk mendukung hasil data sampling).Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah sembilan jenis rumput laut yaitu Halimeda opuntia; Halimeda descoides; Halimeda macroloba; Chordoria flagelliformis; Padina crassa; Sargassum yendoi; Sargassum piluliferum; Sargassum confusum; dan Sargassum duplicatum. Kerapatan tertinggi ditemukan pada Halimeda opuntia (18,19%) atau total 103 individu dengan penutupan substrat (12,54 m2, terbanyak pada substrat pecahan karang). Sedangkan penutupan tertinggi terdapat pada jenis Sargassum duplicatum yaitu 15 m2. Berdasarkan hasil analisa data Chi Kuadrat didapatkan nilai X2 hitung sebesar 72,00 dan nilai X2 tabel sebesar 21,026. Hal tersebut dapat dinyatakan ada hubungan kerapatan rumput laut terhadap substrat dasar karena X2 hitung ≥  X2 tabel yang menyatakan terima H1 tolak H0.
Pengaruh Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MAN Poso Pesisir Ain, Nur; Kamaluddin, Kamaluddin
JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online) Vol 8, No 2 (2020): E-Jurnal Pend. Fisika Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) terhadap  kemampuan berpikir kritis siswa  kelas X MAN Poso Pesisir. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi menggunakan desain Prates-Pascates yang tidak Ekuivalen (the non equivalen, Pretest-Postest Design). Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk tes esai berjumlah 5 nomor soal. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor pretest kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol adalah 5,40 dengan standar deviasi 2,09, untuk rerata skor posttest adalah 6,48 dengan standar deviasi 2,35. Untuk kelas eksperimen diperoleh rerata skor pretest 5,50 dengan standar deviasi 2,26, sedangkan untuk rerata skor posttest adalah 9,57 dengan standar deviasi 2,80. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistic uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata skor kemampuan berpikir kritis siswa dengan taraf signifikan α = 0,05. Diperoleh nilai hasil thitung = 4,92 dan ttabel = t0,975(51) = 2,02. Ini berarti bahwa nilai thitungberada di luar daerah penerimaan H0. Disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh model pembelajran pengaruh model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa  kelas X MAN Poso Pesisir.