Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi Digital di Indonesia Allifiansyah, Sandy
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1495.193 KB) | DOI: 10.24002/jik.v13i2.676

Abstract

Abstract: Internet appears as a new medium for youth generation to shape and to articulate discourses in a unique ways known as internet meme. In Indonesia, internet meme is not an expression of youth jokes, but also their reflection through everday lives issues, like democracy, social, and politics. The discourse battleground in particular internet memes expands the democracy itself. This research examines the dynamics of discourse in two biggest Indonesian political controversy in 2014 by using Anthony Giddens’ structuration.Abstrak: Internet menjadi medium baru kaum muda untuk membentuk wacana dan mengartikulasikannya ke dalam sebuah bentuk yang unik, yakni internet meme. Di Indonesia, meme digunakan sebagai ekspresi lelucon sekaligus refleksi kaum muda terhadap kehidupan sehari-hari menyangkut aspek-aspek demokrasi, sosial, dan politik. Adu wacana antar kaum muda via meme yang tersebar di internet mengenai isu-isu sosial politik, memperluas spektrum demokrasi. Riset ini melihat dinamika wacana dalam internet meme mengenai dua isu politik besar di Indonesia pada tahun 2014 dengan menggunakan pendekatan stukturasi milik Anthony Giddens.
Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola) SANDY ALLIFIANSYAH D2C009024 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 Sandy Allifiansyah; Triyono Lukmantoro; Nurul Hasfi
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.651 KB)

Abstract

ABSTRACTName : Sandy AllifiansyahNIM : D2C009024Title : Indonesian Football Affairs in Cartoons (Semiotic Analysisof Editorial Cartoons in Tabloid Bola)Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, itcan stimulate the readers to see and represent it. In journalism, editorial cartoonwere also known as political cartoon. This term based on the politics issues thatoften represented in editorial cartoons of several mass media. In Indonesia someeditorial cartoon were also appear with a strong aspect of politics and policy.Neverthelss, Bola has a special theme of their editorial cartoons. The editorsalways represent the issue of the national sport affairs in their editorial cartoons,especially football issues.Indonesian football affairs in 2012 became the main focus in this research.This consideration based on the situation of Indonesian football affairs in 2012intself. As the the most popular sport in Indonesia, football has became themedium to get a power and interest. Beside that, football also became the favoriteentertainment for society and the people needs in Indonesia.This research used several theory for the basic ideas to reveal and examinehow editorial cartoons in Bola represented The Indonesia football affairs in 2012.Several theories used in this research are the representation by Stuart Hall, EllisCashmore notable ideas about sport and values, and the way Seno GumiraAjidarma thoughts about editorial cartoon from humorous and critical side. Alleditorial cartoons in this research are examined by semiotic approach from RolandBarthes and Saussure with syntagmatic, paradigmatic and the aspect of denotationand conotation. This semiotic approach used to understand how the Indonesianfootball affairs were represented in editorial cartoons of Bola in the 2012. Thisresearch reveals that Bola’s editorial cartoons represented the delapidatedconditions of Indonesian football affairs. Neverthless, this editorial cartoons alsogave the support for Indonesian national