Claim Missing Document
Check
Articles

Fondasi Ilmu Hukum Berketuhanan: Analisis Filosofis terhadap Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ali, Mahrus
Pandecta: Research Law Journal Vol 11, No 2 (2016): Research Law Journal
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/pandecta.v11i2.7844

Abstract

Ketuhanan Yang Maha Esa ditempatkan sebagai sila pertama Pancasila. Implikasinya, pembaharuan, pembentukan, dan penegakan hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai yang terkandung di dalam sila pertama tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk secara filosofis menganalisis ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu hukum berketuhanan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan filosofis dan konseptual. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa hakikat ilmu hukum berketuhanan adalah ilmu hukum yang dikembangkan berbasis pada nilai-nilai ketuhanan. Ia bukanlah ilmu hukum yang sekuler yakni ilmu hukum yang melepaskan diri nilai-nilai moral dan agama, melainkan ilmu hukum yang menjadikan nilai-nilai moral dan agama sebagai fondasi dalam pembaharuan, pembentukan, dan penegakan hukum. Kebenaran pengetahuan menurut ilmu hukum berketuhanan beranjak dari kebenaran firman Tuhan yang diwujudkan dalam bentuk nilai-nilai Pancasila yang selaras dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Kebenaran di sini tidak hanya mengacu kepada kebenaran korespondensi, kebenaran koherensi, dan kebenaran pragmatis, tapi juga menjadikan ketiganya menyatu di bawah payung kebenaran ilahiah. Sedangkan nilai yang hendak diwujudkan oleh ilmu hukum berketuhanan sedemikian komperensif yang memuat semua nilai-nilai bangsa Indonesia baik yang religius maupun yang kultural. Nilai-nilai ini sudah dipraktikkan sejak lama oleh bangsa Indonesia sebelum merdeka. Meskipun nilai-nilai itu universal dan abstrak, tapi ia sudah mendarah daging dan menjiwai kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.Believing in the only and one God is set as the first pillar of Pancasila. This will have an implicate that the law reform, law making, and law enforcement must refer to the values. This article is aimed at analysing the ontology, epistemology, and axiology of God law. This research is normative legal research, white the approach used is both philosopical and conceptual. This article reveals that the essence of God law is the law founded by the values of God. It combines the values of morality and religion. The truth of knowledge stands from the truth of God’s sayings and is manifested in the form of values of Pancasila which are in accordance with the cultural values of Indonesia. The absolute truth of God’s sayings is a combination of correspondence, coherence, and pragmatic rightness. Finally, the value directed by the God’s law is so comprehensive consisting all Indonesian values religiously and culturally which have been practised at long time. Although these values are universal dan abstract, they have been embedded in the soul and daily life of Indonesian people.
IDENTIFICATION AND PARTIAL CHARACTERIZATION OF CRUDE EXTRACELLULAR ENZYMES FROM BACTERIA ISOLATED FROM SHRIMP WASTE PROCESSING Chasanah, Ekowati; Ali, Mahrus; Ilmi, Miftahul
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): May 2012
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.v7i1.11

Abstract

Attention on chitin degrading enzymes has been growing since their ability to reduce the waste of shrimp/other crustaceans processing industries and converting them into value added products such as biologically active chitin and chitosan oligomer. Previous experiment found that KLU 11.16 isolate was one of the potential bacteria isolated from shrimp waste producing chitinolytic enzymes including chitosanases. A study on the identification of KLU 11.16 extracellularcrude enzyme was carried out by cultivating the bacteria on chitin medium. Due to the wide application of chitosanase, the characterization of the crude chitosanase was carried out after an identification of the enzymes secreted. Based on assessment using zymogram technique, this bacteria secreted a mixed extracellular chitinolytic enzyme and other hydrolytic enzyme. The crudechitinolytic enzyme degraded 85% deacetylated (DA) better than 100% DA chitosan, and slightly degraded glycol chitin, indicating that KLU 11.16 secreted chitosanases and chitinases enzyme. In addition to the chitinolytic enzyme, the bacteria also secreted protein and carbohydrate degrading enzymes when running at SDS-PAGE enriched with casein, soluble starch and CMC substrates.Crude chitosanases enzyme was performed well at pH 6 and temperature of 300C, and the activity can be increased by addition of 1 mM Fe 2+ in form of chloride salt. Addition of detergent, i.e1mM of Triton X-100 and SDS slightly decreased the activity. Future application of the crude chitosanase from KLU 11.16 was on producing chitosan derivative such as chitosan oligomer using substrateof 85% DA chitosan, which is more digestable by other enzymes secreted by KLU 11.16
Fondasi Ilmu Hukum Berketuhanan: Analisis Filosofis terhadap Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ali, Mahrus
Pandecta Research Law Journal Vol 11, No 2 (2016): December
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/pandecta.v11i2.7844

