I Wayan Alit Artha Wiguna
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, Jl. By Pass Ngurah Rai PO Box 3480 Denpasar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE CONTRIBUTION OF RICE FARMING ON NITROGEN ENRICHMENT IN YEH SUNGI WATERSHED, TABANAN BALI Alit Artha Wiguna, I Wayan; Lansing, J. Stephen; Adnyana, Oka
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan program intensifikasi pertanian melalui konsep revolusi hijau membuat meningkatnyaproduksi padi secara dramatis sehingga pada tahun 1984 Indonesia mencapai swa-sembada beras. Uniknya, sebelumtahun 1984 Indonesia dikenal sebagai negara pengimpor beras yang terbesar di dunia. Akan tetapi, disampingprestasi yang spektakular dalam produksi padi, dalam beberapa hal revolusi hijau juga memberi kontribusi dampakyang tidak menguntungkan terhadap ekosistem.Perkembangan pertanian di Bali, khususnya sawah sangat terkaitdengan sistem subak. Subak adalah pengaturan air irigasi tradisional di Bali yang telah dilaksanakan sejak berabadabadyang lalu. Sehubungan dengan masalah di atas, penelitian ini telah dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai(DAS) Yeh Sungi di Kabupaten Tabanan, daerah di bagian barat Bali. Daerah penelitian meliputi delapan subakyaitu: Subak Apit Yeh and Subak Uma Poh di daerah hulu tempat tangkapan air; Subak Padangakitan, Jaka, Sungi I,Bena, dan Subak Tangkub di daerah tengah; dan Subak Gde Gadon I di daerah hilir. Penelitian ini dilakukan selama12 bulan, mulai dari bulan April 2001 hingga Maret 2002. Tujuan penelitian adalah: (1) meneliti tingkat pengayaanhara nitrogen di air irigasi yang berkaitan dengan aplikasi intensif pupuk anorganik di berbagai sistem pertaniandalam sistem subak di Bali; (2) meneliti kualitas lingkungan air, berkaitan dengan tingkat pengayaan hara nitrogendi dalam air irigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengayaan hara pada air irigasi berkaitan dengan sistempertanian pada sistem subak. Tingkat pengayaan hara di daerah hulu lebih tinggi daripada di daerah tengah dan hiliruntuk N-NO3-; untuk memelihara kelangsungan ekosistem Subak, maka aplikasi pupuk N harus mempertimbangkankandungan hara tersebut dalam air irigasinya. Pelaksanaan pertanian telah menyebabkan pengayaan hara nitrogenyang berlebihan di daerah irigasi, khususnya di daerah tengah maupun hilir yang masing-masing didominasi olehpola pertanian padi-padi-padi dan padi-padi-palawija. Untuk memelihara kelangsungan ekosistem subak, makaaplikasi pupuk nitrogen harus mempertimbangkan kandungan hara di air irigasi.Kata kunci: sistem pertanian padi, pengayaan air irigasi, ekosistem subak. The implementation of agricultural intensification program through the green revolution concept has madethe increasing rice production dramatically and in 1984 Indonesia achieved ice self-sufficiency. Uniquely, before1984 Indonesia was known as the biggest rice importing country in the world. However, beside of spectacularachievement in rice production, green revolution to some cases also contributes less favorable impact to theecosystem. The agricultural development in Bali, particularly rice field is closely related to the subak system. Subakis a traditional model of irrigation water treatment in Bali practiced since centuries ago. The related to abovementionedissues, this research has been conducted at Yeh Sungi watershed in Tabanan District, western part ofBali. The research site includes eight subaks: Subak Apit Yeh and Subak Uma Poh at upstream area of catchmentsarea; Subak Padangakitan, Jaka, Sungi I, Bena, and Subak Tangkub at the middle area; and Subak Gde Gadon I atdownstream area. This research was carried out for 12 months between April 2001 and March 2002. The objectionof this research were: (1) to investigate the water enrichment level of N nutrients in the irrigation water related to theintensive application of inorganic fertilizers at various farming systems in subak system in Bali; (2) to investigatethe water environment quality, related to the water enrichment level of N nutrient in the irrigation water. Research96Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol. 6, No. 2, Juli 2003 : 95-106results showed that nutrient enrichment on irrigation water related to farming system on subak ecosystem. The levelof nutrient enrichment at upstream (hulu) area is higher than the middle (tengah) and downstream (hilir) areas for N-NO3-.To maintain the sustainability of subak ecosystem, therefore the application of N fertilizer should considerthose nutrients content in irrigation water. The agricultural practice has caused excessive enrichment of N nutrientsin irrigated area, especially at the middle as well as downstream areas dominated by rice-rice-rice and rice-ricepalawija(second crop) cropping patterns.Key words: rice farming system, water enrichment, subak ecosystem.
AN ECOLOGICAL ASSESSMENT OF SITU BABAKAN LAKE FOR AGROTOURISM DEVELOPMENT IN JAKARTA Indrasti, Rita; Bakrie, Bachtar; Alit Artha Wiguna, I Wayan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Situ Babakan telah ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di wilayah Propinsi DKI Jakartakarena berada ditengah-tengah lokasi pengembangan Perkampungan Budaya Betawi di Kotamadya JakartaSelatan. Sebuah pengkajian telah dilakukan dalam upaya membantu pemerintah untuk mengembangkan danau inisebagai wilayah agrowisata. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk a) mempelajari kualitas air dari danautersebut dan b) mengetahui persepsi tentang pengembangan danau sebagai wilayah agrowisata dari masyarakatyang tinggal di sekitar danau dan dari tamu yang mengunjungi danau. Dari pengkajian ini diperoleh hasil bahwaa) danau Situ Babakan mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai wilayah agrowisata yangdiperlihatkan oleh kualitas air danau yang cukup baik; b) baik penduduk yang tinggal di sekitar danau maupuntamu yang mengunjungi danau sangat mengharapkan agar danau ini dikembangkan secara profesional danberkelanjutan sebagai wilayah agroturisme. Saran kebijakan untuk pengembangan situ Babakan adalah : a) perlupenataan tata ruang di wilayah sekitar situ, b) perlu melibatkan masyarakat setempat dalam pengembangan situBabakan, c) sumber-sumber pencemar perairan situ Babakan perlu dikendalikan dengan sebaik-baiknya, sehinggakualitas perairan situ dapat dipertahankan, d) penataan KJA (Keramba Jaring Apung) perlu dilakukan agarkeindahan dan kelestarian situ dapat dipertahankan.Kata Kunci : pengkajian lingkungan, pengembangan agro wisata, danau Situ Babakan Situ Babakan Lake is determined as one of tourism areas in DKI Jakarta province due to its strategiclocation in the center of Betawi Cultural Village development in South Jakarta municipality. This assessment wasaimed at assisting the local government in developing the lake as an agro-tourism area. Specifically, objectives ofthe study were (a) to study water quality of the lake, and (b) to know perceptions of surrounding community andvisiting tourists regarding the development of the lake as an agro-tourism area. The results showed that (a) SituBabakan showed its potential for an agro-tourism area due to its good water quality, (b) local community andvisiting tourists expected that the local government should promote the lake as sustainable and professionallydeveloped agro-tourism area.. Policy recommendations of the study are: (a) local government has to properlydesign the surrounding area of the lake, (b) involving local community in developing the lake as an agro-tourismarea, (c) controlling sources of pollution to sustain water quality of the lake, and (d) existing floating nets are to bemaintained for its best scenic views of the area.Key words: environmental assessment, agro-tourism development, Situ Babakan lake