team and represented how the societymeans football in their everyday life.Keywods : representation, cartoons, editorial, humor, sportABSTRAKSINama : Sandy AllifiansyahNIM : D2C009024Judul : Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis SemiotikaEditorial Cartoon Tabloid Bola)Editorial Cartoon dalam media massa cetak memiliki posisi yang unik. Posisinyasebagai sebuah tajuk rencana dalam bentuk gambar, menjadi rangsangan bagimasyarakat untuk melihat dan merepresentasikannya. Istilah editorial cartoonsering pula disebut sebagai political cartoon. Di Indonesia, beberapa editorialcartoon juga hadir dalam balutan unsur politik yang kuat. Namun, tabloid Bolamemiliki ciri khasnya tersendiri dalam menyajikan editorial cartoon mereka.Konsistensi redaksi untuk selalu menghadirkan situasi keolahragaan, khususnyapersepakbolaan di Indonesia, menjadi keunikan yang tidak dimiliki media massaolah raga lain di Indonesia.Persepakbolaan Indonesia pada tahun 2012 menjadi fokus dalam penelitianini dengan pertimbangan bahwa situasi persepakbolaan nasional sepanjang tahuntersebut terjadi pergolakan kepentingan dalam tubuh kepengurusan dan prestasitimnas Indonesia. Beberapa teori yang berkaitan dengan representasi, humor, danolah raga, digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah editorial cartoon Bolamerepresentasikan situasi persepakbolan Indonesia di tahun 2012. Teori-teoritersebut adalah teori representasi dari Stuart Hall, teori dari Ellis Cashmoretentang olah raga, pemikiran dari Seno Gumira Ajidarma tentang editorialcartoon yang dikaji dengan menggunakan pendekatan semiotika yang mengambilinspirasi dari pemikiran-pemikiran dari Roland Barthes dan Saussure tentangporos sintagmatik, paradigmatik dan aspek denotasi serta konotasi.Penelitian ini menunjukkan bahwa Bola melalui editorial cartoonnyamerepresentasikan buruknya situasi persepakbolaan Indonesia di tahun 2012,yang direpresentasikan lewat hadirnya dualisme kepemimpinan, dualisme timnasional, bentrokan suporter, dan anjloknya posisi Indonesia pada rangking FIFA.Meskipun demikian, editorial cartoon Bola tetap memberikan ruang untukmendukung timnas di laga-laga internasional. Selain itu editorial cartoon Bolajuga merepresentasikan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai sepak boladalam kehidupan sehari-hari mereka.Kata kunci : representasi, kartun, editorial, humor, olah ragaJURNALPersepakbolaan Indonesia dalam Kartun(Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola)PENDAHULUANTabloid Bola adalah salah satu tabloid olah raga di Indonesia yang sangat populer.Semenjak pertama kali tampil sebagai sisipan di harian Kompas, tabloid Bolahingga kini tetap mendapat tempat khusus di hati para penikmat dan pemerhatiolah raga di Indonesia. Salah satu indikasinya adalah konsistennya Bola dalammemberitakan kejadian dan berita seputar olah raga di Indonesia bahkan dibelahan dunia.Bola mempunyai sebuah editorial cartoon atau yang mereka sebutsebagai kartun opini. Kartun editorial ini mempunyai posisi yang unik karenaselalu merepresentasikan kondisi keolahragaan di Indonesia, terutama sepak bola.Kartun ini juga memuat Si Gundul sebagai maskot Bola. Pada edisi Bola pada hariSenin dan Kamis di tahun 2012, kartun Si Gundul muncul dua kali dalam duarubrik, yakni rubrik Forum Pembaca dan rubrik Kartun “Sepakbolaria” atau “SiGundul”. Dalam dua kali kemunculannya tersebut, Si Gundul hadir dalam duatampilan yang berbeda, pada rubrik Forum Pembaca, Si Gundul secara eksplisitmenghadirkan permasalahan mengenai pengelolaan dan kondisi olah raga diIndonesia. Sedangkan pada rubrik Kartun “Sepakbolaria” dan “Si