Abstract

Ketuhanan Yang Maha Esa ditempatkan sebagai sila pertama Pancasila. Implikasinya, pembaharuan, pembentukan, dan penegakan hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai yang terkandung di dalam sila pertama tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk secara filosofis menganalisis ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu hukum berketuhanan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan filosofis dan konseptual. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa hakikat ilmu hukum berketuhanan adalah ilmu hukum yang dikembangkan berbasis pada nilai-nilai ketuhanan. Ia bukanlah ilmu hukum yang sekuler yakni ilmu hukum yang melepaskan diri nilai-nilai moral dan agama, melainkan ilmu hukum yang menjadikan nilai-nilai moral dan agama sebagai fondasi dalam pembaharuan, pembentukan, dan penegakan hukum. Kebenaran pengetahuan menurut ilmu hukum berketuhanan beranjak dari kebenaran firman Tuhan yang diwujudkan dalam bentuk nilai-nilai Pancasila yang selaras dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Kebenaran di sini tidak hanya mengacu kepada kebenaran korespondensi, kebenaran koherensi, dan kebenaran pragmatis, tapi juga menjadikan ketiganya menyatu di bawah payung kebenaran ilahiah. Sedangkan nilai yang hendak diwujudkan oleh ilmu hukum berketuhanan sedemikian komperensif yang memuat semua nilai-nilai bangsa Indonesia baik yang religius maupun yang kultural. Nilai-nilai ini sudah dipraktikkan sejak lama oleh bangsa Indonesia sebelum merdeka. Meskipun nilai-nilai itu universal dan abstrak, tapi ia sudah mendarah daging dan menjiwai kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.Believing in the only and one God is set as the first pillar of Pancasila. This will have an implicate that the law reform, law making, and law enforcement must refer to the values. This article is aimed at analysing the ontology, epistemology, and axiology of God law. This research is normative legal research, white the approach used is both philosopical and conceptual. This article reveals that the essence of God law is the law founded by the values of God. It combines the values of morality and religion. The truth of knowledge stands from the truth of God’s sayings and is manifested in the form of values of Pancasila which are in accordance with the cultural values of Indonesia. The absolute truth of God’s sayings is a combination of correspondence, coherence, and pragmatic rightness. Finally, the value directed by the God’s law is so comprehensive consisting all Indonesian values religiously and culturally which have been practised at long time. Although these values are universal dan abstract, they have been embedded in the soul and daily life of Indonesian people.
Pengawasan Peredaran Barang Cetakan, Due Process Of Law dan Hak Atas Kebebasan Mengeluarkan Pendapat Ali, Mahrus
Jurnal Konstitusi Vol 8, No 4 (2011)
Publisher : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.065 KB) | DOI: 10.31078/jk%x