Gundul”, kartunini hadir dalam sajian yang netral dan hanya menghadirkan humor-humor khasolah raga.Sosok Si Gundul yang kerap muncul dalam kartun opini di rubrik ForumPembaca Bola setiap Senin dan Kamis di tahun 2012, ternyata tidak hanyamenyuguhkan humor dan lelucon saja, melainkan juga merepresentasikan sebuahkondisi keolahragaan di Indonesia di tahun 2012, khususnya dalam bidang sepakbola, semisal konflik kepengurusan PSSI serta prestasi timnas Indonesia diberbagai ajang internasional. Bagaimanakah situasi persepakbolaan di Indonesiadirepresentasikan dalam kartun opini yang terdapat dalam rubrik Forum Pembacatabloid Bola di tahun 2012?Penelitian diharapkan dapat menambah dan mengembangkan kajianhumor dalam teori komunikasi yang implementasinya tidak hanya sebatas padaaspek politik, tetapi juga merambah pada aspek lain, yakni olah raga. Penelitianini mengambil pemikiran-pemikiran tentang representasi dari Stuart Hall, teorihumor dari Ermida yaitu ketidakbernalaran, penghinaan/superioritas, dan release.Ada pula teori-teori tentang olah raga dari Ellis Cashmore yang memandang olahraga dari berbagai pemikiran seperti Weberian, Marxis dan lain sebagainya.Penelitian ini menggunakan analisis semiotika yang melibatkan porossintagmatik, paradigmatik, dan aspek-aspek seperti denotasi dan konotasi untukmengungkap pesan tersembunyi dari editorial cartoon tersebut yang nantinya bisamenunjukkan posisi Bola terkait situasi persepakbolaan di Indonesia pada tahun2012.Penelitian ini membagi editorial cartoon Bola ke dalam dua sisi, yaknisatire dan support. Dari sisi satire, kartun ini dibagi ke dalam tujuh tema, yakniKonflik PSSI dan KPSI, ancaman sanksi FIFA, dualisme timnas, politisasi timnas,rekonsiliasi, campang-campingnya kondisi timnas dan prestasi timnas yangmencapai titik nadir di kancah internasional. Namun, editorial cartoon Bola tidakselamanya memberikan kritik dan evaluasi terhadap kondisi persepakbolaan diIndonesia selama tahun 2012. Unsur support juga dihadirkan saat timnasIndonesia berlaga di kancah internasional. Perhelatan piala AFF 2012 menjadifokus utama editorial cartonn Bola dalam menghimpun dukungan bagi timnasIndonesia. Selain itu, Bola juga menyajikan editorial cartoon yangmerepresentasikan kondisi masyarakat Indonesia dalam memaknai tayangansepak bola dan menggunakannya sebagai candu atas kesakitan sosial yang ada disekitar mereka. Pada penelitian ini, aspek tersebut disebut soccer and society.ISIPenelitian ini terbagai ke dalam dua bab pembahasan yang membahas editorialcartoon Bola dari dua sisi tersebut. Dari sisi satire dapat diketahui bahwa posisiBola mengenai konflik yang mendera persepkabolaan Indonesia di tahun 2012adalah sebagai berikut :1.Konflik PSSI dan KPSI : Bola memposisikan diri sebagai pihak yangmenyerukan persatuan dan penyelesaian konflik. Pada isu ini, Bola tidak memihakpada satu kubu, dan lebih menekankan pada percepatan penyelesaian konflik. Takjarang pula Bola menggunakan pendapat tokoh dan perayaan hari besar nasionalsebagai sarana introspeksi penyelesaian konflik.2. Rekonsiliasi : Rekonsiliasi bagi tabloid Bola hanyalah khayalan. Pada isurekonsiliasi ini, Bola tampak realistis, dan sangat mengacu pada kenyataan bahwasampai akhir tahun 2012 pun, rekonsiliasi belum juga tercapai. Hal yang menariktersaji pada kartun opini tanggal 13 Februari 2012. Pada kartun tersebut, Bolamenempatkan pihak KPSI sebagai pengacau terciptanya rekonsiliasi.3. Ancaman Sanksi FIFA : Secara keseluruhan kartun opini Bolamenempatkan diri sebagai wake up call atau pengingat bagi PSSI akan dekatnyasanksi dari FIFA. Mengingat pada tahun 2012, persepakbolaan Indonesia selaluditeror oleh deadline penyelesaian konflik oleh FIFA. Atas dari itulah kartun opiniBola selalu menjadi pengingat akan datangnya sanksi tersebut. Tujuannya agarkepengurusan PSSI peka terhadap ancaman tersebut.4. Politisasi di Tubuh PSSI : Pada kasus ini Bola memberikan kritikterhadap campur tangan Partai Demokrat dalam realisasi dana untuk timnasIndonesia. Hal tersebut juga ditunjukkan Bola saat terpilihnya Ramadhan Pohansebagai manajer timnas, sekaligus menjadi ketidaksetujuan Bola akan adanyapolitisasi di tubuh timnas Indonesia.5. Dualisme Timnas Indonesia : FIFA adalah organiasi tertinggi yangmempunyai hak mutlak untuk menentukan legalitas sebuah timnas untukmengikuti turnamen Internasional. Saat FIFA memutuskan bahwa timnas PSSIadalah timnas Indonesia yang legal dan berhak mengikuti Piala AFF 2012, makaBola juga memposisikan diri mereka sebagi media yang berdiri di atas legalitasFIFA. Bahkan pada kartun opini tanggal 18 Oktober 2012, Bola dengan tegasmengatakan bahwa timnas Indonesia bentukan KPSI adalah ilegal.6. Compang-campingnya Timnas Indonesia di Laga Internasional : Bolarealistis memandang kondisi compang-campingnya timnas di laga-lagainternasional, di antarnya saat partai persahabatan dan Pra Piala Asia. Sudutpandang Bola terhadap kondisi compang-campingnya timnas ini tampak padakartun opini tanggal 5 Juli 2012. Pada kartun tersebut Bola secara ekplisitmenunjukkan bahwa penyebab dari kondisi ini adalah buruknya kepengurusanPSSI, dan berimbas pada timnas Indonesia yang menjadi tumbal perselisihan.7. Prestasi Timnas Indonesia : Pada isu ini, Bola membandingakan posisitimnas Indonesia pada rangking FIFA dengan gelar akademik ketua umum PSSI.Selain itu, Bola juga membandingakan prestasi sepak bola Indonesia dengan juaraPiala Afrika 2012, Zambia, yang mempunyai penduduk lebih sedikit dantergolong negara miskin. Ada pula sindiran Bola akan rentetan hasil buruk timnasdi laga internasioanl, di antaranya kekalahan 0-10 melawan Bahrain, 0-6 melawanMalaysia Selection, dan 0-5 melawan Yordania.. Hal ini menunjukkan bahwaBola menempatkan kartun opini mereka sebagai satire sekaligus penggugahprestasi persepakbolaan nasional.Sementara itu dari sisi support atau soccer and society, Bolamerepresentasikan kondisi tersebut dalam pokok pembahasan sebagai berikut :8. Kontroversi Format dan Pendanaan Liga Indonesia : Editorial cartoonBola melauimenyotot keputusan Djohar Arifin sebagai ketua umum PSSI yangtidak segera menyatukan liga, dan malah mempertahankan format liga yangsebelumnya bermasalah di era kepemimpinan Nurdin Halid. Pendanaan liga jugadisorot oleh Bola dengan memberikan perhatian pada minimnya dana dansalahnya pengelolaan dari PT LPIS sebagai lembaga pengelola. Bahkan Bolamenunjukkan keprihatinannya terhadap tiga pemain asing Persipro Probolinggoyang terpakasa mengemis di jalanan demi menyambung hidup, sebagai akibat daritidak dibayarnya gaji mereka secaar penuh oleh pihak klub.9. Vandalisme Suporter Tanah Air : Isu ini direpresentasikan Bola denganwujud keprihatinan, tercatat dua kartun yang mengangkat demi ini munculberturut-turut dalam dalam kurun waktu seminggu. Peristiwa bentrokan suporteryang memilukan hingga merenggut korban jiwa tersebut terjadi saat partai Persijamelawan Persib di Gelora Bung Karno. Bola menjadikan tragedi ini sebagairangkaian permasalahan sepak bola nasional di tahun 2012 selain lain dualismeliga, dualisme kepemimpinan dan sanksi FIFA. Akumulasi masalah tersebutsemakin menambah runyam lingkaran setan persepakbolaan nasional di tahun2012.10. Tayangan Sepak Bola Adalah Candu Masyarat Indonesia : Bola ternyatamemiliki cara