Abstract

Basically, the authority of attorney general to control the circulations of printed goods is accordance with the principle of due process of law, equality before the law, and the right of freedom of expression as stipulated in the constitution 1945. Interpreting these principles has close relationship with the basic principle of human right in Indonesia, rechtsidee, values, and world view containing in the five basic pillars of Pancasila that stresses more to the balance of right and obligation. In the context of judicial review of an article 30 (3) c act number 16 2004, the problem is not on   the existence of its legal norm but on the procedure to implement it in which attorney general did not provide proper and accountable mechanism so that these three principles are not purely conducted.
Mahkamah Konstitusi dan Penafsiran Hukum yang Progresif Ali, Mahrus
Jurnal Konstitusi Vol 7, No 1 (2010)
Publisher : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.442 KB) | DOI: 10.31078/jk%x

Abstract

The main maxim of progressive law is law for human, not human for law. Since stressing to human existence to enforce the law, the progressive law rejects the status quo based on legal positivism, the existence of written legal text containing many weaknesses, and pays more attentions to the role of human behavior. In the context of constitutional court roles as the sole and the highest interpreter of the constitution, the interpretation of progressive law wants the institutional court not strictly rely on the written text, not to use legal positivism as a paradigm in interpreting the law, but focusing on rechtsidee, values, and way of life written on Pancasila to implement the substantive justice, not the existence of legal texts in constitution of  1945.
Pencemaran Nama Baik Melalui Sarana Informasi dan Transaksi Elektronik (Kajian Putusan MK No. 2/PUU-VII/2009) Ali, Mahrus
Jurnal Konstitusi Vol 7, No 6 (2010)
Publisher : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.121 KB) | DOI: 10.31078/jk%x

Abstract

Libel crime is an offence attacking the honor and image of person. There are at least two elements in the libel crime in which a judge has an obligation to prove them, subjective and objective element as well as malice. An offender cannot be blamed for his/her conduct unless he/she commits these elements. In the term of article 27 (3) of electronic transaction and information act no 11 of 2008, its content is still in accordance with the rule of law conception and several articles of Indonesia Constitution of 1945 dealing with some fundamental rights of citizen and the right of freedom to express and to obtain information. State has untitled to make any limitation by prohibiting certain activities attacking the honor and image of person which is based on the same rights of the same freedom.
Pengaruh Perbedaan Media Dan Periode Transportasi Terhadap Pertumbuhan Bibit Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Ali, Mahrus; Putri, Berta; Romadoni, Soma
AQUASAINS Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.351 KB)

Abstract

Brown seaweed (Kappaphycus alvarezii) is one of the important aquaculture commodities in Indonesia. Tissue culture seaweed seed has higher quality than the natural ones, but tissue culture seaweed seed still imported from a specific area. Media and transportation period effect the seed freshness. The study was conducted to determine the effective of transportation medium and the optimal of transportation period. The study was conducted in the Ketapang’s marine, South Lampung. The study using experimental methods with completely randomized factorial design with two treatments and three replication for each treatment. The first treatment is the difference transport media (banana stem and sponge), and the second treatment is the difference transport period (24, 48, and 72 hours). The parameters observed were transport temperature, the seed freshness, seaweed growth weight, and water quality factor (pH, dissolved oxygen, salinity, temperature, water clarity, and flow velocity). The results showed that the seaweed was transported by the media banana stem had seed freshness and weight growth higher quality than the sponge media, and the transportation period affected the seed freshness and the seaweed growth weight.
PENGARUH PERIODE PANEN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS KARAGINAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii: KAJIAN RENDEMEN DAN ORGANOLEPTIK KARAGINAN Basiroh, Siti; Ali, Mahrus; Putri, Berta
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 8, No 2 (2016): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.207 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v8i2.3489