yang unik dalam menggambarkan situasi keseharian masyarakatIndonesia menjelang kejuaran dunia seperti Euro 2012. Bola merepresentasikanmelalui kartun opininya bahwa sepak bola telah masuk ke ruang-ruang keluargamasyarakat Indonesia, dan menjadi candu bersama untuk sejenak melupakankonflik politik yang mendera bangsa.11. Dukungan untuk Timnas Garuda : Tak hanya merepresentasikan konflikPSSI dan sanksi FIFA. Kartun opini Bola juga tidak sepenuhnya bersikap apatisterhadap timnas Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan saat Piala AFF 2012berlangsung, Bola menjadikan kartun opininya sebagai sarana untuk menghimpundukungan bagi timnas Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa kartun opini Bolabersifat prososial yang mengedepankan keinginan dan harapan masyarakatIndonesia.PENUTUPPenelitian mengenai representasi persepakbolaan Indonesia dalam kolom kartunopini Bola di tahun 2012 adalah penelitian yang berfokus pada kajian tentangeditorial cartoon Bola di tahun 2012. Editorial cartoon yang diteliti adalahbeberapa editorial cartoon yang membahas tentang situasi persepakbolaanIndonesia di tahun 2012. Tahun tersebut dipilih karena 2012 adalah tahun-tahunsaat persepakbolaan Indonesia mengalami banyak permasalahan dan menyitaperhatian publik. Di antaranya konflik kepengurusan, dualisme tim nasional,ancaman sanksi FIFA dan, bentrokan suporter.Kartun opini Bola sangat menarik, sebab topik yang dibahas spesifik dankonsisten, yaitu olah raga. Pada penelitian ini, editorial cartoon yang dibahasadalah editorial cartoon yang spesifik membahas sepak bola, denganpertimbangan bahwa sepak bola adalah olah raga yang paling populer diIndonesia, lengkap dengan berbagai situasi dan permasalahannya di tahun 2012.Mengacu pada pendapat dari Marco Impiglia bahwa olah raga dan politik adalahsaudara kandung. Kadang olah raga berada di bawah pengaruh politik. Kondisipersepakbolaan Indonesia di tahun 2012 adalah pembenaran argumen tersebut,dan kartun opini Bola menjadi watchog untuk mengawasi segala kepentingan dankonflik yang terkait pada persepakbolaan Indonesia. Lebih dari itu, kartun opiniBola juga tak ragu untuk tetap memberikan dukungan pada timnas Indonesia kalabertanding.Penelitian mengambil kesimpulan bahwa Kartun opini Bola memiliki duasisi dalam merepresentasikan persepakbolaan Indonesia di tahun 2012. Sisipertama adalah satire yang berarti memberikan kritik dan tanggapan terkait situasipersepakbolaan di tahun 2012. Sisi kedua adalah support, yang berartimemberikan dukungan untuk timnas Indonesia saat berlaga di partai internasional.Selain itu, Persepakbolaan Indonesia dalam kolom kartun opini Bola tidak hanyadirepresentasikan pada sisi konflik belaka. Aspek soccer and society juga hadirdalam kolom ini. Bola merepresentasikan hal tersebut dan menunjukkan bahwasepak bola telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, sekaligusmenjadi candu bagi masyarakat itu.Kesimpulan lain yang sekaligus merupakan kritik kepada Bola adalah Boladalam kartun opininya menunjukkan bahwa mereka berpihak pada otoritastertinggi sepak bola dunia, yakni FIFA. Hal tersebut tercermin dari keberpihakanBola pada timnas PSSI yang berhak tampil pada Piala AFF 2012 atas restu FIFA.Bola juga merepresentasikan FIFA pada kartun opininya sebagai pihak yangmemiliki kuasa penuh dalam menentukan nasib persepakbolaan Indonesia. Padatahun 2012, Bola tidak pernah memberi ruang untuk mengkritik berbagaikeputusan-keputusan FIFA terkait situasi persepakbolaan Indonesia. Kondisisebenarnya berbanding terbalik dengan tanggapan-tanggapan lain yang beredar dimedia massa nasional yang berani mengkritik keputusan terkait selalu terkatungkatungnyadeadline sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia.DAFTAR PUSTAKAAlvarado, Buscombe, dkk. 2001. Representation and Photography. China:PALGRAVEBairner, Alan. 2001. Sport, Nasionalism, and Globalization. New York: StateUniversity of New York PressBarker, Chris. 2004. The SAGE Dictionary of Cultural Studies. London: SAGEPublications LtdBennett, Andy.2005. Culture and Everyday Life. London: SAGE Publications LtdBerger, Arthur Asa. 2010. The Object of Affection. Semiothics and ConsumerCulture. New York: PALGRAVE MACMILLANBilig, Michael. 2005. Laughter and Ridicule. London: SAGE Publications LtdBottomore, Tom. 1991. Dictionary of Marxist Thought. Oxford: BlackwellPublishers LtdCashmore, Ellis. 2000. Making Sense of Sports. London: RoutledgeChandler, Daniel. 2007. Semiotics. The Basic. Abingdon: RoutledgeCribb, Robert & Kahin. 2004. Kamus Sejarah Indonesia. Depok:Komunitas BambuDanesi, Marcel. 2009. Dictionary of Media and Communications. United States ofAmerica: M.E. Sharpe, Inc.Ermida, Isabel. 2008. The Language of Comic Narratives. Humor Construction inShort Stories. Berlin: Walter de GruyterFranklin, Hamer, dkk. 2005. Key Concepts of Journalism Studies. London: SAGEPublications LtdGardiner, Michael E. 2000. Critiques of Everyday Life. New York. RoutledgeHall, Stuart. 1997. Representation. London: SAGE Publications LtdHebdige, Dick. 1979. Subculture. The Meaning of Style. London: RoutledgeKamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa DepartemenPendidikan NasionalJackson, Steven J. & David L. Andrews. 2005. Sport, Culture and Advertising.Identities, Commodities and The Politics of Representation. New York:Taylor & Francis e-LibraryKuncoro, Hanung. 2011. Si Gundul. Jakarta: Kompas GramediaLincoln, Yvonna S. & Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. California: SAGEPublicationsLeeuwen, Theo Van. 2005. Introducing Social Semiotics. New York: Taylor &Francis e-LibraryMazid, Bahaa-Eddin M. 2008. Discourse and Communication. Los Angeles:SAGE PublicationsNorrick, Neal R. & Delia Chiaro. 2009. Humor in Interaction. Amsterdam: JohnBenjamins Publishing CoO’Sullivan, Tim. Hartley, Saunders, dkk. 1994. Key Concept in Communicationand Cultural Studies. London: RoutledgePoire, Beth A. Le. 2005. Family Communication. Nurturing and Control in aChanging World. California Lutheran University: California Lutheran UniversityPressPrendergast, Chistopher. 2000. The Triangle of Representation. New York:Columbia University PressRachmadi, Benny & Muhammad Misrad. 2009. Lagak Jakarta. Jakarta: KompasGramediaRoss, Alison. 1998. The Language of Humor. London: RoutledgeRowe, David. 2004. Sport, Culture, and The Media. England: The OpenUniversity PressSchement, Jorge Reina. 2002. Encyclopedia of Communication and Infornation.United Stetes of America: Gale GroupSebeok, Thomas A. 2001. Signs: An Introduction to Semiotics. Toronto:University of Toronto PressSchnurr, Stephanie. 2009. Leadership Discourse at Work. Interactions of Humor,Gender and Workplace Culture. London: PALGRAVE MACMILLANSteier, Elena. 2008. Frince. A Cartoon History of The George Dubya Bush Years.United States of AmericaSterling, Christopher H. 2009. Encyclopedia of Journalism. California: SAGEPublications LtdStott, Andrew. 2005. Comedy. New York: RouledgeTamburrini, Claudio & Torbjörn Tännsjö. 