Abstract

Tujuan  penelitian  ini  yaitu  untuk  mengetahui  kualitas  karaginan Kappaphycus alvarezii yang  dipanen  dalam  periode  panen  yang  berbeda. Penelitian dilakukan  dengan menggunakan  Rancangan  Acak  Lengkap  (RAL) dengan  4 perlakuan  yaitu  periode  panen 35  hari,  40  hari,  45  hari,  50 hari  dan  55 hari  dengan  3  kali  pengulangan.  Data  yang diperoleh dianalisis  sidik  ragam menggunakan  ANOVA  dan  hasil  yang  berbeda nyata dilanjutkan  dengan  uji lanjut  Beda  Nyata  Terkecil  (BNT). Berdasarkan hasil  analisis rendemen karaginan, rendemen rumput laut kering dan uji organoleptik, diketahui bahwa kualitas karaginan terbaik diperoleh dari periode panen 45 hari. Sedangkan berdasarkan hasil  analisis  sidik  ragam  dan  uji lanjut  BNT  menunjukkan bahwa periode  panen  K.alvarezii berpengaruh nyata terhadap kualitas karaginan yang dihasilkan.KATA KUNCI: Kappaphycus alvarezii, karaginan, periode panen.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG KEPALA IKAN TERI TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) Ali, Mahrus; Santoso, Limin; Fransiska, Dike
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 1 (2015): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.447 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i1.2495

Abstract

Salah satu faktor penting dalam budidaya ikan nila adalah ketersediaan pakan yang memadai. Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan, namun pembudidaya sering mengalami kendala karena harga pakan yang tinggi. Hal ini terjadi karena bahan baku pakan seperti tepung ikan masih diimpor. Untuk mengatasinya perlu alternatif sumber bahan baku salah satunya adalah memanfaatkan limbah kepala ikan teri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi pakan yang terbaik untuk pertumbuhan ikan nila, menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan A (tepung ikan 100%), B (tepung kepala ikan teri 25% dan tepung ikan 75%), C (tepung kepala ikan teri 50% dan tepung ikan 50%), D (tepung kepala ikan teri 75% dan tepung ikan 25%), E (tepung kepala ikan teri 100%). Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT. Parameter yang diamati berupa: pertumbuhan, retensi protein, feed convertion ratio (FCR), dan survival rate (SR). hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan tepung kepala ikan teri dalam pakan buatan pada perlakuan E memberikan pengaruh nyata dibandingkan perlakuan A, B, C, dan D yakni didapat pertumbuhan, dan retensi protein tinggi, sedangkan nilai FCR rendah. Hal tersebut menyatakan bahwa tepung kepala ikan teri mampu menggantikan tepung ikan.KATA KUNCI: Ikan nila, limbah ikan teri, pakan.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI PERAIRAN PULAU PASARAN PROVINSI LAMPUNG UNTUK BUDIDAYA KERANG HIJAU (Perna viridis) Ali, Mahrus; Maharani, Henni Wijayanti; Hudaidah, Siti; Fornando, Hermawan
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 2 (2015): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.216 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i2.2484

Abstract

Kerang hijau merupakan salah satu komoditas perikanan laut yang digemari oleh masyarakat. Di Lampung budidaya kerang hijau baru dirintis beberapa tahun terakhir. Budidaya ini terdapat di sekitar Teluk Lampung seperti perairan Ringgung (Pesawaran) dan Pulau Pasaran (Bandar Lampung). Analisis kesesuaian lahan di perairan Pulau Pasaran untuk budidaya kerang hijau (Perna viridis) dapat diamati dengan menganalisis faktor fisika, kimia dan biologi air menggunakan metode rating point. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian perairan Pulau Pasaran untuk budidaya kerang hijau. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan parameter pendukung di 5 stasiun di sekitar perairan Pulau Pasaran. Hasil pengukuran menunjukan salinitas, pH, temperatur, DO dan substrat perairan Pulau Pasaran baik untuk budidaya, sedangkan parameter kekeruhan, kecepatan arus, kedalaman dan klorofil-a kurang mendukung untuk budidaya kerang hijau. Secara keseluruhan rating point kesesuaian lahan perairan Pulau Pasaran. sebesar 6,72 yang menunjukkan bahwa perairan Pulau Pasaran memiliki tingkat kesesuaian cukup baik untuk budidaya kerang hijau. Lokasi terbaik untuk budidaya kerang hijau pada stasiun 2 dengan rating point 7,1.KATA KUNCI: Kerang hijau, kesesuaian lahan, Lampung, rating point.