2001. Values in Sport. New York:Taylor and Francis e-LibraryTalbot, Mary. 2007. Media Discourse. Representation and Interaction.Edinburgh: Edinburgh University PressThwaites, Davis, dkk. 2002. Introducting Cultural and Media Studies. SemioticApproach. New York: PALGRAVEWebb, Jean. 2009. Understanding Representation. London: SAGE PublicationsLtdWest, Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Analisisdan Aplikasi. Jakarta: Salemba HumanikaInternet :republikaonline.com. Kronologi perseteruan PSSI dan KPSI. Dikutip tanggal 1Mei 2013 jam 17.46kompas.com. Indonesia Tersingkir dari Piala AFF. Dikutip tanggal 4 Juni 2013kompas.com. Menpora Peringatkan KPSI Soal Adu Timnas. Dikutip tanggal 12Mei 2013 jam 23.45bola.net. Peringkat Indonesia Tertahan di Posisi 151. Dikutip tanggal 16 Mei2013 jam 20.12tempo.co. Piala Asia, Indonesia Satu Grup dengan Irak. Dikutip tanggal 14 Mei2013 jam 22.02detik.com. PSSI Tunjuk Ramadhan Pohan Jadi Manajer Timnas Senior. Dikutiptanggal 12 Mei 2013 jam 23.47kompas.com. Rangking Indonesia di FIFA Tembus Peringkat Terburuk. Dikutiptanggal 16 Mei 2013 jam 20.30bolaindo.com. Terus Ditagih, PT MBI Tak Bergeming. Dikutip 27 Mei 2013 jam23.13tribuntimur.com. Timnas KPSI Akan Uji Coba ke Australia. Dikutip 12 Mei 2013jam 23.48tempo.co. Tim Rekonsiliasi AFF Panggil PSSI. Dikutip tanggal 29 April 2013 jam18.17inilah.com. Dramatis! Zambia Juara Piala Afrika. Dikutip tanggal 16 Mei 2013jam 20.15kompasiana.com. Zambia, Indonesia, dan Pengurus PSSI. Dikutip tanggal 16 Mei2013 jam 20.18duniasoccer.com. Diego Michiels Dipastikan Tak Ikut ke Piala AFF. Dikutiptanggal 9 Juni 2013 jam 21.33bbc.co.uk. Kematian Diego Mendieta Akan Dibawa ke FIFA. Dikutip tanggal 1Mei 2013 jam 15.23fifa.com. Dikutip tanggal 10 Mei 2013 jam 13.12okezone.com. Di balik Sejarah Angry Birds. Dikutip tanggal 10 Mei 2013 jam13.45suarapembaharuan.com. Klub-klub ISL Tetap Menolak Pemainnya Begabung keTimnas. Dikutip tanggal 12 Mei 2013 jam 23.58suarapembaharuan.com. Rekonsiliasi PSSI dan KPSI Terancam Buntu. Dikutiptanggal 9 Mei 2013 jam 18.35bola.net. Gaji Tak Terbayar, Tiga Pemain Asing Persipro Mengemis. Dikutiptanggal 29 mei 2013 jam 21.09okezone.com. Kronologis Java Cup 2012 Ditunda. Dikutip tanggal 30 Mei 2013jam 21.05kaskus.co.id Kronologi Perseteruan PSSI dan KPSI. Dikutp tanggal 15 Juni 2013jam 20.05detik.com. 0-10 Kekalahan terbesar Indonesia. Dikutip tanggal 16 Mei 2013 jam20.19duniasoccer.com. Diego Dipastikan Tidak Ikut Piala AFF 2012. Dikutip 9 Juni2013 jam 21.36anneahira.com. Tabloid Bola, Pelopor Media Massa Bertema Olah Raga. Dikutiptanggal 25 April 2013 jam 20.32indomanutd.org, dikutip tanggal 4 Juni 2013 jam 22.34indonesiacitizens.org, dikutip 4 Juni 2013 jam 23.35Media Cetak :Kompas 5 April 2012. Rekonsiliasi PSSI Terancam Status LSIKompas 11 Oktober 2012. Peringkat Terburuk Indonesia dalam Sejarah
MENYAKSIKAN MASA LALU MELALUI BIOPIC FILM DALAM KAJIAN HISTORIOGRAFI VISUAL Sandy Allifiansyah
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 3, No 01 (2017): BRICOLAGE: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.959 KB) | DOI: 10.30813/bricolage.v3i01.846

Abstract

Historical text from now on could be see in a visual form. Along with the technology, the interpretation about the past and its prominent figures become more plural. The audiences have been served the visual historiography (historiopothy) when they watched the biopic or any other historical movies. This visual historiography has a strong and weakness sides. On the positive side, we can see how the historical text is getting more fluid. There is no monopoly on the systematic historiography and single interpretation about what happened in the past. But another problem comes form on the other side about the competence and subjectivity of the historical author themselves.Keywords: discourse, narration, postmodernism, visual historiography